close

Nubuwah Rosululloh Saw Perihal Turunnya Nabi Isa As

Sebuah Tinjauan Nubuwah perihal Turunnya Isa as di Akhir Zaman
Kajian perihal kehadiran Al-Mahdi dan keluarnya Dajjal senantiasa beriringan dengan pembahasan turunnya Nabi Isa as. Kedatangan Isa yang hendak menunjukkan sumbangan kepada Al Mahdi dan Thaifah Manshurah yang bersamanya, lalu memerangi Dajjal dan membunuhnya ialah bagian dari keimanan seorang muslim kepada tanda-tanda akhir zaman kubra. Turunnya Nabi Isa di kiamat yaitu masalah iman yang telah tetap berdasar Al-Qur’an dan As-Sunnah Ash-Shahihah yang meraih derajat mutawatir.
Apakah Nabi Isa Telah Tiada?
Mengenai dilema ini, marilah kita simak bersama firman Allah Ta’ala berikut.
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157) بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا (158)
“Dan sebab ucapan mereka: “Sesungguhnya kami sudah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, namun (yang mereka bunuh yaitu) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham wacana (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan ihwal yang dibunuh itu. Mereka tidak memiliki iman tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu yakni Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan ialah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ” (QS. An Nisa’: 157-159)
Allah Ta’ala juga berfirman,
إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ‎
“(Ingatlah), dikala Allah berfirman: “Hai Isa, sebenarnya Aku akan menyampaikan kau kepada selesai ajalmu dan mengangkat kau kepada-Ku.” (QS. Ali Imran: 55) 
Dalam ayat di atas diceritakan oleh Allah bahwa Nabi ‘Isa tidaklah dibunuh oleh orang-orang Yahudi. Orang Yahudi mengklaim sudah membunuhnya dan hal ini pun dibenarkan oleh orang Nashrani. Namun yang bekerjsama dibunuh yaitu orang yang diserupakan dengannya. Sedangkan Isa sendiri diangkat oleh Allah ke langit.
Syaikh As Sa’di ketika menjelaskan surat Ali Imran ayat 55, beliau menyampaikan, “Allah mengangkat hamba dan Rasul-Nya ialah ‘Isa ‘alaihis salam kepada-Nya. Kemudian Allah menyerupakan ‘Isa dengan yang lainnya. Kemudian orang yang diserupakan dengan Nabi ‘Isa ditangkap, dibunuh dan disalib. Mereka pun terjerumus dalam dosa karena niat mereka adalah membunuh utusan Allah.”1 
Nabi ‘Isa belumlah mati sebagaimana hal ini dikuatkan lagi dengan ayat-ayat dan hadits yang menceritakan bahwa ia akan turun di akhir zaman sebagaimana nanti akan kami sebutkan. 
Ringkasnya, Isa bin Maryam belum mati. Namun dia diangkat ke langit dan akan turun di akhir zaman selaku tanda datangnya akhir zaman kubro (akhir zaman besar).
Siapakah yang Diserupakan dengan Nabi Isa?
Yang bergotong-royong diserupakan dengan Nabi Isa adalah murid beliau yang masih berusia muda dan setia padanya. Bukti dari hal ini yakni sebuah dongeng yang dibawakan oleh Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma.2 Beliau mengatakan,
“Ketika Allah ingin mengangkat Isa -‘alaihis salam– ke langit, dia pun keluar menuju para sahabatnya dan saat itu dalam rumah terdapat 12 orang sobat al Hawariyyun. Beliau keluar menuju mereka dan kepala beliau terus meneteskan air. Lalu Isa menyampaikan, “Sesungguhnya di antara kalian ada yang mengkufuriku sebanyak 12 kali sesudah beliau beriman padaku.” Kemudian Isa berkata lagi, “Ada di antara kalian yang hendak diserupakan denganku. Ia akan dibunuh karena kedudukanku. Dia pun akan menjadi sahabat dekatku.” Kemudian di antara para sobat dia tadi yang masih muda bangun, lantas Isa menyampaikan, “Duduklah engkau.” Kemudian Isa kembali lagi pada mereka, cowok tadi pun bangun kembali. Isa pun mengatakan, “Duduklah engkau.” Kemudian Isa datang lagi ketiga kalinya dan cowok tadi masih tetap berdiri dan dia mengatakan, “Aku, wahai Isa.” “Betulkah engkau yang ingin diserupakan denganku?” ujar Nabi Isa. Kemudian cowok tadi diserupakan dengan Nabi Isa. Isa pun diangkat lewat lobang tembok di rumah tersebut menuju langit. Kemudian datanglah rombongan orang Yahudi. Kemudian mereka menenteng cowok yang diserupakan dengan Nabi Isa tadi. Mereka membunuhnya dan mensalibnya. Sebagian mereka pun mengkufuri Isa sebanyak 12 kali sehabis sebelumnya mereka beriman padanya. Mereka pun terpecah menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama mengatakan, “Allah berada di tengah-tengah kita sesuai kehendak-Nya lalu Dia naik ke langit.” Mereka inilah Ya’qubiyah. Kelompok kedua menyampaikan, “Di tengah-tengah kita ada anak Allah sesuai kehendak-Nya lalu dia naik ke langit.” Mereka inilah Nasthuriyah. Kelompok ketiga menyampaikan, “Di tengah-tengah kita ada hamba Allah dan Rasul-Nya sesuai kehendak-Nya lalu beliau naik ke langit.” Merekalah kaum muslimin. 
Kelompok pertama dan kedua yang kafir akan mengalahkan kelompok saat yang muslim. Kelompok yang muslim itu pun sirna, sampai Allah mengutus Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Ibnu Katsir menyampaikan bahwa hadits ini sanadnya shahih sampai Ibnu ‘Abbas. An Nasa-i meriwayatkan hadits ini dari Abu Kuraib dan dari Abu Mu’awiyah serta semisalnya.
Dari riwayat ini ada beberapa faedah yang mampu kita petik:
Setelah Isa diangkat ke langit, ada sebagian murid Isa (al Hawariyyun) yang beriman dan sebagian lainnya kufur pada dia.
Nabi Isa tidak mati dan tidak disalib, tetapi dia diangkat ke langit. Yang mati dan disalib yakni orang yang diserupakan dengan dia.
Yang dibunuh dan disalib adalah orang yang diserupakan dengan Nabi Isa, yaitu murid dia yang setia pada ia dan bukan murid Isa yang pengkhianat. Namun yang tersebar di tengah-tengah kaum muslimin bahwa yang diserupakan dengan Isa yakni muridnya yang pengkhianat. 

Kami tidak mengenali manakah dalil yang menunjukkan hal ini. Riwayat di atas jelas-terperinci berkata lain.
Murid-murid Isa terpecah menjadi tiga kalangan. Satu kelompok beriman yakni meyakini bahwa Isa yakni hamba dan utusan Allah. Sedangkan dua golongan lain kufur. Sebagian meyakini bahwa Isa yaitu Allah. Dan sebagian lainnya meyakini bahwa Isa yakni anak Allah. Yang menang dikala itu ialah dua golongan yang kafir sedangkan golongan yang beriman musnah hingga diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ahlus Sunnah mengimani tentang turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam di akhir zaman. Sifat-sifat Nabi ‘Isa Alaihissallam yang tercantum di berbagai riwayat adalah dia seorang pria, berperawakan tidak tinggi juga tidak pendek, kulitnya kemerah-merahan, rambut-nya keriting, berdada bidang, rambutnya meneteskan air seperti ia baru keluar dari kamar mandi, dia membiarkan rambutnya terurai menyanggupi kedua pundaknya.
Setelah keluarnya Dajjal dan terjadinya kerusakan di wajah bumi, maka Allah mewakilkan Nabi ‘Isa Alaihissallam untuk turun ke bumi.
Beliau Alaihissallam turun di Menara Putih yang terletak sebelah timur kota Damaskus di Syam (Syiria). Beliau Alaihissallam menggunakan dua busana yang dicelup sambil menaruh kedua tangannya pada sayap dua Malaikat, kalau dia menundukkan kepala, maka (seakan-akan) meneteskan air, bila beliau mengangkat kepala maka (seakan-akan) berjatuhanlah tetesan-tetesan itu bagai manik-manik mutiara. Dan tidak seorang kafir pun yang mencium nafasnya melainkan akan mati padahal nafasnya sejauh mata memandang. Beliau turun di tengah kelompok yang dimenangkan (ath-Thaa-ifatul Manshuurah) yang berperang di jalan haq dan berkumpul untuk memerangi Dajjal. Beliau turun pada waktu didirikannya shalat Shubuh dan shalat di belakang pemimpin kalangan tersebut. Beliau tidak membawa syari’at gres namun mengikuti syari’at yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam di kiamat tercantum di dalam Al-Qur-an dan As-Sunnah yang shahih, bahkan riwayat-riwayatnya mutawatir. Diriwayatkan lebih dari 25 Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dalil dari Al-Qur-an al-Karim:
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَىٰ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ۖ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
“(Ingatlah), ketika Allah berfirman: ‘Hai ‘Isa, bekerjsama Aku akan menyampaikanmu terhadap final ajalmu dan mengangkatmu terhadap-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang kafir, dan menimbulkan orang-orang yang mengikuti kau di atas orang-orang yang kafir sampai hari Kiamat. Kemudian hanya terhadap Aku-lah kembalimu, kemudian Aku menetapkan di antaramu ihwal hal-hal yang selalu kau ber-selisih padanya.’” [Ali ‘Imran: 55]
Para jago tafsir berbeda pertimbangan perihal firman Allah:
 ( إِنِّيْ مُتَوَفِّيْكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ ) 
“Sesungguhnya Aku akan menyampaikanmu kepada final ajalmu dan mengangkat kau terhadap-Ku…”
Menurut Qatadah dan ulama yang lain: “Ini merupakan bentuk kalimat dalam bentuk muqaddam dan muakhkhar (adalah bentuk kalimat yang mendahulukan apa yang semestinya ada di selesai, dan mengakhirkan apa yang seharusnya didahulukan). Kedudukan bahwasanya yakni
 ( إِنِّيْ رَافِعُكَ إِلَيَّ وَ مُتَوَفِّيْكَ)
 “Yakni Aku mengangkatmu terhadap-Ku dan mewafatkanmu.”
Dan secara umum dikuasai ulama beropini bahwa yang dimaksud dengan akhir hayat tersebut adalah tidur, sebagaimana firman-Nya
 ( وَهُوَ الَّذِيْ يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ)
 “Dan Dia-lah yang menidurkan kalian di malam hari.” [Al-An’aam: 60]
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, 
(اللهُ يَتَوَفَّى اْلأَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا)
 “Allah yang memegang jiwa (orang) dikala matinya dan (meme-gang) jiwa (orang) yang belum mati pada waktu tidurnya.” [Az-Zumar: 42]
Firman Allah Azza wa Jalla:
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ ۚ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
“Dan alasannya ucapan mereka: ‘Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, ‘Isa putera Maryam, Rasul Allah,’ padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, namun (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang bertikai paham wacana (pembunuhan) ‘Isa, sungguh-sungguh dalam keragu-raguan perihal yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai akidah wacana siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu ialah ‘Isa. Tetapi (yang sebetulnya), Allah sudah mengangkat ‘Isa terhadap-Nya. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” [An-Nisaa’: 157-158]
Allah mengangkat Nabi ‘Isa Alaihissallam dalam kondisi hidup dengan ruh dan jasadnya, ayat di atas sebagai dalil untuk membantah orang-orang Yahudi yang menyangka ‘Isa dibunuh dan disalib. Kalau yang diangkat ruhnya saja, maka apa bedanya Nabi ‘Isa dengan Nabi-nabi yang yang lain, bahkan juga kaum Mukminin, semua ruhnya diangkat Allah sehabis wafat! Jadi, tidak beda antara Nabi ‘Isa dengan yang lainnya? Lantas apa faedah penyebutan diangkat ke langit, bila bukan yang diangkat ruh dan jasadnya?!
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah -setelah menafsirkan ayat ini- lalu membawakan beberapa hadits ihwal turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam. Beliau rahimahullah berkata: “Inilah hadits-hadits mutawatir yang berasal dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan dari para Sahabat, seperti Abu Hurairah, Ibnu Mas’ud, ‘Utsman bin Abil ‘Ash, Abu Umamah, an-Nawwas bin Sam’an, ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, Mujammi’ bin Jariyah, Abu Syuraikah dan Hudzaifah bin Usaid Radhiyallahu anhum. Di dalam hadits-hadits ini mengandung isyarat tentang sifat-sifat turunnya, juga tempatnya, yakni ia akan turun di Syam (Syiria) tepatnya di Damaskus pada menara timur dan terjadi dikala akan didirikan shalat Shubuh.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُونِ ۚ هَٰذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ
“Dan sebetulnya ‘Isa itu benar-benar menawarkan pengetahuan tentang hari Kiamat. Karena itu janganlah kamu bimbang wacana Kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.” [Az-Zukhruuf: 61]
Tafsiran lafazh: (وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِّلسَّاعَةِ) menurut Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma sebagaimana tercantum dalam kitab Tafsiir Ibni Katsiir adalah turunnya Nabi ‘Isa bin Maryam Alaihissallam sebelum hari Kiamat. Kemudian dijelaskan juga oleh Ibnu Katsir rahimahullah hadits-hadits wacana turunnya Nabi ‘Isa sebelum hari Kiamat diriwayatkan dari Abu Hurairah, Ibnu ‘Abbas, Abul ‘Aliyah, Abu Malik, Ikrimah, Hasan, Qatadah, ad-Dhahhak dan selainnya. Hadits-hadits turunnya Nabi ‘Isa bin Maryam Alaihissallam sebelum hari Kiamat selaku Imam yang adil, dan hakim yang bijaksana ialah mutawatir. 
Allah ta’ala berfirman :
وَلَمَّا ضُرِبَ ابْنُ مَرْيَمَ مَثَلا إِذَا قَوْمُكَ مِنْهُ يَصِدُّونَ * وَقَالُوا أَآلِهَتُنَا خَيْرٌ أَمْ هُوَ مَا ضَرَبُوهُ لَكَ إِلا جَدَلا بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ * إِنْ هُوَ إِلا عَبْدٌ أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنَاهُ مَثَلا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ * وَلَوْ نَشَاءُ لَجَعَلْنَا مِنْكُمْ مَلائِكَةً فِي الأرْضِ يَخْلُفُونَ * وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ فَلا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُونِ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ
Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan datang-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya. Dan mereka berkata : “Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?”. Mereka tidak menawarkan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, bantu-membantu mereka yakni kaum yang suka bertengkar. Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya lezat (kenabian) dan Kami jadikan beliau sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israel. Dan bila Kami harapkan sungguh-sungguh Kami jadikan selaku gantimu di wajah bumi malaikat-malaikat yang turun temurun. Dan sebetulnya Isa itu sungguh-sungguh memberikan wawasan perihal hari kiamat. Karena itu janganlah kau ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. [QS. Az-Zukhruf : 57-61].
Pada ayat terakhir disebutkan : wa innahu la-’ilmul-lis-saa’ah (Dan bahwasanya Isa itu sungguh-sungguh memperlihatkan wawasan perihal hari akhir zaman), yaitu turunnya Nabi ’Isa ’alaihis-salaam sebelum hari akhir zaman merupakan mengambarkan dekatnya hari kiamat. Apalagi hal itu diperkuat dengan qira’at (bacaan) lain dari Ibnu ’Abbas dan yang yang lain kepada ayat tersebut dengan fat-hah pada aksara lam dan ’ain. Ibnu Jarir dalam Tafsir-nya membawakan riwayat sebagai berikut :
حدثنا ابن بشار، قال : ثنا عبد الرحمن، قال : ثنا سفيان، عن إبي رزين، عن إبي يحيى، عن ابن عباس : (وَإِنَّهُ لَعَلَمٌ لِلسَّاعَةِ). قال : خروج عيسى ابن مريم
Telah menceritakan kepada Ibnu Basyaar, dia berkata : Telah menceritakan terhadap kami ’Abdurrahman, beliau berkata : Telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abu Raziin, dari Abu Yahya, dari Ibnu ’Abbas radliyallaahu ’anhuma : Wa innahula-’alamul-lis-saa’ah, dia berkata : ”Yaitu keluarnya (turunnya) ’Isa bin Maryam (sebelum hari kiamat)” [Tafsir Ath-Thabari25/90].
Firman Allah Ta’ala,
فَإِذَا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا فَضَرْبَ الرِّقَابِ حَتَّى إِذَا أَثْخَنْتُمُوهُمْ فَشُدُّوا الْوَثَاقَ فَإِمَّا مَنًّا بَعْدُ وَإِمَّا فِدَاءً حَتَّى تَضَعَ الْحَرْبُ أَوْزَارَهَا ذَلِكَ وَلَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَانْتَصَرَ مِنْهُمْ وَلَكِنْ لِيَبْلُوَ بَعْضَكُمْ بِبَعْضٍ وَالَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَلَنْ يُضِلَّ أَعْمَالَهُمْ
“Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga kalau kamu sudah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan hingga perang berakhir. Demikianlah jika Allah menghendaki pasti Allah akan membinasakan mereka namun Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian lainnya. Dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka. ” (QS. Muhammad: 4)
Al Baghowi menerangkan salah satu tafsiran ayat di atas, “Mereka mengalahkan orang-orang musyrik dengan membunuh dan memenjara mereka sampai seluruh agama yang ada memeluk Islam. Seluruh agama balasannya milik Allah. Dan setelah itu tidak ada lagi jihad dan tidak ada lagi peperangan. Hal ini terjadi saat turunnya Isa bin Maryam (di kiamat).”
Hadits yang Berbicara Tentang Turunnya Isa bin Maryam ‎
Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Katsir, hadits yang membicarakan perihal turunnya Nabi Isa di akhir zaman ialah hadits yang mutawatir (mutawatir makna) ialah terdiri dari banyak hadits dan membicarakan satu maksud yakni bahwa Nabi Isa akan turun menjelang hari akhir zaman.
Dalam potensi lainnya, Ibnu Katsir ‎rahimahullah menjelaskan, “Hadits-hadits tersebut (yang membahas turunnya Isa di akhir zaman, pen) yaitu hadits yang mutawatir dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari riwayat Abu Hurairah, Ibnu Mas’ud, Utsman bin Abil ‘Ash, Abu Umamah, An Nawas bin Sam’an, Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Mujammi’ bin Jariyah, Abu Sarihah, dan Hudzaifah bin Usaid.”
Di antara bukti dari hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ialah dari Abu Hurairah, ia bersabda,
« وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ ، لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلاً ، فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ ، وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ ، حَتَّى تَكُونَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا » . ثُمَّ يَقُولُ أَبُو هُرَيْرَةَ وَاقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ ( وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلاَّ لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا )
“Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya. Sebentar lagi Isa bin Maryam akan turun di tengah-tengah kalian sebagai hakim yang adil. Beliau akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah (upeti), harta bertambah banyak dan kian berkah sampai seseorang tidak ada yang mendapatkan harta itu lagi (selaku sedekah, pen), dan sujud seseorang lebih disenangi dibandingkan dengan dunia dan seisinya.” Abu Hurairah lalu menyampaikan, “Bacalah jika kalian suka:
وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا
“Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi kepada mereka.” (QS. An Nisa’: 159)”  (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 3264, 3/1272. Bab 50 Nuzul Isa bin Maryam ‘alaihissalam; Muslim no. 155, 1/135 Bab 71 Nuzul Isa bin Maryam Hakiman bi Syari’ati Nabiyyina Muhammad. Ini yaitu lafadz Al-Bukhari).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia mengatakan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا نَزَلَ بْنُ مَرْيَمَ فِيْكُمْ وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ 
“Bagaimana kalian kalau turun putra Maryam di tengah-tengah kalian dan imamnya dari kalian.” (HR. Al-Bukhari, Kitab Ahaditsul Anbiya` Bab 49 Nuzul Isa ibn Maryam no. 3449; Muslim Kitabul Iman 1/135 no. 390, Bab 71 Nuzul Isa bin Maryam Hakiman bi Syari’ati Nabiyyina Muhammad cet. Darul Ma’rifah)
Dari Jabir bin ‘Abdillah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِى يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ – قَالَ – فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ -صلى الله عليه وسلم- فَيَقُولُ أَمِيرُهُمْ تَعَالَ صَلِّ لَنَا. فَيَقُولُ لاَ. إِنَّ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ أُمَرَاءُ. تَكْرِمَةَ اللَّهِ هَذِهِ الأُمَّةَ
“Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berperang memperjuangkan kebenaran dan meraih kemenangan sampai hari kiamat.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengatakan, 
“Kemudian Isa bin Maryam turun ke muka bumi. Lalu pemimpin mereka-mereka tadi menyampaikan pada Isa, “Jadilah imam shalat bareng kami.” “Tidak. Sesungguhnya di antara kalian sudah menjadi pemimpin bagi yang lain. Allah betul-betul sudah memuliakan umat ini”, jawab Isa.” (Shahih, HR. Muslim, 2/368 Bab 71 Nuzul Isa bin Maryam Hakiman bi Syari’ati Nabiyyina Muhammad; Ibnu Hibban, no. 6819, 15/231, Bab Al-Bayan bi Anna Imama Hadzihil Ummah ‘inda Nuzul ‘Isa bin Maryam Yakunu minhum duna an yakuna ‘Isa Imamahm fi Dzalika Az-Zaman).
Dari Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
اطَّلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ فَقَالَ: مَا تَذَاكَرُوْنَ؟ قَالُوا: نَذْكُرُ السَّاعَةَ. قَالَ: إِنَّهَا لَنْ تَقُوْمَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ؛ فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوْعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُوْلَ عِيْسَى بْنِ مَرْيَمَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَيَأَجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ وَثَلاَثَةَ خُسُوْفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيْرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنَ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ
Rasulullah melihat kami dalam keadaan kami sedang saling mengingat, maka beliau mengatakan: “Sedang saling mengingatkan apa kalian? Mereka menjawab bahwa kami sedang saling mengingat hari akhir zaman. Beliau menyampaikan: Kiamat tidak akan berdiri sehingga kalian menyaksikan 10 tanda, kemudian dia menyebut: Asap, dajjal, hewan, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam, Ya`juj dan Ma`juj, 3 insiden tenggelamnya (sebuah kawasan, -pent) ke dalam bumi, di kawasan barat, di kawasan timur, dan di jazirah Arab, yang terakhir yakni api yang muncul dari negeri Yaman yang menggiring manusia ke kawasan berkumpulnya mereka.” (Shahih, HR. Muslim, Kitabul Fitan Wa Asyrathus Sa’ah, Bab Fil Ayat Allati Takunu Qabla As-Sa’ah, 18/234 no. 7214. Cet. Darul Ma’rifah. Hadits ini diriwayatkan pula oleh yang lain)
Atas dasar dalil-dalil yang ada maka kaum muslimin bersepakat akan turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam di kiamat, sebagaimana informasi para ulama berikut ini:
Ibnu ‘Athiyyah rahimahullahu mengatakan: “Umat sudah berijma’ atas apa yang terkandung dalam hadits yang mutawatir, bahwa Isa hidup di langit dan bahwa dia akan turun di kiamat. Lalu dia akan membunuh babi dan memecah salib, membunuh Dajjal, melimpahkan keadilan dan agama akan unggul –yaitu agama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam– dan ia akan haji dan tinggal di bumi selama 24 tahun, dan dibilang pula selama 40 tahun.” (Tafsir Al-Muharrar Al-Wajiz, 3/143).
As-Safarini rahimahullahu menyampaikan: “Umat sudah berijma’ akan turunnya Isa dan tidak ada yang menyelisihinya dari ahlu syariah (pengikut syariah). Yang mengingkari hanyalah para filosof dan atheis, yang tidak dipertimbangkan penyelisihannya. Dan sudah terdapat ijma’ pula bahwa dia turun dan berhukum dengan syariat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan dengan syariat yang tersendiri dikala turunnya.” (Lawami’ Al-Anwar, 2/94-95)
Di antara yang menukilkan ijma’ juga ialah Al-Munawi rahimahullahu dalam kitabnya Faidhul Qadir. (Lihat Iqamatul Burhan)
Dengan ini, maka hal ini menjadi aqidah muslimin. Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Al-Azhim Abadi mengatakan: “Telah mutawatir berita dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hal turunnya Isa bin Maryam ‘alaihissalam dari langit dengan jasadnya ke bumi ketika mendekati terjadinya akhir zaman. Dan ini ialah mazhab Ahlus Sunnah wal Jamaah.” (‘Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi Dawud, 11/457).
Dan masih banyak sekali hadits-hadits yang membahas tentang hal ini, bahkan sampai derajat mutawatir (jalur yang sungguh banyak). Insya Allah akan dipaparkan lagi ketika penjelasan ciri-ciri Isa bin Maryam dan misinya saat turun kembali ke muka bumi.
Berita Turunnya Isa di Akhir Zaman Menjadi Konsensus Para Ulama
Di samping beberapa ayat Al Qur’an dan hadits membenarkan bahwa Isa bin Maryam akan turun di kiamat, turunnya beliau ke wajah bumi juga didasari pada ijma’ (konsensus atau janji) ulama. Yang menyelisihi pendapat ini hanyalah orang yang “nyeleneh” perkataannya dan tidak perlu dianggap.
As Safarini menyampaikan, “Umat Islam sudah setuju bahwa Isa sungguh-sungguhakan turun kembali dan tidak ada satu pun yang menyelisihi pertimbangan ini. Yang mengingkari hal ini hanyalah para filosof dan golongan yang menyimpang. Mereka-mereka ini sesungguhnya tidak butuhdianggap perkataannya. Para ulama telah menyetujui hal ini dan mereka yakini bahwa Isa akan berhukum dengan syariat Muhammad dan bukan menenteng fatwa baru yang bangun sendiri saat ia turun dari langit.”
Setelah pemaparan aneka macam dalil tadi, maka hal ini memberikan bahwa turunnya Nabi Isa ke tampang bumi setelah sebelumnya diangkat ke langit yaitu sebuah keniscayaan. Sehingga orang-orang yang menafikan dan tidak meyakini hal ini sangat jauh dari kebenaran.
Demikian pembahasan kami dalam serial pertama. Insya Allah dalam potensi selanjutnya, kami akan mengangkat tentang ciri-ciri Isa bin Maryam dan misinya dikala turun di wajah bumi.
Semoga Allah mempermudah hal ini. Semoga Allah menunjukkan pemahaman dan doktrin yang mantap untuk menyongsong hari kiamat yang semakin dekat menghampiri kita.
Ciri-Ciri Nabi Isa ‘alaihis salam‎
Ciri-ciri ‘Isa bin Maryam telah disebutkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits-hadits berikut ini.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَأَيْتُ عِيسَى وَمُوسَى وَإِبْرَاهِيمَ ، فَأَمَّا عِيسَى فَأَحْمَرُ جَعْدٌ عَرِيضُ الصَّدْرِ ، وَأَمَّا مُوسَى فَآدَمُ جَسِيمٌ سَبْطٌ كَأَنَّهُ مِنْ رِجَالِ الزُّطِّ
“(Saat aku diisra’kan), aku melihat ‘Isa dan Musa serta Ibrahim ‘alahimis salam. Adapun ‘Isa, ia ialah pria yang kulitnya kemerahan, tegap dan dadanya bidang sedangkan Musa yakni orang yang kurus (tinggi) seperti kebanyakan pria dari Sudan (Afrika)“. (HR. Bukhari no. 3438)
Dari Abu Hurairah, dia berkata, Nabi ‎shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ بَيْنِى وَبَيْنَهُ نَبِىٌّ – يَعْنِى عِيسَى – وَإِنَّهُ نَازِلٌ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَاعْرِفُوهُ رَجُلٌ مَرْبُوعٌ إِلَى الْحُمْرَةِ وَالْبَيَاضِ بَيْنَ مُمَصَّرَتَيْنِ كَأَنَّ رَأْسَهُ يَقْطُرُ وَإِنْ لَمْ يُصِبْهُ بَلَلٌ فَيُقَاتِلُ النَّاسَ عَلَى الإِسْلاَمِ فَيَدُقُّ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعُ الْجِزْيَةَ وَيُهْلِكُ اللَّهُ فِى زَمَانِهِ الْمِلَلَ كُلَّهَا إِلاَّ الإِسْلاَمَ وَيُهْلِكُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ فَيَمْكُثُ فِى الأَرْضِ أَرْبَعِينَ سَنَةً ثُمَّ يُتَوَفَّى فَيُصَلِّى عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ
“Tidak ada nabi (yang hidup) antara masaku dan ‘Isa. Sungguh, kelak beliau akan turun, jika kalian melihatnya maka kenalilah. Ia yaitu seorang pria yang sedang (tidak tinggi dan tidak terlampau pendek), berkulit merah keputih-putihan, dia memakai di antara dua kain berwarna sedikit kuning. Seakan rambut kepala beliau menetes meski tidak berair. Beliau akan memerangi manusia sampai mereka masuk ke dalam Islam, ia akan merusak salib, membunuh babi dan meniadakan jizyah (upeti). Pada abad ia, Allah akan membinasakan semua agama selain Islam, Isa akan membunuh Dajjal, dan ia akan tinggal di muka bumi selama empat puluh tahun. Setelah itu ia meninggal dan kaum muslimin menshalatinya.” (HR. Abu Daud no. 4324 dan Ahmad 2/437. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari Jabir bin ‘Abdillah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
« عُرِضَ عَلَىَّ الأَنْبِيَاءُ فَإِذَا مُوسَى ضَرْبٌ مِنَ الرِّجَالِ كَأَنَّهُ مِنْ رِجَالِ شَنُوءَةَ وَرَأَيْتُ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – فَإِذَا أَقْرَبُ مَنْ رَأَيْتُ بِهِ شَبَهًا عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُودٍ وَرَأَيْتُ إِبْرَاهِيمَ صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْهِ فَإِذَا أَقْرَبُ مَنْ رَأَيْتُ بِهِ شَبَهًا صَاحِبُكُمْ – يَعْنِى نَفْسَهُ – وَرَأَيْتُ جِبْرِيلَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – فَإِذَا أَقْرَبُ مَنْ رَأَيْتُ بِهِ شَبَهًا دِحْيَةُ ». وَفِى رِوَايَةِ ابْنِ رُمْحٍ « دِحْيَةُ بْنُ خَلِيفَةَ ».
“Ditampakkan kepadaku para nabi, ternyata Musa yaitu salah satu jenis laki-laki mirip pria bani Syanu’ah. Aku melihat Isa bin Maryam ‘alaihis salam, ternyata dia seperti dengan orang yang telah aku lihat mempunyai kemiripan dengannya, yakni ‘Urwah bin Mas’ud. Aku pun menyaksikan Ibrahim ‘alaihis salam, ternyata beliau seperti dengan orang yang aku lihat mempunyai kemiripan dengannya, adalah sahabat kalian (maksudnya ia sendiri). Dan aku melihat Jibril Alaihissalam, ternyata dia mirip dengan orang yang pernah aku lihat memiliki kemiripan dengannya, adalah Dihyah.” Dalam riwayat Ibnu Rumh disebut, “Dihyah bin Khalifah.” (HR. Muslim no. 167)
Kapan Nabi Isa Turun ke Muka Bumi?
Nabi Isa turun di ketika kaum muslimin akan memerangi Dajjal di ketika shalat Shubuh.
Dari Abu Umamah Al Bahili, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِمَامُهُمْ رَجُلٌ صَالِحٌ فَبَيْنَمَا إِمَامُهُمْ قَدْ تَقَدَّمَ يُصَلِّى بِهِمُ الصُّبْحَ إِذْ نَزَلَ عَلَيْهِمْ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ الصُّبْحَ فَرَجَعَ ذَلِكَ الإِمَامُ يَنْكُصُ يَمْشِى الْقَهْقَرَى لِيَتَقَدَّمَ عِيسَى يُصَلِّى بِالنَّاسِ فَيَضَعُ عِيسَى يَدَهُ بَيْنَ كَتِفَيْهِ ثُمَّ يَقُولُ لَهُ تَقَدَّمْ فَصَلِّ فَإِنَّهَا لَكَ أُقِيمَتْ. فَيُصَلِّى بِهِمْ إِمَامُهُمْ فَإِذَا انْصَرَفَ قَالَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ افْتَحُوا الْبَابَ.
“Imam mereka adalah seorang pria yang shalih. Ketika pemimpin mereka hendak maju ke depan untuk mengimami dalam shalat subuh, datang-tiba turunlah Isa bin Maryam, maka mundurlah imam mereka ke belakang supaya Isa maju untuk mengimami shalat. Isa lalu meletakkan tangannya di antara dua bahunya (pemimpin mereka) sambil berkata, ‘Majulah engkau dan pimpinlah shalat, alasannya sesungguhnya dia ditegakkan untuk kalian.’ Akhirnya pemimpin mereka pun mengimami mereka shalat, dan dikala shalat telah usai, Isa berkata, ‘Bukalah pintu.’ (HR. Ibnu Majah no. 4067. Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Jaami’ Ash Shogir no. 13833 menyampaikan bahwa hadits ini shahih)
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَبَيْنَمَا هُمْ يُعِدُّونَ لِلْقِتَالِ يُسَوُّونَ الصُّفُوفَ إِذْ أُقِيمَتِ الصَّلاَةُ فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ فَأَمَّهُمْ
“Dan saat mereka sedang merencanakan pertempuran dan sedang membereskan barisan, tiba-tiba datanglah waktu shalat, dan turunlah Nabi Isa bin Maryam, kemudian ia mengimami mereka.” (HR. Muslim no. 2897). Namun bukan yang dimaksudkan dalam hadits ini sebenarnya Isa menjadi imam shalat. Disebutkan dalam hadits yang lain, dari Jabir bin ‘Abdillah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِى يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ – قَالَ – فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ -صلى الله عليه وسلم- فَيَقُولُ أَمِيرُهُمْ تَعَالَ صَلِّ لَنَا. فَيَقُولُ لاَ. إِنَّ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ أُمَرَاءُ. تَكْرِمَةَ اللَّهِ هَذِهِ الأُمَّةَ
“Akan selalu ada segolongan dari umatku yang berperang memperjuangkan kebenaran dan meraih kemenangan sampai hari kiamat.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengatakan, “Kemudia Isa bin Maryam turun ke paras bumi. Lalu pemimpin mereka-mereka tadi menyampaikan pada Isa, “Jadilah imam shalat bareng kami.” “Tidak. Sesungguhnya di antara kalian sudah menjadi pemimpin bagi yang lain. Allah betul-betul sudah memuliakan umat ini”, jawab Isa.” (HR. Muslim no. 156)
Apakah Nabi Isa akan Membawa Syariat Baru?‎
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا نَزَلَ فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ فَأَمَّكُمْ مِنْكُمْ ». فَقُلْتُ لاِبْنِ أَبِى ذِئْبٍ إِنَّ الأَوْزَاعِىَّ حَدَّثَنَا عَنِ الزُّهْرِىِّ عَنْ نَافِعٍ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ « وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ ». قَالَ ابْنُ أَبِى ذِئْبٍ تَدْرِى مَا أَمَّكُمْ مِنْكُمْ قُلْتُ تُخْبِرُنِى. قَالَ فَأَمَّكُمْ بِكِتَابِ رَبِّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَسُنَّةِ نَبِيِّكُمْ -صلى الله عليه وسلم-.
“Bagaimana keadaan kalian kalau Isa putera Maryam turun pada kalian dan menjadi pemimpin kalian?” Lalu saya berkata terhadap Ibnu Abu Dzi’b bahwa al-Auza’i telah menceritakan terhadap kami, dari az-Zuhri dari Nafi’ dari Abu Hurairah, “Pemimpin kalian dalah dari kalian.” Ibnu Abu Dzi’b berkata, “Apakah kamu tahu sesuatu apa (yang dijadikan dasar) memimpin kalian?” Aku balik bertanya, “Apakah kamu akan mengabarkannya kepadaku?” Ibnu Abu Dzi’b berkata, “Dia akan memimpin kalian menurut Kitabullah dan Sunnah Nabi Kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam’. (HR. Muslim no. 155)
Hadits ini memperlihatkan bahwa dikala Isa bin Maryam turun, dia akan mengikuti ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Makara sama sekali Isa tidak membawa syari’at baru. Beliau akan berhukum dengan Al Qur’an dan bukan dengan Alkitab. Karena Al Qur’an telah menghapuskan syariat Nabi sebelumnya.
Sanggahan bagi Segolongan Orang yang Tidak Mengakui Turunnya Nabi Isa
Orang-orang yang sesat dan mengagungkan logika (yang dangkal) kadang menggunakan argumen-argumen yang rapuh untuk menyanggah iman bahwa Isa bin Maryam akan turun di akhir zaman.  Di antara argumentasi mereka menolak iktikad ini yakni Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan bahwa tidak ada nabi lagi setelah ia. Dengan pernyataan seperti ini (yang asalnya dari dalil Qur’an dan hadits), mereka pun menyanggah dalil-dalil yang menyatakan bahwa Isa bin Maryam akan turun di kiamat.
Berikut sanggahan dari Al Qodhi yang dinukil dari Imam An Nawawi rahimahullah.
Al Qodhi mengatakan, “Sebagian Mu’tazilah, Jahmiyah dan yang sepaham dengan mereka mengingkari turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam. Mereka mengklaim bahwa hadits tersebut tertolak dengan firman Allah Ta’ala bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamadalah epilog para nabi. Mereka juga beralasan dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak ada nabi lagi sesudahku”. Mereka berargumentasi lagi dengan ijma’ (akad) kaum muslimin bahwa tidak ada nabi lagi sehabis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan syari’at Muhammad itulah yang berlaku selamanya sampai kiamat, sehingga tidak mungkin dihapus. Sunguh ini yakni alasan yang sangat rapuh. Perlu dikenali bahwa yang dimaksud turunnya Isa ‘alaihis salam bukanlah ia turun lagi selaku Nabi yang menenteng syari’at gres dan meniadakan syari’at Islam. Tidak ada satu pun hadits dan dalil yang lain yang menyatakan seperti ini. Bahkan hadits-hadits yang membicarakan turunnya Isa ialah benar.” An Nawawi lantas mengatakan, “Sebagaimana telah disebutkan dalam kitab Al Iman dan selainnya bahwa Isa akan turun sebagai hakim yang adil dan akan berhukum dengan syari’at kita (syari’at Islam). Beliau akan membangkitkan kembali syariat Islam yang telah ditinggalkan.”
Tempat Turunnya Nabi Isa ‘alaihis salam‎
Dari An Nawwas bin Sam’an berkata, “Pada suatu pagi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menyebut Dajjal, ia melirihkan suara dan mengeraskannya sampai kami mengiranya berada di sekelompok pohon kurma. …
فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ فَيَنْزِلُ عِنْدَ الْمَنَارَةِ الْبَيْضَاءِ شَرْقِىَّ دِمَشْقَ بَيْنَ مَهْرُودَتَيْنِ وَاضِعًا كَفَّيْهِ عَلَى أَجْنِحَةِ مَلَكَيْنِ إِذَا طَأْطَأَ رَأَسَهُ قَطَرَ وَإِذَا رَفَعَهُ تَحَدَّرَ مِنْهُ جُمَانٌ كَاللُّؤْلُؤِ فَلاَ يَحِلُّ لِكَافِرٍ يَجِدُ رِيحَ نَفَسِهِ إِلاَّ مَاتَ وَنَفَسُهُ يَنْتَهِى حَيْثُ يَنْتَهِى طَرْفُهُ فَيَطْلُبُهُ حَتَّى يُدْرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ فَيَقْتُلُهُ ثُمَّ يَأْتِى عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ قَوْمٌ قَدْ عَصَمَهُمُ اللَّهُ مِنْهُ فَيَمْسَحُ عَنْ وُجُوهِهِمْ وَيُحَدِّثُهُمْ بِدَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ
“Saat Dajjal seperti itu, datang-tiba ‘Isa putra Maryam turun di sebelah timur Damaskus di menara putih dengan mengenakan dua baju (yang dicelup wars dan za’faran) seraya menaruh kedua tangannya di atas sayap dua malaikat, jikalau dia menundukkan kepala, air pun menetas. Bila ia mengangkat kepala, air pun bercucuran seperti mutiara. Tidaklah orang kafir mencium wangi dirinya melainkan ia akan mati. Sungguh bau nafasnya sejauh mata memandang. Isa mencari Dajjal sampai menemuinya di pintu Ludd kemudian membunuhnya. Setelah itu Isa bin Maryam mengunjungi suatu kaum yang dijaga oleh Allah dari Dajjal. Ia mengusap tampang-paras mereka dan menceritakan tingkatan-tingkatan mereka di nirwana. … (HR. Muslim no. 2937)
Yang dimaksud menara putih sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Katsir rahimahullah. Beliau berkata, “Aku telah menyaksikan di beberapa kitab bahwa bantu-membantu turun Isa bin Maryam adalah di menara putih yang terletak di sebelah timur Jaami’ Damaskus. Inilah riwayat yang benar dan lebih kuat. Adapun riwayat yang menyatakan sebenarnya Isa turun di menara putih di sebelah timur Damaskus, maka itu cuma perumpamaan perowi saja dari apa yang ia ketahui. Yang benar, di Damaskus tidak ada menara yang dikatakan di sebelah timurnya. Yang ada hanyalah menara yang ada di sebelah timur Jaami’ Al Umawi. Inilah penyebutan yang lebih sempurna. Karena ketika Nabi Isa turun, maka akan ditegakkan shalat.”‎
Berapa Lama Nabi Isa ‘alaihis salam Tinggal di Muka Bumi?‎‎
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَيَبْعَثُ اللَّهُ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ كَأَنَّهُ عُرْوَةُ بْنُ مَسْعُودٍ فَيَطْلُبُهُ فَيُهْلِكُهُ ثُمَّ يَمْكُثُ النَّاسُ سَبْعَ سِنِينَ لَيْسَ بَيْنَ اثْنَيْنِ عَدَاوَةٌ ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ رِيحًا بَارِدَةً مِنْ قِبَلِ الشَّأْمِ فَلاَ يَبْقَى عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ أَحَدٌ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ أَوْ إِيمَانٍ إِلاَّ قَبَضَتْهُ
“Lalu Allah mendelegasikan Isa bin Maryam seperti Urwah bin Mas’ud, dia mencari Dajjal dan membunuhnya. Setelah itu selama tujuh tahun, manusia tinggal dan tidak ada permusuhan di antara dua orang pun. Kemudian Allah mengantarangin sejuk dari arah Syam lalu tidak tersisa seorang yang dihatinya ada kebaikan atau keimanan seberat biji sawi pun yang tersisa kecuali mencabut nyawanya” (HR. Muslim no. 2940)
Sedangkan dalam riwayat Abu Daud yang sudah disebutkan, “Pada kala dia, Allah akan membinasakan semua agama selain Islam, Isa akan membunuh Dajjal, dan ia akan tinggal di tampang bumi selama empat puluh tahun. Setelah itu dia meninggal dan kaum muslimin menshalatinya.” (HR. Abu Daud no. 4324 dan Ahmad 2/437. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dalam riwayat Ahmad, dari ‘Aisyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنْ يَخْرُجِ الدَّجَّالُ وَأَنَا حَىٌّ كَفَيْتُكُمُوهُ وَإِنْ يَخْرُجِ الدَّجَّالُ بَعْدِى فَإِنَّ رَبَّكُمْ عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ بِأَعْوَرَ إِنَّهُ يَخْرُجُ فِى يَهُودِيَّةِ أَصْبَهَانَ حَتَّى يَأْتِىَ الْمَدِينَةَ فَيَنْزِلَ نَاحِيَتَهَا وَلَهَا يَوْمَئِذٍ سَبْعَةُ أَبْوَابٍ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْهَا مَلَكَانِ فَيَخْرُجَ إِلَيْهِ شِرَارُ أَهْلِهَا حَتَّى الشَّامِ مَدِينَةٍ بِفِلَسْطِينَ بِبَابِ لُدٍّ – وَقَالَ أَبُو دَاوُدَ مَرَّةً حَتَّى يَأْتِىَ فِلَسْطِينَ بَابَ لُدٍّ – فَيَنْزِلَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ فَيَقْتُلَهُ ثُمَّ يَمْكُثَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ فِى الأَرْضِ أَرْبَعِينَ سَنَةً إِمَاماً عَدْلاً وَحَكَماً مُقْسِطاً
“Jika Dajjal telah keluar dan saya masih hidup maka saya akan membela (menjaga) kalian, tetapi Dajjal keluar sesudahku. Sesungguhnya Rabb kalian ‘azza wajalla tidaklah buta sebelah (bermata satu) dan Dajjal akan keluar di Yahudi Ashbahan sampai dia datang ke Madinah dan turun di tepinya yang mana Madinah pada waktu itu mempunyai tujuh pintu. Pada setiap pintu terdapat malaikat yang mempertahankan, lalu akan keluar (menuju) terhadap Dajjal sejelek-buruk penduduk madinah darinya hingga ke Syam sempurna di kota palestina di pintu Lud.” Sesekali Abu Daud berkata, “Hingga Dajjal datang (tiba) di palestina di pintu Lud, lalu Isa ‘alaihis salam turun dan membunuhnya, lalu Isa ‘alaihis salam tinggal di bumi selama empat puluh tahun dan menjadi imam yang adil dan hakim yang adil.” (HR. Ahmad, 6/75. Syaikh Syu’malu Al Arnauth menyampaikan bahwa sanadnya hasan)
Dalam riwayat pertama dan lainnya seolah-olah bertentangan. Pada hadits pertama dikatakan bahwa Nabi Isa tinggal di muka bumi selama 7 tahun (namun tidak secara tegas) dan hadits kedua dikatakan 40 tahun.
Ibnu Katsir rahimahullah menyampaikan, “Disebutkan dalam hadits bahwa Nabi ‘Isa tinggal di wajah bumi selama 40 tahun. Namun dalam Shahih Muslim disebutkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar bahwa dia menetap selama 7 tahun. Seolah-olah di sini ada yang rancu. Maka kita mampu maknakan bahwa maksud dia tinggal di wajah bumi selama tujuh tahun adalah waktu tinggal sesudah beliau turun ke paras bumi (sebelumnya diangkat ke langit). Sedangkan sisanya yakni waktu ia menetap di wajah bumi sebelum diangkat ke langit. Oleh alasannya adalah itu dari sini kita mampu mengatakan bahwa umur Nabi ‘Isa yaitu 33 tahun (sebelum beliau diangkat ke langit), inilah yang masyhur.”
Namun apa yang dijelaskan oleh Ibnu Katsir dengan jalan mengkompromikan riwayat yang ada disangkal oleh As Safarini. As Safarini menerangkan, “Hadits ‘Aisyah yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dan lainnya yang menyatakan, “Isa akan membunuh Dajjal, kemudian akan tinggal di muka bumi selama 40 tahun”, hadits tersebut sama sekali tidak bermasalah. Al Baihaqi pun berpegang dengan riwayat yang menyatakan bahwa Isa akan tinggal di wajah bumi selama 40 tahun. Sebagaimana pula dinukil dari As Suyuthi, dia pun menguatkan salah satu pertimbangan (dan bukan melalui jalan kompromi). Karena kalau ada embel-embel klarifikasi dari perowi yang tsiqoh (ziyadah tsiqoh) tentu saja bisa dijadikan argumen. Mereka yang menyatakan bahwa sehabis Isa turun akan tinggal selama 40 tahun berpegang dengan riwayat yang banyak, sehingga mereka mendahulukannya dari riwayat yang dikatakan sedikit alasannya adalah adanya embel-embel yakin di dalamnya. Hadits yang menyatakan bahwa Isa tinggal selama 40 tahun itulah hadits mutsbit (yang menyatakan secara tegas), tentu saja ini yang mesti didahulukan.”
Dari sini usulan yang lebih sempurna yakni riwayat yang menyatakan bahwa setelah Isa turun beliau akan tinggal di wajah bumi selama 40 tahun sebab riwayat ini yang lebih banyak sebagaimana diisyaratkan tadi oleh As Safarini. Namun boleh jadi 40 tahun seakan-akan dinikmati begitu cepat mirip tujuh tahun.
Misi Isa bin Maryam Lainnya, Memusnahkan Ya’juj dan Ma’juj
Sebagaimana nanti diterangkan tersendiri bahwa di antara misi Nabi Isa ‘alaihis salam dikala turun di wajah bumi yaitu memusnahkan Ya’juj dan Ma’juj. Beliau bersama sahabatnya akan memusnahkan Ya’juj dan Ma’juj, kaum yang jumlahnya amat banyak dan populer amat rakus. Disebutkan dalam hadits Nawwas bin Sam’an yang amat panjang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَيَبْعَثُ اللَّهُ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ فَيَمُرُّ أَوَائِلُهُمْ عَلَى بُحَيْرَةِ طَبَرِيَّةَ فَيَشْرَبُونَ مَا فِيهَا وَيَمُرُّ آخِرُهُمْ فَيَقُولُونَ لَقَدْ كَانَ بِهَذِهِ مَرَّةً مَاءٌ. وَيُحْصَرُ نَبِىُّ اللَّهُ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ حَتَّى يَكُونَ رَأْسُ الثَّوْرِ لأَحَدِهِمْ خَيْرًا مِنْ مِائَةِ دِينَارٍ لأَحَدِكُمُ الْيَوْمَ فَيَرْغَبُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ فَيُرْسِلُ اللَّهُ عَلَيْهُمُ النَّغَفَ فِى رِقَابِهِمْ فَيُصْبِحُونَ فَرْسَى كَمَوْتِ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ يَهْبِطُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى الأَرْضِ فَلاَ يَجِدُونَ فِى الأَرْضِ مَوْضِعَ شِبْرٍ إِلاَّ مَلأَهُ زَهَمُهُمْ وَنَتْنُهُمْ فَيَرْغَبُ نَبِىُّ اللَّهِ عِيسَى وَأَصْحَابُهُ إِلَى اللَّهِ فَيُرْسِلُ اللَّهُ طَيْرًا كَأَعْنَاقِ الْبُخْتِ فَتَحْمِلُهُمْ فَتَطْرَحُهُمْ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ يُرْسِلُ اللَّهُ مَطَرًا لاَ يَكُنُّ مِنْهُ بَيْتُ مَدَرٍ وَلاَ وَبَرٍ فَيَغْسِلُ الأَرْضَ حَتَّى يَتْرُكَهَا كَالزَّلَفَةِ ثُمَّ يُقَالُ لِلأَرْضِ أَنْبِتِى ثَمَرَتَكِ وَرُدِّى بَرَكَتَكِ.
فَيَوْمَئِذٍ تَأْكُلُ الْعِصَابَةُ مِنَ الرُّمَّانَةِ وَيَسْتَظِلُّونَ بِقِحْفِهَا وَيُبَارَكُ فِى الرِّسْلِ حَتَّى أَنَّ اللِّقْحَةَ مِنَ الإِبِلِ لَتَكْفِى الْفِئَامَ مِنَ النَّاسِ وَاللِّقْحَةَ مِنَ الْبَقَرِ لَتَكْفِى الْقَبِيلَةَ مِنَ النَّاسِ وَاللِّقْحَةَ مِنَ الْغَنَمِ لَتَكْفِى الْفَخِذَ مِنَ النَّاسِ فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ بَعَثَ اللَّهُ رِيحًا طَيِّبَةً فَتَأْخُذُهُمْ تَحْتَ آبَاطِهِمْ فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُؤْمِنٍ وَكُلِّ مُسْلِمٍ وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ يَتَهَارَجُونَ فِيهَا تَهَارُجَ الْحُمُرِ فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ ».
“Allah mengantarYa’juj dan Ma’juj, ‘Dari segala penjuru mereka datang dengan cepat.’ (Al Anbiyaa`: 96) Lalu yang terdepan melintasi danau Thabari dan minum kemudian yang belakang melintasi, mereka berkata: ‘Tadi disini ada airnya.’ nabi Allah Isa dan para sahabatnya dikepung sampai kepala kerbau milik salah seorang dari mereka lebih baik dari seratus dinar milik salah seorang dari kalian dikala ini, kemudian nabi Allah Isa dan para sahabatnya menginginkan Allah mengantarkan cacing di leher mereka kemudian mereka mati mirip matinya satu jiwa, kemudian ‘Isa dan para sahabatnya datang, tidak ada satu sejengkal daerah pun melainkan sudah dipenuhi oleh bangkai dan busuk bacin darah mereka. Lalu Isa dan para sahabatnya berdoa kepada Allah kemudian Allah mengantarburung seperti leher unta. Burung itu menenteng mereka dan melemparkan mereka mirip yang diinginkan Allah, lalu Allah mengirim hujan kepada mereka, tidak ada rumah dari bulu atau rumah dari tanah yang membatasi turunnya hujan, hujan itu membasahi bumi sampai dan meninggalkan genangan dimana-mana. Allah memberkahi kesuburannya sampai hingga sekelompok insan cukup dengan unta perahan, satu kabilah cukup dengan sapi perahan dan beberapa saudara mencukupkan diri dengan kambing perahan. Saat mereka seperti itu, datang-datang Allah mengantarangin sepoi-sepoi lalu mencabut nyawa setiap orang mu`min dan muslim di bawah ketiak mereka, dan orang-orang yang tersisa yaitu insan-manusia jelek, mereka melaksanakan hubungan tubuh secara damai-terangan seperti keledai kawin. Maka atas mereka itulah kiamat terjadi.” (HR. Muslim no. 2937)
Intinya, misi Isa bin Maryam saat turun ke muka bumi sebagaimana diterangkan dalam banyak sekali hadits adalah:
(1) membunuh Dajjal,
(2) merusak salib-salib,
(3) membunuh babi,
(4) menghapuskan jizyah atau upeti (hanya ada satu pilihan adalah masuk Islam),
(5) merusak agama selain Islam dan yang tersisa di tampang bumi hanyalah Islam,
(6) memusnahkan Ya’juj dan Ma’juj, serta
(7) menjadi imam dan hakim yang adil dengan menegakkan syari’at Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Lima Hikmah Turunnya Nabi Isa di Akhir Zaman
Pertama: Sebagai bantahan bagi Yahudi yang mengklaim bahwa mereka sudah membunuh Isa bin Maryam. Sungguh Allah akan mengungkap kedustaan mereka. Isa nantinya yang akan membunuh mereka dan membunuh pemimpin mereka, yakni Dajjal.
Kedua: Isa bin Maryam telah menemukan dalam Bibel mengenai keutamaan umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana disebutkan dalam firman Allah,
وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ
“Dan sifat-sifat mereka (para sobat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) dalam Bibel, ialah seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu besar lengan berkuasa lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya” (QS. Al Fath: 29).
Dari sini, Nabi Isa memohon terhadap Allah biar menjadi bab dari mereka (para sahabat). Allah pun mengabulkan do’anya. Allah membiarkan beliau hidup hingga akhir zaman. Beliau pun akan menjadi pengikut Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.Ketika Dajjal timbul, beliau pun yang menumpasnya.
Ketiga:  Turunnya Isa dari langit makin akrab dengan maut beliau. Beliau pun akan dimakamkan di muka bumi. Oleh sebab itu, ini menunjukkan bahwa tidak ada makhluk yang yang dibuat dari tanah yang mati di kawasan lain selain bumi.
Keempat: Turunnya Nabi Isa juga ialah untuk membungkam Nashoro. Sungguh Allah akan membinasakan aneka macam agama di masa Isa turun kecuali satu agama saja yang tersisa adalah Islam. Isa pun akan menghancurkan salib-salib, membunuh babi dan menghapuskan jizyah (artinya tidak ada pilihan jizyah, yang ada hanyalah opsi untuk masuk Islam).
Kelima: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ ، وَالأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلاَّتٍ ، أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى ، وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ
“Aku orang yang paling erat dengan ‘Isa bin Maryam ‘alaihis salam di dunia dan darul baka, dan para Nabi yaitu bersaudara (dari keturunan) satu ayah dengan ibu yang berlawanan, sedangkan agama mereka satu” (HR. Bukhari no. 3443 dan Muslim no. 2365, dari Abu Hurairah).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yakni yang terspesial dan yang paling akrab dengan ia. Isa bin Maryam sendiri telah memberi kabar besar hati bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam akan tiba sehabis dia. Beliau pun mengajak umatnya untuk membenarkan dan beriman kepada hal itu. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ
“Dan (ingatlah) saat Isa ibnu Maryam berkata: “Hai Bani Israil, sebetulnya saya adalah delegasi Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, ialah Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (hadirnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” (QS. Ash Shaff: 6)
Segala puji bagi Allah, akhir sudah pembahasan kami ihwal turunnya Isa di kiamat.
Segala puji bagi Allah atas segala nikmat-Nya segala kebaikan menjadi tepat.
Wallohu A’lam Bishshowab