Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Pak, saya mau bertanya apa pengertian tawakal itu? Kemudian misalnya bagaimana? Saya sering mendengar dari orang-orang, ” pokoknya tawakal saja lah. Kan kita sudah berupaya dengan semampu kita.” Ada pula yang menaruh sepeda motornya asal pilih tanpa mengunci atau mengamati keamanannya dengan menyampaikan bahwa ia sudah tawakal. Apakah ada dalilnya dari Al-Alquran dan Hadits ? Bagaimana ciri-ciri orang yang sudah bertawakal itu? Terima kasih sebelumnya.
Jawab :
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Memang tawakal sangat berhubungan dengan ikhtiar . Kita sebetulnya telah menerima atau setidaknya sering mendengar orang mengucapkan kata ini. Tetapi tidak jarang, sebagian orang salah dalam memahaminya. Secara bahasa atau etimologi kata tawakal berasal dari bahasa arab.
yang artinya menyerahkan. Mengenai pengertian secara terminologi, tawakal yaitu sikap hati yang menyerahkan sepenuhnya segala permasalahan terhadap Allah sesudah melakukan usaha dalam meraih kebaikan dunia dan darul baka.
Untuk memperjelas pengertian tawakal ini, kita simak saja suatu acuan perilaku tawakal dalam kehidupan berikut ini. Ihsan seorang pedagang busana muslim di kota Bandung. Ia memiliki dua buah toko. Satu toko dikelolanya eksklusif. “JAYA ” nama tokonya. Sedang toko yang satunya dibawah pengelolaan sobat kuliahnya dulu yang berjulukan Rudi. Nama tokonya “INDAH”. Letaknya tidak begitu jauh dari toko JAYA. Hanya sekitar 1 km. Ihsan termasuk usahawan muda. Dalam mengurus tokonya beliau menerapkan aneka macam taktik yang brilian. Terutama dalam pelayanan dan mutu busana yang mau dijual. Ramah dan sopan senantiasa dikedepankan para karyawannya. Pakaian yang dijual baik senantiasa dijaga kualitasnya. Bila ada pakaian yang rusak atau ada cacatnya maka segera diganti. Tidak boleh pembeli berbelanja barang yang jelek kualitasnya. Promosi pun terus dikerjakan. Dia memasang banner besar di bersahabat tokonya. Bahkan untuk memajukan omsetnya, beliau membuat website toko online. Hal dikerjakan untuk memperluas pasarnya khususnya di luar kota. Ia pun juga mempergunakan jejaring media sosial. Bila masuk bulan ramadhan dia menunjukkan potongan harga khusus pada produk jilbab dan baju koko. Dalam menjangkau keberhasilan ia juga senantiasa banyak berdoa kepada Allah Swt. Setiap pagi ia dan para karyawannya untuk membaca doa shalat dhuha. Tentu saja hal itu dilakukan sehabis melakukan shalat sunah dhuha di pagi hari. Saat adzan berkumandang pun dia segera menutup tokonya karena seluruh karyawan akan melaksanakan shalat berjamaah di masjid. Ihsan menyerahkan terhadap hasil dari bisnisnya terhadap Allah Swt. Dia yakin sekali bahwa Allah Swt. yang memberi rezeki dan keberhasilan serta akan memberikan yang terbaik baginya.
Baca juga : Doa Setelah Adzan Lengkap Arab Latin dan Artinya
Lain kisah dengan Toko INDAH yang dikelola temannya Rudi. Pada awalnya, omset toko tersebut tidaklah berbeda dengan Toko JAYA. Dalam mengorganisir toko INDAH, Rudi melakukan usaha yang biasa dikerjakan toko pada umumnya. Meskipun sudah masuk di zaman terbaru beliau hanya melaksanakan bentuk pelayanan sebagaimana versi orang dulu. Kualitas barangnya pun ia cari yang semurah-murahnya. Sedangkan dia berharap untuk mampu memasarkan dengan harga yang agak mahal sehingga labanya tinggi. Tokonya pun buka terlalu siang dibanding toko sekitarnya. Dia pun tidak mau menciptakan website untuk tokonya. Pendek kata, ia tidak begitu serius dalam bisnis yang digelutinya. Saat ditanya Ihsan perihal sikapnya dalam berdagang itu. Rudi menjawab bahwa dia telah pasrah kepada hasil bisnisnya. Dalam waktu setahun tokonya tidak memperlihatkan peningkatan laba.
Baca juga :Bacaan Doa Duduk Diantara Dua Sujud Lengkap Arab Latin dan Artinya.
Dua acuan cara mengorganisir toko di atas menawarkan perilaku yang benar kepada tawakal dan salah dalam memahami tawakal. Si Ihsan sudah benar dalam bertawakal. Sedang si Rudi kurang tepat dalam menerapkan tawakal. Sikap Rudi dalam mengurus toko INDAH sangat seperti dengan perilaku seserang yang tidak mengunci motornya saat beliau memarkir sepeda motornya.
Salah satu dalil tawakal ada di dalam Al-Quran Surat Ali-Imran ayat 159 :
Artinya :
” Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut kepada mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. alasannya itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam masalah itu. lalu kalau kau telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah terhadap Allah. Sesungguhnya Allah menggemari orang-orang yang bertawakkal terhadap-Nya.”
Juga dalam Surat Al-Mulk ayat 29 :
Artinya :
Katakanlah: “Dia-lah Allah yang Maha Penyayang Kami beriman kepada-Nya dan terhadap-Nya-lah Kami bertawakkal. kelak kau akan mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan yang faktual.
Sedang dalam dalil dari hadits riwayat Imam Ahmad yang artinya ” Jikalau kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, pasti Allah akan menunjukkan rezki terhadap kalian seperti seekor burung, pagi-pagi beliau keluar dari (sarangnya) dalam kondisi lapar dan pulang di sore hari dalam kondisi kenyang.”
Mengenai ciri-ciri orang yang bertawakal yaitu
1. Berusaha dengan sarat kesungguhan. Orang tersebut tidak setengah-setengah. Ia akan melaksanakan hal terbaik terhadap apa yang dikerjakan.
2. Selalu berdoa terhadap Allah Swt.
3. Pandai qanaah dan bersyukur atas nikmat yang diterimanya.
4. Selalu tabah dalam menjalani kehidupan. Kesuksesan memerlukan proses waktu dan tidak secepat kilat. Maka orang yang bertawakal akan tabah dan tidak buru-buru.
Semoga klarifikasi ini bermanfaat. Wallahu’alam.
Baca juga : Doa Shalat Istikharah Lengkap Arab Latin dan Artinya.