Media Visual Dan Visual Principle

BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi Informasi, sangat berpengaruh kepada penyusunan dan implementasi taktik pembelajaran. Melalui pertumbuhan tersebut para guru mampu memakai aneka macam media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan memakai media komunikasi bukan saja dapat memudahkan dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan namun juga mampu menciptakan proses pembelajaran lebih mempesona.
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam sebuah proses komunikasi selalu melibatkan tiga bagian pokok, ialah bagian pengantarpesan (guru), bagian akseptor pesan (siswa), dan unsur pesan itu sendiri yang umumnya berupa bahan pelajaran. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal, artinya tidak seluruh bahan pelajaran dapat diketahui dengan baik oleh siswa; lebih parah lagi siswa sebagai peserta pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan. Untuk menyingkir dari semua itu, maka guru dapat menyusun taktik pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber pelajaran.[1]
Salah satu peranan visual dalam pembelajaran yakni sebagai fasilitas untuk menyediakan atau menunjukkan refensi yang aktual perihal sebuah pandangan baru, kata-kata tidak dapat mewakili dan menyuarakan benda sebab visual bersifat iconic (tanpa kata sudah menunjukan arti), oleh alasannya adalah itu setiap kata mempunyai kesamaan dengan benda yang di rujuk.  Beberapa manfaat visual dalam pembelajaran antara lain visual dapat memotivasi pebelajar dengan cara menarik minatmereka, menjaga perhatian serta mendapatkan respon-respon emosional.  Selain itu visual juga mampu menyederhanakan gosip yang sulit untuk di jelaskan dengan kata-kata, dengan kata lain , peranan visual dalam pembelajaran termasuk penting untuk mendukung info tertulis dan berita lisan.
Dari latar belakang maka penulis mengangkat judul “ Media Visual dan Visual Principle”
B.            Rumusan Masalah.
1.             Bagaimana Pengertian Media Visual.?
2.             Bagaimana Peran Visual dalam  Intruksi.?
3.             Apa saja Jenis- Jenis Visual.?
4.             Apa saja Macam-Macam Media Berbasis Visual.?
5.             Apa saja Panduan Perancagan Visual.?
6.             Bagaimana cara Membuat Grafis Presentasi.?
C.           Tujuan dilema.
A.           Untuk mengenali Bagaimana Pengertian Media Visual.
B.            Untuk mengetahui Peran Visual dalam  Intruksi.
C.            Untuk mengetahui Jenis- Jenis Visual.
D.           Untuk mengetahui Macam-Macam Media Berbasis Visual.
E.            Untuk mengenali Panduan Perancagan Visual.
F.             Untuk mengenali cara Membuat Grafis Presentasi


BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pengertian Media Visual
Media Visual yakni mediator atau pengirim yakni perantara atau pengirim berita dari sumber pesan terhadap peserta pesan. Sedangkan dalam kamus Umum Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan Visual yaitu dapat terlihat oleh indra pandangan (mata), berdasarkan penglihatan”[2] Makara segala sesuatu yang mampu tampakdengan indra pandangan mampu disebut dengan Visual.
Media visual ialah penyampaian pesan atau berita secara teknik dan inovatif yang mana menampilkan gambar, grafik serta tata dan letaknya jelas,sehingga akseptor pesan dan pemikiran dapat diterima sasaran.
Apabila dikaitkan antara media visual dan pembelajaran maka pembelajaran itu akan menarik, efektif dan efesien alasannya adalah penerima ajar khususnya siswa sekolah dasar masih berfikir konkrit, semua yang guru utarakan atau sampaikan harus dibuktikan sendiri dengan mata mereka. Media visual merupakan sumber mencar ilmu yang terdiri dari pesan atau bahan pelajaran yang dibentuk secara mempesona dalam bentuk variasi gambar, teks, gerak, dan animasi yang diubahsuaikan dengan usia penerima latih sehingga pembelajaran akan menyenangkan dan tidak menjenuhkan.
Media Visual yang bergerak yakni media yang mampu menampilkan gambar atau bayangan yang mampu bergerak dilayar bias, seperti: bias gambar-gamabar yang ditampilkan oleh motion picture film dan loopfilm.[3]
Media visual ialah media yang memperlihatkan gambaran menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan absurd. Jadi mampu diambil kesimpulan bahwa media visual merupakan salah satu media untuk pembelajaran. Media bersifat realistis dan mampu dinikmati oleh sebagian besar panca indera kita khususnya oleh indera pandangan.[4]
Dari penjelasan diatas mampu simpulkan bahwa media visual ialah media yang dalam penggunaanya melibatkan indera pengelihatan danmempunyai komponen garis, benuk, warna dan tekstur.
Menurut penulis Memaknai media visual ini adalah:
االمينات البصرية ما يتوجه الى حاسة البصر تنقسم الوسائل المعينات البصرية عادة الى قسمين هما ما يعرض يجهاز الارض   ( على الشاشة) وما يحتاج جالى جهاز الارضز تشمل المعينات التي تعرض يجهاز الارض : -الأفلام الثابتة –الشرائح -شفافيات العارض فوق الرأس أما الّتي لاتعرض باالجهاز فتشمل :
الأشياء الطبيعية و الحادث الحقيقية مثل القلم, و النظارة و يجلس
الأشياء و الحوادث الصناعية مثل الصور الفوتوغرافية و غير الفوتوغرافية
اللوحات مثل لوحة الجيوب و لوحة النطق و غيرها
Artinya:
Media Visual yakni media yang berhubungan dengan indera penglihatan. Media visual biasanya dibagi menjadi dua, yakni di layar (yang mampu diproyeksikan) dan non proyeksi. Makara, Media Visual ialah semua alat peraga yang dipakai dalam proses belajar mengajar yang mampu dinikmati melalui panca indera.
B.            Peran Visual dalam  Intruksi
Visual bisa memainkan banyak tugas dalam proses belajar, diantaranya:
Menurut Sharon E. Smaldino dkk (2011)
1.             Menyediakan contoh nyata bagi ide: Kata-kata tidak terlihat atau bersuara mirip hal-hal yang mereka wakili; tetapi visual bersifat ikonik ( memiliki kemiripan dengan hal-hal yang mereka wakili)
2.             Membuat ide absurd menjadi faktual
3.             Memotivasi Pembelajar : Visual bisa memotivasi para pembelajar dengan menarik minatmereka, mempertahankan pertahankan perhatian mereka dan membuat keterlibatan dalam proses belajar.
4.             Mengarahkan perhatian : Setelah mendapatkan perhatian viewer, langkah berikutnya yaitu bagaimana mengarahkan perhatian mereka pada bab terpenting dari performa pesan visual yang telah di buat, Sebuah pesan tidak akan mampu bertahan  hingga pesan itu menerima perhatian.
5.             Mengulangi Informasi : Visual mampu memperlihatkan peluang terhadap para pemelajar  untuk memahami secara visual apa yang mungkin saja mereka lewatkan dalam format teks
6.             Mengingatkan kembali pembelajaran sebelumnya : Visual bisa di gunakan untuk merangkum konten drai suatu mata pelajaran.
7.             Mengurangi Usaha Belajar : Sesorang desainer niscaya merindukan semoga pesanya  di sampaikan melalui suatu penampilan mampu di terima dengan baik.[5]
Menurut Levi & Lentz (dalam Arsyad, 2002) mengemukakan empat tugas  media pembelajaran , khususnya media visual diantaranya:
1.             atensi media visual ialah inti, yakni mempesona dan mengarahkan perhatian siswa untuk berfokus terhadap isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran,
2.             afekif media visual mampu tampakdari tingkat kenikmatan siswa dikala  berguru (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lamba ng visual mampu membangkitkan emosi dan perilaku siswa, misalnya informasi yang menyangkut dilema sosial atau ras
3.             kognitif media visual tampakdari temuan-temuan penelitian yang mengungkap bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk mengerti mengenang info atau pesan yang terkandung dalam gambar
4.             kompensatoris media pembelajaran tampakdari hasil observasi bahwa media visual yang memeberikan konteks untuk mengetahui teks menolong siswa yang lemah dalam membaca  untuk mengorganisasikan info dalam teks dan mengingatnya kembali.[6]
C.           Jenis- Jenis Visual
Langkah pertama dalam merancang suatu tampilan visual yaitu dengan mengumpulkan  gambaran gambar dan rancangan teks yang akan di gunakan, Visual mampu di bagi menjadi :
1.             Realistik Visual :  menggambarkan objek secara faktual atau sesuai dengan realita yang bergotong-royong,  sebuah objek atau insiden konkret akan selalu memiliki aspek yang tidak dapat di ilustrasikan sekalipun dalam gambar tiga dimensi
2.             Analogic visual :  Menggambarkan sebuah konsep atau topik  dengan memakai benda lain yang memiliki kemiripan
3.             Organisasional visual : memperlihatkan kekerabatan kualitatif  di antara banyak sekali element meliputi diagram, peta dan denah.
4.             Relasional : Mengkomunikasikan relasi kuantitatif meliputi diagram batang dan grafik.
5.             Transformasional : menggambarkan pergerakan atau pergeseran sesuai dengan waktu dan daerah
6.             Interpretatif : menggambarkan relasi  teoritis atau abstrak.[7]
D.           Macam-Macam Media Berbasis Visual
1.             Media visual yang tidak diproyeksikan
Media visual non proyeksi adalah media yang penggunaannya tidak memerlukan bantuan alat proyektor. Media ini telah mampu digunakan secara mampu berdiri diatas kaki sendiri tanpa membutuhkan bantuan alat atau sarana lain. Media nonproyeksi ini juga termasuk media yang paling banyak digunakan guru dalam pembelajaran. Media pembelajaran jenis nonproyeksi ini antara lain:
a.             Wallsheets: Media ini tergolong media visual nonproyeksi. Sebab penggunaan dan performa media ini tanpa menggunakan alat bantu proyektor. Media berupa wallsheets ini bisa berupa peta, chart, diagram, poster. Peta biasanya dipakai guru dalam pembelajaran dengan cara ditempel didinding kelas atau laboratorium. Sehingga penerima latih mampu mengakses pesan secara langsung tanpa memakai tunjangan alat lain.[8] Contoh : contohnya dengan mind maping
b.             Buku cetak: Buku cetak ialah media visual nonproyeksi. Dengan memakai buku anak asuh bisa melihat dan mengakses pesan bahan pembelajaran secara eksklusif tanpa dukungan alat lain yang bersifat proyektif. Buku cetak juga sering disebut dengan modul. Media ini berupa suatu perangkat yang terdiri atas tujuh komponen, ialah: 1). Lembaran petunjuk untuk guru. 2). Lembaran isyarat untuk siswa 3). Lembaran acara. 4). Lembaran kerja. 5). Lembaran kunci kerja. 6). Lembaran tes. 7). Lembaran kunci tes
Untuk mempelajari sebuah modul, seorang siswa pertama-tama mesti membaca apalagi dahulu lembaran isyarat untuk siswa,kemudian menjalankan atau membaca lembaran kegiatan. Setelah simpulan membaca lembaran kegiatan dan mengerti materi yang dikomunikasikan melalui materi tertulis itu, siswa boleh melangkah ke lembaran kerja. Lembaran kerja ini prinsipnya ialah latihan-latihan yang mesti dilakukan. Setelah latihan-latihan dalam lembaran kerja  itu tamat dilakukan oleh siwa, langkah selanjutnya ialah mencocokkan nya dengan kunci kerja. Kunci kerja ini ada ditangan guru.
Peranan guru dalam metode  modul ini bukan lagi selaku penyampai bahan, karena bahan sudah dikomunikasikan lewat materi tertulis dalam lembaran aktivitas. Dalam hal ini guru lebih mencolokselaku fasilitator dan selaku motivator.[9] Contoh : LKS
c.              Papan tulis: Papan tulis ialah media yang paling banyak digunakan guru dalam pembelajaran. Papan tulis ini juga tergolong media visual nonproyeksi. Media ini bisa dipakai dan menampilkan pesan tanpa harus dibantu alat proyektor. Sehingga anak bimbing dan guru bisa mengerti bahan pelajaran secara eksklusif tanpa menggantungkan diri pada alat bantu lain.
Sebenarnya masih banyak lagi jenis media visual nonproyeksi yang bisa dipakai guru dalam pembelajaran. Tetapi yang paling penting ialah aspek ketersediaan, media ini gampang dioperasionalkan dan sebagian guru mempunyai keterampilan untuk memakai media tersebut. Contoh : contohnya seorang guru menulis kosakata di papan tulis, kemudia siswa membaca atau menulisnya di buku masing-masing.
d.             Gambar/foto: Gambar/foto adalah media visual yang penting dan gampang didapat. Penting alasannya adalah dapat memberi penggambaran visual  yang kongkrit ihwal dilema yang digambarkannya. Gambar menciptakan orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung didalamnya dengan jelas, lebih terang ketimbang yang dapat diungkapkan dengan kata-kata, baik yang ditulis maupun yang diucapkan.[10]
e.              Papan flanel/flannel board: Papan flanel/flannel board yaitu media grafis/beentuk media visual yang efektif sekali untuk menghidangkan pesan-pesan tertentu terhadap target tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini mampu dilipat sehingga simpel. Gambar-gambar yang dihidangkan dapat dipasang dan dicopot dengan gampang sehingga dapat dipakai berkali-kali. Selain gambar, di kelas-kelas awal sekolah dasar/taman kanak-kanak,papan flanel ini digunakan pula untuk menempelkan abjad dan angka-angka. Karena penyajiannya seketika, selain menarik perhatian siswa penggunaan papan flanel dapat membuat sajian lebih efisien.[11] Contoh : mempelajari perihal binatang-binatang di bahari. Guru menciptakan beragam hewan yang hidup di bahari.
f.               Bagan: Bagan yaitu kombinasidari aneka macam media grafis dan media gambar yan dirancang untuk memvisualisasikan hubungan antara fakta-faktsa pokok dengan cara terstruktur dan logis. Bentuk-bentuk yang khas misalkan skema pohon dan sketsa tabel.[12]
Dalam pembelajaran bahasa arab sketsa sungguh  berguna sekali misalkan untuk pengelompokan mufrodat binatang,berkembang-tumbuhan dan benda mati mampu dibentuk dengan menggguanakan sketsa tabel. Hal ini akan membuat lebih mudah penerima latih dalam mencar ilmu mufrodat sesuai cdengan pengelompokkannya.
Contoh : 
سبرة
Papan tulis
مسطرة
Penggaris
قلم
Bolpoin
كتب
Buku
حقيبة
Tas
مروحة
Kaca
g.             Papan Buletin: Berbeda dengan papan flanel, papan buletin ini tidak dilapisi kain flanel namun eksklusif ditempel gambar-gambar atau tulisan-goresan pena. Fungsinya selain mengambarkan sesuatu, papan buletin dimaksudkan untuk menginformasikan insiden dalam waktu tertentu.[13] Contoh : pada papan buletin bia ditempeli dengan gambar, misalnya membicarakan wacana fi’il. Di papan buletin ditempeli dengan kertas  yang bertuliskan wacana fi’il misalnya pengertiannya, macamnya, dan yang lain.
2.             Media Visual yang diproyeksikan
Media proyeksi ialah media yang menggunakan proyektor sehingga gambar nampak pada layar. Artinya penggunaan media ini tergantung pada alat bantu proyektor untuk menghubungkan dan memberikan kepada peserta pesan. Media proyeksi cukup banyak jenisnya, antara lain;
a.             Slide: Apabila kita menggunakan ungkapan “slide” maka yang  kita maksud yakni slide yang tidak bersuara alias slide bisu. Adapun untuk slide yang dibarengi dengan bunyi, kita pergunakan perumpamaan lain yaitu “sound-slide” atau slide suara. Perangkat keras slide berupa proyektor slide. Sedangkan perangkat lunaknya berbentukproyektor slide. Sedangkan perangkat lunaknya berupa “film slide” atau secara singkat kita sebut slide. Slide tersebut dengan menggunakan sinar,lampu berkekuatan tertentu diprpoyeksikan melalui lensa kepermukaan layar. Pembuatan progam slide mampu dikerjakan oleh guru sendiri,utamanya dalam hal penentuan objek pemotretan. Adapun pemrosesannya hingga menjadi slide, dapat diserahkanm ke daerah pemrosesan film.
Presentasi media ini dikerjakan dengan cara memproyeksikan slidfe tersebut satu per satu. Bersamaan dengan presentasi visual itu guru mampu memberikan komentar secukupnya tentang gambar hasil pemroyeksikan slide. Apabila dipandang perlu, penyajian mampu diperlama atau bahkan dapat pula diulangi dengan cara mengundurkannya. Hal itu mampu kita lakukan alasannya slide bukan termasuk pembagian terstruktur mengenai media yang presentasinya sekilas
b.             Film Strips: Pada dasarnya media ini nyaris sama dengan slide. Letak perbedaannya ialah pada slide gabar-gambar yang diperoleh dari hasil pemotretan itu ialah satuan-satuan lepas, sedangkan pada film strips gambar-gambar tersebut ialah satuan-satuan rangkaian dalam satu  rol film. Oleh alasannya adalah itu gambar-gambar pada film strip ialah gulungan film, telah barang tentu urut-urutan gambar tersebut tidak mungkin dirubah  atau dipertukarkan tempatnya. Hal ini merupakan kelemahan film strips..[14]
E.            Panduan Perancagan Visual.
1.      Unsur-bagian Visual
Media visual yaitu media yang melibatkan indera pandangan. Secara garis besar unsur-bagian yang terdapat pada media visual ialah selaku berikut
a.              Garis, yaitu kumpulan dari titik-titik. Dengan demikian terdapat banyak sekali jenis-jenis garis diantaranya garis lurus, lengkung dan lain-lain.
b.             Bentuk, adalah suatu bentuk rancangan simbol yang dibangun atas garis-garis atau adonan garis dengan desain-rancangan yang lain. Seperti teladan kekerabatan garis-garis lurus yang membentuk suatu bagunan simetris.
c.              Warna, digunakan untuk memberi kesan pemisahan atau pengutamaan, juga untuk membangun keterpaduan, bahkan mampu mempertinggi tingkat realisme dan menciptakan tanggapanemosional tertentu.
d.             Tekstur, dipakai untuk mengakibatkan kesan bergairah dan halus, juga untuk menawarkan penekanan seperti halnya warna.[15]
Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektivitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Hal ini hanya mampu dicapai dengan mengontrol dan mengorganisasikan gagasan-ide yang timbul, merencanakannya dengan seksama, dan memakai teknik-teknik dasar visualisasi objek, konsep, gosip, atau situasi. Meskipun perancang media pembelajaran bukan seorang pelukis dengan latar belakang professional, beliau sebaiknya mengenali beberapa prinsip dasar dan penuntun dalam rangka memenuhi keperluan penggunaan media berbasis visual.
2.             Unsur-Unsur Teks
Huruf ialah bab terkecil dari suatu kata, sedangkan kata yaitu bagian terkecil dari sebuah gagasan.  Sebuah gagasan yang bagus dan telah tersusun melalui pemilihan kata yang menarik, mampu saja berakhir sia-sia karena kegagalan memilih karakter
a.              Gaya : Jenis karakter yang di pilih seharusnya konsisten dan serasi dengan komponen lain yang ada dalam suatu desain visual.  Untuk keperluan rancangan pesan pembelajaran, jenis karakter yang sederhana lebih di utamakan, misalnya abjad jenis serif atau sanserif
b.             Ukuran : Body Text antara 9pt-14 pt, headline > 14 pt
c.              Spaci diantara: 1).  Spasi aksara : Jarak antara aksara satu dengan yang lain sebaiknya tidak terlampau lebar, perlu di amati jenis abjad 2). Spasi baris : Jarak vertikal antara tiap baris sungguh penting untuk keterbacaan.  Apabila jarak antara baris terlalu dekat akan menimbulkan tulisan menjadi kabur dan tak terbaca, namun apabila jarak anatar baris terlalu jauh, tulisan dalam tayangan akan tampakkurang menyatu.
d.             Warna : Warna aksara yang di pakai sebaikanya kontras dengan warna latar belakang, hal ini perlu untuk membuat lebih mudah viewer dalam menyaksikan hasil sebuah tayangan visual
e.              Huruf Besar : Untuk mendapatkan hasil performa yang legibel maka di gunakan aksara kecil, abjad kapital lebih baik di pergunakan hanya pada ketika tertentu saja.[16]


F.            Membuat Grafis Presentasi
Presentasi merupakan aktivitas yang penting dalam mengkomunikasikan sebuah pemikiran kepada orang lain dengan banyak sekali tujuan, misalnya untuk menawan audiensi supaya mereka berbelanja produk, memakai jasa atau untuk kepentingan lain. Salah satu alat peraga yang dapat dipakai untuk mendukung penyajian yaitu computer. Adapun salah satu perangkat lunak yang mampu digunakan adalah PowerPoint yang ialah bab dari Microsoft Office. Dengan menggunakan software ini seseorang mampu menuangkan inspirasi-ilham cemerlangnya dalam bentuk visual yang menawan dalam waktu yang singkat. Panduan untuk menciptakan  grafis presentasi  meliputi hal-hal berikut :
1)             Secara cermat seleksilah jenis huruf
2)             Latar belakang yang polos dan berwarna cerah
3)             Judul
4)             Gunakan komunikasi yang singkat
5)             Gunakan suatu template
6)             Gunakan slide induk
7)             Kurangi lonceng dan pluit
8)             Gunakan gambar yang sesuai
9)             Gunakan transisi yang konsisten
10)         Gunakan bangunan yang sederhana
11)         Animasi yang cermat
12)         Kurangi penggunaan suara
13)         Gunakan catatan kaki untuk  mengidentifikasi slide.[17]

1.             Membuat Transparan Overhead Projector

OHP ialah jenis perangkat keras yang sungguh sederhana, terdiri atas sebuah kotak dengan bab atasnya selaku landasan yang luas untuk meletakkan transparansi. Cahaya yang amat terperinci dari lampu proyektor amat kuat menyorot dari dalam kotak kemudian dibiaskan oleh suatu lensa khusus, ialah lensa fresnel,melewati suatu transparan ukuran 20 x 25 cm yang diposisikan di atas landasan tersebut. Sebuah tata cara pemantul cahaya dari cermin dan lensa, yang di tempatkan di atas kotak landasan, menghasilkan berkas cahaya berbelok 90­­­o. Dengan lampunya yang amat terang dan sistem optiknya yang efisien, menciptakan aneka macam cahaya sehingga memungkinkan untuk dipergunakan di ruangan lazimtanpa penggelapan.[18]

2.             Menangkap Gambar

Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yakni “Fos” : Cahaya dan “Grafo” : Melukis/menulis.) ialah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah lazim, fotografi memiliki arti proses atau metode untuk menciptakan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang tentang obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling terkenal untuk menangkap cahaya ini ialah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibentuk. Prinsip fotografi yakni memokuskan cahaya dengan derma pembiasan sehingga bisa mengkremasi medium penangkap cahaya. Medium yang sudah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang sempurna akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (berikutnya disebut lensa).[19]

3.             Pemindai

Suatu alat elektronik yang fungsinya mirip dengan mesin fotokopi. Mesin fotocopy kesannya dapat langsung dilihat pada kertas sedangkan scanner kesannya ditampilkan pada layar monitor komputer dulu lalu baru mampu diubah dan dimodifikasi sehingga tampilan dan risikonya menjadi elok yang lalu mampu disimpan selaku file text, dokumen dan gambar. Scanner ialah sebuah alat yang digunakan untuk memindai suatu bentuk maupun sifat benda, seperti dokumen, foto, gelombang, suhu, dipakai untuk mengambil gambaran cetakan (gambar, foto, goresan pena) untuk dimasak atau ditampilkan lewat komputer. Hasil pemindaian itu kebanyakan akan ditransformasikan komputer sebagai data digital Data yang telah diambil dengan scanner itu , bisa dimasukkan secara eksklusif ke semua aplikasi computer computer yang mengetahui teks ASCII.[20]
G.           Kelebihan Dan Kekurangan Media Visual
Media ialah sumber isu utama bagi semua orang, tetapi setiap media pasti mempunyai keunggulan dan kekurangan. Kekurangan dan kelebihan media visual dapat di kategorikan selaku berikut:
Kelebihan media visual:
a.              Repeatable, dapat dibaca berkali-kali dengan menyimpannya.
b.             Analisa lebih tajam, mampu menciptakan orang betul-betul mengerti isi isu dengan analisa yang lebih mendalam dan dapat membuat orang berfikir lebih spesifik tentang isi goresan pena.
Kekurangan media visual:
a.              Lambat dan kurang simpel.
b.             Tidak adanya audio, media visual cuma berupa tulisan pasti tidak mampu didengar sehingga materinya kurang mendetail.
c.              Visual yang terbatas, media ini hanya dapat menawarkan visual berbentukgambar yang mewakili isi gosip.
d.             Produksi, biaya buatan cukup mahal alasannya media cetak mesti menyetak dan mengirimkannya sebelum mampu dicicipi oleh masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Dalam upaya mencapai sebuah proses pembelajaran yang baik, kita membutuhkan suatu media atau alal yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Salah satu medianya adalah media visual yang lebih berkaitan dengan indera penglihatan. Media visual mempunyai keunggulan-kelebihan tersendiri mirip penggunaannya yang simpel, lebih efektif dan efisien serta mampu mempercepat daya serap penerima asuh. Media visual diklasifikasikan menjadi 2:
1.             media visual yang tidak diproyeksikan: missal: gambar mati, ilustrasi, karikatur, poster, sketsa, diagram, grafik, peta, realia, model, specimen, mock up, berbagai jenis papan, bagan.
2.             media visual yang diproyeksikan. Media ini banyak jenisnya, tetapi dalam buku ajar ini cuma dikemukakan berbagai jenis. yakni ohp, slide, filmstip, dn opaque proyektor.
B.            Saran
Kita sebagai akseptor ajar, kandidat pendidik maupun para pendidik hendaknya perlu memperhatikan setiap pemilihan media pembelajaran yang hendak kita gunakan khususnya pada media visual. Pemilihannya harus tepat dan efektif sesuai desain dan tujuan pembelajaran serta disesuaikan dengan perkembangan psikologis anak atau akseptor bimbing sehingga mampu mendorong terciptanya proses berguru pada diri penerima didik.


DAFTAR PUSTAKA
Azhar Arsyad, 2007  Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grofindo Persada
Surayin, 2003 Kamus Umum Bahasa Indonesia Bandung: Yrama Widya
Sri Anitah 2010 Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka
Nana Sudjana, Ahmad Rivai, 2009 Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sharon E. Smaldino dkk, 2011 Intructional technology and media for learning, Jakarta, Prenada media Group,  cetakan ke IX
A. Arsyad, 2002 Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Musfiqon. 2012  Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Soeparno. 1985  Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT Intan Pariwara.
Suleiman, Amir Hamzah. 1985 Media Audio Visual untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan. Jakarta: PT. Gramedia.
Arief Sadiman ,dkk. 2008 Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Azhar Arsyad, 1997 Media Pembelajaran,  Jakarta: PT Remaja Grafindo Persada

  Al-Qur’An Dan Qira’At (Pemahaman, Perbedaan, Pokok Bahasan, Urgensi, Dan Acuan-Contohnya)

[1] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta: Raja Grofindo Persada 2007).hlm 69

[2] Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Bandung: Yrama Widya, 2003), hlm. 661

[3] Sri Anitah  Media Pembelajaran. (Surakarta: Yuma Pustaka 2010), hlm 76

[4] Nana Sudjana, Ahmad Rivai, Media Pembelajaran. (Bandung: Sinar Baru Algensindo 2009).hlm 90

[5] Sharon E. Smaldino dkk, Intructional technology and media for learning, ( Jakarta, Prenada media Group 2011), cetakan ke IX, hlm 72

[6]  A. Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2002), hlm   16

[7] Smaldino dkk, Intructional technology and media for learning,…..hlm 75-78

[8] Musfiqon. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. ( Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. 2012 ), hlm  111

[9] Soeparno. Media Pengajaran Bahasa. (Yogyakarta: PT Intan Pariwara. 1985 ), hlm 25-26

[10] Suleiman, Amir Hamzah. Media Audio Visual untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan. (Jakarta: PT. Gramedia. 1985), hlm  27

[11] Arief Sadiman ,dkk. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2008), hlm 49

[12] Azhar  Arsyad,  Media Pembelajaran. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2009), hlm  68

[13]  Musfiqon. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran.…hlm 89

[14] (Soeparno. Media Pengajaran Bahasa.…..hlm 34-46

[15] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, ( Jakarta: PT Remaja Grafindo Persada, 1997), hlm.109110

[16] Smaldino dkk, Intructional technology and media for learning,…..hlm 87-90

[17] Smaldino dkk, Intructional technology and media for learning,…..hlm 95

[18] Smaldino dkk, Intructional technology and media for learning,….hlm .87-90

[19] Smaldino dkk, Intructional technology and media for learning,…..hlm 95

[20] Smaldino dkk, Intructional technology and media for learning,…..hlm 95