Pada tahun 2020 – 2022 ketika ini, tepatnya dua tahun, Negara dan rakyat di Indonesia sudah di sibukkan dengan berbagai virus atau covid19 yang terjadi di Indonesia, apa yang bisa disampaikan saat korban jiwa berjatuhan, dan menjadi penting adalah ekonomi liberal terjadi bertambah 2013 – 2020 di Indonesia, dan tenaga kerja banyak yang di PHK.
Pada tahun itu juga, demokrasi di Indonesia menjadi catatan terhadap goncangan kesehatan di penduduk yang begitu dahsyat. Hampir tidak ada vaksin yang bisa di produksi massal yang menjadi kepentingan elit politik, dan sejumlah pengusaha untuk mendapatkan keuntungan, dan kompetisi global.
Jelas hal ini memiliki tolok ukur yang harus memiliki nilai terhadap moralitas dan adab kesehatan medis di Indonesia. Merupakan dilema yang menarik terhadap politik liberal terjadi yang dimobilisasi dengan baik, hasil seksualitas yang tidak begitu dibanggakan.
Hal ini menjelaskan bahwa keindahan badan tidak menarik bagi tenaga medis di Indonesia, untuk menandingi Barat. Maka, berbagai teknologi kesehatan masih kalah jauh persaingannya terhadap keperluan sosial budaya di penduduk Indonesia, yang masih tidak mematuhi kebijakan Negaranya sendiri di Indonesia.
Jelas disengaja atau tidak, masih berkumpul, dan lainnya untuk mengambarkan ekonomi mereka lebih baik dan banyak, hasil dari perebutan sistem ekonomi politik yang tidak mempunyai rancangan ke Tuhanan. Hal ini menjelaskan aspek budaya yang ada di masyarakat dengan kepentingan ekonomi politik di perkotaan dan pedesaan.
Jelasnya Indonesia tidak bisa berkompetisi dengan Negara Barat, mirip Eropa, Amerika Serikat dan RRT yang masih jauh dengan wawasan dan teknologi serta budaya yang memiliki displin dan kerja yang baik.
Sementara, di Indonesia tidak mampu demikian, maka liberal ekonomi acap kali menjadi alasan bagi sejumlah Presiden, dan elit politik untuk menciptakan gaduh, dan lainnya diberbagai tragedi kesehatan medis pada tahiun 2020 ini.
Telah menjadi penepatan yang bagus, terhadap ketidaktaatan dan penyimpangan ilmu wawasan yang merupakan hasil dari sebuah ambisi masyarakat Tionghoa ketika bermigrasi di Indonesia menerangkan dari hasil budaya dan agama mereka selama di Indonesia.
Pada tahun 1930an menjadi catatan medis di Indonesia, pada budaya Makan Orang, dan penggal kepala terjadi di Kapuas Hulu, menjadi awal ilmu kedokteran di Kalimantan Barat. Agama dan budaya, menjadi permulaan dari kehidupan sosial mereka di penduduk tanpa terkecuali adanya perubahan sosial pada bidang ekonomi dan politik liberal.
Ambisi sejumlah oknum, yang bukan siapa – siapa contohnya Batak HKBP – GKE menjadi permulaan dari kehidupan selama mereka hidup atau senasib, dikarenakan tidak bisa melampaui batas pengetahuan merekan di Ibukota. Penyesatan politik liberal yang berujung pada ekonomi, pertentangan seksualitas, dan pertentangan sosial, serta penegakan hukum, yang tidak terjadi dengan baik.
Hasil dari kolektifitas media massa yang tidak diliput hingga sekarang. Penyerangan, dan seksualitas menjadi rencana kehidupan budaya dan agama yang mestinya menjadi kesadaran dalam suatu perkampungan Golkar dan PDI Perjuangan di Kalimantan Barat. Merupakan sampah pembangunan insan di Pontianak.
Suatu gerakan politik kampung, dan perkotaan akan sungguh berbeda jauh balasannya utamanya pada tata cara ekonomi rakyat mereka laksanakan sampai ketika ini, yang sarat dengan dongeng hasil konflik seksualitasn dan ketidakpatuhan kepada kebijakan yang dibentuk pemerintah dan gereja, serta masjid.