Membuktikan Keberadaan Tuhan

Keberadaan Tuhan bisa di buktikan lewat empat macam dalil:
1. Dalil Fitri
2. Dalil Akli
3. Dalil Nakli
4. Dalil Shiddiqin (argumen orang bijak)

Dalil fitri
Setiap insan mencicipi akan kedatangan Tuhan Yang Maha Agung, Maha Kuasa, Maha Bijaksana, dsb dlm lubuk hatinya, cuma saja perasaan itu mempunyai degradasi yg berlawanan-beda antara satu dgn yg lainnya. Ada diantara mereka yg merasakan kehadiran Tuhan cuma sewaktu-waktu. Secara ringkas, perasaan kehadiran Tuhan dlm setiap diri manusia berlawanan-beda.

Bukti keberadaan Tuhan melalui jalur fitri ini bisa kita pahami dr beberapa hal antara lain:

 Adanya Perasaan Ingin Tahu Dalam Diri Manusia.
Setiap manusia memiliki kecendrunganuntuk mengenal & mengerti hakikat sesuatu. Ia tak puas menyaksikan fenomena-fenomena & kenyataan-realita yg ada dialam ini dgn begitu saja akan tetapi ia berusaha terus untuk mengetahui ihwal realitas tersebut. Perasaan ini tak cuma terbatas dimiliki orang-orang akil balig cukup akal saja akan namun dimiliki oleh setiap lapisan manusia cuma saja volumenya yg berlawanan.

Hakikat sesuatu yg ingin ia ketahui sesungguhnya adalah Tuhan karena Tuhan ialah hakikat itu sendiri & sumber dr segala pengetahuan.

 Perasaan Lemah.
Manusia bila dilihat dr segi asal penciptaan ia terdiri dr berbagai bagian & komponen-komponen itu satu sama yang lain saling memerlukan, adanya saling membutuhkan ini memberikan adanya kekurangan, & kelemahaan ini memperlihatkan adanya keterbatasan masing-masing. Oleh lantaran itu disadari atau tak kerap kali perasaan ini muncul dlm bentuk yg berlainan-beda contohnya ingin dilindungi, dikasihi, dipuja, dll. Yang pada pada dasarnya semua itu memperlihatkan bahwa insan itu lemah & disana ada dzat yg Maha Perkasa & Maha Sempurna sehingga ia mampu berlindung & memohon pertolongan pertolongan kepada-Nya. Hal ini telah dilukiskan oleh Imam Ja’far As-shadiq a.s tatkala ia ditanya perihal Tuhan:

“Imam mengajukan pertanyaan padanya pernakah anda berlayar kelautan (sepertinya telah mengetahui bahwa cerita ini telah dialami oleh penanya) ia menjawab benar. Imam bertanya lagi pernahkah perahu anda tertimpa petaka ditengah lautan? Ia menjawab benar telah terjadi musibah itu dlm perjalananku. Imam bertanya: pernahkah anda sampai suatu batas dimana impian anda sudah putus & anda melihat diri anda dlm jurang kematian? Ia menjawab : benar telah terjadi hal ini padaku. Imam bertanya : masihkah anda memiliki cita-cita untuk selamat? Ia menjawab : benar. Imam mengajukan pertanyaan bukankah anda disana anda tak mendapatkan sarana untuk mampu menyelamatkan diri anda, maka pada siapa bergantung? Saat itu penanya mengerti & teringat keadaan yg pernah dialaminya seolah-olah ia menyaksikan seseorang dimana hatinya sudah bergantung kepadanya.

Dalam beberapa ayat Al-Qur’an pula sudah disinyialir:
Dan apabila insan ditimpa mara ancaman ia menyeru Tuhannya” (QS.Yunus:12).
Dalam beberapa tafsir pula disebutkan bahwaorang-orang meyembah berhala tatkala mereka berlayar dgn menaiki bahtera, patung-patung, berhala & sesembahan mereka, mereka bawa bersama mereka akan namun anehnya tatkala mereka mendapati angin ribut topan yg menempa bahtera mereka, berhala-berhala yg mereka bawa tersebut mereka lemparkan kedalam lautan & seraya berteriak “Ya Rob Wahai Tuhanku”

 Cinta Keindahan.
Tidak bisa dibantah bahwa setiap manusia dlm lubuk hatinya mempunyai kecendrungan untuk mengasihi keindahan selaku pola kita mampu menyaksikan kenyataan ini bahwa insan kebanyakan lebih suka menyaksikan tanaman-flora subur & sarat kehijuaan dr pada tanah yg gersang & kering serta tandus. Hal ini jikalau kita lihat dr beling mata Tauhid dgn adanya kecendrungan manusi itu pada hakikatnya ia sudah mengenal Tuhannya sebab tak ada keindahan yg lebih indah selain ketimbang Tuhan. Dalam hadist nabi disebutkan bahwa:
Sesungguhnya Allah SWT Maha Indah & ia mencintai keindahan”.

  Dua Suara yang Dilarang Rasulullah Ini Sekarang Banyak Dilanggar

 Cinta Keadilan.
Pada perinsipnya bahwa setiap manusia besar maupun kecil renta maupun muda ingin diperlakukan oleh yg lainnya dgn adil & bijaksana karena itu seorang anak kecil saja kalau ia diperlakukan oleh orang tuanya dgn adil & bijaksana maka ia akan memprotesnya, hal ini disebabkankarena fitrah & hati kecilnya menolak untuk diperlakukan seperti itu sudah mengenal Tuhan selaku dzat yg Maha adil & Bijaksana cuma saja volumenya yg berlawanan-beda.