Majas Hiperbola : Pengertian Dan Contohnya 70 Kalimat Dan Puisi

Majas hiperbola lazimnya digunakan untuk seseorang yang dimaksud melebihkan sesuatu yang dimaksudkan dibandingkan makna yang sebetulnya dengan maksud untuk menekankan penuturannya.

Majas ini terkadang digunakan. Bisa didapatkan di aneka macam surat kabar, situs web, buku-buku, novel, dan percakapan sehari-hari.

Mungkin majas hiperbola merupakan majas yang paling sering digunakan oleh masyarakat Indonesia.

Di dalamnya ada bagian untuk melebih-lebihkan. Meskipun demikian maksudnya yakni untuk memberikan penekanan pesan yang ingin disampaikan.

Sedangkan di dalam karya sastra majas hiperbola digunakan untuk menawarkan unsur keindahan. (Ratna:2014:164).

Sehingga dengan mempergunakannya tercapailah unsur estetis yang diharapkan.

Tentunya juga dipakai majas-majas yang lain, Seperti majas antitesis, majas oksimoron, majas paradoks, dan lain sebagainya.

Sebagian mahir memasukkan majas hiperbola selaku majas pertentangan. Tetapi ada sebagian juga yang mengkatagorikan nya selaku majas perbandingan.

Majas hiperbola merupakan kebalikan dari majas litotes. Manusia itu sendiri merupakan majas yang mengecilkan sesuatu.

Sedangkan pada hiperbola, kita melebih-lebihkan sesuatu.

Pengertian Majas Hiperbola

Majas hiperbola yaitu majas yang melebihkan sesuatu dari makna yang bahu-membahu untuk menekankan penuturannya.

Di dalamnya terdapat pernyataan yang melebih-lebihkan, baik dari jumlahnya, sifatnya, maupun ukurannya.

Seperti yang terdapat dalam pola kalimat yang dinukil dari sebuah novel Tere Liye.

“Bicara perihal kecepatan dan manuver melayang, sumpah tidak ada yang mengalahkan perigrene, inilah sang penguasa kawah gunung. Bukan elang. Bukan garuda. Bukan pula rajawali. Tetapi alap-alap.”

Penggunaan kata-kata “sang Penguasa kawah Gunung” ialah istilah yang berlebihan.

Itulah yang dimaksud dengan majas hiperbola.

Fungsi Majas Hiperbola

Inilah beberapa fungsi dari majas hiperbola:

  1. Memberi efek melebih-lebihkan sesuatu dari sifat, ukuran, maupun jumlah.
  2. Memberikan efek dramatis
  3. Memberikan penitikberatan yang sangat besar lengan berkuasa terhadap pesan yang disampaikan .
  4. Untuk menarik pendengar atau pembaca.

Contoh Kalimat

  1. Amarahnya meledak-ledak ketika mendengar perkataan itu.
  2. Kelembutan hatinya bisa melelehkan besi yang paling keras.
  3. Fortuner itu menerobos terjangan banjir ibu kota.
  4. Menjual mobil toyota tak ubahnya memasarkan kacang goreng. Laris cantik!
  5. Hatinya tersayat-sayat menyimak cerita sedih itu.
  6. Suaranya akan menyeruak angkasa disebabkan merdunya yang tiada tara.
  7. Mungkin Rani merasakan bahagia tujuh dunia sebab impian betul-betul menjadi kenyataan.
  8. Ia panik setengah mati alasannya adalah diburuanjing galak yang besar itu.
  9. Tim kami hasilnya menaklukan Everest dengan usaha yang hebat.
  10. Kami benar-benar memperjuangkan usaha itu sampai titik darah penghabisan.
  11. Idola gres itu risikonya mengguncang Amerika di malam grand selesai.
  12. Tubuhnya letih sesudah mengerjakan segudang pekerjaan rumah.
  13. Tari benar-benar memeras otaknya untuk mencari jalan keluar dari dilema itu.
  14. Puisi yang sungguh-sungguh menciptakan jiwa mabuk kepayang
  15. Doanya tidak pernah berhenti mengalir untuk anak-anaknya.
  16. Mungkin telah ribuan kali beliau melakukan hal yang bodoh tersebut.
  17. Senyuman manisnya menciptakan para cowok tergila-aneh.
  18. Kalau telah cinta lautanpun akan disebrangi, gunung yang tinggi akan didaki.
  19. Gunung itu meronta-ronta melepaskan kemarahannya.
  20. Hatinya sungguh-sungguh hampa ketika mengenali bahwa Rani akan menikah dengan lainnya.
  21. Mungkin cintaku kepadanya seluas angkasa raya, sedalam samudra, selebar gurun sahara.
  22. Wajahnya begitu bercahaya laksana rembulan di malam purnama.
  23. Pemain basket itu tubuhnya tinggi menjulang bagaikan gunung.
  24. Sakit hati yang dinikmati yang menciptakan hatinya membeku.
  25. Rayuannya begitu cantik membuat setiap perempuan terbang-layang.
  26. Merasa tenteram di segi-nya sebab suaranya seteduh awan, setenang gemericik sungai.
  27. Ketika aku naik panggung tiba-datang saja pikiranku menjadi beku. Dan keringat keluar dari sekujur tubuhku.
  28. Bagaimana hati seorang ibu tak tersayat-sayat jikalau buah hatinya berkata agresif kepadanya.
  29. Bahkan meskipun ribuan tahun mesti menunggu, saya akan tetap menunggunya dengan segenap setia.
  30. Tim garuda bertarung mati-matian untuk memenangkan kompetisi itu.
  31. Sekiranya 100 nyawa yang kamu punya, dan lepas satu persatu dari tubuhmu, aku tidak akan mengganti pendirianku.
  32. Ia berlari bagaikan kilat memburu pencuri itu.
  33. Sungguh kata-kata sang khatib itu menciptakan hatinya bergetar.
  34. Semangatnya menjadi menyala-menyala dikala beliau mendengar saran dari sahabatnya.
  35. Setiap anak mesti diajarkan untuk mempunyai cita-cita setinggi langit.
  36. Yuni memang pendiam. Tetapi kalau marah suaranya bisa menggelegar.
  37. Kesedihan itu menciptakan air matanya terus mengalir tanpa henti.
  38. Rasanya kebahagiaan sudah mengguncang hatinya ketika beliau sukses membeli mobil Fortuner.
  39. Setiap kata-katanya yakni curahan ilmu yang membekas ke dalam qalbu.
  40. Jantungku hampir copot ketika berjumpa dengannya tanpa sengaja.
  41. Harapan yang sudah hancur lebur.
  42. Dengan doa yang tanpa henti, dengan jerih payah banting tulang, risikonya impiannya pun tercapai.
  43. Sehabis salat dia merasa bahwa beliau dipeluk oleh kasih sayang dari-Nya.
  44. Kalau kau bersungguh-sungguh menabung semenjak kecil, tabunganmu bisa setinggi gunung.
  45. Permasalahan yang dihadapinya menguras tenaga dan pikiran.
  46. Ia tidak mengubah sikapnya meskipun kau menangis darah.
  47. Dengan tekad yang membaja, semangat yang menyala-nyala, jerih payah yang tak kenal letih, impian itu hasilnya tercapai juga.
  48. Jangan pernah mendapatkan hati orang-orang yang menyayangimu.
  49. Hatinya begitu cerah laksana pelangi di antara gerimis senja.
  50. Kasih sayang seorang ibu lebih luas dibandingkan dengan lautan.
  51. Artinya melambung tinggi saat mendengar sang pujaan ati memuji kecantikannya.
  52. Rindu ini terus berkobar dan tak pernah padam sedetikpun.
  53. Rupanya begitulah rasanya terbakar api cinta.
  54. Bila bersamamu dunia ini hanya berisikan keindahan.
  55. Amarahnya menggelegak bagaikan gunung meletus, namun dia mampu mengendalikannya.
  56. Walaupun harus diterjang angin kencang gelombang, aku akan tetap berlayar di lautan cinta.
  57. Orang tuanya pontang-panting mencari sesuap nasi biar anak-anaknya tidak kelaparan.
  58. Jangan pernah bersedih sampai engkau tenggelam dalam genangan air mata.
  59. Satu kerlingan matanya mampu menciptakan pria jatuh terkulai.
  60. Ia membisu membatu tak sedikitpun menyapaku.
  61. Berhentilah berbuat itu atau engkau menghancurkan hati kedua orang tuamu.
  62. Terus terang, gadis manis itu telah memetik hatiku yang satu-satunya ini.
  63. Pohon sejarah cuma dibesarkan oleh darah para pejuang.
  64. Kami tidak pernah mengalah walaupun harus rebah.
  65. Kasih sayangnya sudah meluluhkan hatiku. Dia yang kubenci sekarang sangat kucintai sepenuh hati.
  66. Riana telah menggoreskan kebahagiaan di lubuk hatiku yang paling dalam.
  67. Sepertinya telah beribu-ribu kali Ibu guru menerangkan majas hiperbola. Tetapi dia belum juga mengerti.
  68. Suaramu membuat telingaku pecah. Lebih baik kamu diam dan berhenti bernyanyi.
  69. Walaupun rambutku hingga memutih, saya akan tetap setia dengan satu hati.
  70. Ombak itu bergunung-gunung dan memecahkan kerikil karang.
  Contoh Majas Personifikasi Dalam Puisi Dan Artinya

Contoh Majas Hiperbola Dalam Puisi

Dalam hiperbola kita akan mendapatkan kata-kata yang melebih-lebihkan.

Hal tersebut berfungsi untuk memberi penekanan pada sebuah pernyataan.

Di bawah ini contoh puisi yang mengandung majas hiperbola.

Air Mata

Pengarang – Iyun

Kemana harus mengadu
Kepada awan yang jauh
Kepada langit yang membiru
Apakah pada puisi yang membisu?

Langit makin muram
Dan awan-awan kian mencekam
Di negeri yang terpencil
Di sanalah peluru berdesing.

Telah kering air mata kami
Kesengsaraan berhari-hari
Dunia tak lagi mendengar
jeritan hati kami.

Penjelasannya:

Larik puisi di atas mengandung majas hiperbola. Penanda dari majas tersebut ialah kata-kata selaku berikut:

Langit makin muram
Dan awan-awan makin mencekam

.

Telah kering air mata kami
Kesengsaraan berhari-hari

Pada larik di atas terjadi proses melebih-lebihkan. Itulah mengapa puisi tersebut mengandung hiperbola.

Oh Begitu

Oh begitukah
Sehari tak berjumpa
Rasanya seabad tak berjumpa.

Aku gres tahu rasa ini
Seperti anak kecil yang menyaksikan dunia
Lalu terkagum-kagum kepadanya.

Tapi hari ini saya pergi
Sebab bagiku berguru itu mesti
Masa depan yang cerah moga menanti

Bukan cinta sesaat
Yang menghancurkan kehidupan ini.

Penjelasan:

Puisi diatas mengandung beberapa jenis majas. Termasuk majas hiperbola.

Penanda yang menyatakan bahwa puisi diatas mengandung majas hiperbola adalah kata-kata:

Sehari tak bertemu
Rasanya seabad tak berjumpa.

Pada larik puisi di atas terdapat bagian melebih-lebihkan. Yakni hari dianggap selaku satu abad.

Menunggu

Oh sahabat
Kutunggu kutunggu
kunanti nanti

Tak jua kau tiba ke sini.

Tubuhku sampai berlumut
Kulitku sampai keriput
Usiaku sampai bau tanah

Tak jua kamu hadir di sini.

Aku rindu mengingat periode kita
Ketika bersepeda di alam desa
Bermain-main di pematang sawah
Dan memburu layangan di waktu senja.

  50 Acuan Majas Oksimoron : Pemahaman Dan Penjelasannya

Kabarnya kamu sudah jadi direktur
Perusahaanmu di mana mana
Pekerjamu beribu-ribu
Dan kenalan mau orang terkemuka.

Apakah alasannya itu
Kamu tidak memiliki waktu
Sekedar duduk sebentar
Mengenang kala lalu di kampung halaman.

Penjelasan:

Puisi yang berjudul “menanti”, merupakan puisi yang mengandung majas hiperbola.

Beberapa lariknya mengandung unsur melebih-lebihkan sehingga disimpulkan sebagai majas hiperbola.

Di antara penunjukmajas hiperbola ialah larik berikut ini:

Tubuhku sampai berlumut
Kulitku hingga keriput
Usiaku hingga tua

Penggunaan majas hiperbola di atas, berniat untuk mengungkapkan bahwa beliau menanti dalam waktu sangat usang.

Sehingga untuk mengambil alih kalimat “sangat lama”, disampaikanlah dalam kalimat-kalimat yang hiperbolis.

Pilihan

Hidup ini sebuah pilihan
Menjadi malas ataukah semangat
Menjadi pejuang ataukah pecundang
Menjadi sampah ataukah permata

Hidup ini suatu pilihan
Kita bisa menentukan langit yang cerah
Dengan awan-awan yang indah
Dan pelangi yang aneka warna
Dan juga rasa yang cuma bahagia.

Ataukah memilih
Untuk berdiam di langit yang muram
Dengan awan yang kelabu
juga hidup yang menggerutu.

Penjelasan:

Puisi yang berjudul “pilihan”, memakai gaya bahasa yang hiperbola.

Hal tersebut ditandai dengan beberapa kata pada larik:

Kita bisa menentukan langit yang cerah
Dengan awan-awan yang indah
Dan pelangi yang aneka warna
Dan juga rasa yang cuma senang.

Pada larik tersebut terjadi proses melebih-lebihkan. Tentunya hidup tidak akan cerah selamanya.

Melainkan tiba silih berubah antara kebahagiaan dan kesusahan.

Begitu pula yang terjadi pada bait terakhir . Ada kesan bahwa insan bisa menentukan hidup yang serba sengsara.

Langit yang muram dan sejenisnya.

Padahal di dalam itu langit kadang muram dan kadang-kadang cerah.

  75 Pola Majas Litotes : Arti Dan Penjelasannya

Contoh Teks

Menuju Puncak

Nasib insan bagaikan putaran roda. Kadang di atas kadang di bawah.
Nasib pun mampu berubah lewat doa dan kerja.
Maka begitulah yang dialami oleh Yuri. Ia terlahir dari keluarga yang serba kekurangan.

Kemiskinan mencengkram kehidupan mereka. Kesusahan mencekik hari-hari mereka.

Masa depan terlihat sungguh curam dan begitu gelap . Hampir hampir mustahil menerima cahaya yang terang.
Namun begitulah nasib. Kini semuanya sudah berubah.
Masa depan telah memeluknya dengan selaksa senang.

Memeluk Impian

Hampir setiap orang memiliki impian. Entah itu berhubungan dengan kehidupan dunia maupun akhirat.

Manusia memiliki beragam impian. Seperti ingin punya rumah yang luas, bekerja di perusahaan terkemuka, membeli kendaraan glamor, mempunyai perusahaan, atau sekedar ingin lepas dari ikatan kemiskinan.

Untuk mendapatkan keinginan itu, insan mesti berjuang. Mereka mesti menjadi serdadu cita-cita sendiri.

Bertarung di medan kehidupan tanpa kenal lelah apalagi takut. Kalau perlu, bertarunglah hingga titik darah penghabisan.

Dengan cara itulah engkau akan memeluk impianmu.

Nah itulah penjelasan majas hiperbola dengan beberapa pola. Contoh kalimat, puisi, maupun teks dalam paragraf.