Kemarin kita baru saja menciptakan pantun. Yakni pantun belajar di rumah saja.
Kita berguru di rumah saja alasannya adalah adanya wabah corona.
Sehingga sudah beberapa bulan kita berlibur. Dan mencar ilmu dengan cara online.
Kita sudah benar-benar rindu dengan sekolah. Berjumpa dengan ibu guru maupun dengan sahabat-sahabat.
Sungguh berbeda berguru di sekolah dan berguru di rumah.
Daftar Isi
Rindu Belajar di Sekolah
pantun wisata yang mampu kamu baca.
6.
Siang hari minum selasih,
Rasa manis di tenggorokan.
Sekolahku amatlah higienis,
Belajar-pun terasa nyaman.
Siang hari minum selasih,
Rasa manis di tenggorokan.
Sekolahku amatlah higienis,
Belajar-pun terasa nyaman.
7.
Burung dara melayang terbang,
Dari bukit ke sijunjung.
Sekolahku yang kusayang,
Semoga kami bisa berkunjung.
Burung dara melayang terbang,
Dari bukit ke sijunjung.
Sekolahku yang kusayang,
Semoga kami bisa berkunjung.
8.
Bunga mawar warna merah,
Kalau dilihat indah di mata.
Ingin rasanya berangkat sekolah,
Bermain berguru sangat senang.
Bunga mawar warna merah,
Kalau dilihat indah di mata.
Ingin rasanya berangkat sekolah,
Bermain berguru sangat senang.
9.
Malam tadi hujan ringan,
Membasahi bunga di taman.
Sekolahku banyak kenangan,
Kenangan seru bareng teman.
Malam tadi hujan ringan,
Membasahi bunga di taman.
Sekolahku banyak kenangan,
Kenangan seru bareng teman.
10.
Makan baso dengan kucai,
Duduk santai melepas lelah.
Mungkin esok corona usai,
Supaya bisa kembali ke sekolah.
Makan baso dengan kucai,
Duduk santai melepas lelah.
Mungkin esok corona usai,
Supaya bisa kembali ke sekolah.
Pantun Belajar di Rumah
Selama berguru di rumah, kita ditemani orang bau tanah. Mari kita pelajari lagi beberapa pantun wacana berguru di rumah. Atau baca juga pantun orang bau tanah.
11.
Bunga berkembang di antara celah,
Celah kecil bersarang lebah.
Walau tidak pergi ke sekolah,
Kita tetap belajar di rumah.
Bunga berkembang di antara celah,
Celah kecil bersarang lebah.
Walau tidak pergi ke sekolah,
Kita tetap belajar di rumah.
12.
Gunung ciremai kawasan berkemah,
Melihat ufuk mulai memerah.
Semangat mencar ilmu di rumah,
Jangan sampai menyerah.
Gunung ciremai kawasan berkemah,
Melihat ufuk mulai memerah.
Semangat mencar ilmu di rumah,
Jangan sampai menyerah.
13.
Cahaya jelas dari lembah,
Jatuh dari atas bagai mencurah.
Walau sedang ada wabah,
Kita tetap mencar ilmu di rumah.
Cahaya jelas dari lembah,
Jatuh dari atas bagai mencurah.
Walau sedang ada wabah,
Kita tetap mencar ilmu di rumah.
14.
Kedua tangan direntangkan,
Berolahraga sambil menghibur.
Belajar di rumah mengasyikkan,
Ilmu didapat walaupun libur.
Kedua tangan direntangkan,
Berolahraga sambil menghibur.
Belajar di rumah mengasyikkan,
Ilmu didapat walaupun libur.
15.
Tamu jauh penduduknya ramah,
Memakai baju warna merah.
Belajar online di rumah,
Walau sukar jangan menyerah.
Tamu jauh penduduknya ramah,
Memakai baju warna merah.
Belajar online di rumah,
Walau sukar jangan menyerah.
-oOo-
Baca juga beberapa pantun mirip pantun cukup sekian terimakasih. Sebuah pantun paling sesuai untuk penutup pidato.
16.
Anak manis menggunakan pita,
Sudah besar pergi kuliah.
Ditemani ibu tersayang,
Hati bahagia berguru di rumah.
Anak manis menggunakan pita,
Sudah besar pergi kuliah.
Ditemani ibu tersayang,
Hati bahagia berguru di rumah.
17.
Jalan kaki sungguh pelan,
Melewati jalan berpapan.
Belajar di rumah berbulan-bulan,
Belajar di sekolahnya kapan?
Jalan kaki sungguh pelan,
Melewati jalan berpapan.
Belajar di rumah berbulan-bulan,
Belajar di sekolahnya kapan?
18.
Jauh di desa banyak unggas,
Unggas lari ke telaga.
Belajar di rumah banyak peran,
Walau banyak diatasi juga.
Jauh di desa banyak unggas,
Unggas lari ke telaga.
Belajar di rumah banyak peran,
Walau banyak diatasi juga.
19.
Kelapa renta akan diparut,
Hujan turun pohon basah.
Teman-temanku jangan cemberut,
Belajar di rumah memang sulit.
Kelapa renta akan diparut,
Hujan turun pohon basah.
Teman-temanku jangan cemberut,
Belajar di rumah memang sulit.
20.
Hari panas terasa gerah,
Lewat sawah terkena pacet.
Ada enaknya berguru di rumah,
Tidak perlu terkena macet
Hari panas terasa gerah,
Lewat sawah terkena pacet.
Ada enaknya berguru di rumah,
Tidak perlu terkena macet
Rindu Teman Sekolah
21.
Berjumpa dengan anak gembala,
Duduk sendiri memakan talas.
Ingin bermain bareng ,
Dengan sahabat-sobat satu kelas.
22.
Pergi ke masjid dengarkan ceramah,
Mengambil quran dengan terjemah.
Lama sudah bermain di rumah,
Rindu hati dengan sekolah.
Pergi ke masjid dengarkan ceramah,
Mengambil quran dengan terjemah.
Lama sudah bermain di rumah,
Rindu hati dengan sekolah.
23.
Saus pedas di atas meja,
Sarapan pagi sebelum kerja.
Teman sekolah ke mana saja,
pasti nya mereka di rumah saja.
Saus pedas di atas meja,
Sarapan pagi sebelum kerja.
Teman sekolah ke mana saja,
pasti nya mereka di rumah saja.
24.
Jalan-jalan ke Kalbar,
Berjumpa dengan anak raja.
Hai kamu apa kabar?
Semoga sehat-sehat saja.
Jalan-jalan ke Kalbar,
Berjumpa dengan anak raja.
Hai kamu apa kabar?
Semoga sehat-sehat saja.
25.
Rambut merah anak Belanda,
Menulis surat ambil pena.
Wabah masih melanda,
Jangan hingga kita kena.
Rambut merah anak Belanda,
Menulis surat ambil pena.
Wabah masih melanda,
Jangan hingga kita kena.
-oOo-
26.
Sungguh bacin bunga melati,
Mekar satu di waktu pagi.
Sabar, sabarkan hati,
Belajar di sekolah tak usang lagi.
Sungguh bacin bunga melati,
Mekar satu di waktu pagi.
Sabar, sabarkan hati,
Belajar di sekolah tak usang lagi.
27.
Gula jawa ditambah ragi,
Kelapa muda cobalah belah.
Kapan kita berjumpa lagi?
Belajar bermain di sekolah.
Gula jawa ditambah ragi,
Kelapa muda cobalah belah.
Kapan kita berjumpa lagi?
Belajar bermain di sekolah.
28.
Burung dara melayang ke hutan,
Hinggap dahulu di dahan-dahan.
Sekarang jaga kesehatan,
Badan sakit tentu jangan.
Burung dara melayang ke hutan,
Hinggap dahulu di dahan-dahan.
Sekarang jaga kesehatan,
Badan sakit tentu jangan.
29.
Untuk apa bermain panah,
Kalau melukai ujung tangan.
Siapa yang rindu sekolah,
Coba kirim foto kenangan.
Untuk apa bermain panah,
Kalau melukai ujung tangan.
Siapa yang rindu sekolah,
Coba kirim foto kenangan.
30.
Karena fajar berwarna merah,
Cahaya menunggu di sebelah.
Karena mencar ilmu selalu di rumah,
Rindu di hati tak telah-telah.
Karena fajar berwarna merah,
Cahaya menunggu di sebelah.
Karena mencar ilmu selalu di rumah,
Rindu di hati tak telah-telah.
-oOo-
Dalam pantun islam, disebutkan bahwa belajar merupakan kewajiban. Oleh alasannya adalah itu, meskipun di rumah dan rindu sekolah, jangan lupa untuk belajar.