Shalat witir ialah sholat sunnah yang istimewa. Dari jumlah rakaat, dia paling berlawanan dibandingkan shalat-shalat sunnah yang lain. Dari keutamaan, dia juga punya banyak keistimewaan.Begitu istimewanya shalat ini, hingga-hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mewasiatkan kepada teman ia supaya selalu mengerjakannya, jangan hingga meninggalkannya. Shalat ini pula yang menjadi epilog seluruh shalat malam.
Bagaimana tutorial lengkapnya? Berikut ini pembahasannya mulai dari keutamaan, metode, pembahasan niat sampai doanya.
Shalat witir mempunyai banyak keutamaan atau fadhilah. Kita mampu mengetahuinya lewat sejumlah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
- 1). Amal yaumiyah Rasulullah
Shalat witir merupakan salah satu amal yaumiyah yang dilaksanakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau biasa melaksanakan shalat sunnah ini sebagaimana hadits dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu:
الْوِتْرُ لَيْسَ بِحَتْمٍ كَهَيْئَةِ الْمَكْتُوبَةِ وَلَكِنَّهُ سُنَّةٌ سَنَّهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Witir bukan keharusan mirip shalat wajib kalian, akan namun ia ialah sunnah yang biasa dilaksanakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam (HR. An Nasa’i dan Tirmidzi; shahih lighairihi)
- 2). Allah mengasihi witir
Allah Azza wa Jalla mencintai yang witir. Karenanya, sholat dengan rakaat witir ini pun dicintaiNya. Orang yang mengamalkan sholat sunnah ini juga akan dicintaiNya. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
وَإِنَّ اللَّهَ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ
Sesungghnya Allah itu witir, mengasihi yang witir/ganjil (HR. Muslim)
- 3). Amalan andal Al Quran
Para hebat Qur’an di kelompok sahabat ialah mereka yang hafal Al Alquran dan sangat kesepakatan untuk mengamalkan serta mendakwahkannya. Mereka ialah sahabat-sobat yang utama. Salah satu amalan yang ditugaskan Rasulullah terhadap mereka ialah sholat witir, agar makin dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala.
إِنَّ اللَّهَ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ فَأَوْتِرُوا يَا أَهْلَ الْقُرْآنِ
Sesungghnya Allah itu witir, mencintai witir, maka lakukanlah sholat witir wahai jago Al Quran (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah; shahih)
يَا أَهْلَ الْقُرْآنِ أَوْتِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ
Wahai andal Al Quran, lakukanlah sholat witir. Karena sesungghnya Allah Azza wa Jalla itu witir, mengasihi yang witir. (HR. An Nasa’i dan Ibnu Majah; shahih)
- 4). Sangat ditekankan Rasulullah
Shalat witir sungguh ditekankan oleh Rasulullah untuk dikerjakan para sobat beliau. Sehingga ketika menganjutkan sholat ini, ia mengulangi penyebutannya.
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ زَادَكُمْ صَلاَةً صَلُّوهَا فِيمَا بَيْنَ صَلاَةِ الْعِشَاءِ إِلَى صَلاَةِ الصُّبْحِ الْوَتْرُ الْوَتْرُ
Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menambahkan satu sholat terhadap kalian, maka lakukanlah sholat tersebut di antara sholat Isya dan sholat Subuh, yaitu sholat witir, sholat witir. (HR. Ahmad; shahih)
- 5). Diwasiatkan dijalankan setiap hari
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata:
أَوْصَانِى خَلِيلِى -صلى الله عليه وسلم- بِثَلاَثٍ بِصِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَىِ الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ
Kekasihku (Muhammad) shallallahu ‘alaihi wasallam mewasiatkan kepadaku tiga perkara: puasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha dua rakaat dan shalat witir sebelum tidur. (HR. Bukhari dan Muslim)
Baca Juga=> sholat dhuha
Sholat ini ialah salah satu sholat sunnah muakkad, yakni sangat diusulkan. Disebut shalat witir alasannya adalah jumlah rakaatnya ganjil. Imam Abu Hanifah berpendapat sholat ini hukumnya wajib, namun usulan itu tidak besar lengan berkuasa.
- 1). Waktu shalat witir
Waktu shalat witir terbentang sejak sehabis sholat Isya’ hingga terbitnya fajar. Sebagaimana hadits Rasulullah di atas. Kapan Rasulullah melakukan sholat witir? Imam Ahmad meriwayatkannya:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُوتِرُ أَوَّلَ اللَّيْلِ وَأَوْسَطَهُ وَآخِرَهُ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjalankan sholat witir pada permulaan malam. Kadang-kadang di pertengahan malam. Kadang-kadang pula di akhir malam. (HR. Ahmad; shahih)
Namun yang paling kerap, Rasulullah menjalankan shalat witir pada akhir malam. Sayyid Sabiq menjelaskan dalam Fiqih Sunnah, disunnahkan menyegerakan sholat witir pada permulaan malam bagi orang yang khawatir tidak mampu bangun pada akhir malam. Namun bagi orang yang sanggup bangkit di simpulan malam, disunnahkan mengerjakan witir pada final malam. Tentu yang paling utama ialah pada final malam, sebagaimana hadits yang diriwayatkan Jabir radhiyallahu ‘anhu:
مَنْ خَافَ أَنْ لاَ يَقُومَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ أَوَّلَهُ وَمَنْ طَمِعَ أَنْ يَقُومَ آخِرَهُ فَلْيُوتِرْ آخِرَ اللَّيْلِ فَإِنَّ صَلاَةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَشْهُودَةٌ وَذَلِكَ أَفْضَلُ
Barangsiapa yang cemas tidak akan sanggup berdiri pada tamat malam, hendaknya dia berwitir pada permulaan malam. Dan barangsiapa yang merasa sanggup bangkit pada akhir malam, hendaknya beliau berwitir pada tamat malam itu. Sebab menjalankan sholat pada akhir malam itu disaksikan malaikat yang demikian itu lebih utama. (HR. Muslim)
- 2). Bilangan atau jumlah rakaat
Sesuai namanya, shalat witir yakni sholat sunnah yang jumlah rakaatnya ganjil. Minimal satu rakaat, bisa pula tiga rakaat, lima rakaat atau tujuh rakaat.
Sa’ad bin Abi Waqash radhiyallahu ‘anhu merupakan acuan sahabat Nabi yang menjalankan sholat witir satu rakaat setelah sholat isya’ di Masjid Nabawi. Ia pernah ditanya, “Engkau hanya berwitir satu rakaat saja dan tidak menambahnya?” Sa’ad menjawab, “Iya, karena aku pernah mendengar Rasulullah bersabda:
الَّذِى لاَ يَنَامُ حَتَّى يُوتِرَ حَازِمٌ
Orang yang tidak tidur dulu sebelum berwitir yakni orang yang suka waspada (HR. Ahmad; hasan)
- 3). Tata cara
Dalam menjalankan shalat witir, boleh dijalankan dua rakaat-dua rakaat kemudian diakhiri dengan satu rakaat, dengan masing-masing satu tasyahud dan satu kali salam. Boleh pula keseluruhan rakaat sekaligus dengan satu kali salam.
Untuk tiga rakaat atau lebih dengan sekali salam ini, boleh degan dua tasyahud sekali salam, boleh pula hanya dengan satu tasyahud di rakaat terakhir saja, sebagaimana hadits dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُوتِرُ بِسَبْعٍ أَوْ بِخَمْسٍ لَا يَفْصِلُ بَيْنَهُنَّ بِتَسْلِيمٍ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berwitir tujuh atau lima rakaat secara bersambung dan tidak dipisahkan dengan salam (HR. An Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad)
Juga hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُصَلِّى مِنَ اللَّيْلِ ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُوتِرُ مِنْ ذَلِكَ بِخَمْسٍ لاَ يَجْلِسُ فِى شَىْءٍ إِلاَّ فِى آخِرِهَا
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan sholat malam 13 rakaat, tergolong di dalamnya sholat witir lima rakaat. Beliau tidak duduk tasyahud kecuali pada rakaat yang terakhir. (HR. Bukhari dan Muslim)
- 4). Surat yang dibaca
Setelah membaca surat Al Fatihah, boleh membaca ayat mana pun dari Al Alquran. Sebagaimana kata Ali bin Abu Thalib radhiyallahu ‘anhu: “Di dalam Al Alquran itu tidak ada yang dapat diabaikan. Oleh karena itu, dalam sholat witir engkau boleh membaca ayat Al Alquran yang engkau senangi.”
Namun jikalau sholat witirnya tiga rakaat, disunnahkan membaca surat Al A’la pada rakaat pertama dan surat Al Kafirun pada rakaat kedua. Sedangkan pada rakaat ketiga membaca surat Al Ikhlas, surat Al Falaq dan surat An Nas. Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan Abu Dawud dan An Nasa’i dari Ubai bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu.
Baca Juga=>shalat tahajud
Semua ulama setuju bahwa tempat niat yakni hati. Melafalkan niat bukanlah sebuah syarat. Artinya, tidak mesti melafalkan niat.
Bagaimana hukumnya melafalkan niat? Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan, berdasarkan jumhur ulama selain madzhab Maliki, melafalkan niat hukumnya sunnah dalam rangka membantu hati menghadirkan niat.
Sedangkan dalam madzhab Maliki, yang terbaik adalah tidak melafalkan niat alasannya adalah tidak ada misalnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Lafadz niat sholat witir satu rakaat selaku berikut:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku niat sholat sunnah witir satu rakaat alasannya adalah Allah Ta’ala”
Lafadz niat shalat witir dua rakaat selaku berikut:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku niat sholat sunnah witir dua rakaat sebab Allah Ta’ala”
Lafadz niat sholat witir tiga rakaat sebagai berikut:
أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku niat sholat sunnah witir tiga rakaat alasannya Allah Ta’ala”
Setelah shalat witir disunnahkan membaca tiga kali:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
Artinya: Maha Suci Maha Suci Engkau yang Maha Merajai lagi Maha Suci dari banyak sekali kelemahan
Dzikir tersebut sebagaimana diriwayatkan dalam hadits shahih riwayat Abu Daud dan An Nasa’i.
Lalu membaca doa sholat witir:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لاَ أُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
Artinya: Ya Allah, aku berlindung dengan keridhaanMu dari kemarahanMu, dan dengan keselamatanMu dari hukumanMu dan aku berlindung kepadaMu dari siksaMu. Aku tidak mampu menjumlah pujian dan pujian kepadaMu, Engkau yakni sebagaimana yang Engkau sanjungkan terhadap diriMu sendiri.
Doa sholat witir ini menurut hadits shahih riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, An Nasa’i dan Ibnu Majah.
Demikian Tata Cara Shalat Witir Sesuai Sunnah, Niat dan Doa Setelah Shalat Witir Juga Keutamaan Shalat Witir. Semoga berfaedah dan kita seluruhnya dimudahkan Allah untuk mengamalkannya. Wallahu a’lam bish shawab.