Pelajarilah Seni Beretika Dengan Pasangan Hidup

Kehidupan tanpa undang-undang & peraturan yg dihargai & diberlakukan yaitu kehidupan jahiliyah yg tertinggal.

Rumah yg dibangun dgn berpondasikan budaya akan dihancurkan budaya. Rumah yg dibangun di atas air akan ditenggelamkan air. Rumah yg dibangun di kawasan beresiko banjir akan diterjang banjir.

Adapun keluarga yg terikat dgn takwa & ketaatan pada Allah Ta’ala tak akan rusak diterjang oleh angin puting-beliung sebesar apapun badai itu.

Alangkah indahnya suatu peraturan & alangkah baiknya bila diberlakukan di keluarga, sekolah, pabrik, masjid & jalan.

Alangkah buruknya ketidak-teraturan & kekacauan yg terjadi di dlm keluarga, sekolah, klub & lapangan.

Tugas utama para nabi agung yg diembankan oleh Allah Ta’ala atas mereka yaitu mengajarkan akhlakul karimah pada umat insan. Sebagian kalangan menyebut kebijaksanaan pekerti & akhlakul karimah dgn istilah etika.

Seringkali kita menyaksikan banyak orang yg dapat menjaga perasaan orang lain yg aneh bagi mereka, sehingga menerima iman, penghormatan & penghargaannya.

Padahal kadang-kadang kita tak menghiraukan cara bergaul kita dgn orang yg paling berharga bagi kita yg hidup dgn kita, mirip suami atau istri.

Terkadang tanpa sadar, kita melukai perasaannya atau bahkan dgn kesadaran kita, alasannya kita menilai bahwa etika hanya berlaku saat kita bergaul dgn orang lain.

Sementara itu, cara-cara berangasan, tak peka & perasa kita tonjolkan dikala bersama kerabat kita.

Berangkat dr sini, hendaknya pasangan suami istri membuat suatu akad ihwal agenda-agenda & peraturan-peraturan sejak mereka hidup bareng .

Setelah itu, ditulis menjadi sebuah hasil komitmen wacana hal-hal yg mampu memperindah kehidupan & mendekatkan pada kenyamanan, mirip jadwal kegiatan, menyalurkan kegemaran, bacaan, kunjungan, piknik, & lain sebagainya.

  Cerita Wangi “Siti Khadijah” di Rumah Ustaz Maulana, Sebelum Kanker Usus Merenggut

Hal ini dimaksudkan semoga setiap pihak menghormati yg yang lain, saling menghargai & mengurangi pelanggaran-pelanggaran.

Hendaklah dlm melaksanakan komitmen ini ada sanksi yg sesuai untuk setiap kali pelanggaran, mirip perkelahian hanya sehari dua hari saja, meminta maaf atas hak yg tak ditunaikan, membelikan kado, atau lainnya.

Setelah itu kedua belah pihak menandatangani poin-poin keputusan dgn penuh kesadaran atas segala konsekeensi.

Dalam perjalanannya mampu saja beberapa poin ditambahkan lagi, atau bahkan dihilangkan, namun peraturan tetap harus diindahkan dengan-cara terus-menerus.

[Abu Syafiq/Wargamasyarakat]

Berlanjut ke Pelajarilah Seni Beretika Dengan Pasangan Hidup (Bagian 2)