close

Makna Leksikal dan Makna Gramatikal

Makna Leksikal

Makna Leksikal adalah makna yg terdapat dlm kamus sehingga dapat dikatakan bahwa makna leksikal termasuk pula makna dengan-cara harfiah atau makna bahu-membahu. Selain itu, makna leksikal merujuk pada lambang kebahasaan yg mempunyai arti dasar. Dari sudut kebahasaan, makna jenis ini merujuk pada makna bergotong-royong yg tanpa konteks pun mampu berdiri sendiri. Tata cara pemaknaan leksikal atau unsur-unsur leksikal adalah selaku berikut.

  1. Penamaan (naming) atau pelabelan (labeling): Pengalaman & wawasan seseorang dengan-cara empiris dimanfaatkan di sini selaku lambang yg diwujudkan dlm satu kata.
  2. Parafrasa: Komponen makna dianalisis lebih mendalam dgn memikirkan sudut pandang deskripsi.
  3. Pedefinisian (definition): Parafrasa dikembangkan biar makna mampu diterangkan lebih terperinci
  4. Pengklasifikasian (classification): Kelas kata dihubungkan yg dapat disertai dgn ciri-cirinya.

Lihat pula bahan Wargamasyarakat.org lainnya:

Kutipan

Kata Serapan

Teks Eksplanasi

Dilihat dr variasinya, makna leksikal mampu dibedakan menjadi beberapa hal:

1. Sinonim

Sinonim yaitu persamaan kata. Kata yg terdapat di dlm kamus (leksikon) memiliki kekerabatan makna dgn kata lain, contohnya

  1. Laki-laki—laki-laki—perjaka—jantan—jaka
  2. Tampan—cakep—gagah—ganteng—rupawan—ganteng
  3. Bijaksana—arif—bestari—cendekia—intelek
  4. Jenaka—kocak—lucu
  5. Cinta—kasih—sayang—asmara

2. Antonim

Antonim ialah musuh kata. Sebenarnya, penentuan antonim lebih sulit dibandingkan dengan padanan kata. Hal ini disebabkan antonim tak selalu berlawanan antara dua kata. Contohnya, sejak kecil kita terbiasa mengatakan bahwa panas adalah lawan kata dr acuh taacuh. Namun, antara panas & cuek terdapat kondisi lain, yakni suam-suam kuku. Selain itu, terdapat keadaan pembalikan arah atau reverse, misalnya menanggalkan berbalik arah dgn mengenakan. Artinya, diperlukan kepekaan makna dlm memilih antonim. Secara singkat, antonim dapat dicontohkan, antara lain.

  • Padat berlawanan dgn lengang.
  • Gelap berlawanan dgn terang.
  • Tebal berlawan dgn tipis.

3. Homonim

Homonim yaitu kata yg tak hanya pembunyiannya sama dgn kata yang lain, tetapi pula dengan-cara penulisan ejaannya berdasarkan PUEBI. Namun, homonim memiliki makna yg berlawanan. Contohnya, kata bulan dlm konteks tertentu dapat memiliki makna lebih dr satu. Bulan dimaknai selaku satelit dr bumi yg memantulkan cahaya dr matahari terhadap bumi & menjadi penerang bumi pada saat malam hari. Di segi lain, bulan dimaknai sebagai satuan pada penanggalan. Selain itu, kata jarak tak cuma dapat bermakna ruang interval antar dua materi, tetapi mampu pula mempunyai arti tumbuhan perdu (Ricinus Communis).

4. Hiponim

Hiponim yakni kata yg dengan-cara leksikal mewakili satu golongan atau himpunan tertentu. Kata yg mengandung salah satu jenis makna leksikal ini mewakili banyak hal sehingga terjadinya generalisasi. Contohnya, leksikon kendaraan mewakili kata-kata, seperti motor, bis, kendaraan beroda empat, skuter, dsb.

5. Meronim

Kebalikan dr hiponim, meronim yaitu kata yg mewakili sebagian dr keseluruhan. Dengan kata lain, meronim mampu mewakili makna lain yg lebih komprehensif. Contohnya, kata jari mewakili sebagian dr keseluruhan, yakni tangan; kata halaman mewakili sebagian dr keseluruhan, yakni buku; kata jendela mewakili sebagian dr keseluruhan, yakni rumah.

Makna Gramatikal

Makna gramatikal yaitu makna yg tercipta setelah kata disusun menjadi suatu kalimat. Dengan kata lain, makna ini timbul dlm sikap sintaksisnya. Makna ini terdapat beberapa macam sesudah mengalami imbuhan (afiksasi), reduplikasi (pengulangan), komposisi, pembentukan frasa, klausa, & diakhiri dgn kalimat. Jika dilihat dr struktur bahasa & sikap sintaksisnya, makna gramatikal dapat terbagi menjadi beberapa kalangan, antara lain.

1. Parafrasa

Prafrasa yaitu menyusun kembali kata-kata sehingga membentuk kalimat gres dgn menjaga makna atau gagasan aslinya. Hal ini tercipta dr dari rancangan kebahasaan bahwa ada banyak jalan untuk meraih satu makna. Contohnya, saya ialah anak semata wayang dapat disusun kembali menjadi saya tak memiliki saudara kandung. Selain itu, dapat pula berupa Anastasia selalu datang pada waktu yg tepat dapat disusun kembali menjadi Anastasia tak pernah tiba telat.

2. Entailmen

Makna yg tercipta dr proses pembentukan yg pula hubungan dgn makna lainnya. Suatu makna dapat menjadi ringkasan dr makna lain yg berafiliasi. Contohnya, Luffy pada saat ini tak melakukan pekerjaan sama dgn Luffy dikala ini pengangguran.  Contoh yang lain, Derana bersekolah di SMAN 99 Jakarta sama dgn Derana yakni siswi SMAN 99 Jakarta.

3. Praanggapan

Nama lain dr praanggapan adalah presuposisi yg bermakna makna yg berasal dr fikiran. Contohnya, siapa pun kaya berparas menarik, orang kampung ramah, orang berhidung mancung rupawan, dsb.

4. Kontradiksi

Kontradiksi adalah ungkapan yg merujuk pada makna yg dihasilkan bersifat bertentangan. Contohnya, keluarga miskin yg mempunyai mobil,  rasa murung itu membuat hatinya senang, dsb.

5. Tautologi

Tautologi dapat diartikan selaku ungkapan yg merujuk pada makna yg dihasilkan bernilai ketetapan. Artinya, tak ada isi di dlm kalimat tersebut alasannya siapa pun telah menyetujuinya. Contohnya, ibu saya seorang wanita, Presiden Soekarno adalah seorang lelaki, dsb.

Kontributor: Adip Prasetyo, S.Hum.

Alumni Sastra Indonesia FIB UI

Materi Bahasa Indonesia lainnya di Wargamasyarakat.org:

  20 Pola Frasa Nomina Dan Verba - Bahasa Indonesia