Berusia Satu Abad
Kota Raja yg dulunya menjadi Ibu Kota Kerajaan Kutai Kertanegara, sekarang masuk dlm wilayah Kalimatan Timur, tepatnya berada di jantung ibu kota Kabupaten Kutai. Tatkala Kerajaan (Islam) Kutai diperintah oleh Sultan Hasanuddin, ia memprakarsai pembangunan masjid yg menjadi sentra pembinaan kaum muslimin, sekaligus sebagai pusat pengembangan dakwah Islam untuk wilayah Kutai & sekitarnya. Atas jasanya itu, kaum muslimin Kutai mengabadikan nama Sultan Hasanuddin menjadi nama Masjid Jami yg dibangunnya itu.
Menurut catatan sejarah, agama Islam masuk di Kalimantan Timur sekitar era-15. Pada mulanya, agama Islam hanya dianut oleh golongan keluarga & kerabat bangsawan di lingkungan istana kerajaan, sesudah itu baru tersebar ke tengah-tengah rakyat awam.
Menurut penuturan Haji Achmadsyah (72 tahun). Masjid Jami Hasanuddin ini semula berlokasi di Tanjung Tangga Arung. Tetapi, sebab tempat tersebut sering digenangi air, utamanya tatkala air sungai sedang pasang (meluap), di samping daya tampungnya yg terbatas, cuma bisa menapung sekitar 50 orang, sedangkan jumlah pemeluk agama Islam terus bertambah.
Atas pendapattersebut, dibangunlah sebuah masjid yang
dirancang sedemikian rupa supaya mampu memuat ratusan jamaah. Letaknya diusahakan tak jauh dr Kerajaan Kutai, yakni sekitar 300 meter. Proses pembangunannya dikerjakan dengan-cara gotong-royong oleh seluruh kaum muslimin Kutai. Masa pembangunannya dimulai tahun 1897 & simpulan dlm tempo dua tahun.
Bangunan masjid ini memang dirancang permanen bercorak rumah budbahasa Kalimantan, yaitu fondasinya terbuat dr beton watu kali, tiang & dindingnya dr kayu ulin (kayu besi), sedangkan atapnya menggunakan atap sirap. Hingga kini bangunan Masjid Jami Hasanuddin telah berusia satu kurun, namun ada beberapa cuilan dindingnya terlihat keropos.
Lima tahun akhir-akhir ini, sehabis dibangun Masjid Agung Kota Tenggarong maka Masjid Hasanuddin hanya dipakai untuk shalat setiap waktunya, sedangkan sore hari dimanfaatkan sebagai Taman Kanak-Kanak Al-Qur ‘an (TKA). Sedangkan, Masjid Agung Tenggarong selain digunakan untuk shalat pula untuk aktivitas majelis taklim & tempat bermusyawarah bagi penduduk .