BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan & binatang memiliki peranan yg penting dlm menjaga kelangsungan & keseimbangn kehidupan di dunia. Tumbuhan hijau, contohnya mempunyai peranan sangat sentral didalam menyediakan makan bagi dirinya sendiri & bagi makhluk hidup lain dgn kemampuannya mengadakan fotosintesis. Tidak hanya fotosintesis, tumbuhan pula melaksanakan pernapasan atau respirasi, osmosis, difusi, reproduksi. Dan perlu dimengerti tumbuhan pula melaksanakan suatu gerakan, tetapi gerakan pada flora bersifat pasif berlawanan dgn binatang & manusia yg bergerak aktif. Mungkin dlm kehidupan sehari – hari kita melihat tanaman dr bentuk luarnya saja & banyak penduduk yg tak tahu bagaimana sesungguhnya cara kerja organ – organ dlm tanaman sehingga tumbuhan bisa tumbuh besar & menciptakan bunga & buah. Maka dr itu sangat perlu kita mengulas fisiologi wacana tanaman.
Begitu pula dgn binatang, banyak hewan – hewan yg kita lihat bentuk luarnya saja, seperti binatang vertebrata & invertebrata. Namun sama halnya dgn flora mirip yg sudah dipaparkan diatas, bahwa tak banyak penduduk yg mengetahui bagaimana bahwasanya organ – organ dlm yg bekerja pada tubuh binatang sehingga binatang tersebut bisa bertumbuh, berkembang, bisa bergerak aktif, & pula mengalami reproduksi sehingga bisa meneruskan keturunan. Dan banyak lagi kegiatan yg dilaksanakan dlm badan hewan lewat organ – organ yg ada didalam faal tubuh binatang yg membentuk banyak sistem – metode untuk membuat lebih mudah binatang melaksanakan aktivitas sehari – hari.
Maka dr itu, kita sebagai makhluk hidup yg lebih tinggi tingkatannya ketimbang hewan & flora, sangat perlu kita mengenali bagaiman proses – proses yg terjadi di dlm tubuh tumbuhan & binatang. Agar kita bisa dengan-cara tepat untuk melestarikan hewan maupun tanaman, menjaga keseimbangan kehidupan makhluk hidup di tampang bumi ini. Karena bagaimanapun, setiap makhluk hidup di dunia ini saling bergantungan satu dgn yg yang lain.
1.2 Rumusan Masalah
Dari paparan latar belakang di atas, maka dtemukan beberapa permasalahan mengenai fisiologi binatang & tanaman diantaranya :
1.2.1 Bagaimana fisiologi pada tumbuhan ?
· Bagaimana proses pertumbuhan pada flora ?
· Bagaimana proses proses respirasi pada flora ?
· Bagaimana proses reproduksi pada flora ?
· Bagaimana proses ekskresi pada tumbuhan ?
1.2.2 Bagaimana fisiologi pada hewan ?
· Bagaimana sistem gerak pada binatang ?
· Bagaimana proses pertumbuhan pada binatang ?
· Bagaimana proses proses respirasi pada hewan ?
· Bagaimana proses reproduksi pada binatang ?
· Bagaimana proses ekskresi pada binatang ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Agar kita mengenali fisiologi pada tanaman
· Agar kita mengetahui metode gerak pada tanaman.
· Agar kita mengetahui proses pertumbuhan pada flora.
· Agar kita mengenali proses proses respirasi pada flora.
· Agar kita mengenali proses reproduksi pada flora.
· Agar kita mengenali proses ekskresi pada tumbuhan.
1.3.2 Agar kita mengenali fisiologi pada hewan.
· Agar kita mengetahui sistem gerak pada binatang.
· Agar kita mengetahui proses pertumbuhan pada hewan.
· Agar kita mengenali proses proses respirasi pada hewan.
· Agar kita mengetahui proses reproduksi pada hewan.
· Agar kita mengenali proses ekskresi pada binatang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fisiologi pada tanaman
2.1.1 Gerak pada tanaman
Perlu kita pahami tumbuhan itu bahwasanya bergerak, namun gerak pada tumbuhan itu bersifat pasif tak mirip hewan yg bergerak dengan-cara aktif. Karena reaksi rangsangan yg diberikan pada binatang lebih cepat dibandingkan reaksi pada flora. Berdasarkan penyebabnya gerak pada flora, digolongkan menjadi gerak hidroskopis, gerak esionom, & gerak endonom. Pada pembahasan kali ini kita akan membicarakan dengan-cara rinci masing – masing jenis gerakan pada tumbuhan.
· Gerak hidroskopis atau otonom
Gerak hidroskopis adalah gerak yg disebabkan oleh efek atau perubahan kadar air. Contohnya yakni pecahnya buah polong – polongngan atau petai cina & gerak membuka & menutupnya sporangium pada tanaman lumut oleh peristom.
· Gerak esionom
Gerak esionom yaitu gerak yg dipengaruhi rangsangan dr luar. Gerak esionom dibagi lagi menjadi tropisme, Nasti, & Taksis
a. Tropisme
Gerakan yg disebabkan oleh rangsangan dr luar & gerakannya dikerjakan oleh sebagian dr tubuhnya. Tropisme ada dua macam yaitu tropisme kasatmata & tropisme negatif. Tropisme kasatmata apabila arah gerakannya menuju kearah sumber rangsangan. Sebaliknya, apabila arah gerakannya bertentangan dgn hadirnya rangsang disebut tropisme negatif.
Berdasarkan jenis rangsangannya, tropisme dibagi lagi menjadi beberapa macam, yakni
1. fototropisme, rangsangan berupa cahaya. Fototropisme nyata diperlihatkan oleh pertumbuhan tunas – tunas daun atau batang. Fototropisme negatif diperlihatkan oleh gerak berkembang akar.
2. geotropisme, bila rangsangan berupa gaya tarik bumi. Geotropisme kasatmata contohnya gerak tumbuh akar. Geotropisme negatif umpamanya gerak berkembang batang.
3. kemotropisme, bila rangsangan berupa zat kimia. Kemotropisme kasatmata contohnya gerak akar tumbuhan menuju zat masakan di dlm tanah. Kemotropisme negatif umpamanya gerak akar menjauhi racun.
4. tigmotropisme, bila rangsangan berupa sentuhan pada pecahan tanaman. Contohnya ialah gerakan sulur yg melilit pada benda atau dahan yg mengenai sulur tersebut.
b. Nasti
Nasti yaitu gerak potongan flora yg arah gerakannya tak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang. Nasti dibagi lagi menjadi lima menurut jenis rangsangannya,
1. Niktinasti yaitu gerak menutupnya daun beragam (gerak tidur) pada malam hari, seperti daun petai cina. Rangsangannya yakni gelap.
2. Seismonasti ialah gerak menutupnya daun majemuk (seperti menutupnya daun putri malu) karena adanya sentuhan
3. Kompleknasti yakni gerak nasti yg banyak penyebabnya. Contohnya gerak membuka & menutupnya stomata yg disebadkan oleh cahaya, zat kimia, panas & air.
4. Termonasti adalah gerak membukanya bunga tulip lantaran imbas temperatur.
5. Fotonasti yakni gerak yg dipengaruhi oleh cahaya seperti membukanya bunga pukul empat pada sore hari.
c. Taksis
Taksis merupakan gerak pindah tempat seluruh belahan tumbuhan yg arah gerakannya diputuskan oleh sumber rangsangan. Gerak taksis dibagi menjadi taksis faktual & taksis negatif, taksis kasatmata apabila gerak menuju sumber rangsangan, & taksis negatif bila gerak menjauhi sumber rangsangan. Berdasarkan jenis rangsangannya, taksis dibedakan menjadi :
1. Fototaksis, bila rangsangan berupa cahaya. Contoh gerakan kloroplas kesisi sel yg mendapat cahaya matahari(taksis konkret)
2. Kemotaksis, bila rangsangan berupa zat kimia. Contoh gerak spermatozoit menuju ke ovum di dlm arkegonium lumut.
3. Galfanotaksis, bila rangsangan berupa listrik. Contoh gerak bakteri yg berkumpul disuper listrik (taksis positif).
· Gerak Endonom
Gerak endonom yakni gerak pada flora yg belum dikenali penyebabnya. Gerak endonom disebut pula gerak otonom (gerak sendiri). Hal tersebut terjadi lantaran disangka penyebabnya yakni rangsangan yg berasal dr dlm tumbuhan itu sendiri. Contoh gerakan sitoplasma pada sel hidrila & bawang merah.
2.1.2 Pertumbuhan pada tumbuhan
Pertumbuhan ialah suatu proses pertambahan volume tubuh yg bersifat tak dapat kembali kebentuk asal. Pertumbuhan terjadi dikarenakan jumlah sel bertambah banyak & ukuran sel bertambah besar. Proses pertumbuhan terjadi pada potongan tubuh tertentu yg disebut dgn titik berkembang. Misalnya pada ujung batang & ujung akar. Proses pertumbuhan pada tanaman dipengaruhi oleh
a. Suhu
terdapat tiga macam suhu pertumbuhan, yakni suhu optimun yg merupakan suhu terbaik untuk pertumbuhan, suhu minimum yg merupakan suhu paling rendah untuk pertumbuhan, & suhu maksimum merupakan suhu tertinggi untuk pertumbuhan
b. Hormon pertumbuhan yg disebut auksin
Auksin terletak pada ujung batang atau akar yg berfungsi untuk mengembangkan sel sehingga menjadi bertambah panjang, menggiatkan kambium untuk membentuk sel – sel gres, & merangsang pembentukan bunga & buah. Auksin mampu bekerja maksimum ditempat yg tak kena cahaya. Proses pertumbuhan yg cepat di tempat yg gelap disebut etiolasi.
c. Cahaya
Cahaya sangat penting untuk pertumbuhan, tetapi cahaya dapat menjadi faktor penghambat pertumbuhan karena dapat menguraikan auksin menjadi senyawa yg dapat menghambat pertumbuhan.
2.1.3 Proses mendapatkan kuliner & Respirasi pada tanaman
Berdasarkan cara memperoleh makanan, flora ada yg bersifat autotrof melalui fotosintesis & kemosintesis. Ada pula yg bersifat heterotrof yg memakai zat makanan yg sudah jadi. Tumbuhan heterotrof dapat bersifat saprofit yaitu mengambil kuliner dr makhluk hidup yg sudah mati seperti jamur, dapat pula bersifat parasit yg mengambil masakan dr makhluk hidup yg masih hidup seperti putri aib & paku picisan.
1. Fotosintesis
Merupakan proses penyusunan zat organik, karbhohidrat yg berasal dr zat anorganik karbhohidrat yg berasal dr zat anorganik, karbondioksida & air yg berlangsung pada pecahan tubuh flora yg berklorofil dgn perlindungan energi cahaya.
Faktor – faktor yg mensugesti fotosintesis diantaranya yaitu
a. CO2, yg diambil dlm bentuk gas dr udara, masuk melalui stomata. CO2 dimuat ke kloroplas dlm bentuk H2CO3. dlm kondisi terik, kadar CO2 rendah, sehingga proses fotosintesis akan terhambat.
b. H2O diperoleh dr dlm tanah lewat rambut akar. Air merupakan penyumbang hidrogen pada proses fotosintesis.
c. Cahaya matahari yg kita lihat terdiri dr tujuh spektrum yakni, sinar merah, jingga, kuning, biru, nila,unggu, ditambah dua sinar yaitu inframerah & ultra ungu. Sinar merah, biru serta ungu lebih banyak digunakan dlm proses fotosintesis.
d. Klorofil merupakan zat hijau daun. Klorofil pada tumbuhan tinggi ada dua macam yakni klorofil A & klorofil B. Ada dua macam metode pigmen dlm proses fotosintesis yakni metode pigmen I & metode pigmen II. Para jago kemuadian menulis persamaan reaksi kimia proses fotosintesis sebagai berikut
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
2. Rerpirasi
Respirasi pada flora pula menyangkut proses pembebasan energi kimiawi menjadi energi yg diperlukan untuk kegiatan hidup tumbuhan. Respirasi yg dilaksanakan tumbuhan memakai sebagian oksigen yg dihasilkan dr proses fotosintesis, sisanya akan berdifusi ke udara lewat daun.
C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O
2.1.4 Reproduksi pada tumbuhan
Ada beberapa cara yg dilaksanakan tumbuhan untuk memperbanyak diri :
a. Reproduksi vegetatif aseksual melalui reproduksi vegetatif, individu gres yg terjadi berasal dr satu sel induk, atau individu baru terjadi tanpa lewat proses perkawinan. Ada dua macam reproduksi dengan-cara vegetatif yaitu :
1) Reproduksi alami yg terjadi tanpa campur tangan manusia seperti : pembelahan diri umpamanya pada alga. Fragmentasi yakni cara berreproduksi dgn cara memutuskan kepingan badan sehingga menjadi individu baru. Tunas contohnya pada jamur, tanaman pisang, & cocor angsa. Spora terdapat pada jamur, lumut, & tumbuhan paku. Rhizoma merupakan batang yg terdapat di dlm tanah & dipakai untuk menyimpan cadangan kuliner, contohnya jahe, lengkuas, kencur, & kunyit. Stolon atau geragih merupakan batang yg merambat mirip yg terdapat pada tumbuhan arbei & flora artanam. Umbi batang yaitu batang yg digunakan untuk menyimpan cadangan masakan, terdapat pada tanah contohnya kentang & umbi jalar. Umbi lapis yaitu batang yg terdapat di dlm tanah yg dapat menumbuhkan tunas yg disebut siung, contohnya pada tanaman bawang merah & bawang bombay. Tunas adventif ialah tunas yg keluar dr akar pada permukaan tanah, misalnya pada pohon kersen & pohon kesemek.
2) Reproduksi vegetatif buatan, adalah reproduksi yg dialakukan oleh insan kepada tanaman. Tujuannya antara lain untuk memperbanyak tumbuhan dlm waktu yg singkat, lantaran tak harus menunggu hingga tanaman tersebut meningkat menjadi berbuah & berbiji. Cara – cara reproduksi buatan antara lain dgn setek batang, cangkok, runduk, okulasi, & disambung.
b. Reproduksi generatif aseksual yakni cara reproduksi yg didahului dgn peleburan dua sel. Beberapa reproduksi generatif, antara lain :
1) Konyugasi, yakni sel yg melebur belum dapat dibedakan jenis kelaminnya, sering pula disebut peleburan inti. Hasil peleburan disebut zygospora, Seperti yg terjadi pada alga & protozoa.
2) Jika dua sel yg melebur sudah terspesialisasi, hasil peleburannya disebut zygote.
3) Jika dua sel kelamin yg melebur berskala sama disebut isogami, kalau tak sama disebut anisogami.
c. Reproduksi pada flora lumut & paku
Tumbuhan lumut & tanaman paku pada reproduksinya mengalami metagenesis, yaitu antara keturunan kawin (gamettofit) & keturunan tak kawin (sporofit ).
d. Reproduksi pada flora biji/tanaman bunga
Reproduksi generatif pada tanaman biji terjadi lewat dua tahap, yakni penyerbukan/persarian yakni proses jatuhnya serbuk sari pada kepala putik, yg diikuti oleh proses pembuhaan/fertilisasi, yakni proses peleburan kepala serbuk sari yg berisi sel jantan pada ovum terdapat pada bakal biji.
1) Reproduksi pada flora berbiji terbuka (Gymnospermae)
Bunga pada gymnospermae biasanya belum mempunyai perhiasan bunga, ada bunga jantan (cuma mempunyai benang sari saja) & ada bunga betina (hanya memiliki putik) yg terpisah membentuk srtobilus. Pembuahannya disebut pembuahan tunggal, lantaran seluruh inti sperma akan membuahi sel telur membentuk forum/embrio.
2) Reproduksi pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae)
Bunga umumnya sudah merupakan bunga tepat. Pembuahannya disebut pembuahan beganda karena terjadi dua macam pembuahan yaitu:
a. inti sel sperma + sel telur lembaga/embrio
b. inti sel sperma + endosperm keping biji
2.1.5 Ekskresi pada flora
Tumbuhan mengambil zat-zat dr lingkungannya & pula memberikan zat pada lingkungannya. Pengeluaran zat tersebut dinamakan eliminasi.Selain zat sisa metabolisme, tumbuhan pula mengeluarkan zat yang lain yg mampu di bedakan menjadi tiga golongan :
a.Air pada peritiwa penguapan & penetesan air atau gutasi.
b.Zat yg dikeluarkan berupa hasil asimilasi, misalnya keluarnya madu dari kelenjar madu.
c.Zat yg dikeluarkan merupakan hasil dr kejadian pembongkaran , seperti
karbondioksida & air yg dikeluarkan pada proses pernapasan.
1. Transpirasi (penguapan)
Macam-macam transpirasi, yaitu transpirasi stomata & kutikula
a.Transpirasi stomata adalah penguapan yg dijalankan melalui lisan daun atau
stomata. Keluarnya uap air melalui stomata merupakan porsi pengeluaran air yg
jauh lebih banyak dibandingkan dgn pengeluaran air lewat kutikula.
b.Transpirasi kutikula yaitu penguapan air dgn menembus dinding sel &
kutikula pada tumbuhan dibagian yg memiliki batas dgn udara luar. Dengan
kata lain transpirasi ini dilakukuan oleh seluruh serpihan tumbuhan kecuali lewat
stomata.
c.Faktor yg mensugesti transpirasi
1.Faktor dalam
a.Keadaan kutikula
Pada berbagai jenis tanaman terdapat lapisan kutikula, lapisan lilin,atau
Lapisan zat kitin yg melindungi permukaan daun, batang muda, atau
buah.Lapisan ini mengurangi proses transpirasi. Tumbuhan yg hidup
di tempat kering atau agak kering biasanya memiliki lapisan kutikula yg
lebih tebal dibandingkan dgn tanaman yg hidup di kawasan yg lebih
lembap.
b.”Kelakuan” Stomata
Stomata akan membuka bila sel penjaga membesar & akan menutup bila sel
Penjaga memipih. Waluupun cahaya merupakan aspek yg menghipnotis
membuka & menutupnya stomata,pada beberapa jenis tanaman , stomatanya tetap menutup pada siang hari. Namun ada pula jenis flora sekulen stomatanya tetap terbuka pada malam hari.
c.Posisi stomata pada daun
Letak stomata yg lazim adalah sejajar dgn permukaan bawah daun. Akan
tetapi, pada berbagai jenis flora stomatanya terbenam jauh ke dalam.Stomata ini mengakibatkan penguapan air berkurang.
d.Distribusi Stomata
Umumnya stomata berada di bawah permukaan daun. Namun ada pula jenis flora yg mempunyai stomata, baik di permukaan bawah maupun di permukaan atas daun.
e.Struktur Rambut / Bulu pada Epidermis
Pada jenis tumbuhan tertentu, terdapat rambut/ bulu-bulu pada permukaan daun atau batangnya. Dengan adanya rambut-rambut ini, penguapan akan lebih minim.
2.Faktor luar (Faktor lingkungan)
a.Kelembaban udara
Makin kering udara luar makin tinggi transpirasi yg dilaksanakan oleh tanaman. Sebaliknya makin lembab kondisi udara, makin rendah transpirasinya.
b.Keadaan angin
Transpirasi akan berjalan lebih cepat bila udara di sekelilingnya berangin. Bila udara damai maka transpirasi lebih minim.
c.Suhu udara
Suhu udara yg tinggi menjadikan transpirasi yg lebih tinggi. Sebaliknya , suhu yg rendah menimbulkan transpirasi pula rendah.
d.Intensitas cahaya
Makin tinggi intensitas cahaya, makin tinggi transpirasi tumbuhan.
e.Kondisi tanah
Bila suhu tanah rendah maka penyerapan air pun berkurang. Akibatnya, transpirasi pula berkurang. Konsentrasi air tanah yg tinggi mengakibatkan absorpsi air jadi berkurang. Dengan demikian, transpirasi pula menurun. Aerasi tanah yg buruk pula menghipnotis penyerapan air.
2. Gutasi
Tetes-tetes air yg keluar dr tanaman disebut gutasi.Gutasi dikerjakan terutama oleh flora herba. Gutasi terjadi pda waktu udara jenuh oleh uap air & pada waktu itu penyerapan air berjalan dgn sangat cepat. Pada kejadian itu air dikeluarkan selaku tetes-tetes air lewat celah yg terdapat pada ujung berkas pembuluh pengangkutan pada tepi-tepi daun. Celah itu disebut hidatoda atau gutatoda atau emisarium. Gutasi dapat diperhatikan misalnya pada tumbuhan tomat atau padi-padian yg sedang aktif berkembang.
2.2 Fisiologi pada hewan
2.2.1 Sistem gerak pada hewan
Secara biasa hewan bergerak aktif, yaitu bisa berpindah dr satu tempat ke tempat yang lain.Hewan dapat melaksanakan gerakan lantaran memiliki rangka sebagai penguat tubuhnya. Selain itu rangka pula berfungsi sebagai tempat melekatnya otot-otot untuk pergerakan tubuh. Sistem rangka bukanlah merupakan system yg mutlak harus dimiliki oleh setiap jenis binatang. Beberapa jenis hewan Invertebrata yg hidup di perairan atau di daratan , banyak yg tak mempunyai rangka.
Rangka tubuh hewan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Rangka luar pada Invertebrata
· Protozoa, mempunyai cangkang yg yang dibuat dr zat kapur atau kitin
· Porifera, memiliki rangka badan yg terbuat dr bahan kristal spikula
· Coelenterata & Echinodermata, rangkanya yang dibuat dr zat kapur
· Molusca, mempunyai cangkang tubuh dr bahan CaCO3, yg berguna untuk melindungi dr musuh.
· Arthropoda, memiliki kulit keras terbuat dr zat kitin.
2. Rangka dlm pada Vertebrata
Rangka dlm bagi hewan vertebrata merupakan alat gerak pasif karena binatang baru mampu bergerak apabila otot yg menempel pada rangka tersebut bekerja (berkontraksi & relaksasi). Untuk mempermudah pergerakan maka tulang yg membentuk rangka bersambungan dgn suatu bentuk yg disebut sendi. Ular yg tak mempunyai anggota gerak, mampu bergerak dgn luwes lantaran mempunyai beratus-ratus otot yg menempel pada tulang-tulang rusuknya. Rangka ular yg secara umum dikuasai adalah tulang rusuk yg meliputi kepala sampai ekor.
Secara biasa , rangka hewan bertulang belakang terbagi menjadi :
a. Tengkorak
b. Leher (pada ikan & katak tak ada)
c. Badan (ruas tulang belakang,rusuk,dan panggul)
d. Anggota gerak (pada ular tak ada)
Ikan & katak memiliki leher. Sebaliknya pada burung, ruas tulang laher berkembang dgn baik. Tulang-tulang anggota gerak pada vertebrata mempunyai susunan yg sama, walaupun besar / panjangnya berlainan-beda , yaitu :
a. Tulang-tulang yg membentuk paha,
b. Tulang-tulang dlm membentuk betis,
c. Tulang-tulang yg membentuk telapak kaki,
d. Tulang-tulang yamg membentuk jari-jari.
Beberapa hewan vertebrata ada pula yg memiliki rangka luar selain rangka dalam. Contohnya ikan mempunyai sisik, kura-kura memiliki karapaks & plastron & buaya memiliki penebalan kulit dr zat tanduk.
Pada organisme yg lebih kompleks diantara kedua lapisan terbentuk lapisan ketiga yg disebut mesodermis. Mesodermis ini terbentuk dr hasil pembelahan ektodermis & endodermis. Organisme yg pada fase gastrula ini memiliki tiga lapis forum merupakan organisme triploblastik.
Pada tahap diferensiasi ketiga lapisan lembaga tersebut berkembang menjadi jaringan-jaringan tubuh. Berdasarkan jumlah lapisan forum & rongga tubuhnya, kelompok invertebrata dibagi kedalam filum-filum
2.2.2 Pertumbuhan pada binatang
Hewan vertebrata mengalami pertumbuhan & pertumbuhan. Pertumbuhan pada vertebrata dapat diperhatikan melalui bentuk morfologinya. Jika dilihat dr faal tubuhnya pertumbuhan pada vertebrata yaitu dgn bertambah tinggi & besarnya organ – organ yg ada di dlm badan hewan vertebrata, dengan-cara terperinci terjadinya pergeseran ukuran pada rangka binatang vertebrata tersebut. Sedangkan kemajuan pada hewan bersel banyak umumnya dimulai dr fertilisasi. Perkembangan hewan lewat tiga tingkat yakni :
· Cleavage adalah pembelahan zigot menjadi anak – anak sel. Hasil pembelahan ini berupa anak sel yg memiliki ukuran yg hampir sama. Pembelahan ini dimulai dr satu menjadi dua, dua menjadi empat, & seterusnya. Selanjutnya pembelahan sel menciptakan deretan sel – sel yg berupa bola padat yg disebut morula. Kemudian di dlm morula terbentuk rongga berisi cairan yg disebut blastosol. Bentuk semacam bola berongga ini disebut blastula.
· Gastrulasi ialah proses penyusunan & pengaturan sel ke dlm lapisan yg berlainan. Gastrulasi pula mempunyai arti pembentukan rongga jalan masuk. Pembentukan rongga ini menjadikan terjadinya gerakan. Permulaan proses ini terjadi diakhir blastula, yakni dimulai dgn membentuk lekukan kedalam atau invaginasi.
· Seperti sebuah bola yg ditekan pada satu segi, alhasil tercipta bentuk seperti mangkuk yg terdiri atas dua lapisan, yakni ektodermis & endodermis. Ektodermis atau lapisa luar akan menjadi kulit, sedangkan lapisan dlm atau endodermis akan menjadi dinding akses yg dlm perkembangannya menjadi bermacam – macam fungsi.
Perkembangan hewan invertebrata lewat tiga tahapan, yaitu cleavage, morfogenesis, & diferensiasi. Perkembangan ini diawali dgn fertilisasi.
Pada tahap cleavage atau tahap pembelahan sel, zigot (sel telur yg telah dibuahi) akan membelah dr satu menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan, & seterusnya. Sel-sel hasil pembelahan ini tetap berkumpul & membentuk morula.
Pada tahap morfogenesis pembelahan sel berlangsung terus-menerus & sel-sel itu memindah, sehingga seluruhnya berupa seperti bola karet yg mempunyai rongga didalamnya.Fese ini disebut blastula.Rongga blastula yg disebut blastocoel memiliki dinding yg terduri atas satu lapis sel yg disebut blastodermis. Selanjutnya salah satu pecahan dr blastodermis mengalami pelekukan (Invaginasi) sehingga terbentuk rongga baru yg disebut gasrocoel. Embrio pada fase ini disebut gastrula. Pada fase ini, embrio mempunyai dua lapis dinding, yakni endodermis yg melapisi gastrocoel & lapisan luar yg disebut ektodermis.
Kedua lapisan dinding pada gastrula ini disebut lapisan forum. Hewan yg mempunyai dua lapisan lembaga disebut diploblastik, mirip coelenterata. Pada organisme yg lebih kompleks diantara kedua lapisan terbentuk lapisan ketiga yg disebut mesodermis. Mesodermis ini terbentuk dr hasil pembelahan ektodermis & endodermis. Organisme yg pada fase gastrula ini memiliki tiga lapis lembaga merupakan organisme triploblastik.
Pada tahap diferensiasi ketiga lapisan forum tersebut berkembang menjadi jaringan-jaringan tubuh. Berdasarkan jumlah lapisan lembaga & rongga tubuhnya, golongan invertebrata dibagi kedalam filum-filum.
2.2.3 Respirasi pada binatang
Sistem respirasi pada hewan vertebrata bermacam – macam ada yg menggunakan ingsang mirip ikan. Contohnya pada ikan emas pada fase ilham yaitu fase pada waktu pengambilan O2 dr air, air dimasukkan kedalam rongga ekspresi. Rongga verbal membesar lantaran gerakan tutup insang kearah samping, tetapi celah belakang masih tertutup selaput. Akibatnya, tekanan udara pada rongga mulut lebih kecil dr luarnya kemudian celah verbal terbuka sehingga air masuk ke dlm rongga mulut. Berikutnya fase ekspirasi yaitu fase pelepasan CO2 ke air. Setelah air masuk kerongga mulut, celah mulut tertutup sehingga celah insang terbuka & air secepatnya keluar. Pada hewan ampibi melakukan respirasi yakni menghisap oksigen melalui kulitnya itu sebabnya ampibi mesti menjaga kelembapan kulitnya. Reptil & mamalia bernafas dgn paru – paru dimana udara dihirup melalui hidung kemudian diproses dlm paru – paru & kembali dibuang dr hidung juga. Sedangkan pada aves / burung memiliki kantung udara yg berafiliasi dgn paru – paru di dlm tubuh burung. Dan tulang – tulang burung berongga sehingga badan burung ringan.
Beberapa binatang invertebrata seperti amoeba, paramaecium, & cacing tanah, memperoleh semua oksigen yg di butuhkannya melalui seluruh permukaan tubuhnya. Untuk dapat mekakukan ini, permukaan tubuh mesti tetap berair. Selain itu, selaput atau kulit tipis yg basah itu mesti terlindung dr luka, yg biasanya tertutup dgn suatu lapisan yg berlendir yg menciptakan selaput atau kulit badan sangat licin kepada kerusakan akhir benda-benda tajam.
Kelompok binatang darat yg termasuk arthropoda, contohnya serangga, mempunyai system pernafasan yg berupa metode pembuluh trakea. Trakea merupakan pembuluh udara yg bercabang-cabang & bercabang lebih halus lagi ke seluruh kepingan badan. Sistem trakea tak mengandalkan pada peredaran darah untuk mentransfer oksigen dr permukaan badan ke sel-sel badan, sehingga oksigen tak diedarkan melalui darah. Pada sepanjang kedua segi tubuh serangga terdapat lubang-lubang kecil disebut stigma, yg merupakan muara pembuluh-pembuluh trakea yg senantiasa terbuka. Makara udara keluar masuk melalui stigma sebagai lubang pernafasan.
Zat-zat kimia yg di keluarkan oleh sel-sel yg kelemahan oksigen menyebabkan trakea berkembang bercabang-cabang di tempat tersebut. Pada serangga besar atau aktif, pengeluaran udara ke dlm trakea dilaksanakan oleh otot-otot badan yg bergerak dengan-cara teratur.
2.2.4 Reproduksi pada binatang
Reproduksi pada vertebrata sebagian besar dilaksanakan dengan-cara generatif. Reproduksi generatif dapat berupa :
1. Reproduksi seksual dgn sel telur yg tak dibuahi, yg biasa disebut partenogenesis.
2. Pseudoseks, yg bantu-membantu yakni suatu partenogenesis pula, hanya saja terjadi proses ” mengawini”, contohnya kadal betina pada kadal betina lainnya yg berperan sebagai kadal jantan (tetapi tak menghasikan sperma).
3. Hemaproditisme, pembuahan dilaksanakan oleh sesama jenis yg kemudian mengalami pergantian jenis kelamin, mirip yg terjadi pada belut yg semula berjenis kelamin betina kemudian berubah menjadi jenis kelamin jantan yg sesungguhnya (menciptakan sperma).
Sedangkan pada mamalia reproduksi seksual diawali dgn pembentukan gamet atau gametosis, pembentukan sperma atau disebut spermatogenesis & pembentukan sel telur atau oogenesis. Apabila sel telur berjumpa dgn sperma yg masuk melalui vagina, maka sel telur akan dibuahi atau terjadi fertilisasi sehingga membentuk zigot. Zigot akan mengalami berulang kali pembelahan sehingga menjadi embrio.
Reproduksi atau perkembangbiakan pada invertebrate dapat berjalan baik dengan-cara generatif & vegetatif. Pada reproduksi vegetatif, generasi anak memiliki sosok gen yg sama dgn induknya. Ada beberapa bentuk reproduksi vegetatif, contohnya kejadian fragmentasi atau pemisahan sebagian tubuh, seperti yg terjadi pada bintang maritim, atau pelepasan sekelompok sel yang dikerjakan di lingkungannya. Reproduksi vegetatif lebih cepat dibandingkan dgn reproduksi generatif.
2.2.4 Sistem ekskresi pada binatang
Sistem ekskresi pada hewan vertebrata berlainan – beda contohnya pada ikan mempunyai tata cara ekskresi berupa sepasang ginjal yg berbentuk memanjang & berwarna kemerah – merahan beberapa macam ikan, mirip ikan mas, jalan masuk ginjal & jalan masuk kelenjar kelaminnya bersatu disebut jalan masuk urogenial yg terletak di belakang anus. Ikan – ikan lain memiliki kloaka. Ikan & vertebrata lain yg hidup di air maritim mesti mempertahankan jangan sampai kehilangan tekanan osmotofnya kepada lingkungan hipertoniknya & menghalangi pengambilan terlampau banyak garam melalui difusi. Tetapi ikan & vertebrata yg hidup di air tawar mempunyai duduk perkara yg sebaliknya, mereka harus menghalangi kehilangan garam dgn difusi & pengambilan air lewat osmosis. Ikan melaksanakan hal ini dgn cara mengekskresikan sejumlah besar urine, tetapi ikan harus pula meminimalisir garam selain membersihkan tubuhnya dr zat – zat sisa seyawa nitrogen. Pada ampibi contohnya katak, alat ekskresi utama ialah sepasang ginjal yg terletak dikanan & kiri tulang belakang, berwarna merah kecoklat – coklatan yg memanjang dr wajah kebelakang. Ginjal merupakan alat penyaring yg mengeluarkan zat – zat sisa yg mampu larut terutama urine, garam – garam mineral yg kelebihan dr air yg terkumpul dr sel – sel tubuh, serta cairan dr darah. Saluran keluarnya merupakan sepasang kanal halus, masing – masing bermuara di kloaka. Kandungan kencingnya merupakan gelembung tipis selaku tonjolan dinding kloaka. Kandungan kencing ini berguna untuk menyimpan urine sementara. Urine dikumpulkan dr dlm ginjal & kemudian dikeluarkan lewat kandungan kencing ke kloaka.
Pada reptil, alat ekskresinya pula berupa ginjal. Zat – zat sisa diekskresikan dr ginjal & bermuara pada kloaka. Kelenjar kulit menghasilkan asam urine & berguna untuk menghalau musuh.
Pada burung, alat ekskresinya terdiri atas ginjal, paru – paru & kulit. Burung mempunyai sepasang ginjal yg berwarna coklat. Saluran ekskresi ginjal & akses kelamin bermuara pada cuilan selesai usus atau kloaka. Kloaka ini merupakan tempat konferensi jalan masuk kelenjar kelamin & usus. Burung hampir sama sekali tak mempunyai kelenjar kulit, namun mempunyai kelenjar minyak yg terdapat di tunggingnya, yg memiliki kegunaan untuk meminyaki bulunya.
Pada mamalia, alat ekskresinya terdiri dr ginjal, hati, paru – paru, & kulit mirip pada insan. Ginjal mengeluarka urine, kulit mengeluarkan keringat, paru – paru mengeluarkan karbondioksida, hati mengeluarkan empedu, & saluran pencernaan mengeluarkan sisa pencernaan.
Alat ekskresi pada hewan invertebrata mirip cacing pipih, misalnya planaria, berupa sel-sel yg mempunyai rambut-rambut getar. Zat-zat sisa diserap melalui alat ekskresi ini. Karena rambut-rambut getar ini terlihat seperti nyala api, maka sel-sel tersebut dinamakan sel api. Cairan tubuh disaring di dlm sel-sel api & zat-zat sisa diserap, yg kemudian dikeluarkan dr badan.
Pada cacing tanah & pula pada sebagian besar invertebrata lain, alat ekskresinya dinamakan nefridia, berupa corong yg mempunyai saluran berliku-liku.
Pada tiap-tiap segmen tubuh terdapat sepasang nefridium, kecuali pada tiga segmen pertama & segmen terakhir. Setiap nefridium mempunyai corong yg disebut nefrostom & terdapat pada sekat pemisah segmen-segmen tubuh cacing. Corong tersebut lewat sekat menjadi pembuluh panjang yg mempunyai saluran berliku-liku di dlm segmen berikutnya.
Nefrosom yg merupakan corong terbuka & berambut getar, mempesona & mengambil cairan badan masuk ke dlm tubuh yg panjang & tipis, Pada waktu cairan badan mengalir lewat nefridia, zat-zat yang diperlukan tubuh dimanfaatkan atau diambil & diedarkan ke sekeliling kapiler tata cara peredaran. Cairan badan yg berupa zat-zat sisa, seperti air, senyawa nitrogen & garam-garam yg tak dibutuhkan lagi dikeluarkan dr tubuh.
Seperti pada cacing, biasanya invertebrate lain mempunyai nefridia, tetapi pada insekta alat ekskresinya telah mengalami kemajuan lebih sempurna yg disebut tubula malpigi atau pembuluh malpigi. Pembuluh malpigi melekat pada satu atau kedua ujung selesai usus.
Zat-zat sisa yg berupa senyawa nitrogen yg berasal dr cairan tubuh di dlm darah diubah menjadi asam urat yg kemudian di pindahkan ke pembuluh malpigi masuk ke usus di belakang lambung untuk di keluarkannya. Sel-sel pada rectum mengabsorbsi air dr zat-zat sisa sebelum dikeluarkan dari badan selaku butir-butir feses.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai fisiologi tumbuhan & hewan mirip yg telah diuraikan, maka mampu ditarik kesimpulan bahwa tanaman & hewan sama – sama melakukan proses fisiologi didalam tubuh seperti melakukan proses bergerak, mengalami pertumbuhan, melakukan respirasi, reproduksi, & ekskresi. Namun cara kerja system didalam badan tanaman & binatang berlainan karena organ – organ yg ada di dlm tubuh tanaman & hewan berlainan. Seperti contohnya, baik tumbuhan maupun binatang sama – sama melakukan gerakan tetapi pada flora gerakan tersebut bersifat pasif sedangkan pada hewan bergerak dengan-cara aktif. Kemudian dlm respirasi tanaman memerlukan CO2 & menghasilkan O2, sedangkan pada binatang berbanding terbalik. Dan pada proses reproduksi flora memilki alat reproduksi berupa putik & benang sari, berlainan dgn binatang memilki alat reproduksi berupa kelamin jantan & kelamin betina pada binatang vertebrata sedangkan invertebrata tak memiliki alat reproduksi. Begitu pula dgn proses ekskresi. Pada binatang vertebrata ekskresi melalui susukan – terusan ekskresi dengan-cara khusus seperti lewat anus, paru – paru, kulit, & pada hewan invertebrata organ ekskresi berupa sel api, permukaan sel, pori – pori & lain sebagainya. Sedangkan tanaman melaksanakan ekskresi yg sangat berlainan dgn hewan yakni berupa transpirasi (penguapan) & gutasi. Makara hewan & flora mempunyai proses fisiologi yg berlawanan satu sama lainnya.
Disisi lain kita sangat perlu mengetahui proses fisiologi di dlm tubuh tumbuhan & binatang, untuk membuat lebih mudah kita melestarikan jenisnya.
3.2 Kritik & Saran
Dalam solusi makalah ini kami sungguh banyak memiliki kekurangan – kelemahan, maka dr itu sungguh dibutuhkan kritik & saran dr berbagai pihak guna penyempurnaan makalah selanjutnya. Kami berharap supaya pembaca mampu memahami isi dr makalah ini, dapat mengkaitkan & mengaplikasikannya sebagai bahan perkuliahan dgn lingkungan dlm kehidupan sehari – hari.
Kami mengucapkan banyak terima kasih untuk berbagai pihak yg sudah membantu dlm solusi makalah ini.