Meningkat Merupakansifat Alami Yang Mesti Dimiliki Manusia

Daftar Isi

 PERKEMBANGAN INDUSTRI 4.0 PADA BIDANG KIMIA DAN DAMPAKNYA

Oleh : Arrazqadira Prananta (@T-30-Arraz)
Program Studi Ilmu Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana.
arrazqadiraprananta5@gmail.com




Abstrak

Berkembang merupakan sifat alami yang mesti dimiliki manusia. Tidak hanya pada dirinya sendiri, manusia juga berupaya untuk mengembangkan sesuatu yang beliau kerjakan. Seperti seorang petani yang kesulitan menghadapi iklim dan mencoba banyak sekali hal untuk menyelamatkan sektor pertaniannya. Berbagai cara dijalankan biar mencapai sesuatu pergeseran yang lebih baik dari sebelumnya. Dalam industri, kemajuan juga terjadi. Industri mengalami aneka macam tahap pertumbuhan sampai sekarang menerapkan industri 4.0 yang tentu saja lebih baik dan unggul dari sebelumnya. Seperti pabrik obat yang mencari cara untuk mengembangkan produksinya dengan teknologi yang lebik maju. Namun, kemajuan industri tidak akan sempurna jikalau industri itu sendiri tidak mempertimbangkan efek yang mau terjadi kedepannya dan mencari cara terbaik untuk mengatasinya. Karena intinya, pertumbuhan merefleksikan pergeseran sesuatu  untuk menjadi lebih baik.

  Yang Artinya Yakni Pertumbuhan Untuk Segala Proses Industri Didunia

Kata kunci: industri, pertumbuhan, teknologi

Abstract

Developing is a natural trait that humans must possess. Not only in himself, humans are also trying to develop something that he does. Like a farmer who struggles with the climate and tries various things to save his agricultural sector. Various ways are done in order to achieve something better than before. In industry, developments also occur. The industry has undergone various stages of development until now implementing industry 4.0 which is certainly better and superior than before. Like a drug factory looking for ways to increase its production with more advanced technology. However, industrial development will not be perfect if the industry itself does not think about the impacts that will occur in the future and find the best way to overcome them. Because basically, development reflects changing something for the better.

Key word: industry, development, technology

Pendahuluan

Menurut Rojko (2017), Industri 4.0 yakni inisiatif strategis yang gres-baru ini diperkenalkan oleh pemerintah Jerman. Tujuan dari inisiatif ini yaitu transformasi industri manufaktur melalui digitalisasi dan eksploitasi potensi teknologi baru. Dengan demikian, sistem produksi Industri 4.0 fleksibel dan memungkinkan produk yang dipersonalisasi dan diubahsuaikan.

Revolusi industri membuka pintu bagi variasi yang cukup besar dalam interpretasi bahkan di mana sejarawan menyebarkan konseptualisasi topik yang serupa.  Hal ini berlaku untuk interpretasi dan ukuran makroekonomi saat ini mirip perdebatan masa kemudian wacana perkembangan teknologi atau kriteria hidup di mana evaluasi deskriptif dan kuantitatif sudah dipakai (Hudson, 2014).

Kemajuan industri di dunia juga terjadi di industri bidang kimia. Industri  kimia mengandalkan teknologi untuk mempermudah produksi industrinya. Dengan masuknya industri 4.0 dibidang kimia, pastinya akan jauh membuat lebih mudah para pekerja dalam industri itu sendiri.

Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan industri 4.0?

2.      Apakah industri 4.0 dapat dimanfaatkan di bidang ilmu kimia?

3.      Seberapa besar efek masuknya industri 4.0 pada bidang industri?

Tujuan

1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan industri 4.0.

2.      Untuk mengetahui apakah industri 4.0 dapt dimanfaatkan di bidang ilmu kimia.

3.      Untuk mengenali seberapa besar efek masuknya industri 4.0 pada bidang industri.

Pembahasan

Globalisasi sudah memasuki kala gres yang berjulukan Revolusi Industri 4.0. Menurut Shwab (2016) lewat The Fourth Industrial Revolution, menyatakan bahwa dunia sudah mengalami empat tahapan revolusi, ialah:

1.  Revolusi Industri 1.0 terjadi pada masa ke 18 melalui inovasi mesin uap, sehingga memungkinkan barang mampu diproduksi secara masal.

2.      Revolusi Industri 2.0 terjadi pada masa ke 19-20 lewat penggunaan listrik yang menciptakan ongkos produksi menjadi murah.

3.      Revolusi Industri 3.0 terjadi pada sekitar tahun 1970an melalui penggunaan komputerisasi.

4.      Revolusi Industri 4.0 sendiri terjadi pada sekitar tahun 2010an melalui rekayasa intelegensia dan internet of thing sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin.

Revolusi Industri 4.0 yaitu sebuah masa industri digital dimana seluruh bab yang ada di dalamnya saling berkolaborasi dan berkomunikasi secara real time dimana saja kapan saja. Hal itu mampu direalisasikan dengan pemanfaatan IT berupa internet dan IoT guna menciptakan inovasi gres atau meningkatkan secara optimal lainnya yang lebih efektif dan efisien. Revolusi Industri 4.0 secara mendasar menyebabkan berubahnya cara insan berpikir, hidup, dan berhubungan satu dengan lainnya. Era ini akan mendisrupsi aneka macam aktivitas manusia dalam berbagai bidang, tidak hanya dalam bidang teknologi saja, tetapi juga bidang yang lain mirip ekonomi, sosial, dan politik.

IR 4.0 dikendalikan oleh kecerdasan bikinan dan kerangka fisik digital yang menciptakan insan-mesin antarmuka lebih universal. Revolusi cepat dalam penemuan sudah melahirkan versi pendidikan lain untuk kala depan Pendidikan 4.0. Mempersiapkan lulusan untuk kehidupan dan pekerjaan kurun depan yang dicapai oleh IR 4.0 dimana lebih banyak robot berakal akan menggantikan orang di divisi aktivitas tertentu, pendidikan mesti mempergunakan berita dan kesanggupan terkait yang tidak dapat digantikan oleh robot. Gangguan penemuan itu menghasilkan Pendidikan 4.0 yang berkonsentrasi pada pengembangan pendidikan dan kemampuan telah membuat pembelajaran abad depan lebih disesuaikan, hiper, pintar, portabel, di seluruh dunia dan virtual. Melewati kemampuan periode ke-21, keterampilan dan pengembangan tingkat lanjut, contohnya, Kecerdasan Buatan (AI), informasi besar dan pemeriksaan, komputasi terdistribusi dan pengaturan portabel, jaringan online, Internet of Things (IoT), Virtual Reality (VR), dan Augmented Reality (AR). (Shahroon dan Hussin, 2018)

Industri 4.0 juga diterapkan di industri yang mengandalkan ilmu kimia sebagai dasarnya. Sebagai pola, perusahaan farmasi Kimia Farma menerapkan industri 4.0 dalam produktifit
as industrinya. Kimia Farma Group berpartisipasi dalam “Hannover Messe 2021: Digital Edition” yang diikuti oleh 2 entitas, ialah PT Kimia Farma Tbk dan PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia. Keikutsertaan ini ialah salah satu upaya dalam rangka Mendukung Percepatan Pemulihan dan Kebangkitan Ekonomi serta pemanfaatan 4th Industrial Revolution secara optimal menuju transformasi industri di Negara Indonesia. Sebagai induk perusahaan, PT Kimia Farma Tbk menampilkan produk-produk unggulan dari daratan tropis Indonesia, mirip obat-obatan herbal dan minyak esensial tropis. Berbicara mengenai obat, pastinya hal ini berhubungan bersahabat dengan kimia. Selain obat untuk badan, Kimia Farma Grup juga memiliki kapabilitas untuk membangun produk nutrisi dan kosmetik guna merespons kebutuhan pasar dalam jangka panjang. Hal ini sangat mendorong perindustrian di Indonesia supaya secepatnya menerapkan industri 4.0 di bisnisnya.

Seiring dengan banyaknya pertumbuhan yang terjadi di sektor industri tiap harinya, revolusi yang terjadi pada bidang industri juga mengorbankan sesuatu. Segala sesuatu memiliki efek kasatmata dan negative. Begitupun dengan majunya teknologi industri 4.0, dibalik seluruh fasilitas yang disediakan, Revolusi Industri 4.0 menyimpan banyak sekali dampak negatif, diantaranya:

1.      Ancaman pengangguran

Menurut Zimmerman (2018), Era Revolusi Industri 4.0 dan selanjutnya akan melibatkan pekerjaan pada kemampuan sains, teknologi, tehnik dan matematika, internet of things, pembelajaran sepanjang hayat sebanyak 75%. Dengan terlibatnya kemampuan teknologi dalam pekerjaan industri, pastinya kuantitas tenaga yang biasanya didapat dari manusia akan menyusut. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya bahaya bagi para pekerja yang nantinya akan digantikan dengan mesin. Menurut Karnawati (2017), Revolusi Industri 4.0 dalam 5 tahun mendatang akan menyebabkan efek dimana 35% jenis pekerjaan terhapus. Sedangkan 10 tahun akan tiba ada 75% yang terhapus. Hal ini tentunya terjadi alasannya masuknya paham serba teknologi dan mesin yang pastinya menguntungkan, namun juga merugikan Sebagian pihak.

2.      Kerusakan alam akhir ekspoitasi industri

Industri 4.0 mungkin menerapkan industri hijau untuk menciptakan lingkungan sekitar lebih higienis. Namun, tidak sedikit industri lain yang tidak mementingkan lingkungan sekitar. Kerusakan alam mampu terjadi alasannya adalah limbah industri yang tidak ditanggulangi dan tersebar Kawasan pabrik. Hal ini terjadi sebab adanya eksploitasi industri yang harusnya saat makin maju, maka industri makin hijau atau ramah lingkungan.

3.      Penyebaran Hoax atau Penipuan

Dengan munculnya kebiasaan serba online, oknum tidak bertanggung jawab akan bertambah banyak juga. Mengapa?, alasannya mereka merasa mampu melaksanakan semuanya dan tidak diketahui orang bahwa beliau yang melakukannya. Seperti penyebaran informasi bohong, penipuan dalam penjualan produk, hingga memutarbalikan fakta untuk meraih keuntungan kalangan tertentu. Karena dengan teknologi internet, hampir semuanya mampu dikerjakan dengan mudah. Teknologi akan sungguh berguna jikalau digunakan oleh tangan yang tepat. Berhubung semua orang dapat memakai teknologi, tidak menutup kemungkinan kejahatan online akan meningkat tiap tahunnya.

Oleh alasannya itu sebagai insan yang pintar, sudah sebaiknya kita mampu menghadapi revolusi industri 4.0. Kunci dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 yakni selain merencanakan perkembangan teknologi, di sisi lain perlu dilakukan pengembangan sumber daya insan dari sisi humaniora supaya imbas negative dari pertumbuhan teknologi dapat ditekan. Tidak cuma menekan imbas negative, hal ini bahkan dapat membuat kita dan segala industri Indonesia siap dengan masuknya teknologi dan gampang mengikuti keadaan.

Kesimpulan

Industri 4.0 yaitu inisiatif strategis yang baru-gres ini diperkenalkan oleh pemerintah Jerman. Tujuan dari inisiatif ini ialah transformasi industri manufaktur lewat digitalisasi dan eksploitasi kesempatanteknologi gres. Dengan masuknya industri 4.0 dibidang kimia, pastinya akan jauh memudahkan para pekerja dalam industri itu sendiri.

Dibalik seluruh kemudahan yang ditawarkan, Revolusi Industri 4.0 menyimpan aneka macam efek negative. Kunci dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 ialah selain mempersiapkan perkembangan teknologi, di segi lain perlu dilakukan pengembangan sumber daya manusia dari segi humaniora semoga efek negative dari pertumbuhan teknologi mampu ditekan

Daftar Pustaka

Hidayat, Atep. 2021. Modul 8: Kimia dan Lingkungan Industri. Modul Kimia dan Industri Kimia di Masa Depan. Jakarta: Universitas Mercu Buana.

(diakses pada 23 Oktober 2021)

Hudson, P. (2014). The industrial revolution. Bloomsbury Publishing. Dalam https://tinyurl.com/55nfa4sz

( Diakses pada 23 Oktober 2021).

Karnawati, Dwikorita. (2017). Pengertian Revolusi Industri 4.0. Dalam .

(diakses pada 23 Oktober 2021)

Rojko, A. (2017). Industry 4.0 concept: Background and overview. International Journal of Interactive Mobile Technologies, 11(5). 77-90. Dalam https://tinyurl.com/5y3w8jsx

 (diakses pada 23 Oktober 2021).

Shahroom, A. A., & Hussin, N. 2018. Industrial revolution 4.0 and education. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 8(9), 314-319. Dalam https://pdfs.semanticscholar.org/12fb/a84f89c7d3bc9faf1a7402e1f6f741680354.pdf

 (diakses pada 23 Oktober 2021)

Shwab, K. (2016). The Fourth Industrial Revolution. New York: Crown Business. Dalam https://iptek.its.ac.id/index.php/jps/article/view/4417/3156

(diakses pada 23 Oktober 2021)

Zimmerman. (2018). Pengertian Revolusi Industri 4.0. Dalam https://jurnal.polsri.ac.id/index.php/JAMB/article/view/2923/1370

(diakses pada 23 Oktober 2021)