Makalah Karya Ilmiah Sampaumur Kurun Kini

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Menilik fenomena yang terjadi di sekeliling kita, utamanya dunia belum dewasa dikala ini, sungguh sungguh memprihatinkan. Bagaimana tidak, tindak kekerasan yang meningkat, ketidakjujuran yang membudaya, perilaku tidak sopan terhadap orang bau tanah maupun guru, tidak adanya rasa tanggung jawab, dan lain sebagainya. Mau tidak mau menciptakan kita mengurut dada. padahal, generasi muda yaitu 100% penentu kurun depan suatu bangsa.
Di periode globalisasi mirip dikala ini, teknologi, gosip akan sangat gampang diakses kapan dan dimana saja. Siapa pula anaknya yang tidak difasilitasi HP -contohnya- oleh orang tuanya? Itulah salah satu aspek pendukung bagi menurunnya nilai-nilai sopan santun bawah umur kita, selain kemudahan-fasilitas lainnya.
Dari hasil penelitian, lebih dari 4000 pengguguran dilaksanakan setiap hari oleh anak sampaumur, 40% pemakai narkoba yaitu bawah umur usia 14 – 20 tahun. 6241 anak sudah dekat dengan pornografi diantaranya 58% dalam bentuk komik, 26% game, 14% situs porno, 12% film.
Diketahui bahwa belum dewasa kita terancam oleh krisis idola dan krisis pola. Mereka bingung, mereka tidak tahu siapa yang mesti diidolakan, siapa yang dapat mereka teladani dalam menapaki kehidupan mereka yang cuma sementara ini? Tak heran semua fenomena tadi lekat pada diri mereka, karena anak yakni peniru yang unggul, siapapun yang mereka sukai niscaya akan mereka ikuti.
Ada seorang anak yang sungguh mengidolakan Batman, saking senangnya, ia mencoba melayang layaknya seorang Batman. Lalu dia pun naik ke atas atap rumah mereka. Pada kasus lain, ada seorang sampaumur, begitu menyenangi sinetron dengan gaya hidup yang tinggi. Akhirnya meskipun beliau berasal dari keluarga tidak bisa, tetapi dapat bergaya hidup menyerupai orang dari kelompok menengah ke atas dengan mengahalalkan segala cara.
Itulah sekelumit keadaan yang sedang mengancam belum dewasa kita di luar sana. Tidak ada jalan lain kecuali membekali anak dengan Islam. Kenalkan dan arah mereka pada tokoh-tokoh yang memang pantas diidolakan dan diteladani. Siapa lagi kalau bukan para Rasul dan Nabi Allah. Mereka terperinci bukan tokoh fiktif dan imajinatif belaka, mereka terbukti selaku orang-orang yang berhasil menegakkan agama Allah, mereka juga ialah orang yang sudah dijamin Allah selaku mahir nirwana. Alangkah luar biasanya bawah umur kita, andai mereka sungguh-sungguh mengidolakan dan meneladani mereka.
Dalam kala globalisasi yang serba mudah ini, segala berita gampang sekali didapatkan, apalagi lagi banyaknya jejaring sosial yang sudah beroperasi dan hal tersebut memudahkan dalam mengakses banyak hal. Tidak hanya orang akil balig cukup akal. Bahkan belum dewasa dan remaja juga banyak yang mempunyai jejaring sosial atau media sosial.
Kabanyakan dari sampaumur memakai media umum untuk mengikuti demam isu. Trendnya pun tidak hanya trend yang sedang berjalan di Indonesia, melainkan luar negeri juga. Para remaja melakukannya dengan mengikuti akun milik orang-orang tertentu yang umumnya orang tersebut ialah seorang animo setter atau artis dan orang yang mereka idolakan.
Para dewasa juga memiliki banyak sekali alasan untuk mengikuti ekspresi dominan. Mulai dari tidak ingin dikatakan “ kudet ” atau kurang update, ingin jadi terkenal di sekolah atau dilingkungan rumah bahkan terkenal di sosial media, agar mendapat perhatian dan juga ada yang cuma sekedar mengikuti ekspresi dominan saja.Agar mampu mengikuti animo yang sedang berjalan, remaja umumnya menghimpun uang dngtan aneka macam cara. Ada yang dengan cara menabung dengan menyisihkan uang jajan, berdagang sebuah hal, melakukan pekerjaan paruh waktu dan ada juga yang meminta duit orang bau tanah.
Perilaku akil balig cukup akal era sekarang makin bertolak belakang dengan norma yang berlaku di Indonesia. Perilaku akil balig cukup akal saat ini condong mendekati sikap yang negatif tidak memungkiri alasannya kian berkembangnya era globalisasi pola hidup dan perilaku akil balig cukup akal ketika ini, di dalam suatu pergaulan dewasa indonesia telah tercampur dengan gaya pergaulan dari luar, kesannya banyak kebudayaan indonesia tidak menjadi tradisi di kelompok sampaumur, perilaku dianggap selaku sesuatu yang tidak di tujukan oleh seseorang sehingga dapat di sebut dengan sesuatu langkah-langkah sosial yang amat fundamental oleh sebagian insan, langkah-langkah manusia tidak sama dengan sikap sosial alasannya adalah perilaku insan ialah sikap yang khusus  di tunjukan oleh insan.
Dari uraian tersebut maka penulis tertarik untuk menyusun makalah dengan judul “Pergaulan Remaja Masa Kini” untuk menguraikan aneka macam persolan dewasa yang menjadi identitas serta perkembangan jati diri mereka dalam kehidupan sosial penduduk .
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, ada beberapa hal yang menjadi poin persoalan, yaitu sebagai berikut:
1.      Apa pengertian serta ciri-ciri dewasa?
2.      Bagaimana pertumbuhan remaja kala sekarang?
3.      Bagaimana masalah pergaulan cukup umur periode kini?
4.      Faktor-aspek apa saja yang menjadi penyebab pergaulan akil balig cukup akal masa kini?
5.      Perilaku apa saja dari efek pergaulan remaja masa sekarang?
6.      Bagaimana menangani dampak pergaulan akil balig cukup akal era kini?
C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yakni:
1.      Mengetahui serta memahami pemahaman serta ciri-ciri remaja.
2.      Mengetahui serta mengetahui perkembangan cukup umur periode sekarang.
3.      Mengetahui serta memahami persoalan pergaulan dewasa periode kini.
4.      Mengetahui serta mengetahui Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab pergaulan sampaumur periode sekarang.
5.      Mengetahui serta memahami pengaruh pergaulan akil balig cukup akal kurun kini.
6.      Mengetahui serta mengerti menangani dampak pergaulan remaja era kini.
D.    Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini di antaranya:
1.      Mengubah pola pikir akil balig cukup akal masa kini supaya menjadi generasi yang bermoral dan berbudaya.
2.      Mengajak para cukup umur untuk selalu waspada pada hal-hal baru yang terima.
3.      Menginformasikan terhadap dewasa ihwal dampak yang timbul dari gaya pergaulan hidup bebas.
4.      Menjadi Pribadi cukup umur yang selalu aktif untuk menebar manfaat kepada generasi muda yang lain.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian Remaja
Pengertian cukup umur yaitu waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa ini manusia tidak mampu disebut selaku belum dewasa ataupun cukup umur. Remaja berasal dari bahasa latin ialah adolensence yang artinya tumbuh atau berkembang menjadi dewasa.
Dikutip dari Hurlock tahun 1992 ungkapan adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang meliputi kematangan mental, emosional sosial dan fisik.
Dalam bahasa Inggris cukup umur atau teenager yang artinya insan berusia belasan tahun. Usia tersebut ialah perkembangan untuk menjadi dewasa.Oleh alasannya adalah itu, pada kala ini peranan penduduk , keluarga dan orang-orang sekitar berperan penting dalam menolong perkembangan akil balig cukup akal ke akil balig cukup akal.
Masa sampaumur juga disebut kurun uber atau arif baligh. Anak laki-laki yang sudah puber disebut seorang laki-laki, sedangkan perempuan yang telah puber disebut seorang perempuan.
Masa cukup umur yang di alami oleh peremuan berjalan antara umur 12 hinggga umur 21 tahun. Jika pada pria berlangsung sekitar umur 13 tahun hingga dengan 22 tahun.
Berikut adalah beberapa ahli yang mendefinisikan pengertian akil balig cukup akal, yakni :
1.      Calon
Menurutnya era akil balig cukup akal menawarkan dengan terperinci sifat transisi atau peralihan alasannya adalah cukup umur belum mendapatkan status cukup umur dan tidak lagi mempunyai status anak.
2.      Monks Dkk. (1989)
Remaja bekerjsama tidak mempunyai kawasan yang terang, mereka telah tidak tergolong golongan anak-anak, namun belum juga dapat diterima secara sarat untuk masuk ke golongan orang remaja.
Remaja berada di antara anak dan orang remaja, oleh alasannya itu akil balig cukup akal kadang kala diketahui dengan fase “mencari jati diri” atau fase “angin ribut dan topan”. Remaja masih belum mampu mengusai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya.
Namun fase remaja ialah fase perkembangan yang berada pada masa amat memiliki peluang, baik dilihat dari faktor kognitif, emosi maupun fisik.
3.      Siti Sundari
Masa remaja yaitu peralihan dari kurun anak dengan kala dewasa yang mengalami kemajuan semua faktor/fungsi untuk memasuki abad akil balig cukup akal.
dengan dirinya sendiri dan tidak ingindiperlakukan mirip anak-anak lagi.
4.      Y. Singgih D. Gunarso, 1998:8
Remaja yakni permulaannya ditandai oleh pergantian-pergeseran fisik yang mendahului kematangan seksual.
Kurang lebih bersamaan dengan pergantian fisik ini, juga akan dimulai proses perkembanganm psikis cukup umur pada waktu mereka melepaskan diri dari ikatan orang tuanya, kemudian terlihat pergeseran-perubahan kepribadian yang terwujud dalam cara hidup untuk mengikuti keadaan dalam penduduk .
5.      Zakiah Darajat
Zakiah Darajat mendefinisikan bahwa sampaumur “adolescene” diartikan selaku era kemajuan transisi antara periode anak dan masa sampaumur yang meliputi perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional.
6.      WHO (World Health Organization)
Menurut WHO, akil balig cukup akal yakni suatu periode di mana: Individu berkembang dari saat pertama kali dia memperlihatkan tanda seksual sekundernya hingga beliau meraih kematangan seksual Individu mengalami pertumbuhan psikologis dan acuan identifikasi dari anak-nak menjadi sampaumur.
Terjadi peralihan dari ketergantungan sosil ekonomi yang penuh kepada kondisi yang lebih mandiri (Muangman, dalam Sarwono, 2002). WHO menetapkan batasan usia konkritnya yaitu berkisar antara 10-20 tahun. Kemudian WHO membagi periode usia tersebut dalam dua bagian adalah remaja awal 10-14 tahun, dan sampaumur selesai 15-20 tahun.
B.     Tahap – Tahap Masa Remaja
Berikut ini ialah tahapan-tahapan era dewasa, adalah :
1.      Masa pra remaja (Usia 12 – 14 tahun)
Masa pra remaja yaitu kala sekitar kurang lebih 2 tahun sebelum terjadinya pemasakan seksual yang bahwasanya namun telah terjadi kemajuan fisiologi yang bekerjasama dengan pemasakan beberapa kelenjar endokrin.
2.      Masa cukup umur permulaan(Usia 14 – 17 tahun)
Masa akil balig cukup akal permulaan yaitu kurun dalam rentang perkembangan dimana terjadi kematangan alat – alat seksual dan tercapai kesanggupan reproduksi.
3.      Masa remaja tamat (Usia 17 – 21 tahun)
Masa dewasa simpulan artinya tumbuh menjadi dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, Elizabeth B. 1999 : 206).
C.    Ciri – Ciri Remaja
Berikut ini ciri-ciri dewasa yakni :
1.      Pertumbuhan Fisik
Pada kala akil balig cukup akal pertumbuhan fisik mengalami pergeseran dengan segera, lebih cepat daripada periode anak – anak dan kurun akil balig cukup akal.
2.      Perkembangan Seksual
Seksual mengalami kemajuan yang kadang – kadang menyebabkan duduk perkara dan menjadi penyebab timbulnya pertengkaran, bunuh diri dan lain sebagainya.
3.      Cara Berfikir
Cara berpikir causatif adalah menyangkut relasi alasannya adalah dan akibat. Contohnya, akil balig cukup akal duduk didepan pintu, kemudian orang tua melarangnya sambil berkata “pantang“. Jika yang dilarang itu anak kecil, maka dia akan langsung menuruti perintah orang tuanya. Namum, bila remaja yang dihentikan melaksanakan hal tersebut, maka dia akan mempertanyakan mengapa dia dilarang duduk didepan pintu.
4.      Emosi yang Meluap – Luap
Keadaan emosi dewasa pada periode itu masih labil alasannya erat relevansinya dengan keadaan hormon. Suatu ketika dia mampu murung sekali, dilain waktu dia bisa marah sekali.
5.      Mulai Tertarik pada Lawan Jenis
Dalam kehidupan sosial akil balig cukup akal, mereka lebih tertarik pada lawan jenisnya dan mulai berpacaran.
6.      Menarik Perhatian Lingkungan
Remaja akan mulai mencari perhatian lingkungannya, berusaha menerima status dan tugas mirip melalui kegiatan remaja di kampung – kampung.
7.      Terikat dengan Kelompok
Remaja dalam kehidupan sosialnya tertarik pada kelompok sebayanya sehingga tidak jarang orang renta berada dinomor dua, sedangkan kelompoknya menjadi nomor satu. (Zulkifli L. 2003 : 65 – 67).
D.    Tugas Perkembangan Masa Remaja
Berikut ini adalah tugas pertumbuhan kala cukup umur, diantaranya :
  1. Memperoleh sejumlah norma – norma dan nilai – nilai.
  2. Belajar memiliki tugas sosial sesuai dengan jenis kelamin masing – masing.
  3. Menerima realita jasmaniah serta mampu menggunakannya secara efektif dan merasa puas terhadap kondisi tersebut.
  4. Mencapai keleluasaan dari kebergantungan kepada orang renta dan orang cukup umur yang lain.
  5. Mencapai keleluasaan ekonomi.
  6. Mempersiapkan diri untuk memilih suatu pekerjaan yang tepat dengan bakat dan kesanggupannya.
  7. Memperoleh isu ihwal perkawinan dan mempersiapkannya.
  8. Mengembangkan kecakapan intelektual dan rancangan – konsep wacana kehidupan bermasyarakat. dan ;
  9. Memiliki desain – konsep tentang tingkah laku sosial yang perlu untuk kehidupan bermasyarakat. (Sofyan S. Willis. 2005: 8 – 15).
E.     Masa Kini
Masa adalah suatu tahapan dimana kita pernah melewati hal itu, atau belum pernah melewati hal tersebut. Masa kadang-kadang di anggap sepele oleh orang banyak, kalau di amati ada beberapa tahap bagi masa itu sendiri, yaitu :
1.       Masa lalu
Masa kemudian yaitu kala dimana kita telah melewati hal tersebut, atau masa yang telah lampau. Masa kemudian itu “Penting”, mengapa? Karena dari era kemudian kita mendapatkan banyak pengalaman, mampu berguru dari era kemudian. Yang buruk di perbaiki, yang baik kita buat lebih baik kembali. Masa lalu itu semestinya dilupakan, tetapi ingat kala lalu itu “Penting”.
2.       Masa depan
Setelah mengenang abad kemudian, sekarang kita beranjak ke era depan. Masa depan yakni kurun kita untuk meraih kesuksesan, mau jadi apa kita, mau seperti apa kita. Harus sungguh-sungguh paham bagaimana kita menyikapi kala depan, karena periode depan itu “Sangat Penting” untuk kehidupan kita kedepannya.
3.       Masa kini
Dari kedua era diatas, ada satu era lagi disini, ialah kala kini. Masa sekarang yaitu kurun yang “Paling Penting”, sebab era sekarang yang memilih kita ke depan nya mirip apa, mau jadi apa kita. Di kala sekarang kita malas-malasan saja, ya itu pasti akan menentukan kala depan kita, bila kita berusaha untuk kala sekarang, kala depan kita pasti akan cerah. Ingat abad sekarang yaitu masa yang “Paling Penting”.
F.     Definisi Pergaulan Remaja Masa Kini
         Sebagai makhluk sosial, manusia tak lepas dari orang lain. Begitu pula dengan remaja. Ia memerlukan interaksi dengan orang lain untuk meraih kedewasaannya. Yang perlu dicermati adalah bagaimana seorang dewasa itu bergaul, dengan siapa, dan apa saja pengaruh pergaulannya bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya.
Pergaulan berasal dari kata “GAUL”.Pergaulan itu sendiri tujuannya kehidupan sehari-hari  dalam persahabatan ataupun masyarakat. Namun tidak demikian dikalangan pada umumnya sampaumur ketika ini. “Gaul” berdasarkan dimensi cukup umur-sampaumur yakni ikut dalam animo, mode, dan hal-hal yang berhubungan dengan glamoran hidup. Harus masuk ke dalam geng-geng, sering bergabung, dan konkow-konkow diberbagai kawasan mirip mall, tempat wisata,  game center, dan lain-lain. yang mana pada karenanya, gaul dimensi sampaumur akan menimbulkan budaya konsumtif.
Solidaritas dan kesetiakawanan sering dijadikan landasan untuk menggeluti kedunia hura-hura. Dengan “setia mitra” itu pula kebanyakan sampaumur mulai merokok, minum-minuman keras, mengonsumsi narkoba, dan bahkan seks bebas. Kalau tidak ikut kegiatan-aktivitas geng ataupun teman nongkrong bisa dianggap tidak setia kawan, paradigma seperti inilah yang menggerayangi fikiran sebagian cukup umur periode sekarang. Sebenarnya dengan langkah-langkah itu mereka telah merusak kemurnian makna dari solidaritas dan kesetiakawanan itu sendiri.
           Jika ditinjau lebih dalam “Gaul” tidak akan menimbulkan banyak dampak negatif jikalau persyaratan nilai yang digunakan untuk mendefinisikan gaul itu, kriteria nilai yang tepat dengan kebudayaan kita yang sarat dengan tata krama dan kesopanan. Hanya saja, mengubah sesuatu yang sudah mendarah daging di sebagian cukup umur dikala ini tidaklah mudah. Semua itu memerlukan sinergi dari semua pihak, baik oranng bau tanah, keluarga, pemuka penduduk , pemerintah, dan yang tak kalah pentingnya adalah peran kita sendiri sebagai sampaumur yang hendak menjalani kehidupan dalam bingkai kata “gaul” itu sendiri.
Pergaulan remaja dibagi ke dalam dua faktor, yaitu :
1.       Pergaulan Remaja yang Sehat
Pergaulan dewasa yang sehat yaitu pergaulan yang sesuai dengan akhlak pergaulan.
Adapun beberapa cara membuatkan pergaulan yang sehat diantaranya:
a.       Adanya kesadaran beragama bagi cukup umur
Bagi anak dewasa sungguh diperlukan adanya pengertian, pendalaman, serta ketaatanterhadap ajaran-pedoman agama. Dalam kenyataan sehari-hari memperlihatkan, bahwa belum dewasa cukup umur yang melaksanakan kejahatan sebagian besar kurang memahami norma-norma agama. Oleh karena itu, kita mesti mempunyai kesadaran beragama supaya tidak terjerumusdalam pergaulan yang tidak sehat.
b.       Memiliki rasa setia kawan
Agar mampu terjalin hubungan sosial dewasa yang bagus, peranan rasa setia kawan sangat diharapkan. Sebab kesadaran inilah yang dapat membuat kehidupan cukup umur penduduk menjadi tentram.
c.        Memilih sobat
Maksud dari memilih teman yakni untuk mengantisipasi supaya kita tidak terpengaruh dengan sifat yang tidak baik/sehat. Walaupun begitu, tetapi teman yang pegaulannya buruk tidak mesti kita asingkan. Melainkan kita tetap berteman dengannya namun mesti mempertahankan jarak. Jangan terlalu bersahabat dengan beliau.
d.       Mengisi waktu dengan kegiatan yang positif
Bagi mereka yang mengisi waktu senggangnya dengan bacaan yang buruk (contohnya novel/komik seks), maka hal itu akan berbahaya, dan dapat menghalang mereka untuk berbuat baik. Maka dari itu, bila ada waktu senggang kita mesti mengisinya dengan hal-hal yang konkret. Misalnya menulis cerpen, menggambar, atau yang lain.
e.        Laki-laki dan wanita memiliki batasan-batas-batas tertentu
Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan, semestinya sampaumur mesti mempertahankan jarak dengan lawan jenisnya. Misalnya, jangan duduk terlalu berdekatan alasannya adalah mampu menjadikan hal-hal yang tidak diharapkan.
f.        Menstabilkan emosi
Jika memiliki masalah, kita dihentikan emosi. Harus sabar dengan cara menenangkan diri. Harus menuntaskan persoalan dengan komunikasi, bukan amarah/emosi.
g.        Etika Pergaulan Remaja
Etika berasal dari bahasa Yunani antik Ethos dalam bentuk tunggal memiliki banyak arti: tempat tinggal yang biasa, padang rumput, sangkar, kebiasaan, etika, adat, moral, perasaan,perilaku cara berpikir. Dalam bentuk jamak ta etha´ artinya ialah akhlak kebiasaan. Arti inilah yang melatarbelakangi terbentuknya perumpamaan akhlak´ oleh Aristoteles (384-322 SM): ilmu perihal etika kebiasaan, apa yang umum dilaksanakan. Etika memiliki pemahaman yang cukup akrab dengan tabiat. Moral dari bahasa latin mos jamaknya mores bermakna kebiasaan, adab. Dalam kamus bahasa Indonesia pertama kali tahun1988 kata mores digunakan dalam arti yang serupa adalah etika kebiasaan. Makara kata tabiat dan budpekerti keduanya berasal dari kata yang berarti adat kebiasaan.
2.       Pergaulan Remaja yang tidak Sehat
Pergaulan sampaumur zaman sekarang memang sangat memprihatinkan , tidak jarang berbagai berita mengenai kenakalan akil balig cukup akal bermunculan. Mulai dari genk motor tawuran, seks bebas, sampai pada penggunaan narkotika NAPZA. Ini menawarkan bahwa pergaulan cukup umur ketika ini sudah tidak sehat lagi. Cara pergaulan akil balig cukup akal yang mirip kini ini tentu saja sangat menimbulkan efek negatif . Selain memperburuk situasi dan keadaan pergaulan sampaumur dan menghipnotis cara hidup remaja lain, cara pergaulan sampaumur yang seperti sekarang juga dapat mempengaruhi kualitas hidup generasi anak cucu kita.


BAB III
PEMBAHASAN
A.    Perkembangan sikap Remaja Masa Kini
Dewasa ini perkembangan sikap  akil balig cukup akal semakin parah saja, semua itu tidak terlepas dari perubahan nilai yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Gambaran sederhana terlihat pada metode bergaul dan berpakaian sampaumur kebanyakan. Pada tahun 80an bergandengan tangan di tengah jalan apalagi berpelukan sementara masih beratribut sekolah ialah hal yang langka bahkan TABU bagi sebagian besar orang dewasa. Tetapi sekarang fenomena seperti itu menjadi TREND. Rasanya belum lepas dalam kenangan kita saat Film dengan judul ‘BURUAN CIUM GUE’ sungguh digandrungi oleh dewasa. Tentu kita mengajukan pertanyaan kenapa lantas film seperti itu sangat digemari sampaumur kita? Jawabannya yakni ‘nilai’ yang dikemas dalam film itu telah menjadi bab dari pola hidup remaja kita.
Demikian halnya dengan gaya berpakaian remaja putri (ABG ) cenderung mengeksploitasi keindahan tubuhnya. Mereka sering terlihat tampil dengan busana – pakaian minim yang transparan lagi ketat. Model rambut yang punky dengan anting yang bersusun bagi akil balig cukup akal putra menjadi hal biasa. Penampilan dan gaya bicara yang artificial selaku pelengkap dari tongkrongan remaja kita. Mall dan kawasan-daerah biasa yang lain, mirip pantai, kedai-kedai terbuka di sepanjang pantai, cafe, bahkan diskotik menjadi kawasan mangkal mereka. Lebih ironis lagi dikala orang renta memberikan santunan secara tak eksklusif alias mentolerir dengan dalih TREND hidup remaja.
Itu baru satu segi kehidupan akil balig cukup akal kita, masih banyak segi yang lebih buram bahkan telah mencapai titik nadir. Betapa sering kita baca isu utama koran atau lewat layar kaca, terjadi tawuran massal antar sekolah. Di Palembang, tawuran antar pelajar yang melibatkan setidaknya lebih dari tiga sekolah, di antaranya ialah SMK PGRI 2, Sekolah Menengah kejuruan GAJAH MADA KERTAPATI dan SMKN 4 (Lihat Sumatra ekspres Palembang 23 /9/ 2006 dalam Budie 2008). Hal yang serupa juga terjadi di Palu antara siswa Sekolah Menengan Atas 2 dan Sekolah Menengah kejuruan 3 beberapa tahun yang lalu. Demikian halnya di Tolitoli tahun 2006 terjadi agresi saling lempar sekolah antara MAN 1 Tolitoli dengan SMKN 1 Tolitoli. Ada pula siswa memakan sabu-sabu, ekstasi, dan obat-obatan psikotropika yang lain bahkan terlibat dalam pengedaran. Berdasarkan data yang ada pada Kementrian Kordinator Kesejahteraan Rakyat bahwa pada tahun 2006 sekitar 3,2 juta penduduk Indonesia pernah menyantap atau memakai dan obat-obat terlarang yang lain. Selain itu selaku rangkaian dari kecanduan obat-obat terlarang itu, mereka (baca:siswa) sering ditemukan baik secara berpasangan maupun berkelompok melaksanakan pesta seks. Lebih ironis lagi jika hal-hal tersebut terjadi pada jam-jam sekolah. Inilah potret dewasa kita akil balig cukup akal ini yang notabene akan menjadi generasi penerus usaha bangsa.
Pergeseran sikap remaja alasannya adanya norma-norma yang makin kabur sehingga dewasa melakukan penyimpangan, Norma-norma sosial tersebut sama dan berlaku disetiap daerahdi Indonesia lazimnya . Namun alasannya adalah sifatnya yang absurd menciptakan kebudayaan dan norma-norma tersebut makin tergerus. Apalagi kurun globalisasai dimana seluruhnya mampu dilihat, dan dicoba. Ketika gaya pakaian ala kebarat-baratan yang tidak cocok dengan norma kesopanan dan etika istiadat suatu tempat  yang dulunya hanya bisa dilihat di televisi dan majalah namun sekarang sampaumur mampu menyaksikan fashion, style, demam isu melalu majalah dan televisi, bukan hanya melihat, mereka mampu mencoba dan mencicipi ekspresi dominan tersebut tinggal pilih dan beli.
Sekarang menjajal sesuatu yang gres namun tidak sesuai dengan norma-norma dan akhlak istiadat yaitu menjadi hal yang umum untuk para cukup umur. Menggunakan celana pendek ataupun rok mini ditempat lazim ialah gaya hidup. Karena norma-norma dan etika istiadat sifatnya tidak nampak, kesannya norma dan akhlak istiadat yang semakin kabur di era globalisasi ini menciptakan perilaku pelajar kian menyimpang. Pernyataan kedua yakni mengenai makna adalah lebih penting, alasannya adalah pentingnya hakikat kausal dari makna. Sejauh mana makna menjadi kausal sikap?.
Tidak bermakna itu bukan berarti identik dengan menjadi tidak adanya kehidupan atau tidak adanya manusiawi. Dikaitkan dengan perilaku pelajar, penyimpangan yang mereka kerjakan menjadi tidak berarti ketika norma-norma dan akhlak istiadat tidak lagi diberlakukan pada kehidupan mereka. Sesuatu tidak memiliki makna hanyalah jikalau sesuatu itu tidak mampu dihubungkan dengan aksi peranan metode dan manfaatnya. Suatu kategori fakta ialah tidak mempunyai  makna akan namun penting untuk menerangkan agresi menyangkut aneka macam fenomena psikologinya mirip kegembiraan, kebiasaan, dan lain-lain.
Begitu pula perilaku pelajar yang menyimpang itu termasuk tidak berarti karena tidakada manfaatnya, makna kegunaannyalah yang tidak ada dari perilaku pelajaryang menyimpang itu, namun sikap psikologis mereka seperti senang, sedih, kebiasaan mereka itu menjelaskan bila sesungguhnya mereka melaksanakan agresi, walaupun aksinya tersebut tidak menciptakan sesuatu yang memiliki kegunaan.
B.     Permasalahan Remaja Masa Kini
Dewasa ini dengan terjadinya pertumbuhan global disegala bidang kehidupan selain mengindikasikan perkembangan umat manusia disatu pihak, juga mengindikasikan kemunduran etika di pihak lain. Di samping itu, masa informasi yang berkembang pesat pada ketika ini dengan segala imbas kasatmata dan negatifnya sudah mendorong adanya pergeseran nilai di golongan dewasa.
Kemajuan kebudayaan lewat pengembangan IPTEK oleh insan yang tidak sebanding dengan pertumbuhan moral akhlak, telah menimbulkan gejala baru berupa krisis etika utamanya terjadi dikalangan akil balig cukup akal yang mempunyai kondisi jiwa yang labil, sarat gejolak dan gelombang serta emosi yang meledak-ledak ini condong mengalami peningkatan karena gampang dipengaruhi.
Gejala adab sampaumur yang cenderung kurang hormat terhadap orang tua, melawan orang renta, terjerumus dalam perilaku sex bebas, kurang disiplin dalam beribadah, mudah terpengaruh anutan sesat, pendendam, menjadi pemakai obat-obatan, berkata tidak sopan, pendusta, tidak bertanggungjawab dan sikap lainnya yang menyimpang sudah melanda sebagian besar kelompok sampaumur.
Secara pribadi ataupun tidak langsung banyak sekali pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh arus globalisasi kepada psikologi para cukup umur, utamanya akil balig cukup akal Indonesia. Psikologi dan kondisi labil para akil balig cukup akal kita membuat mereka gampang terbawa arus negatif globalisasi. Kita lihat saja sekarang ini banyak sampaumur kita yang terjebak pada seks bebas, yang mana diakomodasi oleh proses globalisasi itu sendiri.
Dari data survey Kesehatan Reproduksi Remaja (15-19 tahun) oleh Badan Pusat Statistik (2009) ihwal sikap sampaumur terhadap kesehatan reproduksi memberikan fakta yang mencengangkan. Data tersebut menyebutkan bahwa dari 10.833 cukup umur laki-laki yang disurvei, 72 persen diantaranya mengaku telah berpacaran. Dan dari 72 persen itu diperoleh data selaku berikut:
1.      92 persen dikala berpacaran lebih sering melaksanakan pegang-pegang tangan
2.      82 persen mengaku sudah berciuman
3.      10,2 persen mengaku sudah melaksanakan korelasi seks (seks di luar nikah)
4.      62 persen mengaku telah melaksanakan petting
Sedang dari hasil survei kepada 8.340 sampaumur putri diperoleh data sebagai berikut:
1.      77 persen mengaku sudah berpacaran
2.       92 persen mengaku lebih sering melakukan pegang-pegang tangan
3.      86 persen mengaku telah berciuman
4.      6,3 persen mengaku sudah melakukan korelasi seks bebas dengan pacarnya
5.      63 persen mengaku sudah melaksanakan petting
Akibat-balasan lain dari seks bebas di kelompok akil balig cukup akal ini pun perlu disosialisasikan kepada para remaja, antara lain; resiko terkena HIV/AIDS, PMS (Penyakit Menular Seksual), KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) hingga pengguguran yang mampu mengakibatkan cacat permanen atau berujung pada maut. Belum lagi efek psikologis yang terkadang lebih mengarah pada wanita korban pelecehan tersebut, mirip rasa aib, depresi berat, rasa tidak berharga, putus asa, dan sebagainya.
Lalu berikut beberapa argumentasi kenapa hal ini bisa terjadi :
1.      Tidak Kuasa untuk Menolak
Biasanya sebab merasa takut diputus dan kehilangan pacarnya. Pacar telah membujuk rayu sedemikian rupa, hingga balasannya tidak bisa menolak. Habis itu, siapa yang akan bertanggung jawab? Biasanya dijadikan argumentasi selaku pembuktian cinta. Sebenarnya kalau dilogika jika sungguh-sungguh cinta, pasti akan saling menjaga
2.      Konsep “GAUL” yang Sesat
Saat ini para akil balig cukup akal banyak yang berasumsi bahwa dengan pernah melaksanakan kekerabatan seks, dianggap ‘Gaul’, berani, mahir, dan sebagainya. Ini pasti suatu desain menyesatkan yang perlu diluruskan kembali pada jalur koridor yang benar.
3.      Prostitusi sebagai Lahan Bisnis
Tidak bisa dibantah kini prostitusi semakin merebak dan berubah menjadi suatu bisnis yang menggiurkan. Akhirnya para dewasa pun banyak yang terjerumus ataupun menjadi korban jual beli insan atas bisnis maksiat tersebut. Di beberapa daerah, ternyata ada juga sampaumur yang pada umumnya wanita, dimana mereka dijual oleh orangtua atau keluarganya sendiri terhadap “Germo” dengan argumentasi ekonomi. Sungguh ironis memang!.    
4.      Korban Tayangan TV
Merebaknya seks bebas di kalangan sampaumur saat ini juga tidak lepas dari efek kotak “setan” yang bernama Televisi. Akhir-selesai ini tayangan di televisi tanpa disadari seringkali mengumbar tontonan yang sensual. Ini tentu mendorong sikap seks yang bergairah pada para sampaumur. Contohnya saja kini sinetron-sinetron yang seringkali memperlihatkan adegan-adegan sensual dan gaya berpacaran yang kebablasan.
5.      Masuknya Budaya “POP”
Masuknya budaya pop Barat ke dalam budaya kita nampaknya kini justru makin memindah budaya kita sendiri. Kini para cukup umur dan generasi muda justru lebih gembira dengan segala pemanis yang kebarta-baratan. Gaya hidup sampaumur pun lebih sering berkiblat pada bangsa lain.
Makara kesimpulannya, semua ini tentu dihentikan kita biarkan begitu saja. Kenyataannya akil balig cukup akal kita belum bisa menerima dan menghadapi adanya globalisasi. Kita sadari psikologi mereka memang masih begitu labil untuk bisa mendapatkan globalisasi secara akil balig cukup akal. Mereka sungguh butuh bimbingan dan partisipasi kita semua. Dunia pendidikan dalam hal ini harus terus berperan aktif menunjukkan pendidikan serta pengajaran kepada para siswa-nya terkait efek-imbas yang ditimbulkan oleh adanya globalisasi ini. Siswa dan para cukup umur diberikan pengertian supaya tidak lagi terjebak pada arus negatif globalisasi semacam seks bebas, pergaulan bebas, dan sebagainya. Karena itu hanyalah kenikmatan yang sesaat dan mampu menjinjing derita seumur hidup.
C.    Contoh Perilaku Pergaulan Remaja Masa Kini
Dewasa ini searah pertumbuhan zaman dan tehnologi aneka macam terjadi penyalah gunaan untuk hal-hal yang negatif. Khususnya periode remaja, anak selalu mencari kesenangan semata tanpa memperdulikan balasan yang akan timbul dari perbuatannya itu. Berikut ini yakni macam – macam sikap akil balig cukup akal periode sekarang :
1.      Cabe – Cabean dan terong – terongan
Cabe-cabean adalah sebutan bagi remaja putri yang senang keluyuran malam dan nongkrong di balapan liar. Sedangkan terong-terongan yakni istilah bagi sampaumur laki-laki yang bahagia dengan kehidupan malam, suka tawuran dan menghisap ganja. Usia mereka umumnya sama, kisaran Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengan Atas.
Cabe-cabean kini tidak cuma ditemui di arena balap liar namun nyaris semua tempat nongkrong anak muda. Cewek Alay Bahan Exxxan (CABE) ini diidentikkan dengan perilaku yang mengarah negative.  fenomena Cabe-cabean mampu dibilang balasan dari kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang renta.
2.      Premanisme di sekolah
Perilaku premanisme tidak tiba dengan sendirinya, ada contoh dan modus tertentu. Para analis menyampaikan perilaku cukup umur ini berkembang sebab sifat kompetitif individu dan golongan sosial pelajar; geng motor, club olahraga, organisasi ke pemudaan dll. Namun lewat kacamata strukturalis-fungsional, yang lebih berbahaya yaitu perilaku premanisme dianggap mulai berkembang di sekolah balasan fungsi unsur sekolah tidak dilakukan sesuai mekanisme yang benar. Munculnya fikiran ini karena sekolah tidak bisa menyelesaikan problem pertumbuhan psikologis siswa. Akar masalahnya berawal dari kasalahan treatmen dalam menghadapi disfungsi psikologis siswa, seperti sifat badung, absen sekolah, telat, berbohong dll, yang lalu dilakukan langkah-langkah kekerasan fisik maupun mental.
3.      Penyalahgunaan narkotika dan Miras (Minuman Keras)
Penyalahgunaan narkotika dan minuman keras saat ini ialah masalah yang cukup berkembang di dunia remaja dan menawarkan kecenderungan yang meningkat dari tahun ketahun, yang akibatnya dirasakan dalam bentuk kenakalan-kenakalan, pertengkaran, munculnya geng-geng akil balig cukup akal, tindakan mesum, dan maraknya premanisme pada golongan dewasa.
Sebagian besar korban penyalahgunaan narkotika dan minuman keras yakni sampaumur, yang terbagi dalam golongan umur 14-16 tahun (47,7%); kalangan umur 17-20 tahun (51,3); kalangan umur 21-24 tahun (31%). pemakai narkotika dan minuman keras di Indonesia secara nasional terbanyak dari golongan pelajar, baik SLTP, SLTA, maupun mahasiswa, yang jumlahnya mencapai 70%, sedangkan yang lulusan SD hanya 30%, dan sebagian besar dari mereka berasal dari kalangan menengah keatas. Hal ini bermakna bahwa sampaumur merupakan sumber daya manusia yang berpeluang menjadi tidak dapat berfungsi secara optimal akhir kian luasnya penyalahgunaan narkoba dan minuman keras.
4.      Mucikari
Mucikari adalah seseorang yang memberikan jasa PSK (Pekerja Seks Komersial). Di usia remaja hasrat seksual sedang tinggi-tingginya sehingga tak aneh jikalau banyak anak muda mencari media yang mampu menyalurkannya, salah satunya melalui pergaulan. Data dari Komisi Nasional Perlindungan Anak mengungkap 21 gadis remaja yang berusia antara 14 hingga 16 tahun tertangkap tahun ini bekerja sebagai mucikari atau ibu inang bagi PSK. Jumlahnya di lapangan, diprediksi lebih besar lagi. Data dari badan PBB yang mengorganisir soal buruh, ILO, ada sekitar 40 ribu sampai 70 ribu anak yang menjadi korban eksploitasi seksual di Indonesia setiap tahunnya. Kebanyakan dari mereka dipicu karena kemiskinan dan konsumerisme yang tinggi. 
D.    Faktor – aspek yang mempengaruhi sikap sampaumur era sekarang
Ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku cukup umur periode sekarang yaitu :
1.      Faktor internal
a.       Faktor Kepribadian
Kepribadian adalah  suatu organisasi yang dinamis pada system psikosomatisdalam individu yang turut memilih caranya yang unik dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya (lazimnya disebut karakter psikisnya).  Masa remaja dibilang sebagai suatu abad yang berbahaya. Pada masa ini, seseorang meninggalkan masa bawah umur untuk menuju kala dewasa. Masa ini di rasakan selaku sebuah Krisis identitas alasannya adalah belum adanya pegangan, sementara kepribadian mental untuk menghindari timbulnya kenakalan cukup umur atau sikap menyimpang.
b.      Faktor Kondisi Fisik
Faktor ini dapat meliputi sisi cacat atau tidaknya secara fisik dan sisi jenis kelamin. Ada sebuah  teori yang menerangkan adanya kaitan antara cacat badan dengan tindakan menyimpang (walaupun teori ini belum teruji secara baik dalam kenyataan hidup).  Menurut teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat fisik condong memiliki rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan tersebut kalau tidak diikuti dengan dukungan tutorial akan mengakibatkan si penderita cenderung berbuat melanggar tatanan hidup bersama sebagai  perwujudan kekecewaan akan keadaan tubuhnya.
c.       Faktor Status dan Peranannya di Masyarakat
Seseorang anak yang pernah berbuat menyimpang kepada aturan yang berlaku, sehabis simpulan melaksanakan proses sanksi aturan (keluar dari penjara), acap kali pada dikala kembali ke penduduk status atau sebutan “eks narapidana” yang diberikan oleh masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali melakukan tindakan penyimpangan aturan alasannya meresa tertolak dan terasingkan.
2.      Faktor Ekstern
a.       Kondisi Lingkungan Keluarga
Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang orang tuanya disibukan dengan acara bisnis sering mengalami kekosongan batin karena bimbingan dan kasih sayang eksklusif dari orang tuanya sangat kurang. Kondisi orang tua yang lebih mementingkan karier dibandingkan dengan perhatian terhadap anaknya akan menjadikan hadirnya perilaku menyimpang kepada anaknya. Kasus kenakalan akil balig cukup akal yang timbul pada keluarga kaya bukan karena kurangnya keperluan materi melainkan alasannya adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang orang bau tanah kepada anaknya.
b.      Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif.
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat kepada acuan perilaku anak muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan menimbulkan tindakan penyimpangan kepada nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah menoleransi langkah-langkah anak muda yang menyimpang  dari hukum atau norma yang berlaku, mirip mabuk-mabukan yang dianggap hal yang masuk akal, tindakan perkelahian antara anak muda dianggap hal yang umum saja. Sikap kurang tegas dalam menangani tindakan penyimpangan sikap ini akan semankin memajukan kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di golongan anak muda.
c.       Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam
Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, mampu juga menyebabkan terjadinya tindakan yang menyimpang dari aturan norma yang berlaku, lebih-lebih bila individunya bermental negative. Misalnya, melaksanakan langkah-langkah pencurian dan mengganggu ketertiban lazim, atau konflik yang bermotif memperebutkan kepentingan ekonomi.         
d.      Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik
Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan mudah menimbulkan kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini mampu mewujudkan langkah-langkah perusakan, pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik (antara lain terjadinya pertentangan antar partai politik atau terjadinya peperangan antar kelompok dan perang kerabat) mampu mensugesti jiwa remaja yang kemudian bisa menjadikan langkah-langkah-langkah-langkah menyimpang.
e.       Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat (Revolusi)
Perkembangan teknologi di berbagai bidang khususnya dalam teknologi komunikasi dan hiburan yang mempercepat arus budaya ajaib yang masuk akan banyak menghipnotis pola tingkah laku anak menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan akhlaknya, atau pengetahuan agamanya masih rendah sehingga gampang berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan norma yang berlaku.
E.     Tantangan yang dihadapi dewasa abad sekarang
Saat ini, kita banyak dibanjiri oleh aneka macam berita yang bisa dengan mudahnya didapat. Baik lewat media cetak, media elektronika ataupun yang modern lewat dunia maya atau internet. Informasi-gosip tersebut dapat berbentukhal yang nyata maupun negatif. Salah satu informasi negatif yang banyak menjadi perhatian adalah gosip mengenai konten-konten cukup umur, yang mampu diakses oleh semua orang dengan gampang khususnya melalui internet. Dikhawatirkan dengan banyaknya arus isu tanpa batasan tersebut dapat mengganti persepsi sampaumur perihal seks dan seksualitas. Keluarga dan sekolah merupakan daerah yang tepat bagi dewasa untuk mendapatkan gosip yang benar perihal pendidikan seks, alasannya adalah lazimnya remaja mengambil teladan dari prilaku orang tua dan orang sampaumur lain di sekitarnya.
Memang hingga saat ini banyak orang yang masih merasa tabu untuk membahas persoalan seks tersebut dengan sesama orang dewasa terlebih dengan bawah umur. Tetapi yang mesti disadari ialah, biasanya dewasa akan mencari panutan dari orang renta, jadi bila orang tua cuma diam saja tanpa menawarkan informasi yang sempurna perihal seksualitas, maka cukup umur dapat mendapatkan informasi yang salah dan menjerumuskan mereka dalam bahaya.
F.     Pergaulan Bebas di tengah Pergaulan Remaja Masa Kini
Di periode globalisasi kini semua sudah semakin canggih mulai dari teknologi sampai pendidikan tapi miris nya pergaulan remaja pun semakin bebas. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan gila masuk ke dalam tetapi tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Pada saat ini, keleluasaan bergaul pada sampaumur sudah sampai pada tingkat yang sangat menguatirkan. Para cukup umur dengan bebas bergaul dengan lawan jenis. Sering kali di jumpai di daerah umum, mereka berangkulan mesra tanpa menyadari penduduk sekitarnya. Mereka yang telah mengenal perumpamaan pacar dari awal masa akil balig cukup akal. Pacar, bagi mereka yaitu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, dewasa jaman kini sering sekali bersaing untuk mendapatkan pacar.
Generasi muda kini ini menjadi bahan percakapan oleh semua kalangan penduduk , sebab generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang nantinya sebagai pemegang nasib bangsa ini, maka generasi mudalah yang memilih semua apa yang dicita-citakan bangsa dan Negara ini. Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di abad depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini supaya lebih baik.
1.      Pengertian pergaulan bebas
Pergaulan bebas adalah salah bentuk perilaku menyimpang yang melalui batas dari kewajiban, permintaan, hukum, syarat, dan perasaan aib. atau pergaulan bebas mampu diartikan sebagai sikap menyimpang yang melanggar norma agama maupun norma kesusilaan. Pengertian Pergaulan Bebas diambil karna arti dari Pergaulan dan bebas. Pengertian pergaulanadalah ialah proses interaksi antara individu atau individu dengan kalangan. Sedangkan bebas yaitu terlepas dari keharusan, hukum, tuntutan, norma agama dan norma kesusilaan. Pergaulan berpengaruh kepada pembentukan kepribadian seorang individu baik pergaulan aktual atau negatif.
2.      Sebab Pergaulan bebas
Ada banyak karena cukup umur melaksanakan pergaulan bebas. Penyebab tiap remaja mungkin berlawanan tetapi seluruhnya berakar dari penyebab utama adalah kurangnya pegangan hidup sampaumur dalam hal doktrin/agama dan ketidakstabilan emosi cukup umur. Hal tersebut menyebabkanperilaku yang tidak terkendali, seperti pergaulan bebas. Berikut ini di antara penyebab maraknyapergaulan bebas di Indonesia:
a.       Sikap mental yang tidak sehat
Sikap mental yang tidak sehat membuat banyaknya sampaumur merasa gembira terhadap pergaulan yang bahwasanya ialah pergaulan yang tidak sepantasnya, namun mereka tidak mengerti alasannya daya pemahaman yang lemah. Dimana ketidakstabilan emosi yang dipacu dengan penganiayaan emosi seperti pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya dikarenakan langkah-langkah keluarga ataupun orang renta yang menolak, hirau tak acuh, menghukum, mengolok-olok,memaksakan kehendak, dan mengajarkan yang salah tanpa dibekali dasar keimanan yang besar lengan berkuasa bagi anak, yang nantinya akan menciptakan mereka merasa tidak tenteram dengan hidup yang mereka biasa jalani sehingga pelarian dari hal tersebut adalah hal berdampak negatif, contohnya dengan adanya pergaulan bebas.
b.      Pelampiasan rasa kecewa
Yaitu ketika seorang cukup umur mengalami tekanan dikarenakan kekecewaannya kepada orangtua yang bersifat sewenang-wenang ataupun terlalu membebaskan, sekolah yang menawarkan tekanan terus menerus (baik dari sisi prestasi untuk cukup umur yang sering gagal maupun dikarenakan peraturanyang terlalu mengikat), lingkungan masyarakat yang memberikan dilema dalam sosialisasi,sehingga menimbulkan remaja sangat labil dalam mengontrol emosi, dan gampang terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya, utamanya pergaulan bebas dikarenakan rasa tidak nyaman dalam lingkungan hidupnya.
c.       Kegagalan dewasa menyerap norma dan pendidikan agama
Hal ini disebabkan alasannya norma-norma yang ada sudah tergeser oleh modernisasi yang sebenarnya adalah westernisasi dan mampu juga karena factor keluarga yang kurang menunjukkan pendidikan agama, sehingga begitu lemahnya akidah seorang remaja yang menyebabkan mereka mudah terpengaruh oleh pergaulan bebas dalam lingkungannya tersebut.
d.      Teman dan Komunitas Tempat Tinggal yang Kurang Baik
Masa remaja yaitu era dimana suatu anak masih mencari jati diri mereka yang bantu-membantu, kala ini masa yang sangat rentan dan mesti terus di control oleh para orang renta kepada anak mereka. Remaja yang tidak dapat memilih sobat dan lingkungan yang bagus serta orangtua yang tidak memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana cukup umur harus bergaul. Karena dewasa yang tidak mampu mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku nakal. Begitupun bagi mereka yang telah mengenali perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak mampu mengembangkan kontrol diri untuk berperilaku laku sesuai dengan pengetahuannya.
3.      Ciri-ciri Pergaulan Bebas
Pergaulan bebas mampu dikenali dengan beberapa ciri-ciri yang menandakannya antara lain sebagai berikut..
a.       Penghamburan harta untuk memenuhi cita-cita sex bebasnya
Rasa ingin tahu yang sangat besar
b.      Terjadi pergantian-pergantian emosi, asumsi, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yang dihadapi.
c.       Terjerat dalam pesta hura-hura dengan menggunakan obat-obat terlarang seperti ganja, putau, ekstasi, dan pil-pil setan lainnya. 
d.      Menimbulkan perilaku munafik dalam masyarakat
e.       Perilaku yang tidak baik
f.       Pakaian terbuka 
g.      Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar, emosional, senantiasa ingin melawan, rasa malas, pergeseran dalam keinginan, selalu memberikan eksistensi dan pujian diri serta selalu ingin mencoba banyak hal. 
h.      Sering mengalami tekanan mental dan emosi
i.        Ingin mendapatkan harta dan duit dengan menghalalkan segala cara termasuk dengan jalan yang salah, keji dan haram. 
4.      Faktor Penyebab Pergaulan Bebas 
Hal yang terjadi dalam pergaulan bebas banyak bertolak belakang dengan atran-hukum dan norma-norma dalam etika pergaulan, hal ini didasari atau disebabkan dari banyak aspek-aspek penyebab pergaulan bebas antara lain sebagai berikut :
a.       Rendahnya Tarah Pendidikan Keluarga
Rendahnya tarah pendidikan keluarga yang berpengaruh besar sebagai penyebab terjadinya pergaulan bebas. Contohnya, keluarga mengisinkan sang anak untuk berpacaran dan ditambah tanpa adanya pengawasan yang mengakibatkan anak terjerumus dalam pergaulan bebas.
b.      Keadaan Keluarga Yang Tidak Stabil (Broken Home)
Keadaan keluarga sangat besar lengan berkuasa pada tingkah laris atau perkembangan psikologi akil balig cukup akal yang mana kondisi orang tua yang tidak serasi yang menciptakan perkembangan psikis anak terganggu dan anak cenderung kesenangan diluar untuk merasa senang, dan melalaikan hal yang terjadi di keluarganya sebab orang bau tanah tidak memberi kasih sayang, sehingga sang anak mencari kesenangan diluar berbuntut pada pergaulan bebas.
c.       Orang Tua yang Kurang Memperhatikan 
Tidak diperhatikan oleh orang renta yang sibuk dengan pekerjaannya sehingga anak kurang menerima perhatian sehingga sang anak bebas dalam beraktivitas. 
d.      Lingkungan Setempat Kurang Baik
Lingkungan sekitar merupakan aspek pembentuk keperibadian seseorang, jika dilingkungan tersebut ialah lingkungan yang kurang kondusif maka sang anak akan terjerumus ke dalam pergaulan bebas dimana kitak pahami bahwa kemajuan seseorang lebih ditentukan pada lingkungan dari pada keluarga. 
e.       Kurang Berhati-Hati Dalam Berteman 
Teman mampu menuntun kita ke arah yang faktual dan negatif dimana sebagian besar pergaulan bebas terjadi sebab berteman dengan orang yang tidak baik.
f.       Keadaan Ekonomi Keluarga 
Keluarga ekonomi yang rendah, membuat anak tidak mampu bersekolah dan biasanya banyak pula yang putus sekolah yang membuat pergaulan anak tersebut dengan dewasa yang senasib yang membuat perilaku sang anak menjadi tambah parah. 
g.      Kurangnya Kesadaran Remaja 
Kurangnya kesadaran cukup umur terjadi merupakan implikasi dari kurangnya wawasan akil balig cukup akal tersebut akan pengaruh pergaulan bebas. 
h.      Adanya Teknologi Informasi (Internet)
Dari adanya internet membuat lebih mudah untuk mengakses jenis macam budaya yang tidak cocok dengan norma ketimuran. 
5.      Akibat Pergaulan/Dampak Pergaulan Bebas
Terjadinya pergaulan bebas memperlihatkan dampak besar baik bagi diri sendiri, orang bau tanah, penduduk dan juga negara, dampak-pengaruh tersebut dari imbas yang ditimbulkan dari pergaulan bebas antara lain selaku berikut: 
a.       Bahaya dari pergaulan bebas adalah seks bebas. Seks bebas yaitu dua orang yang berafiliasi suami istri tanpa ikatan pernikahan sampai dengan kehamilan diluar nikah yang pastinya memalukan diri sendiri, orang bau tanah, penduduk , dan Indonesia dengan budpekerti ketimuran. 
b.      Ketergantungan Obat. Dari undangan sahabat karena asumsi yang masih labil menggiringnya mengkonsumsi obat terlarang hingga menciptakan ketagihan dengan ketergantungan obat-obat terlarang sampai berlebihan dan memiliki pengaruh overdosis yang diakhiri dengan ajal.  Menurunnya tingkat kesehatan. Pergaulan bebas dapat menyebabkan aneka macam penyakit mirip HIV AIDS dan banyaknya yang menggugurkan kandungan yang pastinya membahayakan kesehatannya serta mengkonsumsi obat-obat terlarang yang semua hal tersebut mampu menurunkan kesehatan. 
c.       Meningkatkan Kriminalitas. Bahaya pergaulan bebas yang satu ini mampu terjadi alasannya adalah jika pencadu narkoba tidak lagi memiliki duit untuk membeli maka jalan keluar yang cepat ialah dengan melakukan tindakan kriminalitas. 
d.      Meregangkan Hubungan Keluarga. Pergaulan bebas mampu meregangkan korelasi antara keluarga alasannya adalah beberapa penyebab yang biasanya alasannya adalah emosi meledak-ledak dan bahkan sampai rasa hormat kepada orang renta akan dapat hilang. Menyebarkan Penyakit. Pergaulan bebas yang akrap dengan seks bebas, dan narkoba membuat banyak sekali penyakit mampu menyerang orang-orang sekitar yang tidak bersalah. 
e.       Menurunnya Prestasi. Seorang dengan pergaulan bebas lebih cenderung bersenang-bahagia dan dapat menetralisir konsentrasi mencar ilmu akhir dari minuman keras dan narkoba. 
f.       Berdosa. Pergaulan bebas sudah pasti akan mendapat dosa yang belum rasakan selagi masih hidup, namun ketika kematian menjemput yang dihantarkan terhadap balasan atas doa-dosa yang pernah diperbuat yakni ke neraka.
6.      Cara Mengatasi Pergaulan Bebas 
Masalah apapun dapat dituntaskan, baik itu pergaulan bebas hal ini dapat diatasi, dan dicegah dengan solusi-penyelesaian penanganan dan pencegahan pergaulan bebas dengan beberapa cara antara lain selaku berikut :
a.       Memperbaiki Cara Pandang
Bersikap optimis dan hidup dalam kenyataan untuk mendidik anak-anak untuk berusaha dan menerima hasil perjuangan walaupun tak sesuai dengan apa yang dinginkan sehingga jika hasilnya mengecewakan dapat menanggapi dengan nyata.
b.      Jujur Pada Diri Sendiri 
Menyadari dan mengenali apa yang terbaik untuk dirinya sehingga tidak menganiaya emosi dan diri mereka sendiri. 
c.       Menanamkan Nilai Ketimuran
Nilai ketimuran atau nilai keislaman sangat penting dalam membentuk kepribadian seseorang dengan meningkatkan keimanan selaku pegangan atau perisai untuk berpikir ke pergaulan bebas. 
d.      Menjaga Keseimbangan Pola Hidup
Maksudnya yaitu dengan administrasi waktu, emosi dan energi supaya senantiasa berpikir konkret dengan aktivitas ositif setiap hari. 
e.       Banyak Beraktivitas Secara Positif
Dengan banyak aktivitas positif maka tidak ada waktu untuk menimbang-nimbang hal-hal negatif. 
f.       Berpikir Masa Depan
Berpikir kala depan ialah biar mampu menyusun langkah-langkahnya dalam menggapai kala depan yang dia cita-citakan yang dia impikan supaya tidak menjadi seorang yang hampa tanpa keinginan dan tanpa keinginan. 
g.      Mengurangi Menonton Televisi
Televisi menjadi sumber berita yang mendidik, Namun kenyataannya bertolak belakang, sebab pada umumnya televisi hanya menyiarkan hiburan-hiburan dengan nilai-nilai pola hidup bebas. 
h.      Selalu Membaca Buku
Membaca buku menawarkan kita wawasan luas baik itu wawasan dalam pelajaran di sekolah maupun pengetahuan akan kehidupan yang bagus dan mengenali lebih cepat hal-hal yang tidak baik dan tidak boleh dikerjakan.
i.        Berkomunikasi dengan Baik
Dengan berkomunikasi dengan baik kita mampu bekerjasama baik dengan penduduk dan menciptakan masyarakat tahu akan diri dan tidak mengajak terhadap hal yang negatif alasannya adalah lingkungan atau masyarakat tidak akan mengusik. 
j.        Sosialisasi Bahaya Pergaulan Bebas
Dengan sosialisasi akan ancaman pergaulan bebas menciptakan penduduk khususnya para remaja mengenali bahaya yang ditimbulkan dari pergaulan bebas sebagai langkah pencegahan. 
k.      Menegakkan Aturan Hukum
Dengan penegakan hukum hukum menunjukkan efek jera terhadap pergaulan bebas dan sebagai benteng terakhir untuk menyelamatkan generasi muda anak bangsa Indonesia. 
G.    Solusi Permasalahan dewasa kala sekarang
1.      Pentingnya kasih sayang dan perhatian yang cukup dari orang bau tanah dalam hal dan kondisi apapun.
2.      Pengawasan dari orang bau tanah yang tidak mengekang. Pengekangan kepada seorang anak akan kuat terhadap keadaan psikologisnya. Di hadapan orang tuannya dia akan bersikap baik dan patuh, namun setelah ia keluar dari lingkungan keluarga, ia akan menggunakannya selaku pelampiasan dari pengekangan itu, sehingga ia mampu melaksanakan sesuatu yang tidak diajarkan orangtuanya.
3.      Seorang anak hendaknya bergaul dengan sobat yang sebaya, yang cuma beda 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Hal tersebut dikarenakan bila seorang anak bergaul dengan teman yang tidak sebaya yang hidupnya berlawanan, sehingga ia pun mampu terpengaruh gaya hidupnya yang mungkin belum saatnya untuk beliau jalani.
4.      Pengawasan yang lebih kepada media komunikasi, mirip internet, handphone, dan lain-lain.
5.      Perlunya panduan kepribadian bagi seorang anak semoga beliau bisa memilih dan membedakan mana yang bagus untuk beliau maupun yang tidak baik.
6.      Perlunya pembelajaran agama yang diberikan semenjak dini, mirip beribadah dan mengunjungi daerah ibadah sesuai agamanya.


BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan pergaulan sampaumur periode sekarang ini dapat di simpulkan bahwa telah mengalami rendahnya kesadaran tabiat dewasa kurun kini. Sebab kalau tidak segera di perbaiki, nasib bangsa Indonesia ke depan pasti akan makin memprihatinkan. Oleh alasannya adalah itu dibutuhkan kesadaran yang tinggi dari masing-masing akil balig cukup akal untuk mampu mengubah dan memperbaiki prilaku dan moralnya. Karena dengan kesadaran dari diri kita sendiri, maka prilaku kita mampu diperbaiki tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Sehingga karenanya pasti akan lebih membuat puas dan Nasib bangsa Indonesia ke depan pasti akan lebih makmur dan sejahtera sebab dipimpin oleh orang-orang yang memiliki kepribadian dan susila yang baik.
B.     Saran
a.       Kepada Remaja Indonesia
Penulis menyarankan kepada generasi penerus bangsa Indonesia supaya memperdalam ilmu agamanya alasannya adalah dengan berpedoman dengan ilmu agama seseorang akan mempunyai kepribadian yang luhur dan tidak gampang terpengaruh oleh hal-hal yang negatif.
b.      Kepada Pemerintah Indonesia
Penulis menyarankan terhadap pemerintah semoga memprogramkan pendidikan di sekolah dengan pendidikan akhlak dan kepribadian yang bagus. Jangan cuma menuntut skil dan penguasaan bahan pelajaran duniawi saja. Sebab pendidikan akhlak dan tingkah laku juga sangat diperlukan para generasi penerus untuk membangun bangsa yang lebih baik. 
c.       Kepada Orang Tua Remaja Indonesia
Penulis menyarankan kepada orang renta biar lebih mengamati tingkah laris dan pergaulan anaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Dra.Kun Maryati dan Juju Suryawati,S.Pd,2007, Sosiologi, Jakarta: PT.Gelora Askara Pratama
http://intanmilenia.wagomu.id/e946.html/mirisnya-remaja-kala-sekarang.
http://www.idafazz.com/tentang-kenakalan-dewasa.php
http://www.sumberpengertian.co/pengertian-akil balig cukup akal
https://ekoteknik.wordpress.com/postingan-artikel/anak-muda/pergaulan-remaja-periode-kini/
https://www.kompasiana.com/richardolivierajo/kurun-lalu-kurun-depan-atau-kala-kini_586a0028b893732b0c8a9b9c
https://www.pustakapelangi.com/fenomena-anak-zaman-sekarang/
Kartini ,Kartono,Dr .Kenakalan Remaja.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2005
Prof.Dr. Azyumardi Azra,MA, 2003, Pendidikan kewarganegaraan, Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah
Prof.Dr.Komarudin Hidayat dan Prof.Dr.Azyumardi Azra,MA, 2008, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah