close

Pelajaran Sastra : Puisi Perihal Belum Dewasa Karya Kahlil Gibran Dan Chairil Anwar

pemahaman dan pola dari puisi hingga pemahaman, jenis, ciri serta contoh pantun dan syair. Bagaimana agar lebih mendalami tentang puisi, hari ini kurikulum pelajaran sastra membahas mengenai karya sastra dari karya-karya tokoh sastra dari penyair terkenal dunia maupun nasional seperti teladan Kahlil Gibran dan Chairil Anwar terutama dalam menyambut peringatan hari anak-anak Nasional.

Chairil Anwar merupakan sastrawan Indonesia, utamanya sebagai penyair. Banyak hasil karya Anwar yang menjamah hati baik itu perihal usaha, belum dewasa maupun kehidupan, begitupula dengan Kahlil Gibran. Walaupun keduanya mempunyai perbedaan dalam penulisan hingga bentuk hasil karya sastra tetapi tidak mampu disangkal bahwa Kahlil Gibran dan Chairil Anwar adalah andal sastra tentang puisi dengan penyusunan lirik berisi makna dengan pedoman yang bisa mewakili perasaan penyair periode itu. karya-karya tokoh sastra dari penyair terkenal dunia maupun nasional dari keduanya inilah yang akan jadikan acuan goresan pena dalam pengertian puisi tentang belum dewasa sebagai citra agar nantinya mampu memotivasi dan memberi ide siswa di sekolah, baik itu anak pelajar Taman Kanak-kanak, SD, Sekolah Menengah Pertama terutama SMA.

PUISI TENTANG ANAK-ANAKMU BUKAN MILIKMU KARYA KAHLIL GIBRAN UNTUK PELAJARAN SASTRA

PUISI KAHLIL GIBRAN TENTANG ANAK:

Anak-anakmu bukan Milikmu oleh Khalil Gibran

  Fungsi Umum Sampingan Surat

Anakmu bukanlah milikmu,
mereka adalah putra putri sang Hidup,
yang rindu akan dirinya sendiri.

Mereka lahir melalui engkau,
tetapi bukan dari engkau,
mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu.

Berikanlah mereka kasih sayangmu,
tetapi jangan sodorkan pemikiranmu,
alasannya adalah pada mereka ada alam anggapan tersendiri.

Patut kau berikan rumah bagi raganya,
namun tidak bagi jiwanya,
alasannya adalah jiwa mereka yaitu penghuni rumah periode depan,
yang tiada mampu kau datangi,
sekalipun dalam mimpimu.

Engkau boleh berupaya ibarat mereka,
tetapi jangan menciptakan mereka menyerupaimu,
karena kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
ataupun tenggelam ke kala lampau.

Engkaulah busur asal anakmu,
anak panah hidup, melesat pergi.

Sang Pemanah membidik sasaran keabadian,
Dia merentangkanmu dengan kuasaNya,
sampai anak panah itu melesat jauh dan cepat.

Bersukacitalah dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
alasannya Dia menyayangi belum dewasa panah yang melesat laksana kilat,
sebagaimana dikasihiNya pula busur yang mantap.

 Banyak sekali pendapat menurut para ahli sastra tentang puisi PELAJARAN SASTRA : PUISI TENTANG ANAK-ANAK KARYA KAHLIL GIBRAN DAN CHAIRIL ANWAR

PUISI TENTANG ANAK-ANAK KARYA CHAIRIL ANWAR UNTUK PELAJARAN SASTRA

PUISI CHAIRIL ANWAR TENTANG ANAK:

Sebuah Kamar Oleh Chairil Anwar

Sebuah jendela menyerahkan kamar ini
pada dunia. Bulan yang menyinar ke dalam
mau lebih banyak tahu.
“Sudah lima anak bernyawa di sini,
Aku salah satu!”

Ibuku tertidur dalam tersedu,
Keramaian penjara sepi selalu,
Bapakku sendiri terbaring jemu
Matanya menatap orang tersalib di watu!

Sekeliling dunia bunuh diri!
Aku minta adik lagi pada
Ibu dan bapakku, sebab mereka berada
d luar hitungan: Kamar begini
3 x 4, terlalu sempit buat meniup nyawa

SOAL PELAJARAN SASTRA : PUISI TENTANG ANAK-ANAK KARYA KAHLIL GIBRAN DAN CHAIRIL ANWAR

1. Mengapa penulis (Chairil Anwar dan Kahlil Gibran) yakin bahwa anak-anak “bukan anak-anakmu” dan  “putra dan putri dari kerinduan Hidup untuk dirinya sendiri” Jelaskan.

  Langkah-Langkah Membuat Pantun

2. Kutip bait terakhir memakai bahasa sastra modern dalam bahasa Indonesia sebagaimana kamu menerima pelajarancg di sekolah kau

3. Buat ajaran yang bisa mewakili perasaan penyair dengan ajaran sendiri dari puisi keduanya. Sesuaikan bahasa untuk sekelompok siswa sekolah dasar (Sekolah Dasar)