Simbol Kerukunan Beragama di Pulau Bali
Bali, yg tersohor selaku daerah pariwisata yg mendunia, pula dikenal dgn kerukunan antar umat beragama. Salah satu simbol kerukunan tersebut adalah daerah Puja Mandala, yaitu kompleks tempat berkumpulnya lima sarana ibadah, yakni pura bagi umat Hindu, vihara untuk umat Buddha, gereja untuk umat Kristen & Protestan, serta masjid sebagai tempat ibadah umat Islam.
Kompleks peribadahan tersebut pada kesudahannya menjadi pesona tersendiri bagi pelancong yg mendatangi Pulau Bali. Lagi pula, lokasinya cuma sekitar 15 menit dr Bandara Ngurah Rai. Pemandangan indah Pantai Kuta pun terlihat dr sana.
Masjid Agung Ibnu Batutah merepresentasikan umat Islam di kompleks tersebut. Terletak di antara gereja & pura, masjid tiga lantai dgn gaya khas arsitektur masjid Indonesia ini terlihat sungguh menonjol. Keberadaannya dapat terlihat dgn mudah dr berbagai penjuru.
Masjid Agung Ibnu Batutah yakni satu dr sedikit masjid di pulau yg secara umum dikuasai penduduknya nonmuslim ini. Untuk itu, optimalisasi fungsi masjid selaku pusat aktivitas jamaah pun menjadi perhatian khusus.
Masjid beratap limas bertumpuk dua tersebut merupakan sentra kegiatan umat Islam di Pulau Bali. Bagian bawah & area sekitar masjid difungsikan sebagai sarana & prasarana pendukung kegiatan, mulai dr ruang konferensi, taman pendidikan Al- Alquran, hingga kegiatan pengumpulan & penyerahan zakat.
Bagian atas masjid yg dipakai sebagai ruang utama ibadah terlihat sungguh lapang karena tak ada tiang penyangga. Kesederhanaan yg ditampilkan lantai berwarna abu-debu berpadu dinding depan yg dilapisi keramik abu-debu bau tanah, sungguh kontras dgn belahan dlm kubah yg memperlihatkan gambar langit biru cerah. Sebuah panorama yg sungguh indah.
Bagian mihrab masjid pun terkesan minimalis tetapi tetap elok. Dominasi warna cokelat muda khas kayu dgn satu ornamen lingkaran bertuliskan lafaz Allah & mimbar beraksen kayu senada dgn latar belakang mihrab seakan menyihir hadirin dgn kesederhanaan yg tampil dengan-cara apik & terbaru.
Masjid pula dilengkapi beduk peninggalan penduduk lama, Al- Quran yg ditulis tangan, mimbar, & ornamen serta artefak khas dunia Islam. Hal ini dilakukan alasannya selain sebagai sentra acara, masjid ini dibutuhkan dapat mendukung pariwisata religi di Pulau Bali.
Keunikan lain dr lokasi Puja Mandala yg mungkin hanya satu- satunya di dunia yakni tak jarang hadirin & penduduk sekitar mendengar bunyi azan, lonceng gereja, kidung Hindu, & genta yg berbunyi bersamaan. Lengkap dgn panorama masing-masing umat yg khusyuk beribadah namun hangat dlm bersosialisasi di antara mereka.