Objek Wiasata Purbakala Ciung Wanara Karangkamulyan Ciamis

Karangkamulyan merupakan situs peninggalan Kerajaan Galuh dari era Hindu-Budha. Situs ini berada di Desa Karangkamulyan, kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis Prov. Jawa Barat. Komplek situs berbentukhutan yang luasnya 25,5 hektar berada di pinggir jalan raya yang menghubungkan Ciamis-Banjar. Batas situs ini di sebelah utara adalah jalan raya, sebelah timur Sungai Cimuntur, sebelah selatan sungai Citanduy, dan barat rest area. Situs ini tidak niscaya kapan didapatkan pertama kali, namun penduduk setempat menyebutkan bahwa sekitar tahun 1700 komplek ini sudah sering dikunjungi untuk berbagai maksud. Namun demikian inventarisasi benda-benda purbakala yang dikerjakan oleh N.J Krom pada tahun 1914 tidak menyebutkan adanya komplek Karangkamulyan. Situs ini sekarang menjadi objek rekreasi budaya yang sudah tertata rapi.
Terlihat di gerbang masuk utama yang terdapat dibagian barat ini tersedia lahan parkir yang cukup luas, dengan tersedianya warung-warung yang tertata rapi dibagian timur halaman Karangkamulyan ini. Fasilitas ibadah berbentukMasjid, Toilet Umum juga ada. 
Untuk jalan masuk jalan menuju ke bagian dalam melalui jalan berupa tanah yang terpelihara mempermudah hadirin situs ini untuk menyaksikan-lihat panorama yang ada di bagian dalam hutan karang kamulyan dan pengunjungpun mampu mencicipi kenyamanannya.
Legenda situs Karangkamulyan berkisah perihal Ciung Wanara yang bekerjasama dengan Kerajaan Galuh. Cerita ini banyak dibumbui dengan cerita kepahlawanan yang luar biasa mirip kesaktian dan keperkasaan yang tidak dimiliki oleh orang biasa tetapi dimiliki oleh Ciung Wanara.
Kisah Ciung Wanara merupakan kisah tentang Kerajaan Galuh (zaman sebelum berdirinya Kerajaan Majapahit dan Pajajaran). Tersebutlah raja Galuh dikala itu Prabu Adimulya Sanghyang Cipta Permana Di Kusumah dengan dua permaisuri, yaitu Dewi Naganingrum dan Dewi Pangrenyep. Mendekati tibanya maut, sang Prabu mengasingkan diri dan kekuasaan diserahkan kepada Patih Bondan Sarati alasannya Sang Prabu belum mempunyai anak dari permaisuri pertama (Dewi Naganingrum). Singkat dongeng, dalam memerintah Raja Bondan hanya mementingkan diri sendiri, sehingga atas kuasa Tuhan Dewi Naganingrum dianugerahi seorang putera, ialah Ciung Wanara yang kelak akan menjadi penerus resmi kerajaan Galuh yang adil dan bijaksana.
Adapun kawasan-daerah atau bab komplek yang terdapat di dalam situs ini ialah sebagai berikut :
  1. Pangcalikan
  2. Sipatahunan, Sanghyang Bedil dan Panyabungan Hayam
  3. Lambang Peribadatan
  4. Cikahuripan
  5. Penyandaan dan Makam Sri Bhagawat Pohaci
  6. Pamongkonan
  7. Makam Adipati Panaekan
  8. Fetur Parit dan Benteng

 

Situs ini sangat cocok untuk nasehat wisata alam dan sejarah dan situs ini gampang di jangkau karana berada pada Jalur jalan utama yang menghubungkan Jawa Barat-Jawa Tengah. Saran penulis, pada sektor purbakalaseharusnya informasi wacana kepurbakalaan itu sendiri yang perlu diangkat. Legenda yang melatarbelakanginya terasa lebih mendominir jika dibandingkan dengan faktor peninggalan purbakalanya. Keberadaan “Rumah Informasi” perlu ditingkatkan fungsinya. Lain dari pada itu, Situs Karangkamulyan masih menyimpan potensi yang berhubungan dengan keragaman hayati yang ada di dalam situs Karangkamulyan tersebut, seperti hewan kera yang hidup di hutan dan aneka macam jenis tanaman ialah pesona tersendiri.

Sumber : Uju Gunawan, S.Pd.,M.Pd.