Berikut ini yakni bahasan penelitian secara umum diawali dengan sub judul pemahaman penelitian dilanjutkan dengan menawarkan beberapa karakteristik dari tata cara ilmiah karena merupakan mekanisme atau cara tertentu yang dipakai untuk menemukan wawasan yang disebut dengan ilmu atau wawasan ilmiah. Metode ilmiah ini pula yang mendasari setiap tata cara penelitian.
Beberapa peneliti mempunyai pertimbangan bahwa suatu penelitian itu harus dikerjakan secara ilmiah. Untuk itu perlu dimengerti beberapa persyaratan yang mesti dipenuhi supaya suatu penelitian dikatakan selaku penelitian ilmiah.
Selanjutnya diuraikan beberapa tujuan yang hendak diraih dalam melakukan penelitian, dan pada akhir postingan dibahas duduk perkara paradigma observasi. Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menerangkan bagaimana cara pandang peneliti kepada fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori. Paradigma observasi juga menerangkan bagaimana peneliti memahami sebuah persoalan serta tolok ukur pengujian selaku landasan untuk menjawab masalah penelitian.
Pengertian Penelitian
Ada beberapa definisi atau pengertian penelitian yang sudah dikemukan oleh beberapa ahli, antara lain:
- Penelitian yaitu investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari sebuah proposisi hipotesis tentang kekerabatan tertentu antar fenomena (Kerlinger, 1986: 17-18).Penelitian yaitu refleksi dari cita-cita untuk mengenali sesuatu berbentukfakta-fakta atau fenomena alam. Perhatian atau pengamatan awal terhadap fakta atau fenomena merupakan permulaan dari acara observasi yang menyebabkan sebuah pertanyaan atau dilema (Indriantoro & Supomo, 1999: 16).
- Penelitian intinya ialah observasi yang sistematis dengan tujuan untuk menemukan pengetahuan yang bemanfaat untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan problem dalam kehidupan sehari-hari (Indriantoro & Supomo, 1999: 16).
- Penelitian bisnis adalah sebuah proses sistematis dan obyektif yang meliputi pengumpulan, analisis data untuk menolong pengambilan keputusan bisnis (Zikmund, 2000: 5).
- Suatu observasi sistematis yang memperlihatkan informasi untuk menuntun keputusan bisnis (Cooper & Emory, 1995: 11).
- Suatu upaya sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu problem yang muncul dan dunia kerja yang memerlukan penyelesaian (Sekaran, 2000: 3).
- Suatu investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis mengenai suatu fenomena yang menjadi perhatian pengambilan keputusan manajerial (Davis & Cosenza, 1993: 9).
Berdasarkan beberapa definisi penelitian tersebut mampu diambil kesimpulan bahwa penelitian merupakan sebuah proses pengumpulan, pencatatan, dan analisis data yang sistematis untuk pengambilan kesimpulan yang objektif.
Metode Ilmiah
Definisi-definisi penelitian yang diungkapkan di atas menunjukkan penelitian yang menggunakan metode penelitian ilmiah (scientific research method). Secara lazim suatu observasi mampu dikerjakan dengan metode observasi ilmiah dan metode penelitian naturalis (naturalistic research method). Penelitian yang memakai metode naturalis sejalan dengan grounded theory atau sistem ini sering juga disebut dengan pendekatan kualitatif. Pembahasan perihal perbedaan kedua pendekatan ini akan dibahas lebih lanjut dalam sub judul paradigma penelitian.
Metode ilmiah ialah mekanisme atau cara-cara tertentu yang dipakai untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut dengan ilmu atau wawasan ilmiah (Senn,1971:4-6). Epistemologi (filsafat wawasan) merupakan sebuah cara untuk memperoleh wawasan dalam kajian filsafat. Dengan demikian, sistem ilmiah merupakan epistemologi ilmu yang mengkaji sumber-sumber untuk menemukan kajian yang benar.
Metode penelitian ilmiah berfokus pada metode yang kokoh untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, menganalisis data dan menarik kesimpulan yang valid. Penelitian ilmiah bersifat lebih obyektif alasannya tidak berdasarkan pada perasaan, pengalaman dan intuisi peneliti semata yang bersifat subyektif. Penelitian ilmiah melibatkan theory construction dan theory verification. Kontruksi teori merupakan suatu proses untuk membentuk struktur dan kerangka teori yang akan dipakai untuk mengembangkan sebuah hipotesis yang berhubungan dengan struktur teorinya. Selanjutnya dengan menggunakan fakta, maka hipotesis tersebut diuji secara empiris.
Meskipun tidak ada konsensus perihal urutan dalam metode observasi sebagai sistem ilmiah, metode ilmiah lazimnya mempunyai beberapa karakteristik lazim sebagai berikut (Davis & Cosenza, 1993: 37; Sekaran, 1992, 2003):
- Kritis dan analitis: mendorong suatu kepastian dan proses observasi untuk mengidentifikasi dilema dan metode untuk menerima solusinya.
- Logis: merujuk pada metode dari argumentasi ilmiah. Kesimpulan rasional diturunkan dari bukti yang ada.
- Testabiity: penelitian ilmiah harus mampu menguji hipotesis dengan pengujian statistik yang memakai data yang dikumpulkan.
- Obyektif: hasil yang diperoleh ilmuwan yang lain akan sama jika studi yang sama dikerjakan pada kondisi yang sama. Hasil penelitian dikatakan ilmiah apabila dapat dibuktikan kebenarannya.
- Konseptual dan Teoretis: ilmu wawasan mengandung arti pengembangan sebuah struktur desain dan teoretis untuk menuntun dan mengarahkan upaya observasi.
- Empiris: metode ini pada prinsipnya berstandar pada realitas.
- Sistematis: mengandung arti sebuah prosedur yang cermat. Suatu observasi dikatakan penelitian ilmiah yang baik bila memenuhi standar berikut (Sekaran, 1992, 2003); Indriantoro & Supomo, 1999: 14-15).
- Menyatakan tujuan secara jelas.
- Rigor (kokoh): penelitian ilmiah memperlihatkan proses observasi yang dilaksanakan secara hati-hati (prudent) dengan keakurasian yang tinggi. Basis teori dan desain penelitian yang bagus akan memperbesar kekokohan dari penelitian ilmiah.
- Menggunakan landasan teoretis dan sistem pengujian data yang relevan.
- Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah teoretis atau menurut pengungkapan data.
- Mempunyai kemampuan untuk diuji ulang (replikasi).
- Memilih data dengan presisi sehingga jadinya dapat dipercaya. Tidak ada observasi yang tepat dan ketepatannya tergantung pada doktrin peneliti yang dapat diterima biasa . Kesalahan pengukuran data mampu menjadikan ketepatan penelitian menurun. Desain penelitian mesti dikerjakan dengan baik sehingga hasil penelitian mampu akrab dengan kenyataannya (precision) dengan tingkat probabilitas kepercayaan (confidence) yang tinggi.
- Menarik kesimpulan dikerjakan secara obyektif. Hasil observasi ilmiah akan memperlihatkan hasil dan konklusi yang obyektif bila tidak dipengaruhi oleh faktor subyektif peneliti.
- Melaporkan karenanya secara parsimony (praktis), adalah observasi ilmiah memiliki fasilitas di dalam menerangkan hasil penelitiannya.
- Temuan penelitian dapat digeneralisasi. Hasil observasi ilmiah mampu untuk diuji ulang dengan hasil yang konsisten dengan waktu, obyek, dan situasi yang berlawanan.
Proses Berpikir
Penelitian digambarkan sebagai sebuah acara untuk menuntaskan suatu teka-teki. Bagi seorang peneliti, teka-teki ialah problem-masalah yang dapat teratasi atau diatasi melalui penalaran. Setiap dikala kita melakukan daypikir dengan tingkat keberhasilan yang berbeda dan mengkomunikasikan pemahaman itu dalam bahasa sehari-hari, atau dalam masalah-perkara khusus, dalam bentuk logis dan simbolis. Penyampaian pengertian itu melalui dua cara yaitu eksposisi atau argumentasi.
Eksposisi berisikan pernyataan-pernyataan deskriptif yang sekadarnya saja dan memiliki alasan-argumentasi. Argumentasi memungkinkan kita untuk menjelaskan, mengartikan, membela, menantang, dan menjajaki pemahaman yang disampaikan. Hasil penelitian mesti dijelaskan dengan argumen yang mampu diterima. Ada dua jenis bentuk argumen yang sungguh penting dalam penelitian yakni deduksi (deduction) dan induksi (induction).
Tujuan Penelitian
Tujuan observasi merupakan apa yang ingin dicapai oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya. Tujuan dari penelitian tidak sama dengan tujuan peneliti. Sering ditemui di beberapa tesis atau disertasi bahwa tujuan penelitian yaitu selaku salah satu syarat lulus pendidikan S1 maupun S2. Tujuan tersebut bukan merupakan tujuan penelitian tetapi merupakan tujuan peneliti untuk mendapatkan gelar studinya yang disyaratkan untuk melakukan observasi tersebut.
Dari beberapa pengertian observasi yang sudah diungkapkan sebelumnya maka mampu diambil kesimpulan bahwa observasi tersebut mempunyai beberapa tujuan diantaranya:
- Meningkatkan atau mengembangkan pengetahuan (Buckley dkk). Dalam observasi bisnis misalnya, tujuan ini ialah tujuan yang bersifat jangka panjang alasannya biasanya tidak terkait secara eksklusif dengan pemecahan masalah-duduk perkara praktis.
- Menyelidiki masalah tertentu yang membutuhkan tanggapan.
- Menangkap opportunity atau peluang. Misalnya sebuah penelitian dengan informasi peningkatan sopan santun karyawan untuk kenaikan kinerja mereka.
- Memverifikasi fenomena yang terjadi dengan suatu teori yang sudah ada. Misalnya suatu penelitian dengan informasi penggunaan ekuitas yang lebih besar dibandingkan hutang untuk meminimalkan konflik kepentingan antara pemegang saham dan kreditur (menguji teori keagenan yang telah ada).
- Melakukan pengujian terhadap suatu fenomena untuk mendapatkan sebuah teori yang baru. Misalnya suatu penelitian dengan gosip kepemilikan manajerial yang mau memperkuat kekerabatan antara kesempatan tumbuh perusahaan dengan kebijakan pendanaan perusahaan (untuk mendapatkan teori).
Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menerangkan bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan perlakuan peneliti kepada ilmu atau teori. Paradigma penelitian juga menjelaskan bagaimana peneliti mengerti sebuah persoalan, serta standar pengujian selaku landasan untuk menjawab duduk perkara penelitian (Guba & Lincoln, 1988: 89-115). Secara umum, paradigma penelitian diklasifikasikan dalam 2 golongan ialah: Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif (Indiantoro & Supomo, 1999: 12-13). Kedua paradigm observasi tersebut memiliki tata cara masing-masing sehingga dikenal pula istilah tata cara observasi kualitatif dan tata cara penelitian kuantitatif.
Masing-masing paradigma sistem penelitian kualitatif maupun tata cara penelitian kuantitatif memiliki kelebihan dan juga kelemahan, sehingga untuk menentukan pendekatan atau paradigma yang akan dipakai dalam melaksanakan observasi tergantung pada beberapa hal diantaranya:
- Jika ingin melakukan suatu observasi yang lebih rinci yang menekankan pada faktor rincian yang kritis dan menggunakan cara studi kasus, maka pendekatan yang seharusnya digunakan ialah paradigma kualitatif. Jika penelitian yang dilakukan untuk menerima kesimpulan lazim dan hasil penelitian didasarkan pada pengujian secara empiris, maka seharusnya digunakan paradigma kuantitatif.
- Jika observasi ingin menjawab pertanyaan yang penerapannya luas dengan obyek observasi yang banyak, maka paradigma kuantitaif yang lebih tepat. Dan jikalau penelitian ingin menjawab pertanyaan yang mendalam dan detail khusus untuk satu obyek penelitian saja, maka pendekatan naturalis lebih baik digunakan.
Hasil observasi akan memberi donasi yang lebih besar bila peneliti mampu memadukan kedua paradigma atau pendekatan tersebut. Penggabungan paradigma tersebut diketahui perumpamaan triangulation. Penggabungan kedua pendekatan ini diperlukan dapat memberi nilai tambah atau sinergi tersendiri alasannya pada hakikatnya kedua paradigma memiliki keunggulan-keunggulan. Penggabungan kedua pendekatan dibutuhkan dapat mengurangi kekurangan di kedua paradigma.
Demikian uraian Pengertian, Metode, Tujuan dan Paradigma Penelitian yang kami ambil dari banyak sekali sumber yang berhubungan . Semoga mampu memperbesar khazanah wawasan menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan adanya suatu penelitian.
Source : Content Team