BAB I
PENGERTIAN KEPENDUDUKAN
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Umum Pembelajaran dari bab ini yaitu menjelaskan : pengertian antara demografi dan kependudukan, kenali variabel demografi dan variabel kependudukan, kependudukan selaku ilmu wawasan (science) serta menerangkan tentang pentingnya kependudukan dalam pembangunan
Indikator Kompetensi
Setelah mengikuti kuliah pada bagian ini mahasiswa dibutuhkan mampu:
- Menjelaskan pengertian demografi dan kependudukan
- Membedakan variabel variabel demografi dan kependudukan,
- Menjelaskan kependudukan selaku ilmu pengetahuan
- Menjelaskan pentingnya kependudukan dalam pembangunan
1. Materi
1.1. Pendahuluan
Pembangunan yang bagus membutuhkan penyusunan rencana pembangunan yang matang, data kependudukan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan tersebut, sebagai teladan dalam perencanaan pembangunan kesehatan anak diperlukan jumlah masyarakatusia di bawah 5 tahun; contoh lain keperluan data pemilihan lazim (Pemilu) atau pilihan kepala daerah (Pilkada) diharapkan data masyarakatusia di atas 17 tahun. Data kependudukan yang lengkap dan akurat akan menyempurnakan penyusunan rencana pembangunan yang mau dibuat sehingga akan menghasilkan pembangunan yang efisien dan berkesinambuangan. Kelengkapan data kependudukan sangat didukung oleh sumber sumber data contohnya: data regristrasi, data sensus penduduk, data survey dan lain yang lain.
Bagi negara negara maju contohnya: Amerika Serikat, Jepang, Negara negara Eropa Barat dan Skandinavia, Auatralia, data kependudukan lebih lengkap dan akurat dibanding negera negara berkembang seperti: Indonesia , India , Bangladest, negara negara Timur Tengah, Amerika Latin dan Afrika. Pemerintahan di Negara Negara maju lebih apresiatif terhadap data kependudukan, memandang data kependududkan sebagai data yang sangat penting, sebaliknya di banyak Negara berkembang data kependudukan belum dianggap sebagai data yang penting bagi pembangunan. Sekalipun data kependudukan di beberapa negara berkembang cukup lengkap namun sering diragukan reliabilitasnya. Kelengkapan dan akurasi data kependudukan dapat berguna dalam menangani masalah persoalan yang muncul contohnya: data pemilu, penangan bencana alam, pembangunan fasilitas kesehatan dan penddidikan bahkan masalah masalah kejahatan yang muncul di kota kota besar
Pembangunan segala bidang yang dikerjakan di banyak sekali negeri sering menjadikan pengaruh yang menyangkut penduduk, mulanya pembangunan berorientasi pada kenaikan bikinan tanpa memandang secara serius efek negatifnya terhadap penduduk, sehingga masyarakatmejadi ’korban’ sekaligus ’menikmati’ pembangunan yang dijalankan secara bersama-sama. Jumlah penduduk yang makin meningkat menawarkan stimulus bagi kenaikan materi pakan dan produk jasa,seiring dengan hal itu sumberdaya alam akan mengalami penurunan daya dukungnya. Oleh sebab itu pembangunan berwawasan kependudukan menjadi urgen untuk dipraktekkan pada pebangunan di berbagai Negara.
Kependudukan sebagai sebuah multidisiplin ilmu (studies) yang memfokuskan pada banyak sekali duduk perkara kehidupan manusia menawarkan space kependudukan yang sungguh luas. Keluasan studi kependudukan memungkinkan untuk memberikan penjelasan fenomena social, budaya, ekonomi, ketahanan, lingkungan fisik yang dihadapi oleh penduduk baik dalam kawasan pedesaan pertanian, pesisir maupun perkotaan.
1.2. Pengertian Demografi dan Kependudukan
Sebagian besar mahasiswa pada jurusan jurusan yang mengambil mata kuliah kependudukan pada awalnya berangapan bahwa kependudukan sama dengan demografi, hal ini dapat dimaklumi karena terbatasnya pengehuan dan kurangnya kaian yang melibatkan kependudukan. Dalam beberapa hal kependudukan dan demografi akrab bersinggungan bahkan susah dibedakan keduanya, tetapi dalam banyak hal kependudukan dan demografi secara bersama menunjukkan pengetahuan ihwal penduduk lebih komprehensif. Demografi membutuhkan kependudukan untukmenjawab alasannya-akhir dari fenomena demogafi. Ketika demografi menunjukkan terdapat tren perkembangan penduduk yang cepat, maka kependudukan mesti mampu menjawab : mengapa hal tersebut dapat terjadi? dan apa akibatnya jika kemajuan penduduk sangat cepat ? dan apa rekomendasinya agar penduduk kemajuan masyarakatstabil?
Demografi, secara etimology1 (kebahasaan) berasal bahasa Latien, kata ‘demograhie’2 berisikan dua kata adalah demos dan graphien, demos artinya penduduk dan graphien bermakna catatan, bahasan ihwal sesuatu. Secara etimology makna demografi ialah catatan atau bahasan perihal penduduk sebuah daerah pada waktu tertentu
Secara epistemology (berdasarkan ilmu wawasan) , pengertian demografi tidak sesederhana mirip dalam perspektif etimology, kata demorafi diberi makna lebih spesifik wacana penduduk, menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan (1959) demografi didefinisikan sebagai berikut:
‘ Demographic is the study of the size, territorial distribution and composition of population, changes there in and the components of such canges which may be indentified as natality, territorial movement (migration) and social mobility’ (change of states)’
terjemahan dari definisi tersebut kurang lebih sebagai berikut:
’ Demografi mempelajari jumlah, persebaran daerah, dan komposisi penduduk, pergantian dan alasannya perubahan itu yang umumnya timbul alasannya adalah kelahiran, perpindahan penduduk, dan mobilitas sosial’
Berdasarkan Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) definisi demografi sebagai berikut:
‘ Demography is the scientific study of human populations in primarily with the respect to their size, their structure (composition) and their development (change)’
terjemahan dari definisi IUSSP tersebut adalah:
’Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakatkhususnya yang terkait dengan jumlah, struktur, komposisi dan kemajuan (pergantian) penduduk’
Menurut D.V. Glass pengertian demografi yakni sebagai berikut:
’Demography is generally limited to study of human population as influenced by demographic process : fertility, mortality and migration’
Dua definisi tersebut memberikan demografi sebagai suatu ilmu yang mempelajari masyarakatyang berkenaan dengan struktur masyarakatdan prosesnya. Struktur penduduk meliputi: jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk. Struktur masyarakatdi sebuah daerah senantiasa berganti ubah dan pergeseran tersebut disebabkan leh karena adanya proses demografi yakni kelahiran (natalitas= natality)3, kematian (mortalitas = morality)4 dan perpindahan penduduk (migrasi= migration)5.
Demografi sering diidentifikasi menjadi beberapa bagian misalnya (i) demografi formal, demografi dengan analisis matematis tentu dengan pendekatan kuantitatif atau orang menyebut statistik penduduk. Analisis demografi ini dapat dengan gampang melakukan peramalan variabel variabel demografi menurut data sensus penduduk. (ii) demografi sosial, analitisnya menurut kualitatif.
Demografi dan kependudukan sama-sama mempelajari penduduk selaku sebuah kumpulan (agregates atau collection)6, bukan mempelajari penduduk sebagai individu. Dengan demikian yang dimaksud dengan penduduk yaitu sekelompok orang yang berdomisili di suatu daerah, seperti yang termaktub dalam Undang-undang RI No. 10 tahun 1992 adalah penduduk yakni orang dalam matranya sebagai diri langsung, anggota keluarga, anggota penduduk , warga negara dan himpunan kuantitas yang berdomisili di sebuah daerah dalam batas daerah negara pada waktu tertentu.
Kependudukan selaku studi (Population studies) menawarkan gosip yang lebih komperhensif mengenai alasannya adalah-akibat dan penyelesaian pemecahan dilema dari munculnya fenomena demografi, oleh alasannya itu studi kependudukan membutuhkan disiplin ilmu lain mirip: sosiologi, psikologi, sosial-ekonomi, ekonomi, geografi. Studi kependudukan sebagai studi antar bidang memungkinkan untuk dapat beperan memecahkan persoalan pembangunan yang menyangkut masyarakatsebagai subjek sekaligus sebagai objek pembangunan.
Berdasarkan pada ruang lingkup kependudukan tersebut pakar kependudukan memberikan definisi kependudukan antara lain Ananta (1993:22) sebagai berikut:
• KEPENDUDUKAN, studi kependudukan mempelajari variabel-variabel DEMOGRAFI, juga memperhatikan korelasi (perkumpulan) antara pergantian masyarakatdengan berbagai variabel sosial, ekonomi, politik, biologi, genetika, geografi,lingkungan dan lain sebagainya
Definisi kependudukan berdasarkan Ananta (1993:22) tersebut memberikan setidaknya terdapat dua variabel yang terkait dengan kependudukan yaitu (i) variabel demografi adalah mortalitas (mortality)7 , fertilitas (fertility)8 dam migrasi (migration)9 yang saling mensugesti kepada jumlah, komposisi, persebaran penduduk; (ii) variabel non demografi yang dimaksud contohnya pendidikan, pendapatan penduduk, pekerjaan, kesehatan dll.
Selain definisi yang diungkapkan oleh Ananta (1993:22) tersebut, secara yuridis formal diungkapkan oleh UURI No.10, 1992:105. Menurut undang undang tersebut definisi kependudukan selaku berikut:
Kependudukan yakni hal tentang yang berkaitan dengan jumlah, ciri utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, keadaan, kemakmuran yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, serta lingkungan masyarakattersebut.
• Berdasarkan UURI No.10 tahun 1992 tersebut pengertian masyarakatluas dan tegas yang menyangkut faktor demogafi (jumlah, ciri utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran) dan faktor aspek yang mengayangkut kualitas acara penduduk (politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, serta lingkungan).
Mahasiswa akan gampang mengetahui dengan jelas ruang lingkup studi kependudukan
1.3. Kependudukan selaku Ilmu Pengetahuan
Manusia sebagai salah satu mahluk ciptakan Allah SWT yang paling sempurna dan memiliki keunggulan dibanding mahluk lain yang telah ada, kelebihan tersebut terekam dalam kemampuan berpikir, berkehendak dan mampu mencicipi. Kemampuan berpikir dapat melahirkan karya cipta10, dengan huruf berkehendak dan merasakan memiliki arti insan memiliki karsa11 dan ras12a. Dengan tiga unsur tersebut maka cipta, karsa dan rasa memungkinkan manusia mampu mendapatkan pengetahuan (knowledge), mengarahkan perilakunya dan unsur rasa insan dapat menjangkau kesenangan.
Pengetahuan (knowledge) berlawanan dengan ilmu wawasan (Science)13 . Secara sederhana, ilmu wawasan (Science)14 ialah wawasan (knowledge) yang tersusun secara sistematis atau runut dengan menggunakan anutan , mampu diinderai sehingga mampu diperiksa, ditelaah atau diperhatikan oleh orang lain yang ingin mengetahuinya. Dengan kata lain ciri ciri ilmu pengetahuan yakni wawasan yang sistematik, logis bukan iktikad (belief), menurut pada fakta (dapat diperiksa, diinderai) atau ilmu wawasan haruslah memiliki sifat sifat : empiris15 , teoritik16, bersifat komulatif17dan non etis18. Apakah kependudukan selaku pengetahuan mempunyai ciri ciri ilmu pengetahuan tersebut?
Kependudukan ialah sebuah ilmu wawasan yang objeknya manusia secara agregat memenuhi bagian unsur ilmu wawasan tersebut:
1. Kependudukan bersifat empiris bermakna bahwa kependudukan sebagai ilmu pengetahuan didasarkan pada observasi/pengamatan terhadap fakta/kenyataan di lapangan ihwal dinamika penduduk bukan fenomena yang absurd (tidak dapat diinderai), selain itu juga berdasarkan akal sehat (common sense)19 sehingga hasil pengamatan tersebut tidak spekulatif. Kependudukan memiliki sifat empiris ini dapat dilihat dari beberapa tanda-tanda kependudukan contohnya: ’jumlah penduduk’ tanda-tanda jumlah penduduk yang terus meningkat ialah fakta yang empiris artinya mampu lihat oleh semua orang yang ingin menelaahnya, tanda-tanda tersebut ditelaah faktor faktor yang mendorong pertumbuhan masyarakattersebut menurut akalsehat bukan asumsi atau spekulatif.
2. Kependudukan bersifat teoritik, artinya kependudukan sebagai ilmu pengetahuaan senantiasa menyusun abstraksi/penyederhanaan dari hasil observasi. Abstraksi merupakan kerangka bagian unsur yang tersusun secara logis dengan maksud menjelaskan alasannya adalah akhir sebuah gejala kependudukan sehingga menjadi teori kependudukan. Gejala ’jumlah penduduk’ tersebut di atas menurut observasi mengahasilkan abstraksi : ’jumlah penduduk terus meningkat sebagai akhir tingkat fertilitas yang tinggi’. Abstraksi ini sebagai teori kependudukan, pastinya tidak diharapkan pembuktian sebab variabel fertilitas adalah variabel penyebab yang pasti bagi perpertumbuhan penduduk
3. Kependudukan bersifat komulatif artinya bahwa teori teori kependudukan dibangun atas dasar teori yang sudah ada sebelumnya dengan cara memperbaiki, memperluas dan mengabungkan teori teori yang telah usang ada. Sebagai acuan teori ’jumlah masyarakatterus berkembangsebagai akibat tingkat fertilitas yang tinggi’; teori ini diperbaiki berdasarkan hasil pengamatan dikemudian hari kesudahannya yaitu suatu teori ’jumlah penduduk terus berkembangselaku akhir tingkat fertilitas yang tinggi dan tingkat moralitas yang makin rendah’. Jika pada teori pertama menyatakan penyebab perkembangan masyarakatyang meningkat yakni fertilitas, maka pada teori kedua menyatakan bahwa penyebab kemajuan masyarakatyang meningkat ialah fertilitas dan mortalitas
4. Kependudukan bersifat non-etis, artinya yang dipersoalkan Kependudukan bukanlah baik-buruknya fakta (gejala kependudukan), akan tetapi menerangkan fakta tersebut secara analitis. Sifat non-etis dapat diberi teladan sebagai berikut: gejala ’jumlah penduduk yang terus meningkat’ tidak disikapi sebagai gejala yang diridloi Tuhan atau dilaknat olehNya, ’boleh terus berlangsung atau tidak boleh’ tetapi ilmu Kependudukan menyikapi dengan : Apakah akhir perkembangan masyarakatyang terus bertambah ? dan menjawab pertanyaan : Apa yang menjadi aspek penyebab jumlah penduduk yang terus meningkat?
1.4. Pembangunan Berwawasan Kependudukan.
Pembangunan pada hakekatnya yaitu pergantian, pergeseran yang dilakukan oleh kebudayaan manusia selaku selaku upaya untuk menyempurnakan diri dalam kehidupannya, implikasi perubahan yang terjadi semakin komplek. Sementara itu tujuan pembangunan yang mau dicapai semakin rumit sebab cakupan yang akan dicapai tidak cuma ekonomik namun menyangkut sosial-kebudayaan dan bahkan biogeofisik. Kondisi kontemporer jauh berlainan dengan awal pembangunan yang dilakukan di Eropa pada permulaan era ke IIXX yang hanyak berorientasi pada produksi atau ekonomi an sich; oleh alasannya itu arah pembangunan di negara negara meningkat terutama Indonesia mesti dipertautkan dengan kebudayaan (Salim, 1987 :10). Melalui konsep pembangunan yang berkesinambungan (sustainable) , diupayakan biar pembangunan semoga tercapai keserasian antara pembangunan ekonomi dan lingkungan dimana penduduk berdomisili; sementara itu lingkungan memiliki keterkaitan dengan kebudayaan . Konsepsi pembanguan yang berkelanjutan (sustainable) yang dicetuskan oleh Komisi Sedunia perihal Lingkungan dan Pembangunan (World Comission on Environment and Development) pada tahun 1987, menawarkan makin pentingnya pendekatan inter dan interdisiplinier untuk menanggulangi kerusakan lingkungan dan kemerosotan sumberdaya alam akibat pembangunan.
Pada dasarnya peserta efek negatif pembangunan berupa kerusakan lingkungan dan kemerosotan sumberdaya alam yaitu penduduk, bukan penduduk sebagai individu namun penduduk dalam pengertian agregrat seperti yang termaktub dalam Undang-undang RI No. 10 tahun 1992 :
Penduduk adalah orang dalam matranya sebagai diri pribadi, anggota keluarga, anggota penduduk , warga negara dan himpunan kuantitas yang berdomisili di suatu daerah dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu.
Secara teknis, masyarakatyang dimaksud yakni penduduk pria/wanita; penduduk tempatan/migran; penduduk bodoh/terelajar; penduduk tanpa menatap agama, suku, ras; masyarakatdengan komposisi balita/bawah umur/akil balig cukup akal/cukup umur/lanjut usia; berstatus manajer/buruh; ningrat/rakyat biasa; masyarakatberstatus kawin/tidak. Pembangunan berwawasan kependudukan berarti pergantian yang dijadwalkan berdasarkan pada data kependudukan dan berfaedah bagi masyarakatsecara multikultural. Dengan demikian pembangunan berwawasan kependudukan pembangunan yang tidak berdimensi diskriminasi karena perbedaan perbedaan agama, gender, ras/etnis, bahasa, kelas sosial, kesanggupan/pendididkan/skill, umur
1.4. Bahan Diskusi
Dalam proses pembangunan selama ini hampir 40 tahun menunjukkan aneka macam hasil pembangunan yang menawarkan tidak ada pemerataan baik dalam akses kepada sumberdaya maupun peluang pendidikan, kurangnya akomodasi yang dibangun yang tidak sesuai dengan pertambahan penduduk. Diskusikanlah dimanakah tempat bagi ilmu Kependudukan berperan dalam pembangunan bangsa ?
1.5. Bahan Pengayaan
Marlita, T, 2005. Laporan Penelitian Kebijakan Bank Dunia (Terjemahan), Dian Rakyat, Jakarta
Yaqin, Ainul, 2005., Pendidikan Multikultural. Pilar Media, Yogyakarta
1.6. Latihan Soal
1. Jelaskan variabel demografi yang sering dipakai
2. Jelaskan variabel kependudukan dan bedakan dengan variabel demografi
3. Beilah penjelasan istilah ungkapan berikut ini:
a. Mobilitas Penduduk
b. Fertilias
c. Mortalitas
d. Migrasi Penduduk
1.7. Rangkuman
Demografi dan kependudukan memiliki pemahaman yang berlawanan:
Demografi mempelajari jumlah, persebaran wilayah, dan komposisi penduduk, pergeseran dan alasannya adalah pergantian itu yang lazimnya muncul alasannya adalah kelahiran, perpindahan penduduk, dan mobilitas sosial
Kependudukan yakni hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, ciri utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, mutu, kondisi, kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, serta lingkungan penduduk tersebut.
Dengan kata lain ciri ciri ilmu wawasan yakni wawasan yang sistematik, logis bukan akidah (belief), menurut pada fakta (dapat diperiksa, diinderai) atau ilmu wawasan haruslah memiliki sifat sifat : empiris , teoritik, bersifat komulatif dan non etis. Kependudukan selaku wawasan mempunyai ciri ciri ilmu wawasan yakni empiris, teoritik, bersifat komulatif dan non etis