Pbb, Kasus Hongkong, Jimmy Lai

Tim pengacara untuk konglomerat media dan pelopor pro-demokrasi Hong Kong Jimmy Lai meminta PBB mengusut apakah pemenjaraan dan banyak sekali tuduhan kriminal terhadap dirinya ialah wujud “pelecehan aturan” terhadap keberaniannya berbicara dan mengungkapkan pertimbangan .

Pemilik surat kabar Apple Daily yang kini telah tidak beroperasi itu yakni salah satu pelopor paling mencolokyang ditangkap dalam perjuangan Hong Kong membungkam nyaris semua kritik politik sejak protes massal pro-demokrasi pada 2019.

Tindakan keras Hong Kong itu berlanjut, Senin (11/4) dengan penangkapan jurnalis terlatih yang lain, Allan Au Ka-lun, konsultan pengajar yang pernah bekerja untuk sejumlah media Hong Kong.

Tindakan yang diambil oleh tim pengacara Lai di Inggris ini mengikuti pengumuman negara itu bulan kemudian yang mau mempesona para hakimnya dari pengadilan tinggi Hong Kong karena menjaga mereka di sana sama artinya dengan “melegitimasi penindasan” di bekas jajahan Inggris itu.

Didakwa melanggar undang-undang keamanan nasional Hong Kong dan ketika ini sedang menjalani hukuman 20 bulan penjara. Tim kuasa hukumnya di Doughty Street Chambers di Inggris menyampaikan dalam suatu pernyataan, aset Lai sudah dibekukan dan dia menghadapi serangkaian perkara aturan, termasuk empat permintaan pidana terpisah terkait dengan kegiatannya menghadiri dan bergabung dengan aneka macam aksi protes.

Lai menghadapi “risiko menghabiskan sisa hidupnya di penjara cuma alasannya mengatakan, dan karena berusaha membela kebebasan pers, demokrasi, dan supremasi hukum di Hong Kong,” kata penasihat hukum Lai, Caoilfhionn Gallagher, dalam suatu pernyataannya.

Pada email berikutnya, Gallagher mengatakan permintaan itu telah diajukan kepada pelapor khusus PBB. Permohonan itu, katanya, pada intinya meminta PBB memeriksa keleluasaan berpendapat dan berekspresi, kontra-terorisme dan HAM, serta hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat secara damai di Hong Kong. “Kami sedang menanti jawaban,” tulisnya.

  Puisi Senja Aku dan Rinduku

Putra Lai, Sebastien Lai, dikutip mendesak pelapor khusus PBB untuk juga memeriksa langkah-langkah-tindakan otoritas China dan Hong Kong kepada banyak warga Hong Kong yang lain.