close

Pemahaman Kas Dan Tata Cara Akuntansi Penerimaan Kas

Pengertian Kas dan Sistem Akuntansi Penerimaan Kas 
Menurut IAI, mirip pada Standar Akuntansi Keuangan (2011, pasal 2), “Kas berisikan saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) yakni investasi yang sifatnya sungguh likuid, berjangka pendek, dan yang dengan segera mampu dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko pergeseran nilai yang signifikan.”
Kas merupakan alat pembayaran yang sah. Memiliki 2 tolok ukur, adalah :
1. Tersedia, memiliki arti kas harus ada dan dimiliki serta mampu dipakai sehari-hari selaku alat pembayaran untuk kepentingan perusahaan.
2. Bebas, setiap item dapat diklasifikasikan selaku kas, kalau diterima biasa selaku alat pembayaran sebesar nilai nominalnya.
Menurut Mulyadi (2008:439), tata cara akuntansi penerimaan kas ialah suatu catatan yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, adalah penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.
Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
Definisi menurut Mulyadi (2008:455), sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang adalah berasal dari transaksi penjualan tunai. Berdasarkan metode pengendalian intern yang baik, metode penerimaan kas dari pemasaran tunai mengharuskan :
1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus secepatnya disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melaksanakan internal check.
2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan lewat transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan penerimaan kas.
Sistem Penerimaan Kas dari Piutang
Definisi menurut Mulyadi (2008:493), menjelaskan bahwa untuk menjamin diterimanya kas oleh perusahaan, metode penerimaan kas dari piutang mewajibkan:
1. Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindahbukuan melalui rekening bank (giro bilyet). Jika perusahaan cuma menerima kas dalam bentuk cek atas nama perusahaan , akan menjamin kas yang diterima oleh perusahaan masuk ke rekening giro bank perusahaan. Pemindahbukuan juga akan memperlihatkan jaminan penerimaan kas masuk ke rekening giro bank perusahaan.
2. Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh.”
Penerimaan kas dari piutang dapat dikerjakan melalui aneka macam cara, ialah selaku berikut:
1. Melalui penagihan perusahaan
2. Melalui pos
3. Melalui Lock-box collection plan
Prosedur Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai dan Piutang
Menurut Mulyadi (2008:456), tata cara penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi dalam tiga mekanisme selaku berikut: 
1. Penerimaan Kas dari Over-the Counter Sale.
Dalam pemasaran tunai ini, pembeli tiba ke perusahaan, melakukan pemilihan barang atau produk yang mau dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan lalu mendapatkan barang yang dibeli. Prosedur-prosedur yang dikerjakan dalam penerimaan kas dari Over-the Counter Sale dengan langkah pembeli memesan barang eksklusif terhadap Wiraniaga (sales-person) di Bagian Penjualan; Bagian Kas mendapatkan pembayaran dari pembeli mampu berupa uang tunai, atau kartu kredit; Bagian Penjualan menyuruh Bagian pengiriman untuk menyerahkan barang kepada Pembeli; Bagian Kasa menyetorkan kas yang diterima ke Bank; Bagian Akuntansi mencatat pendapatan pemasaran dalam jurnal penjualan; Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari Penjualan tunai dalam jurnal penerimaan kas.
2. Penerimaan Kas dari COS Sales
Cash-On-Delevery Sales (COD Sales) adalah transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau transportasi sendiri dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD Sales merupakan fasilitas untuk memperluas kawasan penjualan dan untuk memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli serta jaminan penerimaan kas dari perusahaan penjual.
3. Penerimaan Kas dari Credit Card Sales
Merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana pembayaran bagi pembeli, baik dalam Over-the Counter Sales maupun dalam pemasaran yang pengantaran barangnya dilaksanakan melalui COS Sales. Dalam Over-the Counter Sales, pembeli datang ke perusahaan melaksanakan penyeleksian barang atau produk yang hendak dibeli, melakukan pembayaran ke kasir dengan memakai kartu kredit. Dalam penjualan tunai yang melibatkan COS Sales, pembeli tidak perlu datang ke perusahaan penjual. Pembeli memperlihatkan kesepakatan tertulis untuk penggunaan kartu kredit dalam pembayaran barang.
Sedangkan Menurut Mulyadi (2008:494), metode penerimaan kas dari piutang terbagi atas penjelasan selaku berikut:
1. Penerimaan kas dari piutang melalui penagihan perusahaan dilakukan dengan prosedur berikut ini: 
a. Bagian piutang menawarkan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih kepada bagian penagihan.
b. Bagian Penagihan mengantarkan penagih untuk melakukan penagihan kepada debitur.
c. Bagian Penagihan mendapatkan cek atas nama dan surat informasidari debitur.
d. Bagian Penagihan menyerahkan cek kepada Bagian Kasa.
e. Bagian Penagihan menyerahkan surat pemberitahuan terhadap Bagian Piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.
f. Bagian Kasa mengirim kuitansi tanda penerimaan kas terhadap debitur.
g. Bagian Kasa menyetorkan cek ke bank untuk melakukan clearing atas cek tersebut.
2. Penerimaan kas dari piutang melalui pos dikerjakan dengan mekanisme berikut ini:
a. Bagian Penagihan mengirim Faktur Penjualan kepada debitur pada saat transaksi terjadi.
b. Debitur mengantarcek atas nama dan surat pemberitahuan lewat pos.
c. Bagian Sekretariat mendapatkan cek atas nama dan surat informasidari debitur. Cek atas nama diserahkan ke Bagian Kasa dan surat pemberitahuan kepada Bagian Piutang untuk diposting ke dalam Kartu Piutang
d. Bagian Kasa mengirim kuitansi terhadap debitur selaku tanda terima pembayaran dari debitur.
3. Penerimaan kas dari piutang lewat Lock-box collection plan dikerjakan dengan prosedur berikut ini:
a. Bagian Penagihan mengantarFaktur Penjualan terhadap debitur pada saat transaksi terjadi.
b. Debitur melakukan pembayarannya pada dikala faktur jatuh tempo dengan mengantarkan cek dan surat keteranganke PO Box di kota terdekat.
c. Bank membuka PO Box, menghimpun cek dan surat informasiyang diterima perusahaan. Serta menciptakan daftar surat keterangandan mengelola check clearing.
d. Bagian Kasa menyerahkan daftar surat pemberitahuan ke Bagian Akuntansi untuk dicatat ke dalam jurnal penerimaan kas.
Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen
Menurut Narko (2008), berita yang biasanya diharapkan manajemen dalam penerimaan kas dari pemasaran tunai ialah :
1. Jumlah pemasukan penjualan berdasarkan jenis produk atau kalangan produk selama jangka waktu tertentu.
2. Jumlah kas yang diterima dari pemasaran tunai.
3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama rentang waktu tertentu.
4. Nama dan alamat pembeli.
5. Kuantitas produk yang dijual.
6. Nama wiraniaga yang melaksanakan pemasaran.
7. Otorisasi pejabat yang berwenang.
Dokumen dan Catatan Akuntansi yang Digunakan
Pencatatan transaksi pemasaran barang dagangan tidak lepas dari dokumen-dokumen. Dokumen-dokumen yang biasa dipakai dalam mencatat sistem akuntansi penerimaan kas dari pemasaran tunai yaitu:
1. Faktur penjualan tunai
Faktur penjualan tunai disini berfungsi memerintah kepala bab kasa untuk menerima uang dari pembeli sejumlah yang tercantum dalam dokumen tersebut.
2. Pita register kas (Cash Register Tape)
Pita register kas (cash register tape) dipakai untuk mendukung faktur pemasaran tunai yang dicatat dalam jurnal pemasaran selaku bukti penerimaan kas dari bagian kas.
3. Credit Card Sales Slip
Dokumen Credit Card Sales Slip, diisi oleh bagian kas dan berfungsi selaku alat menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan kartu kredit. Sebagai transaksi penjualan yang dikerjakan oleh pemegang kartu kredit.
4. Bill of lading
Dokumen Bill of Lading dipakai selaku bukti penyerahan barang dari perusahaan pemasaran barang dalam penjualan COD (Cash-On-delivery).
5. Faktur pemasaran COD
Selain itu faktur penjualan (Cash-On-delivery) digunakan pula sebagai perekam berbagai gosip yang dibutuhkan untuk administrasi tentang transaksi penjualan tunai.
6. Bukti setor bank
Bukti setor bank dipakai selaku bukti penyetoran kas dari penjualan tunai ke bank. Adapun bukti setoran bank ini digunakan oleh bagian akuntansi selaku dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penerimaan kas atas penjualan tunai ke dalam jurnal penerimaan kas.
7. Rekapitulasi harga pokok pemasaran
Dokumen ini dipakai bagian akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu abad dan sebagai dokumen pendukung bagi pengerjaan bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk yang dijual.
8. Jurnal Penerimaan Kas
Kas                                                   —
         Penjualan Tunai                                               —
Untuk mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai.