close

Makalah Fungsi Dan Prinsip Panduan Dan Konseling

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Manusia adalah mahluk filosofis, artinya insan mepunyai wawasan dan berpikir, mausia juga memiliki sifat yang unik, berbeda dengan mahluk lain dalam pekembanganya. Implikasi dari keanekaragaman ini yakni bahwa individu mempunyai kebebasan dan kemerdekaan untuk menentukan dan megembangkan diri sesuai dengan keunikan atau tiap – tiap pontensi tanpa menjadikan konflik dengan lingkungannya. Dari sisi keunikan dan keanekaragaman idividu, maka diperlukanlah bimbingan untuk menolong setiap individu meraih perkembangan yang sehat didalam lingkungannya (Nur Ihsan, 2006:1)
Pada dasarnya tutorial dan konseling juga merupakan upaya perlindungan untuk menerangkan kemajuan manusia secara optimal baik secara kelompok maupun idividu sesuia dengan hakekat kemanusiannya dengan banyak sekali potensi, keunggulan dan kekurangan, kelemhan serta permaslahanya.
Adapun dalam dunia pendidikan, panduan dan konseling juga sungguh dipelukan alasannya dengan adanya tutorial dan konseling dapat mengantarkan akseptor asuh pada pencapai patokan dan kesanggupan profesi dan akademis, serta pertumbuhan dini yang sehat dan produktif, dan didalam panduan dan konseling selain ada pelayanan juga ada fungsi serta prinsip – prinsipnya.
Kurangnya pengertian dan pengetahuan tentang fungsi dan prinsip panduan dan konseling dalam proses santunan panduan kepada orang lain dapat mengakibatkan lemahnya daya hantar pengetahuan serta cara-cara
yang tidak cocok dengan apa yang diperlukan si klien. Bagaimanapun fungsi dan prinsip panduan konseling bagi seorang konselor sangatlah penting dalam hal santunan dukungan terhadap si klien tersebut.
A.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilema-duduk perkara yang mau dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa dan bagaimana fungsi Bimbingan Konseling dalam penerapannya?
2. Apa dan bagaimana prinsip-prinsip bimbingan dan konseling?
B.     Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan dilema tersebut maka tujuan dari penulisan ini adalah:
1.      Untuk mengetahui dan menerangkan fungsi dari tutorial dan konseling.
2.      Untuk mengenali dan menerangkan prinsip-prinsip dari tutorial dan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Fungsi Bimbingan dan Konseling
1.      Pengertian Fungsi Bimbingan dan Konseling
Dengan uraian tentang fungsi, diketahuilah kegunaan atau faedah dan keuntungan-keuntungan yang mampu diperoleh melalui diselenggdarakannya pelayanan panduan dan konseling. Makara secara umum dan luas fungsi panduan konseling ialah manfaat yang dihasilkan dari bimbingan konseling itu.
2.      Jenis-Jenis Fungsi Bimbingan dan Konseling
Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan insan, banyak sekali pelayanan diciptakan dan  diselenggarakan. Masing-masing pelayanan ini berguna dan menunjukkan faedah serta efek kasatmata sebesar-besarnya untuk memperlancar kelangsungan perkembangan insan. Kegunaan, faedah, keuntungan ataupun jasa yang diperoleh dari adanya sebuah pelayanan, ialah hasil dari terlaksananya fungsi pelayanan. Dengan demikian, fungsi sebuah pelayanan dapat dikenali dengan menyaksikan kegunaan, faedah, ataupun laba dan dapat diberikan oleh pelayanan ynag dimaksud.
Begitu juga dengan fungsi dari panduan dan konseling. Berdasarkan kegunaan dan manfaatnya, fungsi-fungsi bimbingan dan konseling yakni:
a.      Fungsi Pemahaman
Fungsi Pemahaman ialah fungsi bimbingan dan konseling membantu klien semoga mempunyai pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, klien  diharapkan mampu berbagi kesempatandirinya secara maksimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
1)      Pemahaman Tentang Klien.
Pemahaman tentang klien ialah titik tolak upaya pinjaman sumbangan kepada klien. Sebelum seorang konselor memperlihatkan bantuannya terhadap klien, maka mereka perlu terlebih dulu mengerti individu yang mau di bantu itu. Bukan cuma sekedar mengenal, namun harus mengetahui pemahaman yang menyangkut latar belakang eksklusif klien, kekuatan dank kelemahannya, serta keadaan lingkungannya.
Pemahaman terhadap diri kllien juga perlu bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perkembangan dan kebahagiaan hidup klien. Mereka itu antara lain yaitu seorang konselor. Pemahaman konselor kepada si klien dipergunakan oleh konselor baik untuk langsung membantu klien dalam pelayanan panduan dan konseling, maupun selaku materi teladan utama dalam rangka koordinasi dengan pihak-pihak lain dalam membantu klien dalam mengatasi masalahnya.
Bagi para konselor, fungsi pemahaman ialah peran paling permulaan dalam setiap kali  penyelenggaraan pelayanan. Tanpa adanya pengertian terlebih dahulu maka konselor tidak mampu bergerak lebih jauh dalam tunjangan bimbingan.
2)      Pemahaman tentang Masalah Klien
Pemahaman kepada masalah klien utamanya menyangkut jenis masalahnya,  intensitanya, sangkut-pautnya, sebabnya, dan kemungkinan perkembangannya. Klien amat perlu mengetahui duduk perkara yang dialaminya, alasannya adalah dengan dapat memahami masalahnya itu dia mempunyai dasar bagi upaya yang akan ditempuhnya untuk menangani problem tersebut. Pemahaman dilema oleh individu sendiri yaitu modal dasar bagi pemecahan duduk perkara tersebut.
3)      Pemahaman wacana Lingkungan yang “Lebih Luas”
Lingkungan mampu diartikan sebagai keadaan disekitar kita yang secara langsung mempengaruhi individu tersebut. Salah satu lingkungan luas yaitu aneka macam gosip yang dibutuhkan oleh individu.
b.      Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan yaitu  fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk selalu mengantisipasi banyak sekali duduk perkara yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, semoga tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor menunjukkan bimbingan terhadap klien wacana cara menghindarkan diri dari tindakan atau aktivitas yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, info, dan panduan kelompok. Beberapa problem yang perlu diinformasikan terhadap para klien dalam rangka menghalangi terjadinya tingkah laris yang tidak diperlukan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).
c.       Fungsi Pengembangan
Fungsi Pengembangan yakni  fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi yang lain. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan mencar ilmu yang aman, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah yang lain secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau berafiliasi menyiapkan dan melakukan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli meraih peran-tugas perkembangannya. Teknik panduan yang mampu digunakan disini ialah pelayanan gosip, panduan, diskusi kelompok atau curah usulan (brain storming), home room, dan karyawisata.
d.      Fungsi Penyaluran
Fungsi Penyaluran yakni fungsi panduan dan konseling dalam menolong konseli memilih aktivitas ekstrakurikuler, jurusan atau acara studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang cocok dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian yang lain. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik yang lain di dalam maupun di luar forum pendidikan.
e.       Fungsi Adaptasi
Fungsi Adaptasi yaitu  fungsi menolong para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan acara pendidikan kepada latar belakang pendidikan, minat, kesanggupan, dan keperluan konseli. Dengan menggunakan informasi yang mencukupi tentang konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih sistem dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
f.       Fungsi Penyembuhan
Fungsi Penyembuhan adalah fungsi tutorial dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berhubungan bersahabat dengan upaya bantuan santunan kepada klien yang sudah mengalami persoalan, baik menyangkut aspek eksklusif, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat dipakai adalah teori konseling, dan remedial teaching.
  Pengertian Makna Dan Kata Serta Pembagiannya [2]

sembuh

Aplikasi obat

resep

investigasi

Pasien

Masalah trerselesaikan

Aplikasi hasil konseling

Proses konseling

klien


Proses penyembuhan dalam hal panduan dan konseling yaitu sama halnya dengan penyembuhan dokter.
Berikut ialah table tentang dilema, alasannya, dan cara penanganannya.
g.      Fungsi Perbaikan
Fungsi Perbaikan adalah fungsi tutorial dan konseling untuk menolong konseli sehingga mampu memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melaksanakan intervensi (memperlihatkan perlakuan) kepada konseli supaya memiliki teladan berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang sempurna sehingga mampu mengirimkan mereka kepada langkah-langkah atau kehendak yang produktif dan normatif.
h.      Fungsi Pemeliharaan
Fungsi Pemeliharaan yaitu fungsi panduan dan konseling untuk menolong konseli semoga mampu mempertahankan diri dan menjaga suasana kondusif yang sudah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang hendak mengakibatkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-acara yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat klien.
i.        Fungsi Penyesuaian
Fungsi Penyesuaian  ialah  fungsi bimbingan dan konseling dalam menolong klien biar dapat mengikuti keadaan dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
j.        Fungsi Fasilitasi
Fungsi Fasilitasi memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan pertumbuhan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh faktor dalam diri konseling.
B.  Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
1.      Pengertian Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
Prinsip yang berasal dari asal kata ” PRINSIPRA” yang artinya permulan dengan sautu cara tertentu melahirkan hal –hal lain, yang keberadaanya tergantung dari pemula itu, prisip ini merupakam hasil perpaduan antara kajian teoriitik dan teori lapangan yang terarah yang digunakan sebagai anutan-pemikiran dalam pelaksanaan yanh dimaksudkan.(Halaen,2002: 63 )
Prinsip bimbingan dan Konseling menguraikan ihwal pokok – pokok dasar pedoman yang dijadikan ajaran program pelaksanaan atau aturan main yanh harus di ikuti dalam pelaksanaan acara pelayanan tutorial dan mampu juga dijadikan sebagai seperangkat landassan simpel atau aturan main yang mesti diikuti dalam pelaksanaan acara pelayanan tutorial dan konseling di sekolah.
Prayitno menyampaikan : ”Bahwa prinsip merupaka hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yanh dipakai sebgai pemikiran pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan.” Kaprikornus dari pertimbangan diatas mampu ditarik kesimpulan bahwa prinsip – prinsip bimbingan dan konseling ialah pemaduan hasil – hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan anutan sekaligus dasar bagi peyelengaran pelayanan.
Yang mana prinsip tersebut berasal dari kajian filosofis, hasil penelitian dan pengalaman mudah tentang hakikat manusia, kemajuan dan kehidupan manusia dalam konteks social budayanya, pemahaman, tujuan, fungsi, dan proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Misalnya Van Hoose (1969) mengemukakan bahwa:
a.       Bimbingan  didasarkan pada iktikad bahwa dalam diri tiap anak terkandung kebaikan-kebaikan, mempunyai peluangdan pendidikan yang mampu membantu sianak memanfaatkan potensinya itu.
b.      Bimbingan didasarkan pad ide bahwa setiap anak ialah unik, seseorang anak berlainan dari yang lain.
c.       Bimbingan merupakan bantuan terhadap anak-anak dan perjaka dalam kemajuan dan perkembangan mereka menjadi pribadi yang sehat.
d.      Bimbingan merupakan usaha untuk menolong mereka yang membutuhkan.
e.       Bimbingan adalah pelayanan, unik yang dikerjakan oleh tenaga mahir dengan latihan-latihan khusus.
Semua yang dia katakan ialah benar, namun butir-butir tersebut belum ialah prinsip-prinsip yang terperinci aplikasinya dalam praktik panduan dan konseling. Apabila butir tersebut akan dijadikan prinsip, maka faktor  perasionalisasinya mesti ditambah.
2.      Macam – macam prinsip bimbingan dan konseling
Dalam pelayanan bimbuingasn dan konseling prisip yang digunakan bersumber dari kajian filosofis hasil dari observasi dan pengalama praktis wacana hakikat manusia, pertumbuhan dan kehidupan manusia dalam konteks sosial budayanya, pegertian, tujuan, fungsi, dan proseses, penyelenggaraan tutorial dan konseling.
Ada beberapa prinsip panduan dan konseling diantaranya:
a.       Bimbingan yakni suatu proses membantu individu biar mereka dapat menolong dirinya sendiri dalam menyelesaikan dilema yang dihadapinya.
b.      Hendaknya tutorial bertitik tolak (berkonsentrasi) pada individu yang dibimbing.
c.       Bimbingan diarahkan pada individu dan tiap individu memiliki karakteristik tersendiri.
d.      Masalah yang dapat tertuntaskan oleh tim pembimbing di lingkungan lembaga hendaknya diserahkan kepada ahli atau lembaga yang berwenang menyelesaikannya.
e.       Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dinikmati oleh individu yang mau dibimbing.
f.       Bimbingan mesti luwes dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat.
g.      Program panduan di lingkungan lembaga pendidikan tertentu mesti sesuai dengan program pendidikan pada lembaga yang bersangkutan.
h.      Hendaknya pelaksanaan acara bimbingan dikontrol oleh orang yang memiliki keterampilan dalam bidang panduan, dapat melakukan pekerjaan sama dan memakai sumber-sumber yang relevan yang berada di dalam ataupun di luar lembaga penyelenggara pendidikan.
i.        Hendaknya melaksanakan acara bimbingan di evaluasi untuk mengenali hasil dan pelaksanaan acara (Nur Ihsan, 2006 : 9).
Rumusan prinsip-prinsip tutorial dan konseling pada umumnya yaitu berkenaan dengan target pelayanan, duduk perkara klien, tujuan dan proses penanganan dilema, program pelayanan, penyelenggaraan pelayanan.
Diantara prinsip-prinsip tersebut ialah:
a.      Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Sasaran Pelayanan
Sasaran pelayanan tutorial dan konseling adalah individu-individu baik secara individual ataupun golongan yang menjadi target pelayanan pada umumnya yaitu perkembangan dan perikehidupan individu, namun secara lebih positif dan langsung adalah sikap dan tingkah lakunya yang dipengaruhi oleh aspek-faktor kepribadian dan keadaan sendiri, serta keadaan lingkungannya, sikap dan tingkah laku dalam perkembangan dan kehidupannya itu mendorong dirumuskannya prinsip-prinsip tutorial dan konseling selaku berikut :
1)      Bimbingan dan konseling melayani semua individu, tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, bangsa, agama, dan status sosial ekonomi.
2)      Bimbingan dan konseling bermasalah dengan perilaku dan tingkah laku individu yang berbentuk dari aneka macam faktor kepribadian yang kompleks dan unik.
3)      Bimbingan dan konseling berusaha memaksimalkan seorang individu sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
4)      Setiap faktor acuan kepribadian yang kompleks seorang individu mengandung faktor-faktor yang secara berpotensi mengarah pada sikap dan acuan tingkah laku yang seimbang.
5)      Perbedaan individu harus dihargai dan di hormati dalam rangka upaya yang bertujuan menunjukkan sumbangan.
b.      Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Masalah Individu
Berbagai faktor yang menghipnotis pertumbuhan dan kehidupan individu tidaklah selalu faktual, namun aspek-faktor negatif niscaya ada yang kuat dan mampu menjadikan kendala-hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu yang berupa problem. Pelayanan BK cuma bisa menanggulangi problem klien secara terbatas yang berkenaan dengan :
1)      Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal yang menyangkut imbas kondisi mental dan fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, dan sebaliknya pengaruh kondisi lingkungan kepada keadaan mental dan fisik individu.
2)      Keadaan ekonomi, sosial, dan politik yang kurang menguntungkan ialah aspek salah satu pada individu.
c.       Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Program Pelayanan
Prinsip- prinsip yang berkenaan dengan progam layanan panduan dan konseling yaitu sebagai berikut:
1)      Bimbingan dan konseling merupakan bab integrasi dari proses pendidikan dan pengembangan, oleh alasannya itu tutorial dan konseling  harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan penerima asuh.
2)      Program panduan dan konseling  harus fleksibel diubahsuaikan dengan keperluan individu, penduduk dan keadaan forum.
3)      Program panduan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.
4)      Pelaksanaan bimbingan dan konseling hendaknya diadakan evaluasi yang terencana untuk mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yang diperoleh, serta mengetahui kesesuaian antara acara yang dijadwalkan dan pelaksanaannya.
d.       Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Pelaksanaan Layanan
Pelaksanaan pelayanan BK baik yang bersifat insidental maupun terprogram, dimulai dengan pemahaman perihal tujuan layanan, dan tujuan ini akan diwujudkan melalui proses tertentu yang dilakukan oleh tenaga ahli dalam bidangnya, adalah konselor profesional.
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal tersebut ialah :
1)      Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang balasannya bisa membimbing diri sendiri dalm menghadapi permasalahannya.
2)      Dalam proses panduan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri bukan alasannya kemauan atau desakan dari pihak lain.
3)      Permasalahan individu harus dikerjakan oleh tenaga jago dalam bidang yang berkaitan dengan urusan yang dihadapi.
4)      Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang renta anak amat menentukan hasil pelayanan panduan.
5)      Pengembangan program pelayanan panduan dan konseling ditempuh lewat pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan evaluasi terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan acara tutorial dan konseling itu sendiri (Hanen, 2002).
6)      Organisasi tutorial dan konseling hendaknya fleksibel.
e.       Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Sekolah ialah lembaga yang wajah dan sosoknya sungguh terang. Di sekolah pelayanan panduan dan konseling diharapkan mampu berkembang dan meningkat dengan amat baik. Mengingat sekolah ialah lahan yang secara berpeluang sungguh subur, sekolah memiliki keadaan dasar yang justru menuntut adanya pelayanan ini pada kadar yang tinggi. Pelayanan bimbingan dan konseling  secara resmi memang ada disekolah, namun keberadaannya belum seperti diharapkan. Dalam kaitan ini Belkin (dalam Prayitno 1994) menegaskan enam prinsip untuk menumbuh kembangkan pelayanan BK disekolah. Prinsip itu adalah:
1)      Konselor mesti memulai karirnya sejak awal dengan acara yang jelas, dan mempunyai kesaipan yang tinggi untuk melakukan program tersebut.
2)      Konselor harus menjaga sikap profesionalnya tanpa mengusik keserasian kekerabatan antara konselor dengan personal yang lain dan siswa.
3)      Konselor bertanggung jawab untuk memahami peranannya selaku konselor profesional dan menerjemahkan peranannya itu ke dalam acara yang aktual.
4)      Konselor bertanggung jawab terhadap semua siswa, baik siswa-siswa yang gagal, yang mengakibatkan gangguan, yang berkemungkinan putus sekolah, yang mengalami persoalan emosional, yang mengalami kesusahan belajar, maupun anak yang berbakat, potensial dan yang lain.
5)      Konselor mesti mengerti dan mengembangkan kompetensi untuk membantu siswa-siswa yang mengalami persoalan dengan kadar yang cukup parah dan siswa yang menderita gangguan emosional.
6)      Konselor mesti mampu berhubungan secara efektif dengan kepala sekolah, memperlihatkan perhatian dan peka  kepada keperluan, harapan, dan kecemasan-kecemasannya.
Prinsip-prinsip tersebut menegaskan bahwa penegakan dan penumbuh-kembangan pelayan tutorial dan konseling di sekolah hanyalah mungkin dijalankan oleh konselor profesional yang tahu dan mau kerja, memiliki program konkret dan mampu dijalankan, sadar akan profesinya, dan bisa menerjemahkannya ke dalam acara dan relasi dengan sejawat dan persoknal sekolah yang lain, memiliki kesepakatan dan keterampilan untuk membantu siswa dengan segenap variasinya disekolah, dan bisa bekkerja sama, serta membina kekerabatan harmonis dinamis kepada kepala sekolah.
BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
fungsi panduan konseling yakni faedah yang dihasilkan dari panduan konseling itu. Berdasarkan kegunaan dan manfaatnya, fungsi tutorial dan konseling terdiri dari: fungsi pengertian, pencegahan, pengembangan, penyaluran, adaptasi, penyembuhan, perbaikan, pemeliharaan, penyesuaian, dan fasilitas. Fungsi sebuah pelayanan dapat diketahui dengan melihat kegunaan, faedah, ataupun keuntungan dan mampu diberikan oleh pelayanan ynag dimaksud.
Prinsip-prinsip panduan dan konseling meupakan pemanduan hasil-hasil teori dan praktik yang dirumuskan dan dijadikan sebagai fatwa dan dasar bagi para konselor dalam penyelenggaraan pelayanan.
Rumusan prinsip-prinsip panduan dan konseling adalah berkenaan dengan target pelayanan, problem klien, tujuan dan proses penanganan problem, acara pelayanan, penyelenggaraan pelayanan. Baik fungsi maupun prinsip sangat penting dalam proses panduan dan konseling. Kedua-duanya saling berkaitan dan mengandung makna yang tinggi. Keberhasilan seorang konselor dalam penanganan persoalan kliennya mampu diputuskan oleh kedua hal tersebut.
B.     Saran
Dari paparan tentang fungsi dan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, maka saran yang dapat aku berikan yaitu:
1.      Dalam sumbangan pinjaman kepada klien, seorang konseolr mesti mengetahui seluk-beluk perihal bimbingan dan konseling itu sendiri.
2.      Berani menjadi baik dengan mengetahui dirinya sendiri dan lingkungannya.
3.      Jadilah seorang konselor yang profesional.
4.      Konselor mesti menguasai prinsip-prinsip serta fungsi dari tutorial konseling itu.
5.      Kita mesti bisa memahami masalah-problem yang ada dalam diri kita semenjak dini.
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi (2008. imronfauzi.wordpress.com. diakses 09 Januari 2010)

Imran ( 2010. pandidikan.blogspot.com. diakses 09 Januari 2010)

Anas, Salahudin. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia.
Amti, Erman, dan Prayitno. 2004. DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING. Jakarta: RINEKA CIPTA