- Yusuf al-Qardhawi mendefinisikan pendidikan Islam ialah pendidikan insan seutuhnya, nalar dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya.
- Drs. Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa pendidikan Islam ialah bimbingan jasmani dan rohani menurut hukum-aturan agama islam terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pemahaman lain, seringkali dia menyatakan kepribadian utama dengan perumpamaan kepribadian muslim, adalah kepribadian yang memilki nilai-nilai agama Islam, menentukan, menetapkan dan berbuat serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
- Drs. Burlian Somad mengemukakan pengertian pendidikan Islam yakni pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri, berderajat tinggi berdasarkan ukuran Allah dan isi pendidikannya ialah mewujudkan tujuan itu, ialah anutan Allah. Menurutnya, pendidikan itu disebut pendidikan Islam kalau memiliki dua ciri khas: Pertama, Tujuannya membentuk individu menjadi bercorak diri tertinggi menurut ukuran Al-Qur’an. Kedua, Isi pendidikannya yakni aliran Allah yang tercantum lengkap dalam Al-Qur’an yang pelaksanaannya di dalam praktek hidup sehari-hari sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Para ulama dan ilmuan telah menguraikan tujuan pendidikan islam selaku berikut :
Menurut Ibnu Taimiyah, sebagaimana yang dikutip oleh Majid ‘Irsan al-Kaylani dalam buku al-Fikr al-Tarbawi ‘inda Ibn Taymiyah, tujuan pendidikan Islam bertumpu pada 4 aspek:
- Tercapainya pendidikan tauhid dengan mempelajari Al-Qur’an dalam ayat-ayat fisik (afaq) serta psikis (anfus).
- Mengetahui ilmu Allah SWT, lewat pemahaman kepada kebenaran makhluk-Nya.
- Mengetahui kekuatan (qudrah) Allah SWT lewat pengertian beraneka jenis, kuantitas,dan kreativitas makhluk-Nya.
- Mengetahui apa yang diperbuat Allah SWT, (Sunnah Allah) perihal kenyataan (alam) dan jenis-jenis perilakunya.
Abdal Rahman Shaleh Abd Allah dalam buku Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al Qur’an (Judul Asli : Educational Theory, aQur’anic outlook) menyatakan bahwa tujuan pendidikan Islam diklasifikasikan dalam 4 dimensi:
- Tujuan Pendidikan Jasmani (al-Ahdaf al-Jismiyah); merencanakan diri manusia selaku pengemban peran khalifah di bumi, lewat keahlian-keahlian fisik. Ini mengacu pada usulan dari Imam Nawawi yang menafsirkan “al-qawy” sebagai kekuatan iman yang ditopang oleh kekuatan fisik, (QS.al-Baqarah : 247, al-Anfal :60).
- Tujuan Pendidikan Rohani (al-Ahdaf al-Ruhaniyah); memajukan jiwa dari kesetiaan hanya terhadap Allah SWT semata dan melaksanakan moralitas Islami yang diteladani Nabi SAW menurut keinginan ideal dalam al-Qur’an (QS. Ali Imran : 19). Indikasi pendidikan rohani tidak bermuka dua ( QS. Al-Baqarah : 10), berusaha memurnikan dan menyucikan diri manusia secara perorangan dari sikap negatif (QS al-Baqarah : 126) inilah yang disebut dengan tazkiyah (purification) dan pesan tersirat (wisdom).
- Tujuan Pendidikan Akal (al-Ahdaf al-Aqliyah); Pengarahan inteligensi untuk menemukan kebenaran dan karena-sebabnya dengan menelaah tanda-tanda kekuasaan Allah dan memperoleh pesan ayat-ayat-Nya yang berimplikasi pada kenaikan iktikad terhadap-Nya.
- Tujuan Pendidikan Sosial (al-Ahdaf al-Ijtimaiyah); yakni pembentukan kepribadian yang utuh yang menjadi bagian dari komunitas sosial. Identitasindividu disini tercermin sebagai “al-nas” yang hidup pada masyarakat yang plural (beragam).
Menurut Muhammad Athahiyah al-Abrasy dalam buku Ruh al-Tarbiyah wa al-Ta’lim, dikemukakan bahwa tujuan pendidiakn Islam yaitu tujuan yang sudah ditetapkan dan dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW di saat hidupnya, yaitu pembentukan sopan santun yang tinggi, sebab pendidikan susila merupakan jiwa pendidikan Islam, sekalipun tanpa mengabaikan pendidikan jasmani, nalar, dan ilmu praktis.
Menurut al-Ghazali, yang dikutip oleh Fathiyah Hasan Sulaiman dalam buku Sistem Pendidikan Versi al-Ghazali, diuraikan bahwa tujuan biasa pendidikan islam tercermin dalam dua segi, yaitu:
- Insan purna yang bermaksud mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Insan purna yang bermaksud mendapatkan kebahagiaan dunia dan darul baka. Pandangan dunia dan akhirat dalam persepsi al-Ghazali adalah menempatkan kebahagiaan dalam proporsi sesungguhnya. Kebahagiaan yang lebih memiliki nilai universal, abadi, dan hakiki itulah yang menjadi prioritas.
Berdasarkan hasil pelatihan pendidikan islam sedunia tahun 1980 sebagaimana dikutip oleh Arifin H M dalam buku Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, dirumuskan tujuan pendidikan islam berikut ini :
Education aims at the ballanced growth of total personality of man through the pelatihan of man’s spirit, intelect, the rasional self, feeling and bodile sense. Education should , therefore, cater, for the growth of man in all its aspects, spiritual, intelectual, imaginative, physical, scientific, linguistic, both individually and collectivelly, and motivate all these aspects toward goodness and attainment of pefection. The ultimate aim of education lies in the realization of complete submission to Allah on the level of perorangan, the community and humanity at large.
(Pendidikan seharusnya bertujuan mencapai pertumbuhan sebanding dalam kepribadian insan secara total melalui pembinaan spiritual, kecerdasan, rasio, perasaan, dan panca indra. Karena itu, pendidikan seharusnya selaku pelayanan bagi kemajuan manusia dalam segala aspeknya yang mencakup faktor spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiyah, linguistik, baik secara individu maupun kolektif dan memovasi semua faktor tersebut ke arah kebaikan dan pencapaian kesempurnaan. Tujuan utama pendidikan bertumpu pada terealisasinya ketundukan kepada Allah SWT baik dalam tingkatan individu, komunitas maupun kemanusiaan secara luas).
Demikian pengertian dan tujuan Pendidikan Islam berdasarkan pedoman para ulama dan ilmuan. Silahkan mengambil kesimpulan yang lebih sederhana ihwal pemahaman pendidikan islam dan maksudnya berdasarkan anda. Semoga berfaedah!