close

Mengenal Yang Kuasa Yakni Fitrah

Maksud dibandingkan dengan pengenalan Tuhan secara fitri ada dua bentuk pengenalan.
Pertama: Pengenalan melalui ilmu wawasan (Khusuli)
Kedua: Pengenalan melalui Ilmu Khuduri

PENGENALAN TUHAN LEWAT ILMU KHUSULI
Pengenalan Tuhan lewat Ilmu Khusuli, adalah bahwa logika insan untuk pertanda eksistensi Tuhan tidak butuhmengerahkan segala anggapan dan kemampuannya akan namun cukup cuma dengan menyaksikan bahwa keberadaan insan dan fenomena-fenomena alam ini memerlukan terhadap adanya pencipta yang Maha Kaya. Ringkasnya akal manusia untuk memahami bahwa setiap ciptaan niscaya menawarkan adanya pencipta tidak perlu fatwa yang panjang.

CIRI-CIRI PENGETAHUAN KHUSULI
 Ada kemungkinan salah.
 Memakai perantara
 Bisa ditransfer kepada orang lain
 Bersifat perolehan.
 Tidak mempunyai degradasi dan tingkatan secara esensial.

PENGENALAN TUHAN LEWAT PENGETAHUAN KHUDURI
Setiap manusia dalam hatinya mencicipi kehadiran Tuhan serta merasakan adanya hubungan batin dengan sesuatu yang maha (Tuhan) cuma saja jarang sekali manusia yang menyadari hal itu. Hal ini karena volume wawasan khuduri setiap insan itu berlainan-beda.Dalam hadits Nabi disebutkan adanya penetahuan mirip ini dengan istilah “Al-Fitrah”.

Setiap yang dilahirkan berdasarkan atas fitrah. Imam Ja’far Shodiq a.s. memberika interpretasi wacana pemahaman fitrah tersebut, yaitu kecenderungan bertauhid.

CIRI-CIRI PENGETAHUAN KHUDHURI

  • Pengetahuan khudhuri tidak pernah salah. Hal ini disebabkan karena yang mengenali (alim) dengan yang diketahui (maklum) tidak ada perantara.
  • Pengetahuan khudhuri tidak mampu ditransfer kepada orang lain sebab itu bersifat individualis
  • Tidak bersifat iktisaby (perolahan) akan tetapi derma Tuhan.
  • Pengetahuan khudhuru memiliki gradasi antar individu yang berlainan.

SEBAB-SEBAB MANUSIA TIDAK MENYADARI ADANYA PENGETAHUAN KHUDHURI
Diantara sebab-alasannya insan tidak menyadari adanya pengetahuan khudhuri terhadap Tuhan antara lain:
 Kecintaan terhadap materi
 Mementingkan ego
 Kemaksiatan dan dosa
 Berpikir ihwal keduanya