close

Macam Macam Mazhab Dalam Islam

Mazhab yakni suatu pendapat/persepsi seorang Imam Mujtahid dalam mengerti teks-teks Alquran dan sunnah yang terkumpul dalam satu madrasah anutan dan memiliki pengikut. Macam Macam Mazhab dalam Islam terbagi tiga: kalangan politik (siyasah), iman dan Fikih. Dalam pandangan politik misalkan, ada mazhab (1) Ahlussunnah wal jamaah, (2) Syiah, (3) Khawarij, (4) Murji’ah, (5) Kisaniyah, (6) Zaidiyah, (7) Hakimiyah, (8) Nushairiyah.
Dalam kelompok keyakinan, ada mazhab (1) Asyairah, (2) Maturidiyah, (3) Mu’tazilah, (4) Qadariyah, (5) Jabariyah, (6) Bahaiyah, (7) Qadiyaniyah dan (8) Mujassimah Musyabbihah, Mazhab Wahabi ada kesamaan dengan Mazhab Musyabbihah Mujassimah dalam hal iktikad.
Adapun dalam kalangan Fikih, sedikitnya ada 9 (sembilan) mazhab populer yang masih ada pengikutnya sampai hari ini. Jika kita sebutkan satu persatu, di antaranya yaitu:
  • 1). Mazhab Fikih pertama dalam Islam, yaitu Mazhab Ibadhiyah. Pendirinya Abdullah ibnu Ibadh al-Muqaisy al-Mari at-Tamimi wafat sekitar tahun 86 Hijriyah. Mazhab ini juga dinisbatkan kepada Jabir ibnu Zaid al-Ommani yang belajar terhadap Sahabat, Ibnu Abbas r.a. Fikih Ibadhiyah sangat bersahabat dengan kalangan Ahlussunnah wal Jamaah, berdasarkan al-Quran, Sunnah, Ijma’, dan Qiyas. Sebagian Ibadhiyah yakni Syiah mirip suku al-Lawatiyah di Omman. Saat ini pengikut Mazhab Ibadhiyah banyak terdapat di negara Omman sebagai mazhab resmi negara, juga tersebar dalam jumlah kecil di beberapa negara berpenduduk muslim mirip: Libiya, Aljazair, Tunis, Maroko dan di beberapa negara Afrika.
  • 2). Mazhab Zaidiyah, yang merupakan mazhab Fikih tertua kedua sehabis Ibadhiyah. Terkadang orang menyebutnya Syiah Zaidiyah. Zaidiyah adalah mazhab dalam hal akidah dan Fikih sekaligus. Banyak –namun tidak semua– dari Ahlulbait (keturunan) Nabi s.a.w. dari kalangan habaib dan asyraf bermazhab Zaidiyah. Mazhab Zaidiyah ini dinisbatkan kepada Zaid ibnu Zainal Abidin ibnu Husein ibnu Ali karramallahu wajhah ibnu Abu Thalib. Beliau wafat tahun 94 Hijriyah. Saat ini pengikut Zaidiyah banyak terdapat di negara Yaman. Mazhab Syiah yang satu ini paling dekat dengan Mazhab Ahlussunnah wal Jamaah dan paling moderat. Mereka tidak mengganggap para Imam yang 12 ma’shum mirip ma’shumnya Nabi, melainkan seperti manusia biasa. Hanya saja para Imam-imam itu lebih mulia kedudukannya setelah Nabi s.a.w. Mereka juga tidak mengkafirkan para khalifah sesudah Nabi s.a.w., khususnya para khalifah yang telah dibaiat oleh Sayidina Ali karramallahu wajhah.
  • 3). Mazhab Hanafi. Pendirinya adalah Abu Hanifah an-Nu’man ibnu Tsabit al-Kufi. Beliau lahir pada tahun 81 Hijriyah (700 Masehi) dan wafat tahun 150 Hijriyah (767 Masehi). Inilah mazhab yang paling banyak pengikutnya dikala ini. tersebar di Pakistan, India, Iraq, Mesir, dan tempat-daerah sekitar Pakistan dan India seperti: Turkmenistan, Kazakstan dan Azerbaizan. Sebagai Imam Mazhab yang masih termasuk ke dalam generasi Tabiin, beliau pernah mencar ilmu terhadap seorang ulama Tabiin, Ja’far ash-Shadiq, Imam ke-6 dalam tradisi Mazhab Syi’ah.
  • 4). Mazhab Maliki. Pendirinya Malik ibnu Anas al-Ashbahi al-Madani. Beliau lahir tahun 94 Hijriyah (716 Masehi) dan wafat tahun 179 Hijriyah (795 Masehi). Pengikutnya banyak terdapat di Maroko dan negara-negara berpenduduk muslim yang lain di Afrika.
  • 5). Mazhab Syafi’i. Pendirinya Muhammad ibnu Idris asy-Syafii lahir tahun 150 Hijriyah (767 Masehi) dan wafat tahun 205 Hijriyah (820 Masehi). Di antara gurunya adalah Imam Malik. Pengikut mazhab ini banyak terdapat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Juga terdapat di Mesir, Irak, Omman dan negeri-negeri Syam.
  • 6). Mazhab Hanbali. Pendirinya Ahmad ibnu Hanbal al-Baghdadi. Beliau lahir tahun 164 Hijriyah (780 Masehi) dan wafat tahun 241 Hijriyah (855 Masehi). Di antara gurunya ialah Imam Syafi’i. Pengikutnya, berdasarkan klaim sebagian Salafi Wahabi, banyak terdapat di Arab Saudi.
  • 7). Mazhab Syiah Imamiyah. Menurut doktrin para penganutnya, mazhab ini berpijak terhadap 12 imam keturunan Rasulullah s.a.w. dari jalur Sayidina Ali ibnu Abu Thalib r.a. Pengikutnya banyak terdapat di Iran, Irak, Lebanon, Qatar, Bahrain, Yaman, Syria dan menyebar dalam jumlah kecil di banyak negara berpenduduk muslim mirip Mesir, Yordania bahkan Indonesia. Dari tinjauan geo politik, negara Kerajaan Arab Saudi di kelilingi oleh negara-negara berpenduduk Syiah yang cukup besar. Oleh alasannya adalah itu, Pemerintah Saudi punya kepentingan politik dalam mendukung paham anti Syiah demi kelanggengan kerajaannya.
  • 8). Mazhab Zhahiri. Pendirinya yaitu Daud bin Ali bin Khalaf al-Ashbahani dikenal dengan istilah Daud az-Zhahiri. Lahir di Kufah antara tahun 200, 201 dan 202 H, dan wafat tahun 270 H. Mulanya dia bermazhab Syafi’i dan termasuk orang yang begitu mencitai sang Imam sehingga menulis dua buku mengenai keutamaan dan sanjungan kepada Imam Syafi’i. Meskipun pedoman Zahiri terus bertahan khususnya dikalangan ulama dan mahir hadits, masyarakat mulai jarang mengikut mazhab ini sehingga banyak mahir sejarah mulai menyatakannya sudah punah. Saat ini, Mazhab Zhahiri masih dibarengi oleh komunitas-komunitas kecil di Maroko dan Pakistan.
  • 9). Jika boleh disertakan, yang terakhir adalah Mazhab Wahabi. Dinisbatkan terhadap Muhammad ibnu Abdul Wahab at-Tamimi an-Najdi (wafat tahun 1792 Masehi). Karena ternyata, Wahabi memiliki banyak perbedaan dengan Mazhab Hanbali, walaupun sebagian pengikutnya kerap kali mengklaim mereka bermazhab Imam Ahmad ibnu Hanbal. Tetapi sebagian mereka justru menyatakan tidak bermazhab. Pada tataran kenyataan, Mazhab Wahabi ini mengikuti pendapat-pendapat Ibnu Taimiyah dan memadukannya dengan pendapat Ibnu Abdul Wahab, tidak merujuk kepada pertimbangan Imam Ahmad ibnu Hanbal. 
pandangan seorang Imam Mujtahid dalam memahami teks Macam Macam Mazhab dalam Islam
Makara tidak benar, bila dikatakan hanya ada 4 (empat) mazhab dalam Islam. Ini ialah bentuk pembodohan terhadap umat Islam dan tidak sejalan dengan sejarah yang ada. Saat ini Wahabi dan Syiah menjadi sorotan tajam. Wahabi bermacam-macam, begitu pula dengan Syiah beragam. Ada di antara Wahabi yang masuk ke dalam kekufuran, sama halnya dengan Syiah. Begitu juga, ada di antara Wahabi yang masih mampu dibenarkan, begitu pula dengan Syiah. Persatuan dan kesatuan umat, jauh lebih penting daripada hanya mempermasalahkan problem-persoalan furu’iyah, bukan duduk perkara-persoalan ushuliyah. Saat ini, banyak umat Islam yang terjebak dan terpengaruhi gosip yang belum niscaya kebenarannya, sehingga di antara umat Islam saling caci-maki, bahkan saling bunuh. Padahal Rasulullah s.a.w. sudah bersabda, “Mencaci-maki orang Islam yakni kefasikan dan memeranginya (membunuhnya) yakni kekafiran.” (HR. Bukhari dalam Shahihnya). Kita dilarang mencaci-maki umat Islam, terlebih dengan caci-maki para sahabat Nabi s.a.w. itu sungguh dilarang, bukan pedoman Islam.
Dalam sebuah deklarasi yang dikeluarkan oleh Konferensi Islam Internasional di Amman Yordania tanggal 4-6 Juli 2005, dan ditegaskan kembali dalam keputusan dan nasehat Sidang ke 17 Majma al-Fiqh al-Islami (lembaga di bawah Organisasi Konferensi Islam/OKI) di Yordania tanggal 24-26 Juni 2006 dinyatakan:
  • 1). Setiap yang mengikuti salah satu dari empat Mazhab Ahlussunnah wal Jamaah (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali), Mazhab Ja`fari (Syiah Imamiyah), Zaidiyah, Ibadhiyah dan Zhahiriyah yaitu Muslim, yang dilarang dikafirkan. Demikian pula tidak boleh mengkafirkan kalangan Muslim lain yang beriman kepada Allah, Rasul-Nya, rukun doktrin, menghormati rukun Islam dan tidak mengingkari pokok-pokok fatwa agama (al-ma`lûm min ad-dîn bi ad-dharûrah).
  • 2). Perkara-perakara yang menyatukan mazhab-mazhab yang ada sangatlah banyak dibanding perbedaan. Para penganut mazhab delapan tadi sepakat kepada prinsip-prinsip pokok pedoman Islam. Semua beriman kepada Allah yang Esa, Al-Qur`an adalah kalamullah, Nabi Muhammad yaitu Nabi dan Rasul untuk seluruh umat insan. Mereka juga sepakat rukun Islam yang lima; syahadat, shalat, zakat, puasa Ramadhan dan haji. Demikian juga rukun kepercayaan; yakin terhadap Allah, malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari akhir dan qadar yang baik dan buruk. Perbedaan ulama para pengikut mazhab adalah perbedaan dalam hal teknis (furu’iyyah), bukan yang prinsipil, dan itu menghadirkan rahmah.
Pernyataan yang ditandatangani oleh banyak ulama dunia Islam itu dapat dikatakan sebagai suatu konsensus (ijmâ`) umat Islam di periode terbaru, selaku upaya membangun pijakan dalam mewujudkan kerukunan dan kedamaian.
Tentu sangat disayangkan, kalau ada golongan umat Islam yang terlalu mudah mengafirkan orang atau institusi hanya alasannya berlawanan pandangan dalam beberapa problem doktrin atau Fikih. Padahal Al-Qur`an mengingatkan kita supaya tidak cepat-cepat menghukumi orang lain kafir, “Dan janganlah kau mengatakan terhadap orang yang mengucapkan ‘salam’ kepadamu, ‘Kamu bukan seorang yang beriman,’ (kemudian kau membunuhnya).” (QS. an-Nisa [4]: 94). Rasulullah juga meningatkan, “Jika ada seseorang yang melemparkan tuduhan fasiq dan kafir kepada orang lain, dan ternyata tuduhan itu tidak benar, maka tuduhan itu akan kembali terhadap dirinya.” (HR. Al-Bukhari).
[1] www.aqaed.com/shia/world/oman/. http://m-mahdi.berita/sada-almahdi/?page= articles&id=165
[2] Muhammad Abu Zuhrah, Tarikh al-Madzahib al-Islamiyah (sejarah Mazhab-Mazhab Islam), Dar al-Fikr al-Arabi, Cairo, hal. 40.
[3] Ibnu Khallikan, Wafiyat al-A’yan, Dar Shadir, Beirut, t.th, juz 2, hal 257.
[4] Umar Ridha Kihalah, Mu’jam al Muallifin, Muassasah ar-Risalah, Beirut 1993, cet. 1 jilid 1, h. 700.
[5] Kenapa kami katakan, jikalau boleh disertakan? Karena dalam definisi mazhab di atas, mazhab ialah pendapat seorang ulama mujtahid. Pertanyaannya ialah, apakah Ibnu Abdul Wahab memenuhi kriteria selaku seorang mujtahid atau tidak, kalau dilihat dari kapasitas keilmuan dan kewaraannya.
[6] www.waag-azhar.or.id/index.php/info/postingan-ke-azharan/132-benarkah-quraish-shihab-syiah-ii