Makalah Kebidanan Nifas Fisiologis Hari Ke-5

ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU P10001 NIFAS FISIOLOGI HARI KE-5
BAB I
LANDASAN TEORI
A.          Pengertian
  1. Masa nifas yakni masa pulihnya kembali dari era persalinan simpulan sampai alat-alat kandungan kembali mirip pra hamil. Lama nifas ialah 6-8 Minggu ( Rustam Moochtar, 1998 : 115 ).
  2. Nifas yakni puerpurium berjalan selama 6 Minggu sampai 48 hari merupakan waktu yang dibutuhkan untuk pulihnya kembali alat kandungan pada kondisi wajar ( Manuaba, 1998 : 190 ).
  3. Nifas ialah abad sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 ahad ( Sulaiman, 1995 : 315)
  4. Nifas yakni masa  sesudah seorang ibu melahirkan bayi dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya ( Christina Jilid 111, 1993 : 1 ).

B.           Periode Nifas
  1. Puerperium Dini / Early PuerperiumKepulihan dimana ibu sudah diperbolehkan berdiri dan berlangsung-jalan. Dianggap higienis dan boleh melakukan pekerjaan ( setelah 40 hari ).
  2. Puerperium IntermediaKepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggui.
  3. Remote PuerperiumWaktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat tepat, utamanya kalau selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi (mampu berminggu-ahad, bulanan, tahunan ). (  Mochtar, 1998 : 115).

C.          Fisiologi Nifas
Perubahan-perubahan yang wajar terjadi pada kurun nifas yakni :
1.      Involusi
Perubahan sebagai proses kembalinya alat kandungan dan jalan lahir sesudah bayi  dilahirkan sampai meraih keadaan seperti sebelum hamil.
a.       Involusi Rahim
Setelah bayi lahir, TFU ± 3 jari bawah sentra. Setelah 6 Minggu dicapai lagi ukuran normal. Involusi disebabkan oleh autolysis ( Sulaiman, 1983 : 315 ).
TFU dan berat uterus berdasarkan masa involusi :
Involusi
TFU
Berat Uterus
Bayi lahir
Uri Lahir
1 Minggu
2 Minggu
6 Minggu
8 Minggu
Setinggi sentra
2 jari bawah sentra
Pertengahan sentra Symphisis
Tidak teraba atas symphisis
Bertambah kecil
Sebesar wajar
1000 gram
750 gram
500 gram
350 gram
50 gram
30 gram
(  Mochtar , 1998 : 115 ).
Involusi ini terjadi sebab masing-masing sel menjadi lebih kecil alasannya adalah cytoplasmanya yang berlebihan di buang (Sulaiman S, 1983 : 315).
Involusi disebabkan oleh proses autolysis, pada zat protein dinding rahim dipecah, diabsorbsi dan lalu dibuang dengan air kencing, sebagai buktinya kadar nitrogen dalam air kencing sangat tinggi (Sulaiman S, 1983 : 315).
Pelepasan placenta dari selaput janin dan dinding rahim terjadi pada stratum spongiosum bagian atas. Setelah 2-3 hari terlihat bahwa lapisan atas dan stratum spongiosum yang tinggal menjadi nekrosis, sedangkan lapisan bawahnya yang bekerjasama dengan lapisan otot terpelihara dengan baik (Sulaiman S, 1983 : 316).
Bagian yang nekrosis dikeluarkan dengan lochea, sedangkan lapisan yang tetap sehat menciptakan endometrium yang gres. Epitel gres terjadi dengan proliferasi sel-sel kelenjar, sedangkan stroma baru dibuat dari jaringan ikat diantara kelenjar-kelenjar epitelisasi siap dalam 10 hari, kecuali pada daerah plasenta dimana epitelisasi memakan waktu 3 minggu (Sulaiman S, 1983 : 316).
b.      Involusi daerah Placenta
Bekas implantasi placenta merupakan kawasan dengan permukaan bergairah, tidak rata, dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini  mengecil,  pada simpulan minggu kedua cuma sebesar 3-4 cm dan terakhir nifas 1-2 cm. Luka bekas placenta tidak meninggalkan parut waktu sembuh ( Sastrawinata , 1983 : 316 ).
c.       Perubahan pembuluh darah rahim
Setelah persalinan tidak diharapkan lagi peredaran darah yang banyak maka arteri mesti mengecil lagi dalam masa nifas (Sastrawinata, 1983 : 316).
d.      Cerviks
Cerviks agak menganga, seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, adakala terdapat perlukaan kecil sehabis bayi lahir.
Setelah 2 jam mampu dilalui 2-3 jari. Setelah 7 hari cuma mampu dilalui 1 jari (  Mochtar, 1998 : 116 ).
e.       Ligamen-ligamen
Ligamen fasia dan diafragma pelvis berangsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, sebab ligamen rotundum menjadi kendor (  Mochtar, 1997 : 116 ).
f.       Dinding perut dan peritonium
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu usang, namun lazimnya pulih kembali dalam 6 ahad (Sulaiman S, 1983 : 317).
g.      Saluran Kencing
Sulit kencing sebab sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus sfingter ani selama persalinan, juga oleh sebab adanya oedem kandung kemih yang terjadi selama persalinan.  (Mochtar, 1998 : 117 ).
Proses involusi terjadi karena adanya :
Autolysis : Zat protein dinding rahim dipecah, diabsorbsi dan lalu dibuang dengan urine (Sastrawinata, 1983 : 315).
Aktivitas otot-otot : Otot- otot uterus berkontraksi secepatnya postpartum. Pembuluh-pembuluh darah yang berada diantara anyaman-anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan sehabis plasenta dilahirkan (Wiknjosastro, 2006 : 238).
Ischemia (Local anemia) : Yaitu kelemahan darah pada uterus, disebabkan balasan pengurangan fatwa darah yang pergi ke uterus di dalam kurun hamil, sehingga jaringan otot-otot uterus mengalami atrofi kembali ke ukuran semula (Ibrahim, 1993 : 12).
2.      Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam abad nifas
  • Lochea Rubra ( Cruenta )Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel decidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium, selama 2 hari pasca persalinan.
  • Lochea SanguinolentaBerwarna merah, coklat kekuningan berisi darah dan lendir,hari 3-7 pasca persalinan.
  • Lochea SerosaBerwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari 7-14 pasca persalinan.
  • Lochea AlbaCairan putih sesudah 2 minggu.
  • Lochea PurulentaTerjadi infeksi, keluar cairan mirip abses berbau bau.
  • LocheaostasisLochea tidak lancar keluar.
  Pembatasan Makanan Pada Balita Gizi Jelek

(  Mochtar, 1998 : 116 ).
3.      Laktasi
Untuk menghadapi kurun laktasi ( menyusukan ) semenjak dari kehamilan sudah terjadi pergeseran-perubahan pada kelenjar mammae yakni :
a.       Proliferasi jaringan pada kelenjar – kelenjar alveoli dan jaringan lemak bertambah
b.      Keluar cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum, berwarna kuning putih susu.
c.       Hipervaskularisasi  pada permukaan dan bab dalam, dimana vena – vena berdilatasi sehingga tampak terang.
d.      Setelah persalinan, pengaruh estrogen dan progesteron hilang. Maka muncul penraruh hormon laktogenik ( LH ) atau prolaktin yang akan merangsang air susu. Di samping itu imbas oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi ASI akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan. Bila bayi mulai disusui, isapan pada puting susu merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hypofise. Produksi ASI akan lebih banyak. Sebagai efek faktual adalah involusi uteri akan lebih tepat. Disamping ASI ialah kuliner utama bayi yang tidak ada bandingannya, menyusukan bayi sangat baik untuk menjelmakan rasa kasih sayang antara ibu dan anaknya.
(  Mochtar, 1998 : 117 ).

<<<<<<<<<<<<<

Analisa Data