Metode Elektronika Recam Medik

SISTEM ELECTRONIK MEDICAL RECORD
(EMR) PELAYANAN KESEHATAN


I.       Latar Belakang

Kebutuhan perihal perlunya rekam medis diseluruh dunia sebagai data yang sangat diharapkan dalam proses identifikasi. Awal periode 20 rekam medic kian meningkat dengan adanya pengakuan pelayanan kesehatan (Rumah Sakit). Akreditasi pelayanan kesehatan dijalankan menurut bukti-bukti tertulis proses pelayanan kesehatan dan administrasi untuk dinilai. Pencatatan rekaman medik perlu disosialisasikan pada masyarakat selaku obyek semoga setiap individu memiliki catatan rekaman medik untuk memudahkan santunan pelayanan kesehatan bila dibutuhkan sebagai salah satu fasilitas komunikasi antar tenaga kesehatan
Perkembangan teknologi gosip yang begitu pesat telah merambah ke aneka macam sektor tergolong kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (medis) merupakan bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi gosip relatif tertinggal. Di sisi yang lain, penduduk menyadari bahwa teknologi isu ialah salah satu hal penting dalam peradaban manusia untuk menanggulangi (sebagian) persoalan derasnya arus berita. Teknologi isu (dan komunikasi) dikala ini yaitu bab penting dalam administrasi gosip. Perkembangan wawasan yang begitu cepat (kurang lebih 750.000 postingan terbaru di jurnal keperawatan dipublikasikan tiap tahun), perawat akan cepat tertinggal bila tidak mempergunakan berbagai hal untuk mengudapte kemajuan terbaru.7
Rekam medis berbasis komputer (Computer based patient record) Salah satu tantangan besar dalam penerapan teknologi gosip dan komunikasi di rumah sakit. Pengertian rekam medis berbasis komputer bermacam-macam, akan namun, secara prinsip yakni penggunaan database untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap event dalam manajemen pasien di rumah sakit maupun di klinik. Rekam medis berbasis komputer akan mengumpulkan aneka macam data klinis pasien baik yang berasal dari hasil investigasi perawat,dokter,dan tenaga kesehatan lain termasuk digitasi dari alat diagnosisi (EKG, radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan laboratorium. 7
Pada dasarnya rekam medis elektronika yaitu penggunaan tata cara elektro untuk pengumpulan, penyimpanan, pembuatan serta pengaksesan rekam medis pasien di rumah sakit yang telah tersimpan dalam suatu tata cara administrasi basis data multimedia yang menghimpun banyak sekali sumber data medis. Jenis data rekam medis dapat berbentukteks (baik yang teratur maupun naratif), gambar digital (kalau sudah menerapkan radiologi digital), bunyi (misalnya suara jantung), video maupun yang berupa biosignal mirip rekaman EKG. Yang menjadi pertanyaan ialah, mengapa proses adopsi penemuan EMR di Indonesia berjalan lambat? Selain itu, yang tidak kalah pentingnya, bagaimana mempercepatnya?.8
Alasan klasik mengapa EMR tidak berkembang dengan segera adalah tidak adanya payung hukum yang jelas. Seringkali timbul pertanyaan, bagaimana pemberian rumah sakit kalau terjadi tuntutan terhadap pasien. Bagaimana keabsahan dokumen elektronika? Jika terjadi kesalahan dalam penulisan data medis pasien, apakah perangkat elektro mempunyai kemudahan log untuk tetap mampu mencatat data yang telah dimasukkan sebelumnya dan tidak menghapus(delete) sehingga tetap bisa dimengerti siapa yang memasukkan data tersebut serta jenis data yang akan diganti?. Aspek regulasi dan legal memang tidak mampu menandingi kecepatan perkembangan teknologi gosip. Depkes mempublikasikan Permenkes no 269/MENKES/PER/III/2008 wacana Rekam Medis selaku pengganti Permenkes 749a/Menkes/Per/XII/1989. Tetapi ini juga tidak menunjukkan pembagian terstruktur mengenai secara rinci ihwal rekam medis elektro. Hanya disebutkan bahwa penyelenggaraan rekam medis dengan menggunakan teknologi info diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri (Pasal 2 ayat 2). Di sisi lain, masyarakat banyak berharap dengan UU ITE yang baru saja disahkan oleh dewan perwakilan rakyat untuk menunjukkan jaminan aturan kepada transaksi elektronika. Tentu saja menghendaki UU ITE sebagai dasar pelaksanaan rekam medis elektro tidak mencukupi.8
Persoalan lain yaitu ketersediaan dana. Aspek finansial menjadi persoalan penting alasannya mesti menyiapkan infrastruktur (komputer, jaringan kabel maupun nir kabel, listrik, metode pengawalan, konsultan, training dan lain-lain). Rumah sakit umumnya memiliki budget terbatas, terlebih untuk teknologi berita. Namun semua alasan diatas dapat ditemukan solusinya, Diperlukan adanya kerjasama dari semua pihak  utamanya pemerintah dalam menciptakan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
Untuk mendorong minat dan adopsi EMR, faedah dan potensinya harus terus menerus disosialisasikan. Sebagai pola, EMR mampu menyimpan data pasien dalam jumlah yang besar hanya menggunakan perangkat komputer yang mampu dijinjing. Selain itu, rekam medis elektronik dapat memberikan peringatan jika perawat salah memberikan obat atau ada reaksi antar obat. Dalam konteks ini, sosialisasi EMR mesti menjadi bab penting dalam gerakan keamanan pasien (patient safety). Ada pula yang menunjukkan keunggulan rekam medis elektronika dalam menyimpan data medis multimedia yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Meskipun belum ada rekam medis elektro yang benar-benar sempurna, secara teknologi bantu-membantu sudah dalam fase mature.8
Kegiatan sosialisasi tidak dapat berdiri sendiri. Sosialisasi EMR harus dikerjakan secara terus menerus dan membutuhkan inisiatif tingkat nasional. Jika pemerintah serius menyebabkan EMR sebagai kunci untuk mengembangkan kualitas pelayanan rumah sakit, maka harus ada tim yang secara serius merumuskan arah pengembangan EMR pada masing-masing Rumah Sakit. Dengan demikian beliau tidak akan terbebani dengan aktivitas berkala (contohnya mengurusi pelaporan berkala rumah sakit). Mengingat sebagian besar rumah sakit di Indonesia mempunyai problem klasik kekurangan dana, tim tersebut mampu merumuskan model tolok ukur perangkat lunak EMR yang bersifat public domain. Perangkat lunak tersebut mesti mengikuti kaidah-kaidah patokan informatika untuk EMR.8

Menjadikan EMR selaku bagian dari kebutuhan perawat ialah bab dari proses difusi penemuan. Di setiap generasi, akan selalu ada early adopters yang akan menjadi pionir dalam mengadopsi pertumbuhan terkini. Dia pulalah yang akan menjadi role model bagi sesama sejawat. Dalam aneka macam literatur mengenai keberhasilan adopsi EMR, faktor clinical leadership ini sering mengemuka.8
Mengingat betapa pentingnya rekaman medis,maka diperlukan adanya pertumbuhan dalam hal itu. Pencatatan rekaman medik secara digital mesti di ketahui cara system pencatatnnya dan perlu dikembangkan demi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih efektif dan efisien sehingga mampu menurunkan angka peristiwa medical error.