Daftar Isi
Membandingkan nilai kebahasaan hikayat & cerpen, beserta pola hikayat & cerpenya
Jawaban:
Hikayat merupakan bentuk sastra tradisional yg memiliki ciri khas yg unik, begitu juga dgn cerpen, selaku sastra terbaru, yg mempunyai cirinya tersendiri. Dalam tulisan ini, saya akan membandingkan komponen-bagian intrinsik yg dikandung dlm dongeng-cerita hikayat dgn cerpen. Saya menggunakan ‘Hikayat Raja Kilan Syah & Putranya’ & ‘Putri Bulan & Dewa Laut’ yg alamat tautannya saya cantumkan di bawah tulisan ini.
Hikayat yg saya dapatkan mempunyai tema yg terperinci berlawanan, dgn hikayatnya yg bertemakan raja yg memiliki anak yg nantinya berkuasa dgn lalim, & cerpennya yg bertemakan kisah roman antara dua orang yg berasal dr langit & bumi namun tak menerima restu orang bau tanah. Alur mereka sama-sama maju, tetapi gaya penyampaiannya sangatlah berbeda. Pembawaan cerita dlm hikayat bisa membuat suatu gambaran kerajaan zaman melayu antik yg megah & memiliki gabungan budaya arab dlm kerajaannya, tetapi dapat dicicipi persoalan-persoalan yg melanda kerajaan tersebut. Dalam cerpen yg aku baca, pembawaannya ringan & gampang untuk ditangkap sehingga perasaan yg aku mampu lebih dlm ketajaman kisah cinta yg dibawakan.
Latar yg dihidangkan mempunyai beberapa perbedaan. Dalam hikayat, dongeng sangatlah berkonsentrasi dlm aktivitas perpolitikan kerajaan & intrik-intriknya, sedangkan dlm cerpen, kerajaan di sini hanya selaku moda penyampaian dongeng & cuma menonjolkan petinggi-petinggi kerajaan & segelintir pengawal. Penokohan yg diberikan tak jauh berbeda, cuma saja pada hikayat memperlihatkan lebih banyak tokoh-tokoh kerajaan dibandingkan cerpen. Karakter yg dimiliki pula layaknya seperti yg sering dijumpai di kerajaan.
Gaya bahasa yg dipakai jauh berbeda. Penggunaan bahasa dlm hikayat sangatlah unik, dgn memakai berbagai kata ‘Maka’, & banyaknya bahasa-bahasa melayu, mirip ‘Hatta’, ‘Syahdan’, & ‘Wazir’. Kosa kata yg digunakan sungguhlah kaya & berkelas. Berbeda dgn cerpen, bahasa yg digunakan mudah untuk dipahami & dikenali, sehingga pembaca dgn mudah mampu memosisikan diri mereka sebagi pelakon kisah tersebut, bikin kisah lebih berkenang di batin.
Sudut pandang yg dipakai sama-sama sudut pandang ketiga, walau memang dlm hikayat nyaris tak mampu ditemukan yg bersudut pandang pertama. Keduanya turut memperlihatkan pesan etika yg tersirat, walau dlm hikayat pesan sopan santun yg disampaikan kental dgn bagian-bagian Islami, & cerpen yg dibaca mengandung pesan akhlak yg lebih lazim & general. Oleh alasannya itu, kesimpulan yg dapat diambil yakni bahwa dapat ditemukannya garis pemisah yg cukup jelas antara sastra hikayat dgn sastra cerpen.
Membandingkan nilai kebahasaan hikayat & cerpen
kebahasaan hikayat lebih banyak memakai bahasa melayu kuno
sedangkan cerpen memakai bahasa indonesia yg baik & benar
Membandingkan nilai & kebahasaan hikayat & cerpen
Nilai pada hikayat lebih pada kerajaan & istanasentria sedangkan pada nilai cerpen lebih biasa & bebas
bandingkan nilai kebahasaan hikayat dgn cerpen
Jawaban:
Pembahasan. Hikayat ialah merupakan suatu prosa yg dimana mengisahkan tokoh-tokoh yg hidup disuatu kerajaan, mirip raja, permaisuri, undang-undang, biografi, sejarah & lain-lainnya. Sedangkan cerpen merupakan merupakan sebuah prosa pendek yg panjang ceritanya ditulis tak lebih dr 5000 kata.
bandingkan nilai & kebahasaan hikayat dgn cerpen
kalah dlm hikayat lazimnya menceritakan ihwal sesuatu kehidupan yg terjadi dlm kehidupan sehari hari.
kalau cerpen biasanya cuma mengisahkan suatu kisah yg jarang untuk di pahami