Observasi Kuantitatif Dan Observasi Kualitatif

Secara biasa , paradigma observasi diklasifikasikan dalam 2 kalangan ialah penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif (Indiantoro & Supomo, 1999: 12-13). Pengelompokan ini dapat diterangkan berikut ini. 


Penelitian Kuantitatif

Paradigma kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel observasi dengan angka dan melakukan analisis data dengan mekanisme statistik. Penelitian yang menggunakan pendekatan deduktif yang bermaksud untuk menguji hipotesis ialah observasi yang menggunakan paradigma kuantitatif. Paradigma ini disebut juga dengan paradigma tradisional (traditional), positivis (positivist), eksperimental (experimental), atau empiris (empiricist).

Jenis penelitian yang termasuk dalam paradigma penelitian kuantitatif dibedakan menurut tujuan penelitian dan karakteristik masalah seperti gambar di bawah ini
 paradigma penelitian diklasifikasikan dalam  Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif

Berdasarkan tujuan, penelitian dapat dibedakan atas: (1) observasi dasar dan (2) observasi terapan. Prosedur yang digunakan yang dipakai oleh penelitian dasar dan observasi terapan secara substansi tidak berbeda. Keduanya memakai metode ilmiah yang berguna membantu peneliti bisnis untuk mengetahui dan mengerti fenomena bisnis. Esensi dari observasi, apakah itu penelitian dasar atau terapan, terletak pada tata cara ilmiah. Secara teknis perbedaan kedua jenis observasi tersebut terletak pada tingkat permasalahan (matter of degree) daripada substansinya itu sendiri.

Penelitian Dasar
Penelitian dasar yang sering disebut selaku basic research atau pure research dilaksanakan untuk memperluas batasan ilmu pengetahuan. Penelitian dasar ini tidak ditujukan secara langsung untuk mendapatkan pemecahan bagi suatu persoalan khusus. Penelitian dasar dikerjakan untuk memverifikasi teori yang sudah ada atau mengenali lebih jauh perihal suatu desain. Hal pertama sekali yang mesti dilaksanakan dalam penelitian dasar ialah pengujian konsepatau hipotesis permulaan dan lalu pengerjaan kajian lebih dalam serta kesimpulan perihal fenomena yang diperhatikan. (wibisono, 2002: 4-5). Penelitian dasar dibedakan atas pendekatan yang dipakai dalam pengembangan teori yakni:
  • Penelitian deduktif, ialah observasi yang bermaksud menguji teori pada kondisi tertentu. 
  • Penelitian induktif, adalah penelitian yang bermaksud untuk mengembangkan (generating) teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta.
Penelitian Terapan
Penelitian terapan berbeda dengan penelitian dasar, penelitian terapan dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang problem yang khusus atau untuk menciptakan keputusan perihal sebuah langkah-langkah atau kebijakan khusus. Penggunaan sistem ilmiah dalam penelitian terapan menjamin objektivitas dalam mengumpulkan fakta dan menguji ide inovatif bagi alternatif strategi bisnis. Penelitian terapan dibedakan atas:
  • Penelitian evaluasi, yaitu observasi yang dibutuhkan mampu memberi masukan atau mendukung pengambilan keputusan perihal nilai relatif dari dua atau lebih alternatif tindakan. 
  • Penelitian dan pengembangan, yakni observasi yang bermaksud untuk membuatkan produk sehingga produk tersebut memiliki kualitas yang lebih baik. 
  • Penelitian langkah-langkah, yakni penelitian yang dilakukan untuk segera digunakan selaku dasar tindakan pemecahan problem. Perbedaan antara penelitian dasar dan observasi terapan dapat dilihat pada Tabel berikut
 

 Berdasarkan karakteristik dilema, penelitian dapat dibedakan atas:
  • Penelitian Historis, adalah kegiatan penelitian, pemahaman, dan klarifikasi keadaan yang sudah lalu. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui alasannya atau dampak dari peristiwa yang sudah lalu untuk menjelaskan fenomena yang terjadi sekarang atau untuk memprediksi keadaan periode yang akan tiba. 
  • Penelitian Deskriptif, yaitu pengumpulan data untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan tentang status terakhir dari subyek observasi. 
  • Penelitian Kasus dan Lapangan, merupakan penelitian dengan karakteristik masalah yang berhubungan dengan latar belakang dan kondisi dikala ini dari subyek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Tujuan observasi ini untuk melakukan secara mendalam perihal subyek tertentu untuk menunjukkan gambaran yang lengkap mengenai subyek tertentu. 
  • Penelitian Korelasional, adalah observasi yang bermaksud memilih apakah terdapat perkumpulan antarvariabel dan menciptakan prediksiberdasarkan hubungan antarvariabel. Jika kekerabatan antarvariabel cukup tinggi, kemungkinan sifat relevansinya merupakan sebab balasan (causal effect). 
  • Penelitian Kausal-Komparatif, merupakan tipe observasi dengan karakteristik dilema berupa alasannya adalah akhir antara 2 variabel atau lebih. Penelitian ini merupakan tipe penelitian ex post facto. 
  • Penelitian Eksperimen, ialah tipe observasi dengan karakteristik dilema yang sama dengan penelitian kausal komparatif, tetapi dalam observasi eksperimen peneliti melakukan manipulasi atau pengendalian (control) kepada setidaknya satu variabel independen.
Penelitian Kualitatif
Paradigma kualitatif ini merupakan paradigma observasi yang menekankan pada pemahaman mengenai dilema-duduk perkara dalam kehidupan sosial berdasarkan keadaan realitas atau natural setting yang holistis, kompleks, dan rinci. Penelitian yang menggunakan pendekatan induksi yang mempunyai tujuan penyusunan konstruksi teori atau hipotesis lewat pengungkapan fakta merupakan penelitian yang memakai paradigma kualitatif. Paradigma ini disebut juga dengan pendekatan konstruktifis, naturalistik atau interpretatif (constructivist, naturalistic or interpretative approach), atau perspektif post-modern. Gambar di bawah ini memperlihatkan klasifikasi penelitian kualitatif
 paradigma penelitian diklasifikasikan dalam  Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif

Secara ringkas perbedaan kedua paradigma penelitian kuantitatif dan observasi kualitatif tampakpada Tabel berikut ini:

Perbedaan Paradigma Kuantitatif dan Kualitatif 
  Ungkapan-Istilah Dalam Observasi

Paradigma Kuantitatif
Paradigma Kualitatif
Realita bersifat obyektif dan berdimensi tunggal. Menilai data lebih obyektif alasannya dilarang terpengaruh oleh nilai atau iktikad peneliti atau orang lain (value free).
Realita bersifat subyektif dan berdimensi banyak. Menilai data lebih subyektif alasannya adalah hasil observasi pribadi dilaksanakan peneliti, dan peneliti sendiri yang menyim-pulkannya.
Peneliti independen kepada fakta yang diteliti.
Peneliti berinteraksi terhadap fakta yang
diteliti.
Menggunakan struktur teori.
Tidak memakai struktur teori alasannya adalah lebih bermaksud memperoleh teori bukan memverifikasi teori, kecuali jika tujuan penelitiannya ingin membuktikan atau menemukan kekurangan dari sebuah teori.
Struktur teori digunakan untuk membangun satu atau lebih hipotesis.
Tidak ada hipotesis, kalau ada hipotesis tersebut bersifat implisit tidak eksplisit.
Paradigma ini menolak bahwa teori membumi (grounded theory) di datanya dan beralasan bahwa “fact do not speak for themselves” (Blalock, 1969).
Paradigma ini sejalan dengan rancangan grounded theory  yang dikembangkan oleh Glaser dan Straus (1969) yang percaya bahwa cara terbaik untuk menerangkan dan membangun teori yaitu dengan menemukannya dari data. Paradigma ini menilai bahwa teori grounded di datanya.
Pengujian teori dengan analisis kuantitatif dan statistik.
Penyusunan teori dengan analisis kualitatif.
Paradigma ini menggunakan pendekatan deduktif, ialah proses pengambilan kesimpulan dengan menggunakan fakta atau data empiris untuk menguji hipotesis yang telah dibangun dengan menggunakan struktur teori. Dengan kata lain, deduksi adalah proses pengambilan kesimpulan menurut hasil analisis data.
Paradigma ini memakai pendekatan induksi, ialah suatu pendekatan yang mengumpulkan data terlebih dahulu baru hipotesis dibuat jikalau diharapkan dan konklusi eksklusif diambil jika hipotesis tidak dipakai. Dengan kata lain, pendekatan induksi yakni selaku suatu proses mengambil kesimpulan (atau pembentukan hipotesis) yang didasarkan pada satu atau lebih fakta atau bukti-bukti.
Pendekatan ini dapat melakukan setting  artifisial dengan metode eksperimen yaitu memanipulasi beberapa variabel. Jika setting  imitasi dipakai dalam paradigma ini, maka dapat meminimalisir validitas observasi.
Paradigma kualitatif menolak bentuk terorganisir dari observasi. Pendekatan kualitatif juga menolak pengaturan-pengaturan penelitian secara artifisial.
Penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih memakai dan menjaga setting alamiah (natural) di mana fenomena atau perilaku yang akan diamati terjadi.
Penelitian ini kurang terkonsentrasi tetapi lebih luas, sehingga kurang mendalam.
Pendekatan ini ialah observasi yang lebih terkonsentrasi dan mendalam.
Penelitian ini biasanya menerangkan dan memprediksi fenomena yang tampak, sehingga lebih mengarah ke verifikasi teori.
Penelitian lebih mendetail ke hal-hal di bawah permukaan yang belum terlihat , mirip contohnya penelitian wacana kultur. Lebih untuk menemukan teori gres.
Dapat memakai data sekunder, sehingga hal ini mempermudah peneliti dalam memperoleh data.
Data primer mesti dikumpulkan sendiri oleh peneliti yang biasanya melibatkan waktu yang cukup lama (bulanan sampai dengan tahunan), peneliti mesti terlibat langsung selaku pengobservasi di tempat peristiwa untuk menemukan data yang mereka perlukan.
Eksternal validiti lebih tinggi alasannya adalah mampu melibatkan problem yang lebih luas, menggunakan waktu yang lebih panjang dan perusahaan yang lebih banyak sebagai obyek penelitian alasannya tersedia di data sekunder.
Eksternal validiti rendah sebab hanya melibatkan satu permasalahaan di sebuah organisasi saja. Karena data primer mesti diobservasi sendiri dan memerlukan banyak waktu untuk melibatkan banyak perusahaan.

  Sumber : Hartono, 2004

Demikian perbedaan penelitian kuantitatif dan observasi kuantitatif. Dalam pelaksanaannya akan digunakan sejumlah tata cara yang bermacam-macam. Pada tulisan selanjutnya, kami akan menguraikan lebih detil menyangkut tata cara penelitian kuantitatif dan sistem observasi kualitatif di aneka macam disiplin ilmu.