Pada kesempatan kali ini, mimin akan menerangkan wacana pemahaman alat ukur listrik, jenis alat ukur listrik, dan fungsi tiap bagiannya. Tanpa perlu berlama-usang, mari kita lihat penjelasannya di bawah ini.
Pengertian Alat Ukur Listrik
Alat ukur listrik ialah alat yang diguanakan untuk mengukur besaran-besaran listrik yang mengalir seperi Arus Listrik (I), Tegangan Listrik (V), dan Tahanan Listrik (R). Sebelum menggunakan alat ukur listrik, amati dahulu apakah alat ukur listrik yang digunakan berfungsi dengan baik, alasannya kalau tidak berfungsi dengan baik, hasil yang hendak dipakai tidak maksimal. Alat ukur listrik dalam keadaan prima itu sungguh penting, karena dalam pengukuran arus listrik, tegangan listrik, dan hambatan listrik akan sungguh besar lengan berkuasa dari nilai pengukuran.
Jenis Alat Ukur Besaran Listrik
Dalam merancang rangkaian elektro, kita niscaya tidak lepas dari mengukur besaran-besaran listrik mirip tegangan, arus dan tahanan listrik. Besaran-besaran listrik tersebut mampu diukur dengan menggunakan alat-alat seperti multimeter, voltmeter, ampermeter, atau ohmmeter. Adapun penjelasanya sebagai berikut:
1. Multimeter
Multimeter atau multitester disebut juga selaku AVO meter karena dapat dipakai untuk mengukur arus listrik (dengan satuan ampre atau A), tegangan listrik (dengan satuan volt atau V), dan tahanan listrik (dengan satuan ohm atau Ω). Multimeter mempunyai banyak kegunaan, selain dipakai untuk mengukur tegangan DC, multimeter juga mampu digunakan untuk tegangan AC. Di pasaran multimeter tersedia dalam dua jenis ialah multimeter analog dan multimeter digital. Adapun gambar multimeter ditunjukkan pada gambar 1.
Gambar 1. Multimeter
Perbedaan dari kedua jenis ini hanya pada penampilan hasil pengukuran. Pada multimeter analog, penampilan hasil pengukuran berbentukjarum penunjuk dan skala pengukuran. Sedangkan pada multimeter digital hasil pengukuran ditampilkan dalam bentuk angka dan satuan.
Fungsi Bagian Multimeter
Dalam multimeter terdapat fungsi dari tiap-tiap bab. Adapun bab-bab multimeter terdapat pada gambar 2.
Gambar 2. Bagian-bab multimeter
Keterangan :
1. Meter korektor : dipakai untuk mengendalikan jarum AVO meter ke skala nol sebelum digunakan.
2. Range selektor switch : sakelar putar yang digunakan sesuai batas-batas nilai tegangan, arus, atau tahanan yang diukur.
3. Terminal (+) dan (-) com : terminal kutub aktual (+) dan kutub (-) listrik. Terminal (+) dihubungkan ke kabel yang akan digunakan untuk mengukur tegangan, arus, atau tahanan potensial tinggi. Terminal (-) dihubungkan ke kabel yang hendak dipakai untuk mengukur tegangan, arus, atau tahanan rendah.
4. Pointer (jarum meter) : pelat jarum yang digunakan untuk menawarkan nilai besaran yang diukur.
5. Mirror (cermin) : batasan nilai ohmmeter dengan nilai ampermeter dan voltmeter.
6. Scale (skala) : ukuran pembacaan nilai besaran.
7. Zero adjusment : digunakan untuk menempatkan jarum meter pada posisi nol ketika akan dipakai untuk mengukur tahanan listrik atau memakai ohmmeter.
8. Angka-angka BU (Batas Ukur) : angka-angka batas ukur sesuai dengan satuan yang diukur.
9. Case (kotak meter) : tempat menaruh bagian-bagian multimeter atau AVO meter.
Alternating Current Volt digunakan untuk mengukur arus bolak-balik. Batasan ukur ACV dibagi dalam beberapa jangkauan, contohnya 0-6volt, 0-30volt, 0-120volt, 0-300volt, dan 0-1200volt.
Bagian ohmmeter dipakai untuk mengukur tahanan listrk. Batasan ukur nilai ohmmeter dibagi dalam beberapa jangkauan, misalnya x1, x10, x1k, x10k.
DCV (Direct Current Volt) digunakan sebagai voltmeter dalam mengukur tegangan listrik searah (DC). Batas ukur DCV dibagi dalam beberapa jangkauan, misalnya 0-3volt, 0-12volt, 0-30volt, 0-120volt, 0-300volt, dan 0-1200volt.
Berikut ini beberapa yang diperahatikan sebelum menggunakan multimeter :
Pemahaman Sensor Mekanik Dan Contoh Sensor Mekanik: Potensiometer Dan Strain Gauge
1. Gunakan multimeter untuk mengukur tegangan, arus dan tahanan listrik dalam jangkauan batas ukur agar tidak rusak.
2. Gunakan sakelar putus sesuai dengan besaran yang diukur. Misalnya jika kita memakai ohmmeter untuk mengukur tahanan listrik, bukan untuk mengukur tegangan listrik.
3. Periksa posisi jarum meter dikala akan digunakan dan tentukan jarum telah menunjuk angka nol disebelah kiri pada skala DcmA, DCV, atau ACV dan disebelah kanan pada skala ohmmeter.