Saat hendak membuka Andalusia pada tahun 711 M, pasukan Islam yg dipimpin Thariq bin Ziyad menyeberangi selat dr Ceuta supaya mampu meraih Mediterania. Mereka mendarat di sebuah kawasan di selatan Maroko, bersahabat bukit kerikil. Bukit itu kemudian dinamakan Jabal Thariq.
Mengapa orang-orang Barat menyebutnya Gibraltar & sekarang nama itu yg dipakai di peta-peta tergolong Google Map?
Ustadz Abdul Somad memiliki jawaban mengagetkan. “Mereka tak mampu mengucapkan Jabal Thariq karena tenggorokan mereka dipenuhi lemak babi,” terangnya dlm sebuah pengajian disambut tawa jamaah.
DR Tariq Suwaidan menerangkan kisah itu dlm bukunya Al Andalus al-Tarikh al-Mushawwar. “Bertolak dr Ceuta & dgn menggunakan kapal,” tulis pakar sejarah itu dlm buku yg sudah diterjemahkan menjadi Dari Puncak Andalusia, “Thariq bin Ziyad & pasukannya menyeberangi selat. Thariq berhenti di bukit karang tandus yg lalu dinamai dgn namanya, Jabal Thariq.”
Saat berada di Jabal Thariq, pasukan Islam mengenali bahwa pasukan Visigoth pimpinan Theodomire sedang bersiap-siap. Thariq pun memutar arah menuruni lembah di belakang Jabal Thariq.
Melihat pasukan Thariq menuruni lembah, Theodomire mengirim surat pada Roderick. “Kami didatangi suatu kaum yg kami tak tahu apakah mereka penduduk bumi atau penduduk langit,” demikian ketakutan tergambar dlm surat itu.
Dan panik itu menjelma menjadi rasa gentar berujung kekalahan. Meskipun pasukan Visigoth berjumlah 100.000, mereka kalah oleh pasukan Islam yg hanya berjumlah 12 ribu.
Singkat dongeng, Andalusia kemudian ditaklukkan. Namun mirip penaklukan-penaklukan lainnya, setelah berinteraksi dgn kaum muslimin & mengetahui kebaikan akhlak mereka, penduduk Andalusia pun berbondong-bondong masuk Islam. Mereka yg tadinya takut dgn Islam kesudahannya bersyukur dgn penaklukan yg bagi mereka ialah pembebasan.
Di tangan Islam, Andalusia berganti menjadi peradaban gres yg disebut Maria Rosa Menocal sebagai “sepotong surga.” Ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan, & toleransi meningkat pesat selama 500 tahun masa pemerintahan Daulah Umayyah di Andalusia.
Eksistensi terakhir Islam di Andalusia selsai pada tahun 1769 M bareng dgn runtuhnya Granada. Setelah keruntuhan Granada, Christopher Columbus mendesak Raja Spanyol Ferdinand & Isabella untuk segera menguasai Palestina & membalas dendam kekalahan pasukan Salib. [Ibnu K/Wargamasyarakat]