Lise Meitner ialah seorang fisikawan Austria-Swedia yang melakukan pekerjaan pada radioaktivitas dan fisika nuklir. Otto Hahn dan Meitner memimpin golongan kecil ilmuwan yang pertama kali memperoleh fisi nuklir uranium dikala menyerap neutron ekstra; Hasilnya diterbitkan pada permulaan 1939. Meitner dan Otto Frisch memahami bahwa proses fisi, yang membagi inti atom uranium menjadi dua inti yang lebih kecil, harus dibarengi dengan pelepasan energi yang sangat besar. Proses ini ialah dasar senjata nuklir yang dikembangkan di AS selama Perang Dunia II dan digunakan melawan Jepang pada tahun 1945. Fisi nuklir juga merupakan proses yang dieksploitasi oleh reaktor nuklir untuk menciptakan listrik.
Meitner menghabiskan sebagian besar karir ilmiahnya di Berlin, Jerman, di mana dia ialah seorang profesor fisika dan kepala departemen di Institut Kaiser Wilhelm ; Dia ialah wanita pertama yang menjadi profesor fisika di Jerman. Dia kehilangan posisi ini pada tahun 1930an alasannya Undang – undang Nuremberg Nazi Jerman yang anti-Yahudi, dan pada tahun 1938 beliau melarikan diri ke Swedia, di mana ia tinggal selama bertahun-tahun, akhirnya menjadi warga negara Swedia.
Meitner mendapatkan banyak penghargaan dan penghargaan di tamat hayatnya, namun beliau tidak berpartisipasi dalam Hadiah Nobel Kimia tahun 1944 untuk pembelahan nuklir yang diberikan secara langsung kepada kolaborator lamanya Otto Hahn. Pada tahun 1990an, catatan komite yang memutuskan bahwa kado dibuka. Berdasarkan informasi ini, beberapa ilmuwan dan jurnalis menyebut ia sebagai pengecualian “tidak adil”, dan Meitner telah mendapatkan serentetan penghargaan anumerta, termasuk penamaan bagian kimia 109 selaku meitnerium pada tahun 1997.
Protaktinium
Protaktinium pertama kali diidentifikasi pada tahun 1913 oleh Kasimir Fajans dan Oswald Helmuth Göhring dan dinamai brevium sebab paruh pendek dari isotop khusus yang dipelajari, yakni protactinium-234. Isotop yang lebih stabil ( 231 Pa) protaktinium didapatkan pada tahun 1917/18 oleh Otto Hahn dan Lise Meitner, dan mereka menentukan nama proto-actinium, namun kemudian IUPAC menamainya dengan Protactinium pada tahun 1949 dan mengkonfirmasi Hahn dan Meitner selaku penemunya. Nama baru ini mempunyai arti “orang renta dari aktinium” dan mencerminkan fakta bahwa aktinium yaitu produk peluruhan radioaktif protaktinium. Perlu dicatat bahwa John Arnold Cranston (bekerja dengan Frederick Soddy dan Ada Hitchins) juga dikreditkan untuk memperoleh isotop yang paling stabil pada tahun 1915 namun menangguhkan pengumumannya alasannya adalah diundang untuk bertugas di Perang Dunia Pertama.
Isotop protactinium yang terpanjang dan paling melimpah (nyaris 100%), protactinium-231, mempunyai periode paruh 32,760 tahun dan ialah produk peluruhan uranium-235. Jumlah jejak yang jauh lebih kecil dari isomer protagonis nuklir berumur pendek yang timbul dalam rantai peluruhan uranium-238. Protactinium-233 dihasilkan dari pembusukan thorium -233 sebagai bab dari rantai peristiwa yang dipakai untuk menciptakan uranium-233 dengan iradiasi neutron thorium-232. Ini ialah produk antara yang tidak dikehendaki di reaktor nuklir berbasis thorium dan oleh alasannya itu dikeluarkan dari zona aktif reaktor selama proses pemuliaan. Analisis konsentrasi relatif aneka macam isotop uranium, thorium dan protaktinium dalam air dan mineral dipakai dalam penanggalan radiometrik sedimen yang berumur sampai 175.000 tahun dan dalam pemodelan aneka macam proses geologi. (Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Lise_Meitner)