close

Makalah Organisasi Regional

Gerakan Non Blok
Latar belakang Gerakan Non Blok
Non-Aligned Movement (NAM) / Gerakan Non-Blok (GNB) yakni sebuah organisasi internasional yang terdiri dari lebih dari 120 negara-negara yang tidak menganggap dirinya bergabung / beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar manapun.
Organisasi Gerakan Non Blok muncul di tengah kompetisi dua kekuatan besar dunia, ialah Blok Barat dan Blok Timur. Persaingan kedua blok terjadi pada kala perang acuh taacuh. Negara-negara Blok Timur dipimpin Uni Soviet sementara negara-negara Blok Barat dipimpin oleh Amerika Serikat. Tiap-tiap blok berupaya mempesona pemberian dari negara-negara lain. Agar negara-negara meningkat tidak terkena efek Blok Barat maupun Blok Timur, maka diresmikan lah organisasi Gerakan Non-Blok.
Kata “Non-Blok” dipaparkan pertama kali oleh Pandit Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India) dalam pidatonya tahun 1954 di Colombo, Sri Lanka. Dalam pidato itu, Nehru menjabarkan lima pilar yang mampu dipraktekkan selaku fatwa untuk membentuk kekerabatan Sino-India yang disebut dengan Panchsheel (lima pengendali). Prinsip ini lalu digunakan selaku basis dari Gerakan Non-Blok. Lima prinsip tersebut ialah:
1.       Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan.
2.      Perjanjian tidak saling melakukan aksi
3.      Tidak melaksanakan intervensi persoalan dalam negeri negara lain
4.      Setara dan saling menguntungkan
5.      Menjaga perdamaian
Gerakan Non-Blok sendiri beawal dari suatu Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika / Konferensi Asia Afrika ialah suatu pertemuan yang diadakan di Bandung, pada tahun 1955. Di sana, negara-negara yang tidak berpihak pada blok manapun mendeklarasikan cita-cita mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi ideologi blok Barat dan blok Timur. Pendiri / Tokoh Gerakan Non Blok ini yaitu 5 pemimpin dunia, yakni:
1.        Josip Broz Tito presiden Yugoslavia
2.        Soekarno presiden Indonesia
3.        Pandit Jawaharlal Nehru perdana menteri India
4.        Gamal Abdul Nasser presiden Mesir
5.        Kwame Nkrumah dari Ghana.
Kemudian Gerakan ini dicanangkan pertamakali dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang diselenggarakan pada tahun 1961 di Beograd (Belgrade), Yugoslavia. Saat itu konfensi ini dihadiri 25 negara dari aneka macam pecahan dunia adalah Yugoslavia (sebagai tuan rumah), Indonesia, India, Afghanistan, Algeria, Yaman, Myanmar, Kamboja, Sri Lanka, Kongo, Kuba, Cyprus, Mesir, Ethiopia, Ghana, Guinea, Irak, Lebanon, Mali, Maroko, Nepal, Arab Saudi, Somalia, Sudan, Suriah, dan Tunisia.
Dengan didasari oleh semangat Dasa Sila Bandung, maka pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang diselenggarakan pada tahun 1961 di Beograd dibentuklah Gerakan Non Blok oleh Josep Broz Tito (Presiden Yugoslavia dikala itu). Hasil dari konferensi tersebut juga mendaulat Josip Broz Tito sebagai Pimpinan pertama dalam Gerakan Non-Blok.
Sejak pertemuan Belgrade tahun 1961, serangkaian Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok sudah diselenggarakan yakni di Kairo, Mesir (1964) dibarengi oleh 46 negara dengan anggota yang datang pada umumnya dari negara-negara Afrika yang gres meraih kemerdekaan, lalu di Lusaka, Zambia (1970), Algiers, Aljazair (1973), Kolombo, Srilangka (1976), Havana, Cuba (1979), New Delhi, India (1983), Harare, Zimbabwe (1986), Beograd, Yugoslavia (1989), Jakarta, Indonesia (1992), Cartagena de Indias, Kolombia (1995), Durban, Afrika Selatan (1998), Kuala Lumpur, Malaysia (2003), Havana, Kuba (2006), Sharm el-Sheikh, Mesir (2009), Teheran, Iran (2012) dan terakhir di Karakas, Venezuela pada tahun 2015.
Gerakan ini sempat kehilangan kredibilitasnya pada akhir tahun1960-an dikala anggota-anggotanya mulai terpecah dan bergabung pada salah satu Blok, utamanya Blok Timur. Sehingga muncul pertanyaan bagaimana sebuah negara yang bersekutu dengan Uni Soviet seperti Kuba bisa mengklaim dirinya sebagai negara non blok. Atau masalah dimana India yang bersekutu dengan Uni Soviet untuk melawan Tiongkok selama beberapa tahun. Lebih buruk lagi, beberapa anggota gerakan non blok bahkan terlibat pertentangan dengan anggota yang lain, mirip misalnya konflik antara Iran dengan Irak dan Pakistan dengan India.
Gerakan ini lalu terpecah sepenuhnya pada tahun 1979 ketika terjadi invasi Uni Soviet terhadap Afghanistan. Saat itu, seluruh sekutu Soviet mendukung invasi sementara anggota GNB, utamanya negara dengan mayoritas muslim, mustahil melaksanakan hal yang serupa untuk Afghanistan balasan adanya persetujuannonintervensi.
Tujuan Gerakan Non Blok
Tujuan GNB ialah seperti yang tercantum dalam Deklarasi Havana tahun 1979, adalah untuk menjamin “kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial nasional, dan keamanan dari negara-negara nonblok” dalam usaha mereka menentang imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme, apartheid, rasisme dan segala bentuk aksi militer, pendudukan, dominasi asing, tidak mencampuri persoalan dalam negeri negara lain, menentang segala bentuk blok politik serta kolaborasi internasional menurut persamaan hak.

Dimana tujuan dari gerakan non blok diatas mampu kita jabarkan kedalam 3 poin utama, yaitu:
1.                   Turut serta meredakan ketegangan dunia akibat perebutan dampak Amerika Serikat (Blok Barat) dan Uni Soviet (Blok Timur) dalam perang acuh taacuh.
2.                  Membendung imbas negatif baik dari Blok Barat maupun Blok Timur ke negara-negara anggota Gerakan Non-Blok.
3.                  Mengembangkan rasa solidaritas di antara negara anggota. Caranya dengan menolong perjuangan negara-negara meningkat dalam mencapai persamaan, kemerdekaan, dan kesejahteraan.
Meskipun organisasi ini dimaksudkan untuk menjadi aliansi yang anggotanya saling komunikasi dan memiliki kedekatan mirip NATO / Pakta Warsawa, negara-negara anggotanya tidak pernah memiliki kedekatan yang diharapkan dan banyak anggotanya yang akibatnya diajak beraliansi salah satu negara-negara adikuasa tersebut. Misalnya, Kuba memiliki korelasi yang erat dengan Uni Soviet pada abad Perang Dingin. Atau India yang bersekutu dengan Uni Soviet untuk melawan Tiongkok selama beberapa tahun.
Perkembangan dalam Gerakan Non Blok
Gerakan Non Blok (GNB) menempati posisi khusus dalam politik mancanegara Indonesia alasannya Indonesia semenjak awal memiliki tugas sentral dalam pendirian GNB. Konferensi Asia Afrika yang diadakan di Bandung pada tahun 1955 merupakan bukti tugas dan kontribusi penting Indonesia dalam memulai penggagasan dan pendirian GNB. Secara khusus, Presiden Soekarno juga diakui sebagai tokoh penggerak dan pendiri GNB. Indonesia menganggap penting GNB tidak sekadar dari peran yang selama ini dikontribusikan, namun juga mengingat prinsip dan tujuan GNB ialah refleksi dari usaha dan tujuan kebangsaan Indonesia sebagaimana tertuang dalam UUD 1945.
Selain peran serta yang telah dijelaskan diatas, Berbagai Peran serta Indonesia dalam Gerakan Non Blok mampu diterangkan dalam beberapa poin dibawah ini:
1.                   Sebagai salah satu negara pemrakarsa, Hal tersebut alasannya adalah Gerakan Non Blok sendiri bermula dari suatu Konferensi Asia Afrika yang digelar di Bandung, pada tahun 1955.
2.                  Sebagai salah satu negara pengundang pada Konferensi Tingkat Tinggi GNB yang pertama, Hal ini alasannya adalah indonesia merupakan salah satu pendiri GNB dan berperan besar mengundang / mengajak negara lain untuk bergabung kedalam GNB. 
3.                  Pernah menjadi ketua GNB pada tahun 1992 – 1995. Pada ketika itu (1-6 September 1992) Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara KTT X GNB di Jakarta. Peserta yang menghadiri KTT X GNB berjumlah 106 negara.
4.                  Indonesia juga turut memecahkan problem-masalah dunia menurut perdamaian dunia, memperjuangkan HAM, dan tata ekonomi dunia yang berdasarkan pada asas keadilan. Indonesia menatap GNB sebagai wadah yang sempurna bagi negara-negara meningkat untuk memperjuangkan cita-citanya. Sikap ini secara konsekuen diaktualisasikan Indonesia dalam perannya di GNB.


ASEAN
Latar Belakang Pembentukan ASEAN
ASEAN yang merupakan sebuah kependekan dari Association of Souteast Asian Nations ialah Perhimpunan Negara-negara yang Berada dikawasan Asia Tenggara. Organisasi ASEAN yang pada mulanya hanya berjumlah lima negara saja kini sudah tumbuh berubah menjadi 10 negara antara lain Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Myanmar, Laos dan Kamboja dimana lima negara pertama yaitu pendirinya.
ASEAN merupakan sebuah organisasi internasional kewilayahan yang begitu besar, kalau dijumlahkan secara keseluruhan luas wilayahnya meraih 1,7 juta mil persegi atau sekitar 4,5 juta kilometer persegi dengan jumlah populasi yang ada didalamnya sekitar setengah milyar orang. ASEAN dibentuk dengan maksud dan tujuan kepentingan negara-negara didalamnya mirip ekonomi, sosial, budaya, dll.
8 Agustus 1967 bertempat di Bangkok. Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Filipina menyepakati terbentuknya ASEAN (Association of South East Asia Nation). Sejatinya ada beberapa persamaan yang melatar belakangi dibentuknya organisasi ini yaitu :
  1. Negara-negara Asia Tenggara memiliki persamaan Geografis ialah berbatasan utara dengan Republik Rakyat Cina, memiliki batas selatan dengan samudera hindia, berbatasan timur dengan samudera pasifik, dan memiliki batas barat dengan teluk bengala dan anak benua India.
  2. Bangsa-bangsa di Asia Tenggara memiliki persamaan ras mongoloid dan mempunyai kebudayaan dasar melayu austronesia.
  3. Pernah mengalami penjajahan beberapa diantaranya yaitu oleh bangsa Portugis, Belanda, Perancis, dan Inggris yang tiba ke Asia Tenggara melalui jalur jual beli maritim. Hanya Thailand, Negara di Asia Tenggara yang tidak mengalami Penjajahan.
  4. Memiliki persamaan kepentingan dalam mengembangkan negaranya.

Kelima Negara yang masing-masing diwakili oleh Menteri Luar Negeri yang berinisiatif terbentuknya ASEAN melaksanakan diskusi tanggal 5-8 Agustus 1967 untuk membicarakan terbentuknya ASEAN dan berakhir dengan akad penandatanganan deklarasi Bangkok yang menjadi tanda sudah resmi berdiri sebuah organisasi regional baru di kawasan Asia tenggara. Perwakilan Menteri Luar Negeri tersebut ialah :
1.       Adam Malik perwakilan Menteri Luar Negeri Indonesia
2.      Rajaratnam perwakilan Menteri Luar Negeri Singapura
3.      Tun Abdul Razak perwakilan Menteri Luar Negeri Malaysia
4.      Narcisco Ramos perwakilan Menteri Luar Negeri Thailand
5.      Thanat Koman perwakilan Menteri Luar Negeri Filipina
Tujuan ASEAN
Berikut isi dari deklarasi Bangkok yang merupakan tujuan dari dibentuknya ASEAN:
  1. Meningkatkan perkembangan ekonomi, mengembangkan kebudayaan, dan meningkatkan kehidupan sosial kawasan Asia Tenggara.
  2. Menjaga stabilitas regional dan meningkatkan perdamaian.
  3. Dalam bidang ekonomi, sosial, ilmu pengetahuan, administrasi, dan teknik akan ditingkatkan dalam kerja sama dan saling membantu antar kepentingan bareng .
  4. Berupaya menjalin kolaborasi yang solid meski sudah ada organisasi regional dan internasional yang lain.
  5. Dalam bidang pendidikan, latihan, dan observasi tempat Asia Tenggara akan ditingkatkan dalam kerja sama.
Pada permulaan dibentuknya ASEAN tidak semua Negara ikut bergabung. Negara-negara tersebut satu persatu bergabung. Uruta waktu kelima Negara lainnya bergabung ialah :
  1. Brunei Darussalam bergabung pada 7 Januari 1987 satu minggu sehabis mereka dinyatakan merdeka.
  2. Vietnam bergabung pada 28 Juli 1995.
  3. Laos dan Myanmar bergabung serentak pada 23 Juli 1997.
  4. Kamboja bergabung pada 16 Desember 1998.
  5. Timor Leste belum dinyatakan resmi bergabung meski sudah mengikuti beberapa kegian dari ASEAN.
Perkembangan ASEAN
Penyelenggaraan KTT ASEAN
1.       KTT ASEAN I tanggal 23 – 24 Februari 1976 di Denpasar, Bali.
2.      KTT ASEAN II tanggal 4 – 5 Agustus 1977 di Kuala Lumpur, Malaysia.
3.      KTT ASEAN III tanggal 14 – 15 Desember 1987 di Manila, Filipina.
4.      KTT ASEAN IV tanggal 27 – 28 Januari 1992 di Singapura.
5.      KTT ASEAN V tanggal 14 – 15 Desember 1995 di Bangkok, Thailand.
6.      KTT ASEAN VI tanggal 15 – 16 Desember 1998 di Hanoi, Vietnam.
7.       KTT ASEAN VII tanggal 5 – 6 No ember 2001 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.
8.      KTT ASEAN VIII tanggal 4 – 5 No bejana 2002 di Pnom Penh, Kamboja.
9.      KTT ASEAN I tanggal 7 – 8 Oktober 2003 di Bali, Indonesia.
10.  KTT ASEAN tanggal 29 – 30 No bejana 2004 di Vientiane, Laos.
11.   KTT ASEAN I tanggal 12 – 14 No baskom 2005 di Kuala Lumpur, Malaysia.
12.   KTT ASEAN II tanggal 12 – 14 No bejana 2007 di Cebu, Filipina.
13.   KTT ASEAN III tanggal 18 – 22 No ember 2007 di Singapore, Singapura.

Pada tanggal 26 Agustus 2007 ASEAN sudah mencanangkan Perjanjian Perdagangan Bebas dengan Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, Selandia Baru yang akan dikerjakan pada tahun 2013, dengan akreditasi Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015.


OKI
Latar Belakang beridrinya OKI
Organization of Islam Conference (OIC) atau Organisasi Konferensi Islam (OKI) dibuat dengan latar belakang rasa cemas umat Islam atas jatuhnya kota Jerusalem ke tangan bangsa Yahudi-Israel dalam Perang Enam Hari tahun 1967. Di dalam kota Jerusalem (Darussalam) bangun dengan megahnya Mesjid Al-Aqsha yang dibangun oleh Nabi Daud a.s. (1000 SM). Mesjid Al-Aqsha pernah menjadi lambang pemersatu umat Islam.
Sebab eksklusif lahirnya organisasi ini yakni pembakaran Mesjid Al-Aqsha pada tanggal 21 Agustus 1969 oleh Israel yang sejak tahun 1967 menduduki Jerusalem. Pembakaran Mesjid Al-Aqsha tersebut membangkitkan amarah umat Islam dari dunia Arab dan dari seluruh dunia.
Dengan terjadinya peristiwa itu, Raja Hassan II dari Maroko menyerukan kepada para pemimpin dunia Arab utamanya dan dunia Islam biasanya untuk bersama-sama menuntut pertanggungjawaban Israel atas kejadian itu. Raja Hassan II menyatakan supaya para pemimpin dunia Islam mengadakan pertemuan untuk menggalang kolaborasi yang efektif agar tercapai pembebasan Jerusalem dan Mesjid Al-Aqsha dari cengkeraman kejahatan Israel.
 Negara-negara Islam membentuk Organization of the Islamic Conference (OIC) atau Organisasi Konferensi Islam (OKI) yakni suatu organisasi yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Ada sekitar 46 negara yang menjadi anggota OKI yang diantaranya yaitu: Afganistan, Bangladesh, Burkina Faso, Mesir, Indonesia, Irak, Iran, Libya, Malaysia, Maroko, Niger, Pakistan, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab.
Tujuan OKI
Organisasi ini dibuat pada bulan Mei 1971. Salah satu tujuan utama OKI yaitu membentuk persatuan pada negara-negara Islam. kerja sama di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, dan ilmu wawasan. Tujuan lain ialah menetralisir diskriminasi etnis dan semua Jenis kolonialisme. Selain itu mendukung usaha rakyat Palestina dan menjaga tempat-daerah suci.
1.       Tujuan dibentuknya Organisasi Konferensi Islam (OKI), antara lain:
2.      Meningkatkan solidaritas Islam antaranggotanya
3.      Berusaha menghapuskan perbedaan rasial, kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, serta duduk perkara diskriminasi.
4.      Mengkoordinasi perjuangan-usaha untuk melindungi kawasan-kawasan suci Islam
5.      Membendung dan menolong usaha rakyat Palestina untuk menemukan hak-hak serta tanah airnya
6.      Memperteguh usaha Islam dengan maksud melindungi kehormatan, kemerdekaan, dan hak-hak nasional mereka.
                                                                                                            
Perkembangan OKI
Pada permulaan pembentukanny, OKI hanyak bergerak dalam kasus pembakaran Masji Agsha, namun dalam perkembangannya menangani persoalan-masalah politik, ekonomi dan sosial budaya
Bidang Politik
1.       Mendukung dan membentu usaha PLO
2.      Mengecam invasi Rusia ke Afghanistan dan menuntut mundur dari kawasan tersebut
3.      Mengusahakan perdamaian Iran-Iran
Bidang Ekonomi
1.       Mendirikan Bank Pembangunan Islam untuk membantu negara-negara anggota
2.      Membentuk sentra-pusat dan observasi duduk perkara ekonomi
Bidang Sosial-Budaya
1.       Membentuk Dana Solidaritas Islam di Jeddah
2.      Mendirikan Pusat Riset Sejarah, Kesenian dan Budaya Islam di Istanbul
3.      Mendirikan dana ilmu, teknologi dan pembangunan di Jeddah
4.      Mendirikan sentra riset dan latihan di Dacca
Negara Anggota
Afghanistan, Aljazair, Chad, Guienea, Indonesia, Iran, Kuwait, Lebanon, Libya, Malaysia, Mali, Maroko, Mauritania, Mesir, Niger, Pakistan, Palestina, Arab Saudi, Senegal, Sudan, Somalia, Tunisia, Turki, Yaman, Yordania, Bahrain, Oman, Qatar, Suriah, Uni Emirat Arab, Sierra Leone, Bangladesh, Gabon, Gambia, Guinea-Bissau, Uganda, Burkina Faso, Kamerun, Komoro, Irak, Maladewa, Djibouti, Benin, Brunei Darusalam, Nigeria, Azerbaijan, Albania, Kirgistan, Tajikistan, Turmeninstan, Mozambik, Kazakhstan, Uzbekistan, Suriname, Togo, Guyana, Pantai Gading.
Penyelenggaran KTT OKI
1.       KTT I : di Rabat, Maroko (1969)
2.      KTT II : di Lahore, Pakistan (1974)
3.      KTT III : di Taif, Arab Saudi (1981)
4.      KTT IV : di Casablanca, Maroko (1984)
5.      KTT V : di Kuwait City, Kuwait (1986)
6.      KTT VI : di Dakar, Sinegal (1991)
7.       KTT VII : di Dacca, Bangladesh (1995)


APEC
Latar Belakang Berdirinya
Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) merupakan upaya kerjasama dari 21 negara dengan tujuan bersama untuk mengembangkan perdagangan bebas di kawasan ini. Pertama kali diresmikan pada tahun 1989 dengan 12 negara anggota di Canberra, Australia, APEC telah menciptakan langkah besar dalam memfasilitasi dan meningkatkan perdagangan di antara negara-negara anggotanya.
Dalam dekade pertama sesudah pembentukannya, perekonomian negara-negara anggota menyumbang 70% dari kemajuan global ekonomi. Anggotanya yakni, berdasarkan karakter, Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chili, Republik Rakyat Cina, Hong Kong, Cina; Indonesia, Jepang, Republik Korea, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Republik Filipina, Federasi Rusia, Singapura, Cina Taipei, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam.
Dinamika ekonomi politik Asia Pasifik pada selesai tahun 1993 tampak memasuki babak gres, khususnya dalam bentuk pengorganisasian kolaborasi perdagangan dan investasi regional. Dalam hal ini, negara-negara Asia Pasifik berbeda dengan negara-negara di Eropa Barat. Negara-negara di Eropa Barat memulainya dengan membentuk wadah kerja sama regional. Dengan organisasi itu, ekonomi di setiap negara saling bekerjasama dan menciptakan ekonomi Eropa yang lebih besar lengan berkuasa daripada sebelum Perang Dunia II. Sebaliknya, negara-negara Asia Pasifik, utamanya semenjak tahun 1970-an, saling berafiliasi secara intensif dan menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi meskipun tanpa kerangka kolaborasi formal seperti yang ada di Eropa. Bahkan, aneka macam transaksi ekonomi terjadi antarnegara yang adakala tidak mempunyai kekerabatan diplomatik. Taiwan adalah pola negara yang tidak diakui keberadaan politiknya, tetapi menjadi rekanan aktif sebagian besar negara Asia Pasifik dalam acara ekonomi. Sekarang dinamika ekonomi itu dianggap memerlukan wadah organisasi yang lebih formal.
Dunia perjuangan lebih dulu merasakan adanya kebutuhan akan organisasi itu, mirip tercermin dalam pembentukan Pacific Basin Economic Council (PBEC) tahun 1969. Organisasi ini beranggotakan pebisnis dari semua negara Asia Pasifik, kecuali Korea Utara dan Kampuchea. Organisasi PBEC aktif mendorong jual beli dan investasi di kawasan Asia Pasifik, tetapi hanya melibatkan sektor swasta.
Pada tahun 1980 timbul Pacific Economic Cooperation Council (PECC). 
Organisasi yang lahir di Canberra, Australia ini menciptakan kelompok kerja untuk mengidentifikasi kepentingan ekonomi regional, terutama perdagangan, sumber daya insan, alih teknologi, energi, dan telekomunikasi. Walaupun masih bersifat informal, PECC melibatkan para pejabat pemerintah, pelaku bisnis, dan akademis. Salah satu hasil acara PECC yakni terbentuknya Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) selaku wadah kolaborasi bangsa-bangsa di kawasan Asia Pasifik di bidang ekonomi yang secara resmi terbentuk bulan November 1989 di Canberra, Australia pada tahun 1989. Pembentukan APEC atas ajuan Perdana Menteri Australia, Bob Hawke. Suatu hal yang melatarbelakangi terbentuknya APEC ialah perkembangan suasana politik dan ekonomi dunia pada waktu itu yang berganti secara cepat dengan hadirnya kalangan-golongan jual beli mirip MEE, NAFTA. 
Selain itu perubahan besar terjadi di bidang politik dan ekonomi yang terjadi di Uni Soviet dan Eropa Timur. Hal ini dibarengi dengan kekhawatiran gagalnya perundingan Putaran Uruguay (perdagangan bebas). Apabila masalah perdagangan bebas gagal disepakati, disangka akan mengakibatkan perilaku perlindungan dari setiap negara dan sangat menghambat jual beli bebas. Oleh alasannya adalah itu, APEC dianggap bisa menjadi langkah efektif untuk mengamankan kepentingan jual beli negara-negara di daerah Asia Pasifik. Adapun tujuan dibentuknya APEC ialah untuk memajukan kerja sama ekonomi di tempat Asia Pasifik utamanya di bidang jual beli dan investasi.
Tujuan APEC
Tujuan APEC yakni untuk mengembangkan kesejahteraan dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia Pasifik dan meningkatkan kerja sama ekonomi lewat kenaikan volume perdagangan dan investasi. Selan itu, APEC bermaksud untuk memperjuangkan kepentingan ekonomi di tempat tersebut di tengah-tengah perkembangan ekonomi internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut APEC melaksanakan kolaborasi dalam tiga ruang lingkup yang disebut dengan Tiga Pilar Kerja Sama APEC. Ketiga pilar itu adalah liberalisasi jual beli dan investasi, fasilitasi usaha, kolaborasi ekonomi, dan teknik.
Perkembangan Apec
KTT APEC
APEC merupakan kolaborasi ekonomi regional untuk memajukan jual beli dan investasi di Asia Pasifik.Pertemuan tingkat tinggi para kepala negara/pemerintah disebut meeting atau AELM (APEC Economic Leaders Meeting = Pertemuan para pemimpin Ekonomi APEC) yang bersifat informal. Adapun AELM diadakan:
a) AELM I di Seattle, AS tahun 1993
b) AELM II, di Bogor, Indonesia tahun 1994
c) AELM III, di Osaka, Jepang tahun 1995
d) AELM IV di Manila Filipina tahun 1996
e) AELM V di Kuala Lumpur, Malaysia, tanggal 17-18 November 1998.


OPEC
Latar belakang berdirinya
Venezuela ialah negara pertama yang berinisiatif pembentukan organisasi OPEC dengan mendekati Iran, Gabon, Libya, Kuwait dan Saudi Arabia pada tahun 1949, menyarankan mereka untuk menukar persepsi dan mengeksplorasi jalan lebar dan komunikasi yang lebih dekat antara negara-negara penghasil minyak. Pada 10 – 14 September 1960, atas ide dari Menteri Pertambangan dan Energi Venezuela Juan Pablo Pérez Alfonzo dan Menteri Pertambangan dan Energi Saudi Arabia Abdullah Al Tariki, pemerintahan Irak, Persia, Kuwait, Saudi Arabia dan Venezuela berjumpa di Baghdad untuk mendiskusikan cara-cara untuk memajukan harga dari minyak mentah yang dihasilkan oleh masing-masing negara. OPEC diresmikan di Baghdad, dicetuskan oleh satu hukum 1960 yang dibentuk oleh Presiden Amerika Dwight Eisenhower yang mendesak kuota dari impor minyak Venezuela dan Teluk Persia seperti industri minyak Kanada dan Mexico. Eisenhower membentuk keamanan nasional, terusan darat persediaan energi, pada waktu perang. Yang menurunkan harga dari minyak dunia di daerah ini, Presiden Venezuela Romulo Betancourt bereaksi dengan berupaya membentuk aliansi dengan negara-negara Arab produsen minyak sebagai satu taktik untuk melindungi otonomi dan profabilitas dari minyak Venezuela. Sebagai kesannya, OPEC didirikan untuk memadukan dan mengkoordinasi kebijakan-kebijakan dari negara-negara anggota selaku kelanjutan dari yang sudah dikerjakan.
OPEC ialah organisasi antara pemerintah yang bangun tahun 1960. Negara anggotanya yakni negara eksportir minyak yang dikala ini terdiri dari Arab Saudi, Iran, Irak, Kuwait, Venezuela, Nigeria, Aljazair, Qatar, Libya, UAE dan Indonesia. Sebelumnya Equador, Gabon juga menjadi anggota namun lalu keluar pada tahun 1992 dan 1994.
Berdirinya OPEC dipicu oleh keputusan sepihak dari perusahaan minyak multinasional (The Seven Sisters) tahun 1959/1960 yang menguasai industry minyak dan menetapkan harga di pasar internasional. “The Tripoli-Teheran Agreement” antara OPEC dan perusahaan swasta tersebut pada tahun 1970 menempatkan OPEC secara sarat dalam menetapkan pasar minyak internasional.
Tujuan OPEC
Setelah lebih dari 40 tahun bangun, OPEC telah menerapkan banyak sekali seni manajemen dalam meraih tujuannya. Dari pengalaman tersebut OPEC jadinya menetapkan tujuan yang hendak dicapainya yaitu: “preserving and enhancing the role of oil as a prime energy source in achieving sustainable economic development” lewat:
1.       Koordinasi dan unifikasi kebijakan perminyakan antar negara anggota;
2.      Menetapkan strategi yang sempurna untuk melindungi kepentingan negara anggota;
3.      Menerapkan cara-cara untuk menstabilkan harga minyak di pasar internasional sehingga tidak terjadi fluktuasi harga;
4.      Menjamin income yang tetap bagi negara-negara produsen minyak;
5.      Menjamin suplai minyak bagi konsumen;
6.      Menjamin kembalinya modal investor di bidang minyak secara adil.
Perkembangan OPEC
Konferensi Tingkat Tinggi OPEC dikerjakan 2 kali dalam setahun. Tetapi konferensi extra-ordinary dapat dilaksanakan bila diharapkan (pasal 11-12). Konferensi OPEC dipimpin oleh Presiden dan Wakil Presiden OPEC yang diseleksi oleh anggota pada ketika pertemuan Konferensi (Pasal 14).  Pasal 15 menetapkan Konferensi OPEC bertugas merumuskan kebijakan biasa organisasi dan mencari upaya pengimplementasian kebijakan tersebut. Sebagai organisasi tertinggi, konferensi Konferensi OPEC mengukuhkan penunjukan anggota Dewan Gubernur dan Sekretaris Jenderal OPEC
Perkembangan OPEC
Pada perkembangannya, keanggotaan diperluas dengan menambahkan tujuh negara yang lain yakni Aljazair, Angola, Indonesia, Libya, Nigeria, Qatar, dan Uni Emirat Arab, membuat keanggotaan total berjumlah 12 negara.
OPEC mewakili kekuatan politik dan ekonomi yang cukup signifikan. Dua-pertiga dari cadangan minyak dunia serta setengah ekspor minyak dunia dimiliki negara anggota OPEC.
Taring OPEC dalam pentas politik dunia pertama ditunjukkan pada tahun 1970an.
Ketika Perang Yom Kippur meletus di Timur Tengah, AS membantu Israel dalam upayanya melawan Mesir dan Suriah.
Sebagai respon, OPEC lantas menerapkan embargo minyak yang ditargetkan terhadap Amerika Serikat dan sekutu Eropanya. Embargo berlangsung dari tanggal 19 Oktober 1973 sampai 17 Maret 1974.
Embargo ternyata berakibat luas. Efek eksklusif meliputi inflasi dan resesi ekonomi di Amerika Serikat dan negara-negara lain yang menjadi sasaran embargo.
Pemilik kendaraan beroda empat di Amerika Serikat sempat dibatasi untuk cuma berbelanja bensin pada hari tertentu serta penerapan plat nomor genap-ganjil untuk beroperasi bergantian.
Embargo minyak juga mendorong produsen mobil memproduksi kendaraan berukuran lebih kecil dan ekonomis bahan bakar.
Bahkan sesudah embargo berakhir, harga minyak terus naik dan ekonomi Amerika Serikat terus menderita.
Meskipun OPEC sering dianggap selaku berlaku “jahat” dalam arena politik, organisasi ini juga memiliki tujuan yang bisa dijustifikasi.
OPEC berfungsi mencegah anggotanya dimanfaatkan oleh negara-negara industri dengan memastikan bahwa negara-negara pengekspor minyak mendapatkan harga minyak yang adil.
 
DAFTAR PUSTAKA
http://sejarahlengkap.com/organisasi/sejarah-berdirinya-asean-2
https://apipah.com/latar-belakang-dan-7-tujuan-organisasi-pertemuan-islam-oki/
http://www.donisetyawan.com/sejarah-pembentukan-oki/
#
https://www.amazine.co/25048/apa-itu-opec-fakta-sejarah-informasi-yang lain/