Mendadak Heboh “Jilboobs”

jilbab vs jilboobs
jilbab vs jilboobs

Istilah “jilboobs” datang-datang menjadi salah satu topik paling hangat hari ini. Di media sosial, sejak kemarin perumpamaan itu menyebar dgn cepat. Dan hari ini, sejumlah media nasional termasuk detik.com & merdeka.com menurunkan banyak berita wacana “jilboobs.”

Jilboobs, berasal dari kata jil (merujuk pada jilbab) & b**bs. Istilah jilboobs digunakan untuk wanita yg menggunakan kerudung, namun seksi. Memakai kerudung tetapi tak menutup aurat. Menampakkan lekuk tubuh, khususnya bagian dada.

Istilah jilboobs bahwasanya telah mulai digunakan di dunia maya pada November 2012. Menurut google isu terkini, di bulan itu sudah mulai terekam searching (pencarian) ungkapan jilboobs menggunakan mesin pencari Google. Pencarian jilboobs naik drastis pada April 2014. Saat itu, ungkapan jilboobs dipopulerkan oleh arrahmah.com, tiga bulan sesudah suatu fan page Jilboobs diluncurkan di Facebook. Lalu pada 3 Agustus 2014, fenomena Jilboobs dibahas di suatu blog & menjadi booming di media sosial.

Jilboobs (Google trend)
Jilboobs (Google isu terkini)

Meski memakai kerudung, jilboobs menampakkan lekuk tubuh. Fenomena jilboobs menjadi lebih mengkhawatirkan dgn a&ya media umum & ponsel pintar. Mengapa? Karena kini, jilboobs merebak di dunia maya sesudah mengunggah foto selfie-nya.

“Kita harapkan beliau jangan tanggung gitu loh. Kalau dia sudah berjilbab ya berjilbab terus, jangan hingga memperlihatkan bentuk ba& yg sensual, sehingga beliau pakai baju namun kelihatan semua lekuk-lekuknya,” kata Wakil Ketua MUI KH Ma’ruf Amin di kantor MUI, Kamis (7/8/2014), seperti dikutip Detik.

KH Ma’ruf Amin menganggap jilboobs sama saja dgn melegalkan pornografi meskipun tak secara eksplisit.

Fenomena jilboobs juga menerima tanggapan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Wakil Sekretaris Jenderal PKS Mahfudz Siddiq mengatakan, memakai jilbab mesti mengamati aspek syariah. Jangan sampai justru menyebabkan kesan negatif & menjadi fitnah.

  8 Sistem Observasi Sosiologi, Sistem Observasi Kualitatif, Kuantitatif, Dan Penjenisan Dalam Sosiologi

“Saya secara langsung bahwasanya senang maraknya masyarakat Indonesia berjilbab dgn bermacam-macam mode. Kita artikan menguatnya gairah Islami. Harus diamati peran syariah. Ketentuan syariat bagi para pemakai. Berpakaian tak menampakkan bentuk ba&,” ungkapnya.

Bagaimana ketentuan syariat jilbab? Dalam buku Jilbaabul Mar’ah al-Muslimah dijelaskan ketentuan jilbab ada delapan:

1. Menutupi seluruh ba& selain bagian yg dikecualikan.

2. Tidak dijadikan komplemen.

3. Jilbab itu harus tebal, tak tipis.

4. Jilbab mesti longgar, tak ketat.

5. Tidak dibubuhi wewangian atau minyak bau.

6. Tidak menyerupai pakaian pria.

7. Tidak ibarat pakaian wanita-perempuan kafir.

8. Tidak berupa busana syuhrah (menonjol ).

Nah, jilboobs jelas bertentangan dgn ketentuan tersebut. Jilboobs ka&g hanya menutup rambut, sementara tangan, bahkan ka&g pusar, kelihatan. Jilboobs juga sering menjadi perhiasan agar kaum pria kepincut, padahal jilbab disyariatkan justru untuk mengurangi aspek kemenarikan seorang muslimah di mata laki-laki non mahram. Jilboobs kerap kali yg dibuat dari kain yg tipis, ka&g setengah transparan, & ketat. Jilboobs juga nyaris senantiasa berdampingan dgn parfum yg aromanya memanggil keterterikan kaum laki-laki. Maka, yuk hindari jilboobs & pakai jilbab yg sesuai syariat Islam. [BedaMedia]