Pasar Oligopoli: Pengertian, Ciri, Jenis, Keunggulan Kekurangan, & Pola

Pasar oligopoli merupakan salah satu jenis pasar yang tergolong di dalam pasar kompetisi tidak tepat. Kehadiran pasar ini menjadi penambah semarak persaingan beberapa produk yang umumnya ialah produk kebutuhan sehari-hari.

Pengertian Pasar Oligopoli

Dalam pasar oligopoli terdapat banyak pembeli tetapi cuma ada sedikit pedagang . Dalam hal komoditas yang diperdagangkan juga terdapat diferensiasi produk, artinya walaupun terdapat barang yang sejenis tetapi variannya sungguh bermacam-macam.

Barang yang satu mampu menjadi pengganti untuk yang lain meskipun tidak sepenuhnya mampu dibilang sebagai pengganti yang sempurna. Oleh sebab itu, iklan menjadi kebutuhan produsen supaya mampu menawan konsumen berpeluang dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada.

Baca juga: Struktur Pasar

Ciri-Ciri Pasar Oligopoli

1. Jumlah Produsen Lebih Sedikit dari Konsumen

Umumnya produsen yang menyediakan komoditas tertentu tidak berjumlah banyak, bahkan bisa jadi kurang dari 10 produsen untuk tiap komoditas. Hal ini dikarenakan hanya perusahaan atau produsen besar dengan modal yang besar yang bisa berkompetisi dan menyediakan komoditas di pasar ini.

Jumlah ini berbeda dengan konsumennya, alasannya angkanya jauh lebih banyak. Hal ini dikarenakan komoditas yang diperdagangkan merupakan kebutuhan sehari-hari, sehingga seluruh penduduk di negara tersebut pasti membutuhkan komoditas yang diperjualbelikan.

2. Barang Homogen

Komoditas yang diperdagangkan di dalam pasar oligopoli memiliki jenis yang hampir sama namun memiliki karakteristik yang berbeda. Misalkan di dalam komoditas shampo, produsen sama-sama menjual barang berupa shampo, hanya saja setiap produsen mempunyai karakteristiknya sendiri-sendiri. 

Perusahaan A memproduksi shampo dengan kelebihan untuk menangani rambut rontok, sedangkan perusahaan B memproduksi shampo dengan keunggulan untuk mengatasi ketombe. Keduanya memproduksi shampo, tetapi keunggulan yang ditawarkan berlainan. Hal ini juga tergolong dalam harga, bentuk kemasan, dan lain sebagainya.

3. Penjual Dapat Menentukan Harga

Setiap produsen memiliki kuasa penuh atas barang dan jasa yang mereka perdagangkan. Di sini, produsen dapat menghipnotis harga komoditas yang mereka miliki, produsen mampu dengan bebas memaksimalkan maupun menurunkan harga.

Hal ini dikarenakan perusahaan lain belum tentu bisa memberikan hasil yang sama dengan produk yang mereka ciptakan. Konsumen yang telah loyal pun cenderung untuk tetap menggunakan produk tertentu meskipun telah ada kompetitornya alasannya adalah menurut selera dan kecocokan.

4. Persaingan Ketat

Walaupun setiap perusahaan memiliki kuasa penuh atas produk miliknya, tetapi tetap saja kemungkinan konsumen beralih ke produk yang lain tetap ada. Hal ini dikarenakan produsen lain pasti juga akan membuat terobosan baru guna menggaet konsumen berpotensi. Hal ini membuat kompetisi yang sengit di antara produsen.

Mereka berlomba untuk menciptakan promosi dan marketing yang menawan biar mampu menjerat pasar. Harga murah tidak senantiasa menjadi solusi, maka produsen mesti berakal mencari celah supaya mampu mempertahankan keuntungan perusahaan.

5. Produsen Baru Sulit Masuk Pasar

Produsen baru mampu saja mencoba menjangkau pasar dan berkompetisi dengan perusahaan lama yang sudah bangkit. Namun produsen gres harus mampu menghadapi tantangan yang merepotkan, khususnya jikalau mereka tidak memiliki modal yang besar sehingga kalah penawaran spesial. 

Produsen gres juga harus mengantisipasi tata cara predatory pricing atau penurunan harga drastis yang sering dikerjakan produsen usang guna menjaga pasar. Konsumen setia yang mendapatkan harga ekonomis tentu akan enggan beralih ke produk baru yang belum dikenal.

6. Sistem Harga yang Kaku

Produsen memang memiliki keleluasaan guna memainkan harga produk mereka di pasaran, tetapi taktik ini akan dengan cepat dibarengi oleh produsen yang lain. Hal ini mengakibatkan taktik menjadi mudah tertebak dan tidak mampu diubah dalam sekejap mata yang menjadikan harga, mau tidak mau, menjadi kaku.

Baca juga: Pasar Monopoli

Jenis Pasar Oligopoli

  • Oligopoli Murni (pure oligopoly) : komoditas yang diperdagangkan di pasar ini mempunyai sifat yang identik.
  • Oligopoli Terdiferensiasi (differentiated oligopoli) : komoditas yang diperdagangkan di dalam pasar ini memang sejenis tetapi mempunyai diferensiasi.

Kelebihan pasar oligopoli

  • Variasi pilihan barang komoditas
  • Kebebasan pelanggan untuk memilih produk menjadi lebih besar
  • Konsumen sering diuntungkan alasannya adalah persaingan antar penjual, terlebih ketika terjadi perang harga dan promo menawan demi menggaet konsumen
  • Tingginya inovasi produk
  • Tersedia dana untuk pengembangan produk

Kekurangan pasar oligopoli

  • Produsen sering dir
    ugikan sebab perang harga yang kerap terjadi
  • Pemborosan di sektor promosi dan iklan
  • Alokasi dana yang besar untuk sumber daya ekonomi
  • Produsen bermodal kecil sering sulit bertahan

Baca juga: Pasar Monopolistik

Contoh Pasar Oligopoli

1. Pasar Sepeda Motor

Kita pasti mengenal banyak produsen otomotif yang mengeluarkan produk sepeda motor. Walaupun masih dalam rangka buatan kendaraan roda dua, baik yang manual maupun matic, tiap pabrikan akan menunjukkan sentuhan yang berlainan untuk tiap produksinya.

Selain itu, tiap pabrikan memiliki ciri khasnya tersendiri yang sudah diketahui oleh konsumen secara general. Misalnya saja pabrikan Honda senantiasa mengeluarkan kendaraan dengan tarikan gas yang kasar sehingga kadang tidak cocok untuk pemula. Sedangkan Suzuki lebih lembut dalam tarikan mesinnya namun suku cadangnya berharga cukup mahal.

2. Pasar Mobil

Sama mirip sepeda motor, pabrikan kendaraan beroda empat juga berkompetisi dalam kelas-kelas dengan kelebihan tersendiri. Misalnya dalam kelas SUV, setiap pabrikan memiliki produk unggulan yang berbeda dengan pabrikan lain meskipun di kelas yang sama. Sebut saja musuh bebuyutan Mitsubishi Pajero dengan Toyota Fortuner, meskipun mirip keduanya jelas sungguh berbeda.

Perbedaan tersebut mampu dilihat dari sisi harga, spesifikasi produk hingga desain. Kedua produsen itu pun selalu berkompetisi guna menawarkan penemuan modern pada produksi mereka sehingga bisa memenangkan satu dan yang lain.

3. Pasar Semen

Berbeda dengan pasar sepeda motor dan mobil yang masuk dalam pasar oligopoli terdiferensiasi, pasar semen masuk ke dalam pasar oligopoli murni. Hal ini dikarenakan setiap produsen menghasilkan semen yang identik, jikalau pun berlainan, tidak akan mensugesti keseluruhan huruf semen tersebut.

Sebut saja semen Holcim, Tiga Roda dan Indocement. Ketiganya berasal dari produsen yang berlawanan tetapi tetap bisa saling menggantikan alasannya kegunaannya sama persis.

4. Pasar Air Mineral

Walaupun sekarang perusahaan air mineral mulai menjamur, bahkan lebih dari 10. Namun tetap saja nama-nama besarlah yang masih merajai pasar. Hal ini yang menciptakan pasar air mineral masih masuk ke dalam pasar oligopoli.

Jika dilihat, tidak ada perbedaan memiliki arti di antara semua air mineral yang dibentuk oleh pabrikan berlainan. Tetapi tiap merek mempunyai konsumen setia masing-masing, bahkan bisa dikatakan kalau merk Aqua masih merajai pasar dan diikuti oleh Le Minerale dan Addes.

Perusahaan kecil yang berkecimpung di industri air mineral lazimnya cuma bisa masuk ke pasar domestik saja dan jarang ada yang bisa menembus masuk ke pasar nasional yang sudah dikuasai oleh merk besar.

5. Pasar Operator Seluler

Hanya ada 6 produsen operator seluler yang ada di Indonesia, sebut saja Telkomsel, XL-Axiata, Indosat Ooredoo, Smartfren, Axis dan Tri. Keenam perusahaan ini berkompetisi dengan sungguh ketat dalam menyediakan paket data bagi konsumennya.

Setiap produsen mempunyai keunggulan dan kekurangan masing-masing, tergolong duduk perkara sinyal. Operator A belum tentu mempunyai kekuatan sinyal yang lebih bagus dibandingkan Operator B di kawasan X.

Hal inilah yang menciptakan setiap operator seluler mempunyai pasarnya masing-masing dan senantiasa berupaya berinovasi biar bisa merebut hati pengguna operator saingannya.

Keberadaan pasar oligopoli menyediakan ruang penemuan yang lebar bagi para produsen yang artinya menghidupkan kreativitas. Di sisi lain, konsumen akan diuntungkan alasannya adalah bisa menentukan produk yang paling sesuai dengan keperluan mereka.

  √ 9 Contoh Hutang Jangka Panjang, Menengah, dan Pendek