BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku Tercela yakni perbuatan yang tidak Diridhoi oleh Allah. Seorang Menganiaya memiliki arti menyiksa, menyakiti dan berbagai bentuk ketidakadilan seperti menindas, mengambil hak orang lain dengan paksa dan lain-yang lain. Aniaya tergolong tindakan tercela yang dibenci Allah SWT bahkan sesama insan. Berbuat Aniaya mempunyai arti berbuat dosa. Oleh alasannya itu, aniaya akan mendatangkan akibat-akhir buruk yang mau diterima oleh pelakunya. Dewasa ini aneka macam sikap aniaya bahkan sudah menjadi demam isu dikalangan orang yang mempunyai kedudukan tinggi. Mereka senantiasa menilai seseorang dan memperlakukan seseorang sesuai dengan status sosialnya. Bila seorang pejabat telah menganggap seseorang itu jauh lebih rendah dari status sosial yang di jabatnya, bukan tidak mungkin beliau akan berbuat seenaknya sendiri. Sungguh budpekerti insan telah sangat rusak akibat sikap tercela tersebut.
Disisi lain, Al-Qur’an juga mengemukakan dan memberi perayaan wacana akhlak-adat buruk atau tercela yang mampu merusak keyakinan seseorang dan pada risikonya akan menghancurkan dirinya serta kehidupan masyarakat. Akhlak jelek itulah yang disampaikan oleh rasulullah yang ditunjukkan oleh kaum Quraisy dulu untuk memojokkan kebenaran yang disampaikan rasulullah sebagaimana yang dilaksanakan oleh tokoh-tokoh Quraisy seperti Abu jalal, Walid bin mugirah, Akhnas bin syariq, Aswad bin abdi Yaquts. Oleh sebab itu, akidah ialah sebuah pengukuhan kepada kebenaran dan harus dipelihara serta di tingkatkan kualitasnya melalui sikap dan sikap terpuji.
Sifat terpuji dan tercela yang tertanam dalam diri manusia senantiasa berdampingan dan terlihat dalam perilaku sehari-hari. Apabila perilaku seseorang memperlihatkan kebaikan, maka terpujilah sikap orang tersebut. Sebaliknya, bila perilaku seseorang memperlihatkan kebaikan atau kejahatan, maka tercelalah perilaku orang tersebut. Sifat tercela sungguh dilarang oleh Allah SWT dan mesti dikesampingkan dalam pergaulan sehari-hari alasannya adalah akan merugikan diri sendiri maupun orang lain. Maka dari itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai isra.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Israf?
2. Apa Dalil tentang Israf?
3. Apa Ciri-Ciri Israf?
4. Bagaimana Bentuk sikap Israf?
5. Apa bahaya perilaku Israf?
6. Bagaimana Upaya Mengatasi Sikap Israf?
7. Bagaimana Hikmah Israf?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui serta mengetahui Pengertian Israf.
2. Mengetahui serta memahami Dalil perihal Israf.
3. Mengetahui serta mengetahui Ciri-Ciri Israf.
4. Mengetahui serta mengetahui Bentuk perilaku Israf.
5. Mengetahui serta memahami bahaya sikap Israf.
6. Mengetahui serta memahami Upaya Mengatasi Sikap Israf.
7. Mengetahui serta memahami Hikmah Israf.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Israf
Secara Bahasa israf berasal dari kata sarafa, yasrafu, israfa yg artinya memboroskan, membuang-buang, melampaui batas atau berlebih-lebihan. Dan secara ungkapan ialah melaksanakan sebuah tindakan yg melebihi batas atau ukuran yang bantu-membantu. Sikap ini biasanya terjadi pada orang-orang yang rakus dan tidak puas atas nikmat yang sudah di beri oleh Allah Ta’la. Israf yaitu perbuata yg tidak di sukai oleh Allah karena tindakan ini merupakan bab dari bentuk tidak mensyukuri nikmat yang sudah di berikan oleh allah Ta’ala
B. Sebab-alasannya adalah isra
Ada beberapa hal yang menjadikan seseorang berperilaku Israf. Yang pertama yakni lingkungan keluarga. Contoh simple, anak cenderung mengikuti kebiasaan orang tuanya. Orang tyua yang umum hidup boros, bermewah-mewahan, atau anak yang dibiasakan untuk mendapatkan semua kemauannya, maka dikala bersar, sifat trsebut lazimnya tetap ia bawa.
Selain itu, sikap Israf bisa juga disebabkan sesorang yang menemukan kelapangan sesudah ia mengalami kesulitan atau kesulitan. Misalnya orang yang sebelumnya kehidupan mereka susah. Namun sebab hasil pertambangannya (TI-contohnya), hasil perkebunannya yang melimpah-ruah dengan harga yang tinggi (lada, karet dan sebagainya), yang mampu diperoleh dalam waktu yang relatife singkat, membuatnya kaya secara tiba-tiba. Hal inilah yang lalu menjadikannya bertingkah berlebih-lebihan, membeli tidak dengan mempertimbangan urgensi atau sekedar untuk pamer-pamer.
Sabda Rasulullah SAW : “Maka bergembiralah dan berharaplah kepada apa yang mudah bagimu. Demi Allah, bukanlah kefakiran yang saya khawatirkan atas kau, namun aku mengkhawatirkan atas kau dibentangkan dunia untuk kau sebagaimana yang pernah dibentangkan bagi orang-orang sebelum kamu, lantas kau berlomba-kontes memperebutkannya, lalu membinasakan kau sebagaimana dahulu membinasakan mereka.” (HR. Bukhari).
“Sesungguhnya dunia itu bagus dan hijau (indah dan menarik). Dan sebetulnya Allah menugaskan kau untuk mengurusnya, lalu dia mengamati bagaimana kamu berbuat. alasannya itu berhati-hatilah kepada dunia dan berhati-hatilah kepada perempuan. Karena mula pertama fitnah bagi Israil yaitu para wanita.” (HR. Muslim).
Sebab ketiga, seseorang bertingkah Israf yakni bergaul/berkawan dengan orang-orang Israf. Akhlak seseorang lazimnya bisa dilihat dari adat dengan siapa beliau bergaul. Karena manusia itu lazimnya menjiplak adat dan perangai kawannya, apalagi jikalau pergaulan tersebut berlangsung usang. Karenan inilah salah satu urgensinya mengapa Islam memerintahkan kita menentukan teman yang pilih-pilih.
Lupa mencari bekal ‘perjalanan’. Menuju ridha Allah SWT dan surga tidaklah dengan kemewahan, kenikmatan dan berpangku tangan ria, tetapi mesti ditempuh dengan kejantanan dan ketangguhan. Untuk itulah beliau harus mencari bekal dan bila tidak ia akan terjatuh ke dalam Israf (Al Baqarah :214, Ali Imaran:142).
Sebab Israf lainnya juga mampu dikarenakan istri dan anak, lupa terhadap adab dunia. Tabiat kehidupan dunia ialah tidak tetap pada satu keadaan saja, tetapi senantiasa berubah-ubah dan berganti-ganti.
Sebab ketujuh ialah mereka yang memandang rendah pada nafsu. Nafsu senantiasa tunduk dan patuh berdasarkan tutorial dan tuntunan kalau dijalankan dengan benar-benar, dan ia akan lepas control mengikuti syahwat jika dibiarkan dan tidak dikendalikan benar-benar. (QS Ar-Ra’ad:11, Asy Syamsi: 9-10, Al Ankabut:69)
Lupa kepada kehebatan dan hal-hal yang menyeramkan pada hari akhir zaman.
Sabda Rasulullah SAW. “Kalau kau mengenali apa yang aku pahami, pasti kau akan tertawa sedikit dan banyak menangis.”(HR. Bukhari) “Dan kamu tidak akan bersenang-bahagia dengan istri di atas daerah tidur.” (HR Tirmidzi)
Lupa terhadap realita kehidupan yang dialami oleh manusia kebanyakan dan kaum muslimin khususnya juga akan menjadikan seseorang berlaku Israf. Rahasia Rasulullah SAW senantiasa bersedih hati memikirkan penduduk sebelum beliau diutus menjadi Rasul dan sesudahnya, sehingga Allah menegur dan melarangnya bersikap begitu. (QS. Al Kahfi:6, Asy Syu’ara:3, Fathir: 8)
Dan alasannya terakhir, Israf mampu terjadi dikarenakan seseorang tidak peduli akhir yang bakal terjadi.
C. Dalil wacana Larangan Bersifat Israf
[7:31] Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS Al Araaf:31)
[17:29] Dan janganlah kau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya alasannya adalah itu kau menjadi tercela dan menyesal (Qs. Al Isra: 29)
[10:12] Dan kalau manusia ditimpa ancaman ia berdo’a terhadap Kami dalam kondisi berbaring, duduk atau berdiri, namun sehabis Kami hilangkan ancaman itu daripadanya, beliau (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah beliau tidak pernah berdo’a terhadap Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melebihi batas itu menatap baik apa yang selalu mereka kerjakan. (Qs. Yunus: 12)
[6:141] Dan Dialah yang menimbulkan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-flora yang beragam buahnya, zaitun dan delima yang sama (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) jikalau ia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik risikonya (dengan disedekahkan terhadap fakir miskin); dan janganlah kau berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menggemari orang yang berlebih-lebihan. (Qs. Al An’am:141)
[40:43] Sudah niscaya bahwa apa yang kau seru semoga saya (beriman) kepadanya tidak mampu memperkenankan permintaan apapun baik di dunia maupun di akhirat. Dan sebenarnya kita kembali terhadap Allah dan sebenarnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka. (Qs. Ghafir:43)
[26:151] dan janganlah kau mentaati perintah orang-orang yang melalui batas, (Qs Ash Syuara:151)
[26:152] yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak menyelenggarakan perbaikan”.(Qs Ash Syuara:152)
D. Contoh dan Bentuk Perilaku Israf
Israf dapat dikerjakan insan dalam banyak tindakan keseharian, beberapa contoh di antaranya yaitu selaku berikut.
1. Israf dalam Makan dan Minum
Israf dalam makan dan minum sungguh dibenci oleh Allah Swt. Kita tahu bahwa Allah menyediakan semua yang ada di bumi ini untuk kepentingan insan. Meskipun demikian, bukan bermakna kita harus memuaskan impian untuk makan dan minum semua yang ada. Makan dan minum melampaui kebutuhan akan menenteng imbas tidak baik bagi badan kita. Tubuh akan menjadi lelah. Hal ini dapat dengan mudah kita rasakan ketika kita berlebih-lebihan makan dan minum saat berbuka puasa. Jika berlebih-lebihan dikala berbuka puasa, mampu ditentukan kita akan lemas dan kekenyangan serta menjadi tidak nyaman. Akibat fisik lain dari israf makan dan minum ialah badan akan menjadi gemuk. Kegemukan yang berlebihan atau obesitas tidak baik untuk kesehatan. Oleh karena akhir jelek yang dibawa oleh israf dalam makan dan minum, Allah Swt. dengan tegas melarang kita untuk berlebih-lebihan saat kita makan dan minum.
Artinya: . . . Makan dan minumlah tetapi janganlah berlebihan. Sungguh, Allah tidak menggemari orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S. al-A’ra f [7]: 31)
Dengan jelas Allah Swt. melarang kita, hamba-Nya berlebih-lebihan dalam hal makan dan minum. Berlebih-lebihan dalam makan dan minum mampu mengakibatkan dampak negatif bagi badan mirip munculnya penyakit tertentu. Kelebihan mengonsumsi gula mampu menjadikan timbulnya penyakit diabetes, kelebihan dalam mengonsumsi garam mampu mengakibatkan hipertensi, dan beberapa penyakit yang lain.
Rasulullah saw. mengajarkan kita supaya menyelesaikan makan sebelum kenyang dan hanya akan makan kalau merasa lapar. Cara ini merupakan resep untuk mempertahankan kesehatan. (Sa’id Hawwa. 2003. Halaman 72)
2. Israf dalam Berbicara
Israf lain yang dihentikan dalam agama ialah israf atau berlebihan ketika berbicara. Berlebihan dikala mengatakan akan membawa pengaruh buruk. Berlebihan saat berbicara akan menjadikan bosan bahkan benci musuh bicaranya. Lebih berbahaya lagi bila yang dibicarakan adalah malu orang lain atau berbicara perihal info yang belum tentu kebenarannya mampu menjadi fitnah terhadap orang lain. Oleh karena itu, Rasulullah mengingatkan kita untuk senantiasa menjaga verbal biar tidak mudah mengatakan yang berlebih-lebihan. Jika tidak dapat berkata yang baik dan bijaksana, lebih baik diam. Perhatikan sabda Rasulullah saw. berikut ini.
Artinya: Dari Abi Hurairah r.a. dari Nabi saw. bersabda: barang siapa beriman terhadap Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berkata yang bagus atau membisu. (H.R. Muttafaq ‘Alaih)
Demikianlah, kadang membisu itu lebih baik dibandingkan dengan berbicara yang tidak terperinci arahnya. Jika berkata atau berbicara, dia harus berbicara wacana sesuatu yang baik. Ada saatnya kita harus mengatakan atau membisu. Kita mesti berbicara dikala menyaksikan kemungkaran. Ketika melihat atau mengetahui seseorang berbuat kemungkaran, kita harus mengingatkannya dengan perkataan. Kita ingatkan orang tersebut bahwa perbuatannya ialah kemungkaran dan mengajaknya untuk berbuat sesuai dengan syariat Islam. Selain itu, kita harus berbicara dikala menyaksikan ketidakadilan. Kita harus mengatakan kebenaran meskipun pahit rasanya. Kita mesti mengatakan sesuai dengan keperluan dan tidak berlebih-lebihan.
3. Israf dalam Perbuatan
Tentu kita pernah mendengar ungkapan overacting. Overacting yaitu berlebih-lebihan ketika melaksanakan sesuatu sampai terkesan dibuat-buat. Sikap overacting ini tentu tidak disenangi oleh orang lain. Overacting dapat kita temukan dalam banyak sekali bentuknya. Misalnya berlebihan saat pertanda sesuatu dengan gaya yang berlebihan pula, berlebihan dalam berpakaian (tidak memakai budpekerti berpakaianyang baik), dan berlebihan saat mengendarai kendaraan beroda empat gres.
Contoh lain ialah langkah-langkah overreactive lazimnya muncul sebab ketidaktahuan atau panik yang berlebihan pelakunya wacana sesuatu yang dihadapinya. Ketidaktahuan atau panik itu menyebabkannya tidak dapat berpikir secara jernih. Oleh karena itu, langsung bereaksi saat ada sesuatu di hadapannya. Tindakan yang diambil pun tidak jarang langkah-langkah yang kurang tepat.
4. Israf dalam Menuntut Hak
Israf ini dilaksanakan dalam kondisi umum dan kadang-kadang timbul dalam tindakan yang bersifat aksi. Israf mampu juga terjadi dikala kita berupaya menuntut hak secara membabi buta. Contoh yang paling mudah yaitu dikala kita merasa disakiti oleh langkah-langkah orang lain. Saat itu kita merasa disakiti maka kita akan berusaha membalasnya dengan kadar yang berlebihan bahkan melampaui batas. Hanya alasannya tersenggol dikala berlangsung di trotoar, lantas kita memarahinya bahkan memukulnya. Hal ini pasti tidak mampu dibenarkan.
Beberapa Hal yang Termasuk Perbuatan Berlebih-lebihan.
Perlu dibedakan antara berlebihan dengan pemurah. Bahwa orang yg berlebihan ialah oarang yang mempergunakan sebuah tindakan melampaui yang kita perlukan atau memperbesar sesuatu yang tidak sebaiknya. Menurut syaekh Nashir As Sa’di ada 3 hal yg bisa dikatagorikan berlebihan, yakni :
a. Menambah-nambah di atas kadar kesanggupan, dan berlebihan dalam hal makan, sebab makan yang terlalu kenyang mampu mengakibatkan hal yang negatif pada struktur tubuk insan.
b. Bermewah-glamor dalam makan, minum dan lain-lain artinya dalam menyantap atau meminum sesuatu dihentikan memperturutkan hawa nafsu, sehingga semua yang di kehendaki tersedia.
c. Melanggar batasan-batas-batas yang telah di pastikan Allah Ta’ala.
d. Menumpuk-numpuk harta atau sesuatu hal yang tidak telalu diharapkan oleh kita maupun oleh penduduk .
e. Melakukan segala sesuatu yang berlebiha, contohnya terlalu banyak tidur bisa menimbulkan banyak sekali penyekit utamanya malas, dari penyakit malas inilah timbul berbagai pengaruh yang tidak baik seperti tidak mau bekerja, kalaupun melakukan pekerjaan akhirnya pun tidak akan maksimal
f. melakukan pekerjaanyang tidak berguna, seringkali kita selaku insan suka denga hal-hal yang bersifat hura-hura
g. memperturutkan hawa nafsunya, insan dalam menghadapi hidup umumnya dihadapakan pada dua masalah yaitu antara kebutuhan dan keperluan dengan impian.
Lawan dari israf ialah seperlunya atau sekedarnya, hidup sederhana bukan bermakna kikir. Orang sederhana tidak indentik dengan ketidak mampuan. Hidup sederhana adalah membelanjakan harta benda Kesederhanaan muncul karena pengertian akan hakikat hidup didunia. Dalam pandanganny, dunia bukanlah kawasan yang awet, dunia cuma sebagai daerah untuk beramalsehingga ketika beliau diberi karunia berupa harta benda maka dia akan pergunakan seperlunya sesuai dengan kebutuhannaya dan selanjutnya dia belanjakan dijalan Allah.
E. Ciri-ciri Perilaku Israf
1. pamer kekayaan, belebihan dam memakai atau memakai kekayaan, baik berupan busana maupun masakan, sehingga menjadikan perilaku ria.
2. Berjiwa angkuh, lepas control terhadap diri sendiri dan social, sehingga melaksanakan hal-hal di luar kewajaran.
3. Mendambakan kemewahan dunia semata, sehingga melewatkan akhirat.
4. mengingkari nikmat yang dikaruniakan oleh Allah, atau kufur nikmat mirip melewatkan pemberi Rizky (ALLAH) dan menganggap rizky yang diperolehnya hanya semata perjuangan sendiri.
5. Melakukan ibadah secara berlebihan, seperti shalat malam semalam suntuk, sehingga ketiduran menjelang pagi dan meninggalkan shalat subuh.
F. Bahaya tindakan Israf
Setelah kita mengetahui arti dari israf, dalil tentang larangan berbuat israf serta hal-hal yang diketegorikan tindakan israf, maka itu perlu juga mengetahui manfaat imbas yang ditimbulakan akibat dari tindakan israf, yaitu :
1. Dibenci oleh Allah Ta’ala
2. Menjadi sobat setan
3. Menjadi orang yang mau tercela dan menyesal
4. Akan Allah binasakan
5. Menjadi orang yang kesasar
6. menetralisir ketabahan dan keseimbangan yang dituntut adama dalam melakukan berbagai tanggung jawab aturan.
7. Melupakan amal yang baik dan melakukan yang sunah.
8. Meninggalkan amal-amal kebaikan yang lain.
Dampaknya yakni :
1. Penyakit tubuh. Misalnya orang yang terlalu mengutamakan perut, sudah pasti memiliki pengaruh pada timbulnya penyakit-penyakit seperti kolesterol, darah tinggi dan lain sebagainya.
2. Hati yang keras (Az Zumar:22)
Hati akan lembut dan menjadi lunak kalau perutnya lapar atau hanya makan sedikit.. Begitu sebaliknya. “Dan banyak nian orang yang melaksanakan shalat malam, namun hasil dari shalatnya itu hanyalah begadang (tidak tidur malam).” (HR. Thabrani)
3. Lamban berfikir
“Apabila perut penuh, maka tidurlah logika.” (Orang-orang dulu), maka dia kehilangan ciri khas sebagai manusia, yakni daya pikir atau akalnya.
4. Aktifnya dorongan kejelekan dan dosa-dosa.
5. Mengalami keruntuhan mental (frustasi) saat menghadapi cobaan dan kesusahan.
6. Tak menghiraukan orang lain karena hidupnya senantiasa diliputi kenikmatan-kenikmatan.
7. Menghadapi banyak pertanyaan dan pertanggungjawaban di hadapan Allah pada hari kiamat nanti. (QS. At Takatsur: 8)
Sabda Rasulullah, SAW : “Barang siapa yang dimunaqasyah (dihadapkan pertanyaan-pertanyaan) untuk dihisab pada hari akhir zaman, memiliki arti dia sudah disiksa.” (HR. Bukhari)
8. Terjatuh ke dalam perjuangan yang haram
“Semua Jasad (badan) yang berkembang dari penghasilan yang haram, maka nerakalah yang lebih cocok untuknya.” (HR. Tirmidzi)
9. Menjadi kerabat syetan. (QS. Al Isra (17): 27, Al Mujadilah (58) :19)
10. Terhalang untuk memperolah cinta Allah (QS. 6: 141, 7:31)
G. Upaya Menghindari sikap Israf
Di antara upaya dalam menyingkir dari perilaku Israf adalah
1. Melakukan amal ibadah secara istiqamah ataupun terus-menerus walaupun sedikit. Amal tersebut merupakan amal yang paling di sukai oleh Allah SWT.
2. Hidup secara bersahaja dan tidak senantiasa mengikuti hawa nafsu. Sederhanakanlah dan tundukkanlah hawa nafsu dengan menggunakan akal sehat. Seseorang yang hidup bersahaja, tidak akan senang melakukan sesuatu yang di luar kewajaran, sebab tindakan tersebut akan merendahkan dirinya di hadapan Allah SWT dan juga manusia yang lain alasannya sebagian besar keburukan yang menimpa insan bersumber dari hawa nafsu yang lepas kendali.
3. Jangan mengikuti hawa nafsu atau panggilan setan.
4. Jangan mendekati hal-hal yang mendorong diri untuk berbuat yang tidak baik atau melebihi batas.
5. Tanamkan sikap sepadan atau perilaku kesejajaran atau kesesamaan.
H. Hubungan Antara Israf dengan tabdzir dengan Bakhil
Israf ialah suatu perilaku atau sifat yang mengarahkan insan menjadi berlebih-lebihan, atau dalam hal ini melebihi batas, berkaitan dengan tabdzir lebih konsentrasi pada menyia-nyiakan. persamaan dari Israaf dan Tabdziir menurut Para ulama sudah sepakat bahwa secara syar’i makna kata
Kamarudin. 2011. Makalah Perilaku Tercela. http//perilakutercela.com/.
https://diceusuhartono.wordpress.com/2012/04/26/sikap-tercela/