Mengenang Perjalanan Kesemrawutan Bahasa Di Media Sosial

mengenang sumber kesemrawutan bahasa di media sosial, SEKEDAR CERITA DARI AKU YANG PERNAH TERLIBAT.

pertumbuhan tenologi dan sosial media membuat segala aspek dalam kehidupan insan juga ikut berkembang, dari mulai cara pandang gaya hidup, hingga sosial ekonomi mengalami kemajuan yanag sama pesatnya, namun sepertihalnya suatu mata koin kemajuan mempunyai dua segi yang saling bertentangan yaitu kemajuan positif dan negatif, dua pertumbuhan ini mirip suatu 2 ujung magnet utara dan selatan yang saling terhubung tetapi tidak perneh mampu benar sepaham. 

salahsatu pertumbuhan yang timbul ketika ini saat sosial media mulai berkembang ialah pertumbuhan bahasa, media umum yang hadir dalam bentuk dunia virtual berbasis text dan gambar pada awalnya membuat kemajuan bahasa mulai banyak muncul di dunia alternatif tersebut mulai dari ejaan yang berganti hingga hadirnya kata-kata baru yang bahkan samasekali tidak pernah timbul sebelumnya, sebut saja alay, baper, wkwk. dan seterusnya. 



setiap kata terkenal yang di bawah oleh perkembangan media saat ini mempunyai periode kepopulerannya sendiri lazimnya di ikuti dengan sebuah demam isu tertentu dan mulai redup setelahnya mislanya saja perumpamaan alay banyak timbul menyikapi venomena generasi gres yang terkesan berlebihan dalam menanggapi sesuatu. alay lalu populer dengan banyak penikmat demam isu bahkan menjadi salasatu judul lagu yang cukup di senangi dimasanya.
perkembangan teknologi yang cepat dan singkat menciptakan banyak orang menyukai semua hal yang berbau mudah singkat dan sederhana salahsatunya adalah penggunaan bahasa yang mulai berubah, kalau dahulu kita menulis surat dengan gaya bahasa yang baku dan sesuai EYD bahkan di ajarkan di sekolah tentang bagaimana cara menulis surat yang baik, budaya-budaya bahasa tersebut lalu hilang dengan hadirnya pesan karnma jumlah text dan huruf yang terbatas orang- orang mulai menyingkat huruf dan kata , maka muncullah banyak istilah gres yang berasal dari akronim suatu kata misalnya baper, yang berasal dari kata bawa perasaan, alay dari anak lebay, pansos atau panjat sosial dan masih banyak kata yang lain.

pertanyaan yan muncul selanjutnya yakni apakah budaya singkat ini akan hilang mengenang sudah berkurangnya pembatasan jumlah text dengan hadirnya internet menggantikan pesan SMS? sepertinya tidak mengingat masyarakat kita terlalu kreatif dan sungguh mendeweakan suatu trand, saat ini semua hal mampu dengan segera di kenal dan juga di lupakan semua pristiwa dan budaya bisa dengan cepat timbul dan berubah semua itu kemudian membentuk bagaimana prilaku masyarakat dikala ini.
Masyarakat modrn..