Jika kamu perhatikan rangkaian elektro, resistor merupakan unsur yang sering ditemumakan dalam rangkaian tersebut. Lalu, bahwasanya apa resistor, sehingga kita temukan tidak hanya satu atau dua, tetapi banyak. Nah, untuk mengetahu balasan tersebut, mari kita simak penjelasan berikut ini.
Pengertian Resistor
Resistor ialah bagian elektrik berjenis pasif yang berfungsi memberikan hambatan kepada fatwa arus listrik. Satuan nilai dari resistor yakni ohm lazimdisimbolkan Ω. Kata “ohm” ini diambil dari nama seorang Fisikawan Jerman ialah Georg Simon Ohm.
Setiap benda ialah resistor, karena intinya tiap benda mampu memberikan kendala listrik. Dalam rangkaian listrik diperlukan resistor dengan spesifikasi tertentu, mirip besar kendala, arus maksimum yang boleh dilewatkan dan karakteristik kendala kepada suhu dan panas.
Jenis Resistor
Resistor dibagi dalam 2 jenis ialah resistor yang bernilai tetap (resistor statis) dam resistor bernilai berubah-ubah (variable resistor). Resistor statis mempunyai sebuah nilai tahanan listrik yang tetap. Sedangkan variable resistor mempunyai nilai tahanan listrik yang berada dalam sebuah rentang jangkauan.
1. Resistor Statis
Resistor statis atau resistor bernilai tetap disusun menggunakan cincin-cincin warna. Cincin-cincin warna tersebut berfungsi sebagai aba-aba nilai resistor. Warna cincin berbeda-beda sesuai nilai resistor.
2. Variable Resistor
Pada variable resistor, nilai tahanan ;istrik berada dalam sebuah rentang jangkauan. Variable resistor memiliki bentuk beragam. Contoh variable resistor yaitu potensiobeter. Untuk lebih terang silahkan baca : Pengertian Potensiometer, Simbol, dan Jenis Potensiometer.
Kuantisasi Resistansi Resistor
Resistor mempunyai besaran yang disebut resistansi. Berikut ini klarifikasi mengenai resistansi. Dua buah kabel dihubungkan pada ujung-ujung resistor. Ketika kita berikan beda berpotensi pada kabel tersebut, arus listrik mengalir melalui resistor. Besarnya arus seimbang dengan memiliki potensi.
Resistansi, R (ohm) didefinisikan selaku rasio dari tegangan yang diberikan, V (volt), dibagi besar lengan berkuasa arus, I (ampere), yang dihasilkan oleh tegangan.
Jika dituliskan dalam bentuk rumus, nilai resistansinya yakni:
R = V / I
Dengan :
R = resistansi (ohm)
V = beda memiliki peluang (volt)
I = arus (ampere)
Bentuk Resistor
Pada skematik rangkaian, resistir disimbolkan sebagai garis zig-zag atau kotak dengan garis di kanan dan kirinya seperti gambar dibawah ini:
Gambar Simbol Resistor
Bentuk resistor yang umum ialah silinder tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat bulat membentuk gelang kode warna untuk mengenali besar resistansi, sehingga kita dapat mengenali besar resistansinya tanpa harus mengukurnya dengan ohmmeter.
Cincin instruksi resistansi dibaca ujung badan resistor ke arah cincin toleransi. Cincin toleransi terpisah dari kumpulan cincin-cincin yang lain. Dengan demikian pengguna akan dengan gampang mengetahui nilai resistansi suatu resistor. Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10%, dan 20% memiliki empat cincin (termasuk cincin toleransi). Resistor dengan toleransi 1% atau 2% memiliki lima cincin (tergolong cincin toleransi).
Cara Membaca Nilai Resistor
Membaca nilai resistor sesungguhnya mudah. Ada beberapa cara yang mampu kita gunakan untuk mengkalkulasikan nilai resistor yaitu yang pertama menggunkan multimeter, yang kedua memakai tabel warna yang tertera dalam resistor tersebut.
1. Dengan Menggunakan Multimeter
Hambatan dalam resistor dapat kita hidung menggunakan alat yang berjulukan multimeter. Multimeter sendiri dibedakan menjadi dua ialah multimer digital dan multimeter analog.
Pertama, menggunakan multimeter digital. Cara pemakiaian multimeter digital cukup gampang. Kita mengeset apalagi dulu ke mode “ohm”. Karna resistor tidak mempunyai kutub faktual (+) dan kutub negatif (+), maka terminal pada multimeter bisa dipasang pada kaki resistor walaupun bolak-balik. Hasil ukur nilai kendala resistor akan tampil dalam layar multimeter.
Yang kedua menggunakan multimeter analog. Dalam mengukur nilai kendala resistor memakai multimeter analog diharapkan kejelian dan ketrampilan. Kejelian di sini tujuannya yakni harus menyaksikan secara seksama posisi jarum multimeter memberikan angka berapa. Selanjutnya ketrampilan dalam mengkalkulasikan nilai akhir resistor. Memang terlihat cukup rumit, tetapi bila kita sudah terbiasa bekerjsama tidak cukup sulit menjumlah nilai resistor menggunakan multimeter analog.
Pengertian Dan Rumus: Induktansi, Resistansi, Kapasitansi
2. Dengan Kode Warna Resistor
Kode warna dalam suatu resistor mampu kita pakai untuk menentukan resistansinya. Kode warna tersebut berada di tubuh resistor. Umumnya, di tubuh resistor terdapat beberapa jumlah warnanya, yang paling kita temui yaitu empat warna, lima warna, dan enam warna.
Kode warna resistor saat ini yakni hasil perkembangan dari bangsa Eropa dan Amerika sekitar tahun 1957. Kode warna tersebut ditetapkan oleh tolok ukur manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) .
Cara Membaca Nilai Resistor 4 Warna
Cara membaca nilai resistor 4 warna sangat gampang. Karna akomodasi ini lah resistor ini sering digunakan oleh penduduk . Dengan menghapal instruksi resistor, kalian akan gampang mengerjakannya secara otomatis.
Gambar Cincin Resistor 4 warna untuk menentukan ukuran kendala
Cincin 1 dan 2 pada resistor 4 cincin memberikan nilai resistansinya. Untuk cincin ke 3 membuktikan faktor pengali atau jumlah nol yang digabung dari cincin 1 dan cincin 2. Untuk cincin ke 4 menunjukkan nilai toleransi resistor tersebut. Berikut ini tabel isyarat cincin 4 warna seperti di tunjukkan di bawah ini.
Tabel arahan warna cincin 4 warna
Contoh membaca resistor 4 cincin warna:
1. Suatu resistor karbon memiliki kode warna: putih-coklat-jingga-emas. Berapakah resistansinya?
Jawab:
– Putih (Cincin 1) memberikan angka pertama dengan nilai 9
– Coklat (Cincin 2) menunjukkan nilai kedua dengan nilai 1
– Jingga (Cincin 3) memberikan faktor pengali dengan nilai 103
– Emas (Cincin 4) menawarkan nilai toleransi sebesar 5%
Makara, resistansi resistor ini yakni 91×103 Ω ± 5% atau resistansi resistor ini 91×103 Ω dengan toleransi ± 5%
91×103 Ω x (100-5)% = 91 x 103 Ω 95% = 90.545 Ω
91×103 Ω x (100+5)% = 91 x 103 Ω 105% = 91.455 Ω
Dengan kata lain resistansi resistor ini terletak antara 90.545 Ω – 91.455 Ω
2. Suatu resistor karbon memiliki gelang warna: kuning-ungu-hijau-tanpa warna. Berapakah resistansinya?
Jawab:
– Kuning (Cincin 1) membuktikan angka pertama dengan nilai 4
– Ungu (Cincin 2) menawarkan angka kedua dengan nilai 7
– Hijau (Cincin 3) memperlihatkan faktor pengali dengan nilai 105
– Tanpa (Cincin 4) warna memberikan nilai toleransi sebesar 20%
Jadi, resistansinya resistor ini 47×105 Ω± 20% atau resistansi resistor ini 47×105 Ω dengan toleransi ± 2%.
47×105 Ω x (100-20)% = 47 x 105 Ω 80% = 3760 KΩ
47×105 Ω x (100+20)% = 47 x 105 Ω 120% = 5640 KΩ
Dengan kata lain resistansi resistor ini terletak antara 3760 KΩ – 5640 KΩ
Cara Membaca Nilai Resistor 5 Warna
Cara membaca nilai resistor 5 warna cukup gampang. Cara membacanya pun tidak jauh berlainan dari resistor 4 warna. Kunci untuk dapat membaca bilai resistor 5 warna dengan gampang yakni hapal arahan warna, maka kita akan gampang mengerjakannya..
Gambar Cincin Resistor 5 warna untuk menentukan ukuran kendala
Cincin 1, 2, dan 3 pada resistor 4 cincin memberikan nilai resistansinya. Untuk cincin ke 5 mengambarkan aspek pengali atau jumlah nol yang digabung dari cincin 1, 2, dan 3. Untuk cincin ke 5 memberikan nilai toleransi resistor tersebut, tetapi yang berbeda pada aba-aba 5 warna nilai toleransinya lebih rendah. Berikut ini tabel kode cincin 5 warna mirip di tunjukkan di bawah ini.
Pemahaman Avometer Dan Jenis Avometer Terlengkap