Mengenal energi hijau
Abstrak
Definisi energi hijau paling sederhana yaitu energi yang dihasilkan dari sumber energi yang lebih ramah lingkungan (atau “hijau”) daripada materi bakar fosil (batubara, minyak, dan gas alam). Energi menjadi bagian penting dalam kehidupan. Sayangnya, masih ada pandangan, pemahaman, dan perlakuan kepada energi yang dipengaruhi oleh kesadaran terdalam naluri pemburu, kita mencari dan menggali untuk menemukan dan mengangkat timbunan bekas – bekas fosil (minyak bumi dan kerikil bara), kemudian, sebagian besar dibakar bukan malah membudidayakan energi hijau tersebut.
Kata kunci : energi, minyak bumi dan gas alam
Abstract
The simplest definition of green energy is energy produced from energy sources that are more environmentally friendly (or “green”) compared to fossil fuels (coal, oil, and natural gas). Energy is an important part of life. Unfortunately, there are still views, understandings, and treatment of energy that are influenced by the deepest awareness of hunter instincts, we search and dig to find and lift fossil deposits (petroleum and coal), then, most are burned instead of cultivating green energy.
Keywords: energy, petroleum and natural gas
Pendahuluan
Sumber energi hijau
Dari sejarah diketahui, insan telah menggunakan kayu dan material turunan biologisnya lainnya, bisa disebut biomassa, sebagai bahan bakae selama ribuan tahun kemudian. Karena itu, bahwasanya materi bakar minyak (BBM) nabati bukanlah hal gres. Umur jenis ini selaku “ energi purba “. Ketika manusia belum mengenali bahwa di dalam perut bumi ada minyak, gas dan kerikil bara. Pada zaman penjajahan Jepang (1942-1945). Kita sering mendengar ada kewajiban bagi rakyat indonesia menanam pohon kepyar untuk diambil minyaknya sebagai bahan bakar pelumas kendaraan perang dan pesawat melayang balatentara Dai Nippon.
Konsep industri hijau adalah memprioritaskan efisiensi dalam proses produksi (penggunaan material, energi dan air dengan intensitas yang rendah), penggunaan energi alternatif, melakukan minimisasi limbah dan pemenuhan baku kualitas lingkungan, menggunakan teknologi rendah karbon, serta SDM yang kompeten. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan program pemerintah berhubungan dengan peningkatkan daya saing industri, yaitu salah satunya mengakibatkan industri di dalam negeri menjadi industri hijau.
Permasalahan
1. Bagaimana penerapan industri hijau?
2. Apakah industri hijau akan meningkatkan produktivitas??
Pembahasan
Industri pengolaham dan jual beli merupakan sektor penyumbang terbesar kepada pertumbuhan perekonomian nasional. Kedua sektor itu mampu menjadi pengungkit tumbuhnya sektor-sektor ekonomi lainnya. Kontribusi sector industry pengolahan dan perdagangan kepada PDRB jawa Timur meraih lebih dari 50% jauh melebihi kontribusi sektor pertanian dan pertambangan. Tak dapat disangkal seiring dengan pertumbuhan teknologi dibidang industri mengharuskan pemakaian bahan baku sumber daya alam yang berkembangbahkan condong berlebihan. Terutama sumber daya alam dari fosil yang terbatas dan tidak mampu terbarukan. Sehingga dalam jangka panjang apabila digunakan terus menerus tanpa memperhatikan kelestariannya, akan makin menipis dan pada limit tertentu akan habis.
Industri Hijau (Green Industry)
Untuk mengantisipasi kian meningkatnya eksploitasi sumber daya alam sebagai bahan b
aku industri, pemerintah mendorong terhadap dunia perjuangan untuk melakukan penghematan dan melaksanakan subsitusi materi baku yang gampang diperbarui. Efisiensi dalam penggunaan energi, salah satu patokan untuk menerima predikat industri hijau. Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau merupakan acara Kementerian Perindutrian yang dilakukan setiap tahun. Penghargaan ini diberikan terhadap perusahaan industri yang sudah menerapkan pola pengurangan sumber daya dan penggunaan materi baku dan energi yang ramah lingkungan setra terbarukan. Tujuan penyelenggaraan acara ini ialah untuk mendorong motivasi perusahaan industri dalam mewujudkan indutri hijau.
Kriteria Penilaian :
Proses Produksi : materi baku, bahan penolong air, teknologi proses, hasil produksi. ( bobot 70%) Manajemen Perusahaan: program efisiensi buatan, system manajemen, penghargaan yang pernah diterima. (bobot 20%). Pengelolaan Lingkungan: Penyediaan bahan baku kualitas lingkungan, fasilitas pengurus limbah dan emisi, kinerja pengelolaan lingkungan. (bobot 10%)
Tahun 2011 PT Holcim Indonesia Tbk, Cilacap, menerima penghargaan peringkat pertama Industri Hijau yang diserahkan secara pribadi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Penghargaan Industri Hijau diberikan terhadap PT. Holcim Indonesia Tbk Cilacap alasannya perusahaan ini sudah melakukan secara terus menerus dan berkesinambungan berinovasi dalam menerapkan prinsip-prinsip industri hijau. Upaya pengurangan sumber daya alam secara riil juga terus dilaksanakan dan menghasilkan sebagian penggantian materi baku sumber daya alam menggunakan materian sisa industri. Penanganan limbah internal dengan rancangan zero waste juga menjadi bagian program kepedulian lingkungan. Kepedulian kepada lapisan ozon dikerjakan lewat komitmen penggantian zat perusak ozon dan penggantian materi bakar menggunakan biomassa melalui acara CDM.
Aspek-aspek Industri Hijau
Dengan penerapan Industri hijau dapat memajukan daya saing dengan proses dan hasil produksi yang ramah lingkungan. Penerapan industry hijau meliputi aspek-faktor:
· Efektifitas dan efisiensi sumber daya alam :
- Menciptakan produk yang ekonomis bahan baku yang gampang diperbaharui
- Menggunakan peralatan yang tidak boros energi
- Meningkatkan ketrampilan SDM untuk menemukan kinerja optimal.
· Konservasi energy:
- Mengganti energy berasal dari fosildengan energy baru/mix energy/energy nuklir.
Untuk industry yang memakai 6.000 ton/tahun bahan bakar minyak wajib melaksanakan konservasi energy. Dengan keterbatasan sumber daya alam dan lingkungan, penerapan industry hijau yang lebih efisien dan efektif penggunaan sumber daya alam akan membuat keseimbangan dan keselarasan kepada pelestarian lingkungan dimasa-periode yang mau tiba. Mengintensifkan rancangan produk yang efisien juga dapat meminimalkan bahan baku dan memperlambat proses eksploitasi sumber daya alam. Di samping itu, dengan upayalebih mendekatkan pekerja kreatif ke kawasan suplai bahan baku (pedesaan) akan membantu memunculkan klaster-klaster buatan skala desa. Dampaknya, ekonomi desa akan berkembang dan menangkal terjadinya urbanisasi.
Lebih lanjut Menteri Saleh Husin menjelaskan mengenai rancangan industri hijau, yang mengutamakan efisiensi dalam proses bikinan dengan karakteristik selaku berikut: penggunaan, material, energi, dan air dengan intensitas yang rendah; penggunaan energi alternatif; melaksanakan minimisasi limbah dan pemenuhan baku mutu lingkungan; memakai teknologi rendah karbon dan SDM yang kompeten. “Dengan penerapan industri hijau melalui penggunaan teknologi rendah karbon, pastinya akan memperlihatkan efek penghematan energi, air dan materi baku. Selain itu juga akan mengembangkan produktivitas dan menghasilkan limbah yang lebih minim,” papar Menperin.
Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menurut beliau, saat ini sumber daya alam kian menyusut, permintaan semakin tumbuh akibat pertumbuhan populasi, mesin dan sistem buatan kurang efisien, adanya “janji perihal lingkungan hidup global dan terjadinya degradasi lingkungan. “Hal ini menyebabkan kita tidak mampu lagi melaksanakan proses business as usual. Oleh karena itu, industri hijau adalah salah satu penyelesaian yang dibutuhkan,” tegas Menperin.
Kesimpulan
Dari sejarah diketahui, manusia telah memakai kayu dan material turunan biologisnya yang lain, mampu disebut biomassa, selaku materi bakae selama ribuan tahun kemudian. Karena itu, sebetulnya bahan bakar minyak (BBM) nabati bukanlah hal gres. Umur jenis ini selaku “ energi purba “. Ketika manusia belum mengetahui bahwa di dalam perut bumi ada minyak, gas dan kerikil bara. Konsep industri hijau adalah memprioritaskan efisiensi dalam proses buatan (penggunaan material, energi dan air dengan intensitas yang rendah), penggunaan energi alternatif, melakukan minimisasi limbah dan pemenuhan baku mutu lingkungan, menggunakan teknologi rendah karbon, serta SDM yang kompeten. Oleh sebab itu, dalam rangka merealisasikan program pemerintah berhubungan dengan peningkatkan daya saing industri, adalah salah satunya menyebabkan industri di dalam negeri menjadi industri hijau.
Daftar pustaka
Indah. Rabu, 2013-01-30. Penerapan Industri Hijau “Green Industry”. Dalam link Penerapan Industri Hijau “Green Industry” – Disperindag Prov Jatim (jatimprov.go.id) diakses pada 12 Des. 21
Prihanda, Rama. Hendroko, Roy. Jakarta 2007. ENERGI HIJAU. Dalam link Energi hijau: pilihan bijak menuju negeri berdikari energi – Rama Prihandana – Google Buku dikases pada 12 Des. 21