Pemahaman Pendidikan Dan Pendidikan Karakter Beserta Definisi, Tujuan Dan Fungsinya

Pendidikan sangat erat manfaatnya dalam kehidupan manusia Pengertian Pendidikan dan Pendidikan Karakter Beserta Definisi, Tujuan dan Fungsinya

Pendidikan sungguh akrab keuntungannya dalam kehidupan manusia. Salah satunya selaku media yang berfungsi menyebabkan manusia lebih baik dari sebelumnya. Manfaat lainnya yakni untuk memanusiakan manusia.

Apa yang dimaksud dengan pendidikan? Apa pemahaman pendidikan dan apa tujuan pendidikan? Apa tujuan pendidikan secara lazim? Semua balasan dari pertanyaan ini akan diulas lewat postingan ini. Ulasan ini dirangkum dari aneka macam sumber dengan maksud semoga teman-sobat semua terbantu dalam mengetahui pemahaman dari pendidikan, defenisi, tujuan dan fungsi. Turut disertai juga ulasan lengkap tentang pendidikan karakter.

Langsung saja simaklah klarifikasi berikut. Silahkan lihat apa saja bahan yang dibahas lewat daftar isi berikut.

Daftar Isi

Pendidikan

Salah satu sudut pandang yang bisa dianggap sebagai penunjang keberhasilan seseorang adalah pendidikan. Melalui pendidikan maka seseorang bisa menerima ilmu pengetahuan yang mampu menunjang kesuksesan karirnya kedepan.

Walaupun begitu, orang yang belum sekolah atau hanya lulusan SMA saja maka bukan bermakna tidak mampu berhasil. Demikian sebaliknya orang yang lulusan sarjana tidak selamanya akan sukses dikemudian hari. Kenapa hal tersebut bisa terjadi? sebab kesuksesan sungguh tergantung pada perjuangan individu masing-masing.

Sebelum membahas lebih mendalam perihal pendidikan, mari kita diskusikan dahulu perihal pengertiannya.

Pengertian Pendidikan Secara Umum

Pendidikan sangat erat manfaatnya dalam kehidupan manusia Pengertian Pendidikan dan Pendidikan Karakter Beserta Definisi, Tujuan dan Fungsinya

Secara umum, pemahaman pendidikan yakni sebuah proses pembelajaran wawasan, keterampilan, dan kebiasaan sekumpulan insan yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya lewat pengajaran, pelatihan, dan observasi.

Ada juga yang mengatakan definisi pendidikan yakni sebuah usaha sadar yang dilakukan secara sistematis dalam merealisasikan situasi berguru-mengajar semoga para akseptor bimbing dapat menyebarkan kesempatandirinya. Dengan adanya pendidikan maka seseorang mampu memiliki kecerdasan, adat mulia, kepribadian, kekuatan spiritual, dan keterampilan yang berfaedah bagi diri sendiri dan penduduk .

Dalam bahasa Inggris, kata pendidikan disebut dengan Education dimana secara etimologis kata tersebut berasal dari bahasa Latin, adalah Eductum. Kata Eductum terdiri dari dua kata, yaitu E yang artinya kemajuan dari dalam keluar, dan Duco yang artinya sedang meningkat . Sehingga secara etimologis arti pendidikan yakni proses berbagi kemampuan diri sendiri dan kekuatan individu.

Kaprikornus, singkatnya yang dimaksud dengan pendidikan yakni suatu proses pembelajaran terhadap peserta didik semoga memiliki pengertian kepada sesuatu dan menjadikannya menjadi seorang manusia yang kritis dalam berpikir.

Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli Dunia

Berikut persepsi para jago dunia ihwal pemahaman pendidikan.

1. Prof. Dr. John Dewey

Menurut Prof. Dr. John Dewey, pengertian pendidikan ialah suatu proses pengalaman. Karena kehidupan merupakan perkembangan, maka pendidikan berarti membantu kemajuan batin insan tanpa dibatasi oleh usia. Proses kemajuan yaitu proses pembiasaan pada setiap fase dan menambah kecakapan dalam pertumbuhan seseorang lewat pendidikan.

2. Martinus Jan Langeveld

Menurut M.J. Langeveld, pengertian pendidikan merupakan upaya dalam membimbing manusia yang belum cukup umur kearah kedewasaan. Pendidikan yaitu suatu usaha dalam membantu anak untuk melaksanakan tugas-peran hidupnya, semoga mampu berdiri diatas kaki sendiri dan bertanggung jawab secara budpekerti. Pendidikan juga diartikan selaku usaha untuk mencapai penentuan diri dan tanggung jawab.

3.Prof. Herman H. Horn

Prof. Herman H. Horn beropini bahwa pendidikan adalah suatu proses dari penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk yang telah berkembang secara fisik dan mental yang bebas dan sadar terhadap Tuhan seperti termanifestasikan dalam alam sekitar, intelektual, emosional dan kemauan dari insan.

4.Stella van Petten Henderson

Menurut Stella Van Petten Henderson, arti pendidikan yaitu kombinasi pertumbuhan, kemajuan diri dan warisan sosial.

5.Kohnstamm dan Gunning

Menurut Kohnstamm dan Gunning, pemahaman pendidikan merupakan sebuah pembentukan hati nurani manusia, ialah pendidikan yaitu suatu proses pembentukan dan penentuan diri secara etis yang cocok dengan hati nurani.

6.Horne

Horne menyatakan bahwa pendidikan adalah proses yang dilaksanakan secara terus menerus dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi manusia yang sudah berkembang secara fisik dan mentalnya.

7.Frederick J. Mc Donald

Frederick J. Mc Donald mengemukakan pendapatnya bahwa pendidikan adalah suatu proses yang arah tujuannya yaitu mengganti budpekerti manusia atau peserta asuh.

8.Carter V. Good

Carter V. Good mengartikan pendidikan sebagai sebuah proses kemajuan kecakapan seseorang dalam bentuk perilaku dan prilaku yang berlaku dalam masyarakat. Proses dimana seseorang dipengaruhi oleh lingkungan yang terpimpin khususnya didalam lingkungan sekolah sehingga dapat mencapai kecakapan sosial dan mampu membuatkan kepribadiannya.

9.Abdullah Ibnu Al-Muqafah

Menurut Abdullah Ibnu Al-Muqafah, pendidikan yaitu kebutuhan untuk mendapatkan sesuatu yang mau menguatkan dan mencapai peradapan yang tinggi atau kesempurnaan yang merupakan suguhan akan serta rohaninya

10.Plato

Plato mengemukakan bahwa pendidikan adalah sesuatu yang mampu menolong kemajuan individu dari jasmani dan logika dengan sesuatu yang mampu memungkinkan tercapainya suatu kesempurnaan

11.Mary McLeod Bethune

Menurut Mary McLeod Bethune, pendidikan dalam arti sempit yakni suatu tindakan atau proses untuk menemukan suatu pengetahuan.

12.Edgar Dale

Menurut Edgar Dale, pendidikan ialah suatu perjuangan yang dilakukan dengan sadar oleh keluarga, penduduk atau pemerintah melalui panduan, pengajaran, pembelajaran dan pelatihan yang berlangsung, baik dijalankan disekolah maupu diluar sekolah sepanjang hidup untuk mempersiapkan peseta latih agar dapat mengerjakan perannya dalam lingkungan untuk era yang hendak tiba.

13.Thedore Brameld

Menurut Thedore Brameld, pendidikan yaitu sebuah proses yang lebih luas dari pada proses berlangsungnya dalam sekolah. Pendidikan adalah sebuah kegiatan sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan terus meningkat .

14.An-Nahlawi

Menurut An-Nahlawi, pendidikan dalam bahsa Arab ialah tarbiyah, arti tarbiyah atau pendidikan yaitu segala usaha dalam megurus, mengontrol dan memperbaiki segala sesuatu atau peluangyang sudah ada dari lahir agar tumbuh dan menjelma lebih remaja.

15.Ibnu Sina

Menurut Ibnu Sina, pendidikan atau pembelajaran berhubungan dengan seluruh aspek yang ada pada diri insan, mulai dari fisik, mental ataupun akhlak. Pendidikan tidak boleh mengabaikan pertumbuhan fisik dan apapun yang mempunyai efek terhadap kemajuan fisik mirip olahraga, meinuman, kuliner, kebersihan dan tidur. Jadi pendidikan tidak cuma memperhatikan aspek moralnya saja namun juga membentuk individu yang menyeluruh termasuk jiwa, abjad dan anggapan.

16.Godfrey Thomson

Menurut Godfrey Thomson, pendidikan yaitu efek lingkungan atas individu untuk menghsilkan pergeseran sempurna di dalam kebiasaan atau etika tingkah laris, asumsi dan perasannya.

17.Paulo Freire

Menurut Paulo Freire, pemahaman pendidikan adalah jalan menuju pembebasan yang permanen dan berisikan dua tahap. Tahap pertama yakni masa dimana manusia menjadi sadar akan pembebasan mereka, damana melalui praksis mengubah kondisi itu. Tahap kedua dibangun atas tahap yang pertama, dan ialah suatu proses tindakan kultural yang membebaskan.

18.Girex B

Menurut Girex B, pendidikan yaitu banyak sekali upaya dan perjuangan yang dilakukan orang sampaumur untuk mendidik akal akseptor ajar dan mengontrol budpekerti mereka.

19. J.J. Rousseau

J.J. Rousseau menjelaskan bahwa pendidikan merupakan memperlihatkan kita pembekalan yang tidak ada pada periode kanakkanak, akan namun kita membutuhkanya pada era dewasa.

Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli Indonesia

Agar lebih memahami apa arti pendidikan, kita mampu merujuk pada pendapat beberapa andal berikut ini:

1. Ki Hajar Dewantara

Menurut Ki Hajar Dewantara, pemahaman pendidikan ialah sebuah permintaan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya yakni bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta asuh biar selaku insan dan anggota masyarakat dapat meraih keamanan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya

2.Prof. Dr. Dedi Supriadi

Pengertian pendidikan ialah salah satu fungsi yang harus dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya oleh keluarga dan masyarakat secara terpadu dengan banyak sekali institusi yang memang diadakan dengan sengaja untuk berbagi fungsi pendidikan

3.Prof. Zaharai Indris, M.A

Pendidikan yakni serangkaian kegiatan berkomunikasi yang bermaksud supaya manusia akil balig cukup akal atau pendidik dengan peserta didik saling bertatap paras atau dengan menggunakanmedia dalam rangka memperlihatkan pinjaman pada perkembangan anak dengan utuh.

4.Ahmad D. Marimba

Pengertian pendidikan adalah pimpinan atau bimbingan secara sadar oleh pihak pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rihani anak ajar menuju terbentuknya kepribadian yang utama

  Definisi Dan Manfaat Fiqh Siyasah

5.Drs. Wasty Soemanto. M.Pd

Pendidikan ialah proses pembelajaran yang menciptakan pengalaman yang memberikan kemakmuran eksklusif, baik lahir maupun bathiniah.

6.Drs. M. Ngailim Purwanto

Ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang memeriksa, merenungkan perihal tanda-tanda-gejala perbuatan mendidik.

7.Prof. Dr. Iman Barnadib di fakultas filsafat UGM

Pendidikan adalah perjuangan sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup atau perkembangan yang lebih baik

8.Dr. Sutari Imam Bernadib

Ilmu pendidikan adalah mempelajari situasi dan proses-proses pendidikan. Proses yang dimaksud yaitu cara-cara yang dijalankan untuk memperoleh pendidikan secara sistematis dan bertahap.

9.Prof. H. Mahmud Yunus

Pengertian pendidikan ialah suatu usaha yang dengan sengaja diseleksi untuk mensugesti dan menolong anak yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan adat sehingga secara perlahan bisa mengirimkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi. Agar mendapatkan kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukanya dapat berguna bagi dirinya sendiri, penduduk , bangsa, negara dan agamanya.

10.S.A. Bratanata dkk

Pengertian pendidikan ialah usaha yang sengaja diadakan baik pribadi maupun dengan cara yang tidak eksklusif untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan.

11.Driyarkara

Definisi pendidikan diartikan selaku sebuah upaya dalam memanusiakan insan muda atau pengangkatan insan muda ke taraf yang insani.

12.Darmaningtyas

Pendidikan yakni pendidikan selaku perjuangan dasar dan sistematis untuk meraih taraf hidup dan kemajuan yang lebih baik.

13.H. Fuad Ihsan

H. Fuad Ihsan menerangkan bahwa dalam pengertian yang sederhana dan biasa pendidikan yakni sebagai perjuangan insan untuk menumbuhkan dan membuatkan potensi-peluangpembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan.

14. Oemar Hamalik

Oemar Hamalik menjelaskan bahwa pendidikan yakni suatu proses dalam rangka menghipnotis siswa semoga dapat mengikuti keadaan sebaik-baiknya terhadap lingkungan dan dengan demikian akan menimbulkan pergeseran dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara berpengaruh dalam kehidupan masyarakat.

Pengertian Pendidikan Menurut Kamus dan Lembaga

1.Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Pengertian pendidikan adalah suatu proses pembelajaran bagi setiap individu untuk mencapai wawasan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek tertentu dan spesifik. Pengetahuan yang diperoleh secara formal tersebut berakibat pada setiap individu yakni mempunyai teladan pikir, sikap dan adat yang cocok dengan pendidikan yang diperolehnya.

2.UU No. 2 Tahun 1989

Pendidikan yakni perjuangan sadar untuk merencanakan penerima asuh melalui aktivitas tutorial, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di abad yang hendak datang.

3.GBHN

Pendidikan yakni perjuangan sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan berjalan seumur hidup.

4.UU No. 20 tahun 2003

Pendidikan adalah perjuangan sadar dan terencana untuk merealisasikan situasi berguru dan proses pembelajaran semoga peserta latih secara aktif berbagi potensi dirinya untuk mempunyai kekuatan spritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan budbahasa bangsa dan negara.

5.UNESCO

“Education is now engaged is preparinment for a tife Society which does not yet exist” atau bahwa pendidikan itu sekarang ialah untuk menyiapkan insan bagi suatu tipe penduduk yang masih belum ada. Konsep system pendidikan mungkin saja berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat dan pengalihan nilai-nilai kebudayaan (transfer of culture value). Konsep pendidikan dikala ini tidak mampu dilepaskan dari pendidikan yang mesti sesuai dengan permintaan keperluan pendidikan periode kemudian,kini,dan era datang.

6.Wikipedia

Pengertian pendidikan ialah pembelajaran wawasan, keahlian, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, training, atau penelitian.

7.Brainly

pendidikan ialah proses pembelajaran seseorang mulai dari Sekolah Dasar, SMP, SMA, akademi tinggi dan lain lain. Pendidikan bertujuan untuk memajukan pengetahuan, kreativitas, dan kesanggupan melalui pengajaran yg diberikan oleh guru.

8.Ensiklopedi Pendidikan Indonesia

Menjelaskan perihal pendidikan, ialah sebagai proses membimbing manusia atau anak asuh dari kegelapan, ketidaktahuan, kebodohan, dan kecerdasan wawasan.

9. UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003

Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilaksanakan secara sadar dan berkala untuk merealisasikan suasana dan proses pembelajaran biar akseptor latih secara aktif bisa menyebarkan peluangyang ada didalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang bagus, pengendalian diri, berakhlak mulia, kecerdasan,dan kemampuan yang diperlukan oleh dirinya dan penduduk .

Berdasarkan usulan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan yakni usaha sadar dan terpola untuk menunjukkan tutorial atau bantuan dalam mengembangkan kesempatanjasmani dan rohani yang diberikan oleh orang akil balig cukup akal kepada anak untuk meraih kedewasaanya serta mencapai tujuan semoga anak mampu melaksanakan peran hidupnya secara berdikari.

Pengertian di atas mengindikasikan betapa peranan pendidikan sangat besar dalam merealisasikan manusia yang utuh dan mandiri serta menjadi manusia yang mulia dan bermanfaat bagi lingkungannya. Dengan pendidikan, insan akan paham bahwa dirinya itu selaku makhluk yang dikaruniai kelebihan ketimbang makhluk lainnya. Bagi negara, pendidikan memberi donasi yang sangat besar terhadap perkembangan suatu bangsa dan ialah wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta membangun watak bangsa (nation character building).

Pendidikan sangat erat manfaatnya dalam kehidupan manusia Pengertian Pendidikan dan Pendidikan Karakter Beserta Definisi, Tujuan dan Fungsinya

Pendidikan Dalam Pandangan Ontologi

Tiap sudut pandang dalam perspektif yang berbeda maka menghasilkan wawasan yang berlainan pula. Demikian pula dengan pendidikan. Dalam persepsi ontologi pendidikan yakni sebuah bentuk forum yang menyelenggarakan atau menjadi kawasan/wadah terjadinya proses pendidikan. Sudut pandangnya terfokus pada eksistensi forum itu sendiri bukan proses yang terjadi didalamnya.

Menurut pandangan ontologi, apapun namanya entah tanaman, binatang atau manusia selama ia melakukan atau mengalami pergantian dari satu kondisi (biasanya dianggap tidak atau kurang baik) menuju ke keadaan lain (dianggap/dipandang lebih baik) maka ia mampu disebut selaku pendidikan. Sifat rancangan yang dikandung lebih meluas. Akibatnya, dalam pandangan ontologi konsep pendidikan menjadi tak terbatas. Semua benda atau rancangan itu sendiri mampu disebut pendidikan.

Dari sudut pandang ontologi lahir rancangan-desain seperti: pendidikan di dalam diri insan, alam semesta yang mengalami pendidikan, pendidikan di dalam masyarakat, politik pendidikan, pendidikan politik, pendidikan trans-dimensi realitas, dan seterusnya. Sudut pandangnya hampir senantiasa sama menfokuskan pada faktor benda yang mengalami pergeseran. Terkait bagian tujuan, nilai fungsi, atau arah (aksiologi) dari pendidikan itu sendiri tidak berkhasiat dan tidak diperhatikan selaku komponen penentu untuk dapat disebut pendidikan. Contohnya muncul istilah pendidikan kejahatan. Dalam pandangan aksiologi tidak ada dan tidak dikenal istilah mendidik untuk berbuat jahat. Yang disebut mendidik itu senantiasa baik dan mustahil buruk apalagi jahat.

Bagi ontologi beda. Karena Ontologi merupakan ilmu yang mempelajari yang ada (tapi kadang tidak dibarengi dengan yang biasa), maka desain pendidikan dipandang menurut keberadaannya selaku sebuah kenyataan atau pedoman yang timbul atau nampak. Konsepnya menjadi lebih sederhana tetapi meluas. Terbebas dari nilai-nilai subjektif. Sebab ini pula yang menempatkan ontologi sebagai filsafat ‘pertama’. Pandangan paling dasar ontologi kepada pendidikan ialah wujud “Lembaga”, alasannya adalah wujud yang ‘ada dan nyata’ dari pendidikan yakni forum.

Pendidikan Dalam Pandangan Epistemologi

Menurut konsepnya, Epistemologi ialah ilmu yang mempelajari asal-seruan, proses, dan hasil bentukan pengetahuan yang secara lazim menyangkut aspek formal dan materilnya. Dari desain tersebut mampu dibilang bahwa epistemologi menatap pendidikan sebagai sebuah “Proses”. Karena jikalau ditelusuri berdasarkan akar ilmu maupun desain ontologis yang menempel dalam istilah pendidikan, desain pendidikan menunjukkan sebuah proses mencar ilmu-mengajar.

Walaupun dalam persepsi ontologi sendiri pendidikan dimaknai sebagai suatu ‘lembaga’, tetapi yang paling menempel dan khas dari forum tersebut berdasarkan pencarian epistemologi justru memperlihatkan konsep sebuah ‘proses’. Dan proses ini dalam persepsi epistemologi niscaya memiliki nilai-nilai aksiologi yang nyata (baik). Di sini salah satu letak perbedaan konsep ontologi dan epistemologi. Epistemologi mempelajari suatu objek sejak awal hingga selesai, dari asal-undangan pengetahuan sampai kemana bentukan wawasan tersebut bergerak. Sedangkan pendidikan sebagai salah satu objek yang ditelaah epistemologi berdasarkan penelusuran asal-ajakan sampai pada desain aksiologinya menunjukkan bahwa pendidikan adalah sebuah ‘proses’ dari yang tidak atau kurang baik menuju kearah yang lebih baik.

Epistemologi tidak bisa memutar-balikan suatu desain mirip halnya ontologi. Bagi epistemologi, pengetahuan itu bersifat niscaya dan tetap. Oleh alasannya adalah itu dalam persepsi epistemologi wawasan itu mesti terang asal-usulnya, prosesnya, hasil bentukan dan arah pergerakan pengetahuan itu sendiri.

Dari sini kemudian telaah epistemologi ikut melebar meraih daerah-kawasan keilmuan lain seiring meluasnya rancangan ontologi pendidikan. Wajar kalau dalam perkembangannya di dalam telaah epistemologi terjadi reaksi inter dan multi disipliner ilmu. Secara umum reaksi ini muncul disebabkan oleh pergerakan dari desain ontologi bukan dari dalam telaah epistemologi. Telaah epistemologi dalam banyak hal condong stabil, tetap dan lebih bersifat niscaya.

Telaah epistemologi pendidikan yang menyangkut objek formal dan materialnya memang mengikuti pergerakan rancangan ontologi, tetapi reaksi mengikuti pergerakan rancangan ontologi tidak bersifat mutlak. Epistemologi memiliki tolok ukur dan ukuran sendiri yang berlawanan dengan ontologi dalam telaah ilmu. Jika telaah ontologi dikatakan bebas dan meluas, maka sebaliknya dengan telaah epistemologi. Telaah epistemologi mesti mengikuti kaidah-kaidah dan mekanisme sistematisasi ilmiah. Oleh alasannya adalah itu menjadi lebih khusus.

Pendidikan Dalam Pandangan Aksiologi

Aksiologi yakni ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan tujuan, hasil, arah atau nilai guna sebuah proses. Dari sudut pandang aksiologi, pendidikan dinilai berdasarkan keberadaannya dalam menciptakan atau membuat sesuatu. Oleh sebab itu dalam pandangan aksiologi pendidikan adalah sebuah “alat”. Karena pendidikan dapat digunakan untuk menciptakan atau menghasilkan suasana atau keadaan yang lebih baik dari sebelumnya. Pendidikan bisa memproses insan dari kondisi yang tidak atau kurang baik menuju ke keadaan yang lebih baik. Guna pendidikan dalam persepsi aksiologi di sini, adalah sebagai ‘alat pencipta’ atau ‘pemerbaiki’.

Aksiologi tidak terlampau konsentrasi pada cara-cara, prosedur atau pergerakan terjadinya proses pendidikan seperti yang ada dalam pendangan epistemologi, atau wujud yang konkret ada dari pendidikan (ontologi), tetapi menekankan pada kesanggupan mencipta dan menciptakan pendidikan itu sendiri.

  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Menurut Beberapa Ahli

Bagi aksiologi, pendidikan seperti suatu mesin. Input dimasukkan, keluar telah menjadi produk siap pakai. Penilaian pendidikan selaku sebuah ‘alat’ ini merupakan kecenderungan pokok yang menjadi entitas (sesuatu yang menempel dalam diri) aksiologi pada pendidikan, sama halnya mirip persepsi pendidikan selaku sebuah ‘lembaga’ menurut ontologi dan pendidikan sebagai suatu ‘proses’ dalam pandangan epistemologi. Dan memang seperti itu cara pandang ketiganya, sekaligus keunikan yang dimiliki dari objek yang disebut pendidikan.

Cara pandang aksiologi berdasarkan versinya sendiri kerap kali mengabaikan nilai-nilai normatif, sama seperti lainnya. Hal ini disebabkan aksiologi tidak lagi digunakan sebagai tujuan atau arah yang ingin diraih dalam pendidikan, tetapi sebagai sudut pandang. Karena fungsinya sebagai sudut pandang; aksiologi jadi menempatkan posisinya diluar sistem kesudahannya menjadi tidak objektif lagi mirip ketika beliau menempati posisinya dalam struktur ilmu.

Dalam pandangan aksiologi, pendidikan hanyalah suatu alat yang dapat dipakai untuk menciptakan atau menciptakan situasi atau keadaan sesuai dengan yang dibutuhkan. Konsep ini yakni yang paling idealis dalam pandangan aksiologi. Tetapi jikalau disederhanakan lagi dikembalikan pada akar ilmunya menjadi berlainan. Konsepnya menjadi; pendidikan adalah alat untuk melaksanakan pergantian. Sama mirip ontologi, sederhana dan meluas.

Tujuan Pendidikan

Secara menyeluruh, tujuan pendidikan yakni baik. Ada proses dimana para pendidik sengaja melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk mengembangkan peluanganak baik itu secara kognitif, psikomotorik dan juga dari segi afektifnya. Tidak ada hal negatif yang diperlukan dari sebuah pendidikan. Muara dari berlangsungnya proses pengajaran yakni agar nantinya penerima didik berkembang menjadi eksklusif yang unggul dan berguna.

Setiap pengajar memiliki usulan perihal apa tujuan inti pendidikan seharusnya, tidak cuma di kelas mereka sendiri namun juga di sekolah pada umumnya. Banyak duduk perkara terjadi saat perbedaan pendapat tentang tujuan pendidikan bertabrakan. Penting untuk mengetahui bahwa orang lain, tergolong banyak rekan kerja, direktur, dan orang renta siswa Anda mungkin mempunyai sudut pandang yang berlawanan perihal pendidikan apa yang sebaiknya.

Secara biasa , tujuan pendidikan yaitu untuk mencerdaskan dan mengembangkan potensi di dalam diri para penerima latih. Dengan pertumbuhan kecerdasan dan potensi diri maka setiap anak bisa memiliki ilmu pengetahuan, kreativitas, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang baik, mandiri, dan menjadi anggota penduduk yang bertanggungjawab.

Tujuan pendidikan juga disebutkan di dalam Undang-Undang Republik Indonesia, diantaranya:

  • UU No. 2 Tahun 1985

    Tujuan pendidikan menurut UU No. 2 Tahun 1985 adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan membuatkan manusia yang seutuhnya, yaitu bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mempunyai pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, memiliki akal pekerti luhur, berdikari, kepribadian yang mantap, dan bertanggungjawab kepada bangsa.

  • UU. No. 20 Tahun 2003

    Menurut UU. No.20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional adalah untuk berbagi potensi penerima ajar semoga menjadi insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, pintar, mahir, inovatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

  • MPRS No. 2 Tahun 1960

    Menurut MPRS No. 2 Tahun 1960, tujuan pendidikan yaitu membentuk manusia yang berjiwa Pancasilais sejati menurut ketentuan-ketentuan yang diharapkan oleh pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 945.

Berikut tujuan pendidikan secara umum, yaitu

1. Memperoleh Pengetahuan

Membina siswa dengan pengetahuan untuk bertahan yakni akidah antik. Gagasan bahwa sekolah perlu memberi siswa wawasan yang mereka butuhkan untuk menjadi orang akil balig cukup akal yang fungsional dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mereka perlu tahu cara membaca, menulis, dan melakukan aritmatika. Ini ialah topik inti yang membentuk fondasi pendidikan siswa.

2. Mendapatkan Keterampilan tentang Subjek yang Diajarkan

Tujuan pendidikan bagi beberapa guru yakni untuk memberikan pengetahuan perihal bahan pelajaran yang mereka ajarkan tanpa banyak menimbang-nimbang kelas lain. Meskipun penting bagi siswa untuk mempunyai pemahaman yang berpengaruh ihwal setiap mata pelajaran, ini adakala mampu menjadi masalah. Ketika dibawa ke ekstrem, guru-guru ini fokus pada bahan pelajaran mereka sendiri sebagai lebih penting dibandingkan dengan apa yang dipelajari siswa di kelas lain. Sebagai contoh, guru yang tidak inginmengkompromikan bahan pelajaran mereka sendiri untuk kebaikan siswa mampu menjadikan masalah bagi sekolah dengan tidak terbuka untuk acara lintas-kurikuler.

3. Menciptakan Individu Bijaksana

Keinginan untuk membuat orang cukup umur yang bijaksana mungkin dianggap dogma kuno lainnya. Namun, ini dipegang oleh banyak individu, terutama dalam komunitas yang lebih besar. Siswa sebuah hari nanti akan menjadi bab dari komunitas dan memerlukan keahlian untuk eksis dalam masyarakat itu sebagai warga negara yang bijaksana. Misalnya, mereka harus dapat memperlihatkan suara dalam penyeleksian presiden.

4. Menumbuhkan Harga Diri dan Keyakinan

Sementara gerakan harga diri sering diejek, kami ingin siswa kami merasa percaya diri ihwal kemampuan berguru mereka. Dengan cara ini, mereka tidak cuma mempunyai pengertian yang berpengaruh perihal setiap subjek namun juga kepercayaan diri untuk menerapkan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk memelihara keseimbangan yang besar lengan berkuasa antara mendorong harga diri yang baik dan mencapai tujuan yang tidak kongkret.

5. Belajar Tentang “Cara Belajar”

Belajar cara belajar yaitu salah satu unsur kunci dari pendidikan. Sekolah perlu mengajari siswa cara mendapatkan isu yang hendak mereka butuhkan begitu mereka meninggalkan sekolah. Oleh karena itu penting bagi kesuksesan di kala depan bahwa siswa mengerti bagaimana menemukan balasan untuk setiap pertanyaan dan problem yang mungkin muncul.

6. Kebiasaan Dan Etos Kerja

Banyak pelajaran yang diajarkan sekolah diharapkan untuk sukses dalam kehidupan era depan siswa mereka. Sebagai orang sampaumur, mereka mesti dapat bekerja tepat waktu, berpakaian dan bertingkah sesuai, dan menyelesaikan pekerjaan mereka sempurna waktu. Pelajaran ini diperkuat saban hari di sekolah-sekolah di seluruh negara.

7. Mempelajari Cara Bertahan Hidup

Akhirnya, beberapa individu menyaksikan sekolah dengan cara yang lebih holistik. Siswa tidak cuma berguru gosip dari mata pelajaran masing-masing, namun mereka juga belajar pelajaran hidup di dalam dan di luar kelas. Etiket kerja yang sempurna harus diperkuat di ruang kelas, siswa perlu mencar ilmu bagaimana bermasalah dengan orang lain secara kooperatif, dan mereka mesti mencar ilmu cara mendapatkan gosip yang mungkin mereka perlukan di masa depan.

Salah satu hal yang menurut banyak pemimpin bisnis diperlukan untuk pekerja di kala depan ialah kesanggupan untuk melakukan pekerjaan sebagai bagian dari tim dan menyelesaikan duduk perkara.

Fungsi Pendidikan

Secara lazim, fungsi pendidikan yakni untuk berbagi kesanggupan, membentuk adab, kepribadian, supaya akseptor bimbing menjadi pribadi yang bermartabat.

Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan dan kaitannya dengan fungsi pendidikan adalah selaku berikut:

  • Mempersiapkan setiap anggota penduduk agar mampu mencari nafkah sendiri.
  • Membangun membuatkan minat dan bakat seseorang demi kepuasan eksklusif dan kepentingan masyarakat lazim.
  • Membantu melestarikan kebudayaan yang ada di masyarakat.
  • Menanamkan kemampuan yang diperlukan dalam keikutsertaan dalam demokrasi.

Sedangkan menurut David Popenoe, fungsi pendidikan yaitu:

  • Untuk mentransfer atau pemindahan kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
  • Memilih dan mendidik manusia wacana peranan sosial.
  • Memastikan terjadinya integrasi sosial di masyarakat.
  • Lembaga pendidikan mengajarkan corak kepribadian.
  • Menjadi sumber-sumber penemuan sosial di masyarakat.

Selain beberapa fungsi pendidikan, secara biasa pendidikan mempunyai fungsi yang mampu dilihat dari aneka macam sudut pandang mirip:

1. Fungsi pendidikan terhadap individu

  • Pengembangan potensi lahir – Pendidikan menolong anak untuk berbagi peluangbawaan sejak lahir yang menyediakan ruang untuk berkembang.
  • Memodifikasi sikap- Pendidikan membantu memodifikasi perilaku era kemudian melalui pembelajaran dan melalui berbagai lembaga pendidikan.
  • Pengembangan menyeluruh – Pendidikan bertujuan untuk pengembangan menyeluruh fisik-anak, mental, sosial, emosional, dan spiritual.
  • Mempersiapkan era depan- Setelah menyelesaikan pendidikan, anak mampu memperoleh penghidupan dengan menerima pendidikan yang patut, yang mempunyai produktivitas. Pendidikan mesti diberikan sesuai dengan minat anak itu sendiri.
  • Mengembangkan kepribadian – Seluruh kepribadian anak dikembangkan secara fisik, intelektual, budpekerti, sosial, estetis dan spiritual. Ia diketahui di penduduk .
  • Membantu adaptasi – Manusia berbeda dari binatang. Manusia memiliki daya nalar dan daya pikir. Manusia menjajal yang terbaik untuk mengikuti keadaan dengan lingkungannya sendiri melalui pendidikan.

2. Fungsi pendidikan kepada masyarakat

  • Perubahan dan kendali sosial:

    Masyarakat tidak pernah stasiun. Ini progresif dan dinamis. Anak itu hidup dalam penduduk . Ini adalah lingkungan sosial daerah kepribadian anak dapat dikembangkan. Tradisi usang, adab istiadat dilestarikan dan ditransmisikan dengan suasana, yang senantiasa berganti. Kita seharusnya tidak berpikir atau yakin pada doktrin buta, yang merupakan hambatan bagi pertumbuhan kita. Pendidikan membantu berlangsung dengan kemajuan ilmu wawasan dan teknologi.

  • Rekonstruksi pengalaman:

    Pendidikan yaitu proses seumur hidup. Hidup yakni pendidikan dan pendidikan yakni kehidupan. Hidup ini sarat dengan pengalaman. Seseorang tidak bisa hidup dengan pengalaman era lalunya yang tidak dapat mengikuti keadaan dalam penduduk . Jadi pendidikan membantu individu untuk merekonstruksi pengalaman dan menyesuaikan dengan lingkungan.

  • Pengembangan nilai sosial dan tabiat:

    Masyarakat selalu tegang dengan sempitisme. Tidak ada nilai sosial atau watak. Sekarang pria itu berperilaku mirip hewan. Kebinatangan dapat diubah dengan pendidikan sopan santun. Pendidikan mengajarkan nilai moral dan nilai sosial mirip kolaborasi, toleransi, simpati, perasaan sesama, kasih sayang, rasa hormat kepada penatua, membantu orang miskin dan orang yang memerlukan.

  • Memberikan potensi atau kesetaraan:

    Konstitusi India telah memperkenalkan ungkapan ‘kesetaraan’ sebab kami tidak mendapatkan peluang yang sama dalam semua faktor. Pendidikan mengajarkan kita untuk menunjukkan kesempatan yang serupa dalam semua aspek terlepas dari kasta, akidah, warna kulit, jenis kelamin dan agama.

3. Fungsi pendidikan bagi suatu bangsa

  • Penanaman tanggung jawab sipil dan sosial – Pendidikan menolong menciptakan generasi muda mengetahui hak dan kewajibannya sebagai warga negara negara demokratis.
  • Pelatihan untuk kepemimpinan – Kualitas kepemimpinan individu dikembangkan ketika beliau ikut serta dalam semua bidang acara sosial, politik, agama dan pendidikan.
  • Integrasi nasional – Kita hidup di satu negara yang mempunyai keanekaragaman dalam hal warna, kasta, bahasa, kuliner, busana, kebiasaan dan lingkungan fisik. Integrasi pendidikan mengarah pada integrasi emosional. Pendidikan melatih orang untuk persatuan, bukan untuk lokalitas, untuk demokrasi dan bukan untuk kediktatoran. Pendidikan ialah tujuan terpenting dalam mendidik laki-laki.
  • Pembangunan nasional – Pendidikan menolong mewujudkan pembangunan nasional total dengan membuatkan semua aspeknya adalah sosial, ekonomi, budaya, spiritual, sopan santun, pendidikan, dll.
  Kebijaksanaan Nasional Untuk Efektivitas Pelayanan

Oleh karena itu, bantu-membantu pendidikan adalah komponen penting untuk segala usia dan tahap kehidupan individu, penduduk , dan juga bangsa. Pendidikan bisa menjadi obat mujarab untuk semua kejahatan sosial.

Jenis-Jenis Pendidikan di Indonesia

Mengacu pada pengertian pendidikan di atas, terdapat tiga jenis pendidikan yang ada di Indonesia, yaitu Pendidikan Formal, Pendidikan Non Formal, dan Pendidikan Informal.

Ketiga jenis pendidikan ini saling bersinergi dan alangkah baiknya ketiganya dipenuhi oleh masing-masing penerima ajar untuk hasil yang maksimal. Adapun pemahaman dari jenis pendidikan tersebut antara lain ialah:

1. Pendidikan Formal

Pengertian pendidikan formal ialah suatu aktivitas pendidikan yang sistematis, teratur, dan berjenjang / bertingkat yang dikerjakan di sekolah dengan mengikuti syarat yang terang serta ditetapkan oleh pemerintah.

Pendidikan formal ditempuh di sekolah mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai akademi tinggi Universitas). Biasanya, para orang tua fokus pada pendidikan formal anak dimana dikala anak tidak mengikuti jenjang pendidikan tersebut, khususnya dari PAUD hingga Sekolah Menengah Pertama atau SMA, orang renta merasa cemas dan mencari cara supaya anak menuntaskan aktivitas belajarnya itu.

Penyelenggaraan pendidikan formal di indonesia sendiri menurut dan dikontrol oleh Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 mengenai pergeseran atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010, perihal Sekolah yaitu forum pendidikan formal. Sekolah-sekolah yang lahir kemudian berkembang dengan efektif dan efisien dari dan untuk masyarakat. Sekolah berkewajiban menunjukkan layanan-layanan pendidikan kepada generasi muda bangsa.

Berikut ini adalah cici-ciri khusus pendidikan formal yang perlu diketahui:

  • Memiliki syarat dan ketentuan tertentu untuk para peserta didik.
  • Materi yang diberikan ketika mengajar mempunyai sifat akademis.
  • Proses dari pendidikan formal cukup usang.
  • Mempunyai kurikulum yang sangat jelas.
  • Bagi tenaga pengajar mesti bisa menyanggupi klasifikasi tertentu.
  • Para peserta latih wajib mengikuti cobaan formal.
  • Pemberlakukan tentang manajemen yang seragam atau sama.
  • Penyelenggara pendidikan mampu berasal dari pihak pemerintah ataupun pihak swasta.

Beberapa satuan pendidikan penyelenggara pendidikan formal:

  • TK (TK)
  • Raudatul Athfal (RA)
  • Sekolah Dasar (Sekolah Dasar)
  • Madrasah Ibtidaiyah (MI)
  • SMP (SMP)
  • Madrasah Tsanawiyah (MTs)
  • Sekolah Menengah Atas (Sekolah Menengan Atas)
  • Madrasah Aliyah (MA)
  • Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
  • Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
  • Perguruan Tinggi
  • Akademi
  • Politeknik
  • Sekolah Tinggi
  • Institut

2. Pendidikan Non Formal

Pendidikan informal merupakan jalur pendidikan yang dijalankan seseorang dari lingkungan keluarganya sendiri maupun lingkungan masyarakat. Kegiatan belajar dilakukan secara mandiri. Tidak ada seorang pun yang menjadi fasilitatornya. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 perihal Sistem Pendidikan Nasional disebutkan jikalau hasil dari pendidikan informal akan diakui mirip pendidikan formal maupun pendidikan non formal.

Pendidikan Informal dijalankan secara mampu berdiri diatas kaki sendiri oleh orang tua dan juga lingkungan sekitar. Di dalamnya termasuk pendidikan akhlak, agama, akhlak, akhlak, sosialisasi, kecerdikan pekerti, dan sebagainya yang berguna bagi akseptor didik untuk dirinya sendiri dan ketika berkecimpung di tengah-tengah penduduk .

Ada beberapa karakteristik pendidikan informal yang membedakannya dengan jenis pendidikan yang lain ialah:

  • Proses pendidikan dijalankan dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.
  • Tidak ada kurikulum, agenda, metodologi, sampai evaluasi.
  • Tidak ada jenjang pendidikan, alasannya itulah maka proses pendidikan informal dalam keluarga mampu tampakdari kualitas diri / pribadi anggota keluarga yang tercermin di kehidupan sehari-hari.
  • Tidak ada manajemen.
  • Pendidikan dijalankan terus-menerus tanpa terikat ruang maupun waktu – tanpa mengenal umur, mental, fisik, dll.
  • Orangtua menjadi guru terbaik untuk anak-anaknya, namun tidak menutup kemungkinan dijalankan oleh kerabat, sobat, atau lainnya.
  • Tidak ada syarat khusus yang wajib dilengkapi.
  • Peserta asuh tidak perlu mengikuti cobaan.

Berikut ini adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan non formal:

  • Kelompok bermain (KB)
  • Taman penitipan anak (TPA)
  • Lembaga kursus
  • Sanggar
  • Lembaga training
  • Kelompok mencar ilmu
  • Pusat kegiatan mencar ilmu masyarakat
  • Majelis taklim

3. Pendidikan Informal

Pendidikan informal ialah jenis pendidikan yang berasal dari keluarga dan lingkungan dimana peserta didiknya dapat belajar secara mampu berdiri diatas kaki sendiri.

Beberapa yang tergolong di dalam pendidikan informal yakni:

  • Agama
  • Budi pekerti
  • Etika
  • Sopan santun
  • Moral
  • Sosialisasi

Pendidikan Karakter

Pendidikan sangat erat manfaatnya dalam kehidupan manusia Pengertian Pendidikan dan Pendidikan Karakter Beserta Definisi, Tujuan dan Fungsinya

Apa yang dimaksud dengan pendidikan huruf? Sebelum mengetahui perumpamaan ini, kita perlu memahami apa pemahaman pendidikan dan pemahaman huruf.

Secara singkat, pendidikan adalah proses pembelajaran wawasan, keahlian, dan kebiasaan insan yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Sedangkan abjad ialah akumulasi kepribadian, akhlak, dan sifat individu yang mengarahkan kebiasaan dan iktikad individu tersebut dalam menjalani kehidupannya sehari-hari.

Pengertian Pendidikan Karakter

Pengertian pendidikan karakter yaitu suatu tata cara pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai aksara tertentu kepada penerima bimbing, di mana di dalamnya terdapat komponen wawasan, kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.

Makara, pendidikan aksara adalah suatu usaha insan secara sadar dan terjadwal untuk mendidik dan mempekerjakan potensi peserta bimbing guna membangun aksara pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya.

Pendidikan karakter (character education) sangat akrab hubungannya dengan pendidikan etika dimana maksudnya ialah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus-menerus guna penyempurnaan diri ke arah hidup yang lebih baik.

Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Para Ahli

Agar lebih mengerti apa itu character education, maka kita mampu merujuk pada pendapat beberapa mahir berikut ini:

1. T. Ramli

Menurut T. Ramli, pendidikan abjad yaitu pendidikan yang mengedepankan esensi dan makna terhadap etika dan budbahasa sehingga hal tersebut akan bisa membentuk pribadi akseptor ajar yang bagus.

2. Thomas Lickona

Menurut Thomas Lickona, pengertian pendidikan huruf yaitu sebuah perjuangan yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat mengetahui, memperhatikan, dan melaksanakan nilai-nilai adat yang inti.

3. John W. Santrock

Menurut John W. Santrock, character education ialah pendidikan yang dilaksanakan dengan pendekatan eksklusif terhadap akseptor bimbing untuk menanamkan nilai budpekerti dan memberi kan pelajaran terhadap murid tentang wawasan tabiat dalam upaya menghalangi perilaku yang yang dilarang.

4. David Elkind

Menurut Elkind, pemahaman pendidikan abjad ialah suatu sistem pendidikan yang dikerjakan oleh tenaga pendidik untuk menghipnotis abjad murid. Dalam hal ini tampakbahwa guru bukan hanya mengajarkan materi pelajaran namun juga mampu menjadi seorang acuan.

Fungsi Pendidikan Karakter

Secara lazim fungsi pendidikan ini ialah selaku pembentuk karakter peserta ajar sehingga menjadi eksklusif yang bermoral, berakhlak mulia, bertoleran, tangguh, dan berperilaku baik.

Adapun beberapa fungsi pendidikan huruf yakni sebagai berikut:

  • Untuk membuatkan peluangdasar dalam diri manusia sehingga menjadi individu yang berpikiran baik, berhati baik, dan bertingkah baik.
  • Untuk membangun dan memperkuat sikap penduduk yang multikultur.
  • Untuk membangun dan meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam relasi internasional.

Character education sebaiknya dilakukan semenjak dini, ialah sejak periode kanak-kanak. Pendidikan ini mampu dikerjakan di lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan, serta memanfaatkan aneka macam media mencar ilmu.

Tujuan Pendidikan Karakter

Pada dasarnya tujuan utama pendidikan karakter yakni untuk membangun generasi bangsa yang handal, di mana masyarakatnya berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, dan bahu-membahu.

Untuk meraih tujuan tersebut maka di dalam diri peserta ajar harus ditanamkan nilai-nilai pembentuk abjad yang bersumber dari Agama, Pancasila, dan Budaya.

Berikut adalah nilai-nilai pembentuk huruf tersebut:

  1. Kejujuran
  2. Sikap toleransi
  3. Disiplin
  4. Kerja keras
  5. Kreatif
  6. Kemandirian
  7. Sikap demokratis
  8. Rasa ingin tahu
  9. Semangat kebangsaan
  10. Cinta tanah air
  11. Menghargai prestasi
  12. Sikap akrab
  13. Cinta tenang
  14. Gemar membaca
  15. Perduli terhadap lingkungan
  16. Perduli sosial
  17. Rasa tanggungjawab
  18. Religius

Lima Nilai Karakter Utama

Di Indonesia, gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) fokus pada lima nilai abjad utama yang bersumber dari Pancasila, yaitu:

1. Nilai Karakter Religius

Penerapan nilai karakter religius dalam kehidupan penduduk Indonesia sehari-hari mampu tampakdalam beberapa hal, di antaranya:

  • Sikap cintai damai.
  • Sikap toleransi.
  • Menghargai perbedaan agama dan doktrin.
  • Berpendirian teguh.
  • Percaya diri.
  • Kerja sama antar pemeluk agama dan dogma.
  • Anti kepada perundungan dan kekerasan.
  • Mencintai lingkungan.
  • Dan lain sebagainya.

2. Nilai Karakter Nasionalis

Nilai huruf nasionalis ialah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan kepada bahasa, lingkungan, sosial, budaya, dan politik bangsa.

Penerapan nilai karakter nasionalis dalam kehidupan masyarakat sehari-hari dapat tampakdalam beberapa hal, di antaranya:

  • Apresiasi terhadap budaya Indoenesia.
  • Menjaga kekayaan budaya Indonesia.
  • Cinta tanah air.
  • Menghormati keberagaman budaya, suku, dan, agama.

3. Nilai Karakter Integritas

Nilai aksara integritas ialah nilai yang menjadi dasar perilaku setiap individu sehingga individu tersebut dapat dipercaya dalam perkataan dan perbuatan, serta berkomitmen terhadap tabiat dan nilai-nilai kemanusiaan.

Penerapan nilai huruf integritas dalam kehidupan penduduk sehari-hari mampu tampakdalam beberapa hal, di antaranya:

  • Sikap bertanggungjawab.
  • Aktif terlibat dalam kehidupan sosial.
  • Konsisten dalam perkataan dan tindakan yang menurut kebenaran.

4. Nilai Karakter Mandiri

Nilai huruf mandiri merupakan sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam kehidupannya. Dengan kata lain, individu yang berdikari akan memanfaatkan asumsi, tenaga, dan waktunya untuk merealisasikan harapan dan cita-citanya.

Penerapan nilai karakter mampu berdiri diatas kaki sendiri dapat tampakdalam beberapa hal, di antaranya:

  • Memiliki etos kerja yang baik.
  • Memiliki daya juang yang tinggi.
  • Tangguh dalam menghadapi tanangan.
  • Memiliki keberanian dan kreatif dalam bertindak.

5. Nilai Karakter Gotong Royong

Nilai abjad gotong-royong ialah perilaku dan sikap yang menghargai semangat kolaborasi dan pundak membahu dalam menuntaskan dilema bersama.

Penerapan nilai abjad gotong-royong mampu terlihat dalam beberapa hal, di antaranya:

  • Menghargai sesama.
  • Dapat bekerjasama.
  • Mampu berkomitmen kepada keputusan bersama.
  • Saling tolong menoling.
  • Rasa solidaritas dan sikap kerelawanan.
  • Anti terhadap diskriminasi dan kekerasan.

Pentingnya Pendidikan Karakter

Seperti kita pahami bahwa proses globalisasi secara terus-menerus akan mempunyai dampak pada pergantian abjad masyarakat Indonesia.

Kurangnya pendidikan karakter akan menyebabkan krisis watak yang berakibat pada sikap negatif di masyarakat, contohnya; pergaulan bebas, penyalahgunaan obat-obat terlarang, pencurian, kekerasan kepada anak, dan lain sebagainya.

Menurut Thomas Lickona, setidaknya ada tujuh alasan mengapa character education harus diberikan terhadap warga negara sejak dini, yaitu:

  • Ini ialah cara paling baik untuk memastikan para murid memiliki kepribadian dan abjad yang baik dalam hidupnya.
  • Pendidikan ini mampu menolong meningkatkan prestasi akademik anak didik.
  • Sebagian anak tidak bisa membentuk huruf yang berpengaruh untuk dirinya di tempat lain.
  • Dapat membentuk individu yang menghargai dan menghormati orang lain dan mampu hidup di dalam masyarakat yang majemuk.
  • Sebagai upaya menanggulangi akar problem moral-sosial, seperti ketidakjujuran, ketidaksopanan, kekerasan, etos kerja rendah, dan lain-lain.
  • Merupakan cara terbaik untuk membentuk sikap individu sebelum masuk ke dunia kerja/ perjuangan.
  • Sebagai cara untuk mengajarkan nilai-nilai budaya yang ialah bab dari kerja suatu peradaban.

Kesimpulan

Dari klarifikasi di atas kita bisa mengerti bahwa pendidikan dan pendidikan abjad tidak ajaib lagi bagi setiap orang. Diharapkan supaya para guru, dosen maupun tenaga pendidikan lainnya, serta orang tua, telah sebaiknya selalu memotivasi anak supaya tetap mengejar pendidikannya serta menanamkan nilai-nilai aksara yang bagus kepada peserta bimbing mulai dari semenjak dini.

Demikian ulasan lengkap perihal pemahaman pendidikan dan pendidikan aksara, semoga berguna buat kita semua.

Sumber:

Barangkali sahabat juga mencari postingan berikut: