Laporan Kimia Dasar – Rumus Empiris Senyawa Dan Hidrasi Air

PERCOBAAN III
I.                  JUDUL PRAKTIKUM
RUMUS EMPIRIS SENYAWA DAN HIDRASI AIR
II.               HARI, TANGGAL
SABTU, 9 NOVEMBER 2013
III.           TUJUAN PERCOBAAN
1.      Mencari rumus empiris dari sebuah senyawa dan menetapkan rumus molekul senyawa tersebut.
2.      Mempelajari cara menerima data percobaan dan cara memakai data untuk menghitung rumus empiris.

3.      Mempelajari sifat-sifat senyawa hidrat.
4.      Mempelajari reaksi bolak balik hidrasi.
5.      Menentukan presentase air di dalam sebuah hidrat.
IV.           PERTANYAAN PRA PRAKTEK
1.      Apakah yang disebut rumus empiris dan rumus molekul ?
Jawab :
          Rumus empiris ialah perbandingan jumlah mol atom unsur-komponen dalam senyawa.
          Rumus molekul adalah menggambarkan jumlah bahu-membahu dari atom tiap bagian dalam molekul senyawa yang merupakan kelipatan lingkaran dari rumus empiris.
2.      Jika dalam 5 g tembaga klorida terdapat 2.35 g tembaga dan 2.65 g klorida. Tentukanlah rumus yang paling sederhana dari tembaga klorida tersebut.
Jawab :
Diketahui  : Massa Cu = 2,35 g, Ar Cu = 63,5
                    Massa Cl = 2.65 g, Ar Cl = 35,5
Ditanya     : rumus yang paling sederhana = …
Dijawab     : Mol Cu =  0,037 mol
                    Mol Cl =  0,075 mol
Mol Cu      : Mol Cl
0,037         : 0,075
1                                : 2
Jadi rumus empirisnya ialah CuCl2.
3.      Definisikan apa yang dimaksud dengan hidrat.
Jawab :
Hidrat ialah senyawa yang setiap satu molnya mengandung air atau senyawa yang tersusun karena adanya molekul air sebagai bab komposisinya.
4.      Suatu sampel dikenali berupa hidrat adalah Zink Sulfat (ZnSO4). Bila 3 g sampel dipanaskan hingga bobotnya tetap, bobot yang tersisa yaitu 1,692 g. Bagaimana rumus garam hidrat ini?
Jawab :
Diketahui  : Massa hidrat ZnSO4  = 3 g
                    Massa sisa                 = 1.692 g
                    Ar Zn                                    = 65,37
                    Ar S                           = 32
                    Ar O                          = 16
Ditanya     : Rumus Garam Hidrat = …
Dijawab     : ZnSO4 x n H2O à    ZnSO4                 +          H2O
                              3 g                   1,692 g            3-1,692=1,308 g
Mol ZnSO4               =  = 0,01 mol
Mol H2O               =  = 0,07 mol
Mol ZnSO4               :               Mol HO
0,01                       :           0,07
1          :           7
Jadi, rumus garam hidratnya yaitu ZnSO4.7H2O
V.               LANDASAN TEORI
Rumus empiris sebuah senyawa menyatakan nisbah terkecil jumlah atom yang terdapat dalam senyawa tersebut. Rumus bergotong-royong untuk semua komponen dalam senyawa dinamakan rumus molekul. Misalnya hidrogen peroksida mempunyai rumus kasatmata H2O2 ini mempunyai arti rumus empirisnya HO. Asetilena ialah gas yang digunakan untuk mengelas, dan benzena yakni pelarut cair. Sifat fisis dan kimia kedua zat ini berbeda, tetapi rumus empirisnya sama, yakni CH. Rumus molekul asetilena CH2, sedangkan rumus molekul benzena C6H6.
Menurut sejarah rumus empiris ditentukan lewat penggabungan nisbah bobot dari komponen-unsurnya. Ini merupakan langkah yang penting untuk memilih daya gabung suatu bagian. Baru-baru ini, bagian sintetik lawrensium diketahui mempunyai daya gabung 3 berdasarkan percobaan rumus empiris lawrensium radioaktif bergabung dengan klorin membentuk lawrensium klorida dengan rumus LrCl3.
Beberapa komponen menunjukkan daya gabung lebih dari satu, sehingga rumus empiris senyawa bergantung pada bagaimana unsur itu bergabung. Misalnya besi dapat bereaksi dengan oksigen membentuk besi (II) oksida atau besi (III) oksida. Bergantung pada kondisi pembentukan senyawa. Dalam percobaan ini, pita magnesium akan dipanaskan dalam krus dan akan diubah menjadi oksida.
Beberapa reaksi yang dilakukan dilaboratorium kimia senantiasa berkenaan dengan larutan, bebrapa diantaranya bekerja dengan memakai air selaku pelarut. Ketika air diuapkan, hasil reaksi dapat diisolasi, kerap kali dalam bentuk padatan. Kadangkala bentuk padatan ini mengandung molekul air sebagai bab dari komposisinya. Sebagai teladan, bila nikel (II) oksida (NiO) dilarutkan dalam larutan H2SO4 encer akan terbentuk NiSO4
NiO(s) + H2SO4(aq) à NiSO4(aq) + H2O(l)
Bila air diuapkan, terbentuklah kristal berwarna hijau gelap. Ketikka dianalisis kristal tersebut mengandung 6 mol air untuk setiap mol nikel (II) sulfat. Senyawa ini dinamakan hidrat atau garam hidrat, dan air yang ada ialah bagian penting dari komposisinya yang terbentuk dan disebut air hidrat.
Beberapa materi akan menyerap sedikit air jika diposisikan diatmosfir yang mengandung banyak uap air. Penambahan air akan membentuk hidrat dan kehilangan air membentuk zat anhidrat, dan proses ini merupakan proses bolak balik. Sebagai teladan hidrat nikel (II) sulfat jika dipanaskan akan kehilangan air membentuk nikel (II) sulfat anhidrat. Nikel (II) sulfat anhidrat mampu dilarutkan kembali dalam air dan dikristalisasi-ulanh sebangai senyawa hidrat.
NiSO4.6H2O à NiSO4(s) + 6H2O(g)
Perubahan kimia pada reaksi kedua juga berjalan spontan, tanpa embel-embel panas atau pelengkap larutan air. Pada kelembapan relatif tinggi zat anhidrat yang higroskopis dapat menyerap air dari atmosfer. Zat yang menyerap air sering dipakai sebgai zat pengering atau pengawet gas atau cairan. Jika jumlah air yang diserap terlalu besar, zat tersebut akan meleleh, dan dapat hilang secara spontan bila diposisikan pada kelembaban yang rendah. Zat ini dinamakan zat pemekar (ofloresensi). Hal ini sering ditandai oleh hancurnya kristal hidrat yang terbentuk dari sebuk anhidrat padat.
Presentase air pada beberapa sampel mampu ditentukan secara tida langsung. Pemanasan akan menguapkan air dan jika ditimbang ulang terjadi penyusutan bobot pola. Besarnya penyusutan merupakan bobot air yang ada, dan hal ini dianggap tak ada gas lain yang dihasilkan dalam proses ini. Jika dilakukan pada senyawa yang dikenali, rumus hidrat mampu diketahui (Epinur, dkk.2013:30-31).
Rumus empiris dari percobaan menentukan susunan (komposisi). Senyawa dari rumus kimia yang sudah dipelajari mampu diperoleh banyak info, namun bagaimana rumus kimia ini diperoleh? Caranya sama dilaksanakan oleh dalton ialah menyimpulkan rumus tersebut dari percobaan penentuan komposisi suatu senyawa.
Rumus yang paling sederhana mungkin disebut rumus empiris. Rumus empiris mampu dipakai untuk menjumlah bobot rumus senyawa. Bobot molekul diperoleh dengan cara yang serupa atau dengan melaksanakan sebuah bilangan tertentu terhadap bobot rumus.
Rumus molekul mampu diperoleh dengan mengalikan semua. Bahwa (subsripts) dalam rumus empiris dengan bilangan pengali menghubungkan bobot molekul dengan bobot rumus (Suwandi.1995:20-21).
Rumus empiris memberikan jumlah mol (bukan saja perbandingan) setiap jenis atom dalam satu mol molekul senyawa, memilih rumus molekul senyawa yang tidak dikenali membutuhkan percobaan dilaboratorium dengan langkah biasa selaku berikut:
          Analisis kualitatif : memilih bagian yang terdapat
          Penentuan rumus empiris melalui percobaan
Diketahui bahwa untuk menentukan rumus empiris senyawa maka persen komposisinya kemungkinan untuk mengidentifikasi senyawa lewat percobaan. Prosedur yang dijalankan sebagai berikut: pertama dengan analisis kimia kita akan mendapatkan jumlah garam dari setiap unsur yang terkandung dalam sebuah senyawa dengan massa tertentu. Kemudian ubah jumlah dalam gram menjadi jumlah dalam mol untuk tiap komponen. Akhirnya rumus empiris dari senyawa mampu diputuskan (Raymond Chang.2004:68).
Jika suatu zat meleleh artinya terjadi perubahan tingkat wujud dari fasa padat uap ke fasa cair. Perubahan ini bersifat resvible (bolak-balik) artinya es yang telah menjadi air itu dapat membeku kembali menjadi es seperti eadaan permulaan. Perubahan atau proses yang tidak bisa kembali lagi pada susunan semula (versible) seperti lilin terbakar dan mirip pada reaksi kimia susunan semua tertentu (Ahmad Hiskia.1986:23-24).
Senyawa hidrogen peroksida bagi komponen atom-atom terkecil yang disebut molekul, mengandung 2H dan 2O = HO2 tetap nisbah. Atom-atom terkecil yang (jumlah atom relatif) dari hidrogen oksigen HO. Kumpulan ini berdasar satuan rumus disebut rumus sederhana atau suatu molekulnya disebut rumus molekul.
Terdapat 3 kemungkinan korelasi yang perlu diperhitungkan:
1.      Rumus empiris dan rumus molekul dapat identik, mirip CCl4.
2.      Rumus molekul dapat ialah penggandaan dari rumus empiris. Rumus molekul H2O adalah 2 kali rumus empiris HO.
3.      Suatu senyawa dalam keadaan padat mampu memiliki rumus empiris NaCl, MgCl2, atau NaNO3 dan tidak mempunyai rumus molekul (Raip H Petrucci.1992:162-163).
VI.           ALAT DAN BAHAN
RUMUS EMPIRIS SENYAWA
a.       Alat
Ø  Cawan krus dan tutupnya
Ø  Neraca
Ø  Kertas tisu
Ø  Kaki tiga yang dilengkapi segitiga porselen
Ø  Pembakar bunsen
Ø  Penjepit krus
Ø  Pipet tetes
Ø  Gelas arloji
b.      Bahan
Ø  Pita Mg (10-15cm)
Ø  40 tetes air
Ø  0,5 g logam tembaga
Ø  10 ml asam nitrat 4 M
HIDRASI AIR
A.    Penentuan Kuantitatif Presentase Air dalam Senyawa Hidrat
a.       Alat
Ø  Cawan porselen dan tutupnya
Ø  Segitiga penyangga
Ø  Pembakar bunsen
Ø  Neraca
b.      Bahan
Ø  Detergen dan air suling
Ø  Larutan HNO3 6M
Ø  1 g sampel
B.     Reaksi Bolak-Balik Hidrat
a.       Alat
Ø  Spatula
Ø  Cawan Porselen
Ø  Kaca arloji
Ø  Pembakar bunsen
b.      Bahan
Ø  ½ spatula tembaga (II) sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O)
VII.        PROSEDUR KERJA
RUMUS EMPIRIS SENYAWA
Cawan Krus dan Tutupnya
          Ditimbang hingga ketelitian 0,001 g dan dicatat bobotnya
Sepotong pita Mg (10-15cm)
          Dibersihkan dengan kertas tisu untuk menetralisir kotoran dan minyak
          Digulung hingga masuk sesuai dengan dasar krus
          Dimasukkan kedalam krus dan ditimbang
Krus dan isinya
          Diletakkan diatas kaki tiga yang dilengkapi dengan segitiga porselen
          Dipanaskan 20 menit dengan pembakar bunsen hingga dasar krus berpijar
          Dibuka sedikit tutup krus semoga udara dapat masuk dengan memakai penjepit krus

          Dilanjutkan dengan pemanasan 20 menit lagi
          Dimatikan bunsen dan dibiarkan acuh taacuh selama 15 menit, & ditetesi dengan
40 tetes air
          Dipanaskan dalam keadaan tertutup dengan api kecil selama 5 menit sampai tidak ada asap yang muncul
          Dimatikan bunsen dan didinginkan selama 15 menit dan ditimbang
          Dilanjutkan pemanasan dengan api kecil (nyala biru) selama 20 menit dan dinginkan
          Ditimbang krus dan tutupnya
Hasil Pengamatan
            Catatan : Bila Mg tidak tersedia dapat digunakan Cu dengan prosedur :
Cawan Penguap
          Dipanaskan, didinginkan dan ditimbang serta disertakan
0,5 g logam tembaga
          Dicampur dengan
10 ml asam nitrat 4M
          Ditutup dengan gelas arloji
          Dipanaskan hingga terbentuk kristal hitam
          Pemanasan dilanjutkan kampai terbentuk kristal kekuning-kuningan
          Didinginkan dalam suhu kamar
          Ditimbang cawan penguap beserta isinya
          Ditentukan rumus empiris dari oksida tembaga tersebut
Hasil observasi
            HIDRASI AIR
A.    Penentuan Kuantitatif Presentase Air dalam Senyawa Hidrat
Cawan Porselen
          Dicuci dengan detergen dan air suling, lalu bilas dengan air suling kemudian HNO6M dan dibilas dengan air suling sekali lagi
          Dikeringkan dan diposisikan cawan pada segitiga penyangga
          Diatur ketinggian kaki tiga sehingg bagian tengah cawan sempurna pada bagian yang panas pada pembakar, penutup sedikit terbuka ketika dipanaskan
          Dipanaskan dengan hati-hati sampai bab tengah cawan terlihat membara
          Dipertahankan pemanasan selama 5 menit
          Dihentikan pemanasan dan didinginkan pada suhu kamar 10-15 menit
          Dijaga cawan dan tutupnya selalu dalam kondisi bersih dan ditimbang
1 g sampel
          Dimasukkan kedalam cawan dan timbang beserta tutupnya
          Diletakkan cawan pada segitiga dengan penutup sedikit tebuka sehingga uap mampu keluar
          Dipanaskan selama 1 menit dengan pembakar dibawahnya
          Kemudian naikkan panas sampai bagian atas cawan terlihat merah dan dibiarkan pemanasan selama 10 menit.
          Dihentikan pemanasan, cawan ditutup, dibiarkan dingin pada suhu kamar lalu ditimbang
          Diulangi pemanasan hingga didapat bobot tetap, hingga ditemukan perbedaan bobot 2-3 mg.
          Dihitung presentase air dalam contoh dan diputuskan rumus hidratnya
Hasil Pengamatan
B.     Reaksi Bolak-Balik Hidrat
½ spatula tembaga (II) sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O)
          Dimasukkan kedalan cawan porselen
          Diamati sampel dan dicatat warnanya
          Ditutup dengan kaca arloji
          Dipanaskan sampai acuan akan bermetamorfosis pucat dan risikonya putih
Catat Pengamatan
          Dihentikan pemanasan, setelah cuek diteteskan air yang terkumpul pada beling arloji kedalam cawan
Hasil Pengamatan
VIII.    DATA PENGAMATAN
SENYAWA MAGNESIUM
Bagaimana Mendapatkannya
Ulangan
I
Ulangan
II
1.      Bobot cawan krus + tutup
Menimbang
65,788 g
2.      Bobot cawan krus + magnesium
Menimbang
65,788 g
3.      Bobot magnesium
(2)-(1)
0,02 g
4.      Bobot cawan krus + tutup + magnesium oksida
Menimbang
65,88 g
5.      Bobot magnesium oksida
(4)-(1)
0,112 g
6.      Bobot oksida
(4)-(2)
0,090 g
7.      Bobot atom magnesium
Tabel bersiklus
24,3
24,3
8.      Bobot atom oksida
Tabel bersiklus
16,0
16,0
9.      Jumlah mol atom oksigen
0,00575
10.  Jumlah mol atom magnesium
0,05823
11.  Rumus empiris magnesium oksida
MgO2
SENYAWA TEMBAGA
·         Bobot cawan penguap                              = 18.148 gr

·         Bobot cawan penguap + tembaga             = 28.21 gr
·         Bobot cawan penguap + oksida tembaga = 32.182 gr
·         Bobot oksida tembaga yang diperoleh     = 14.042 gr
·         Tulis reaksi antara logam tembaga dengan asam nitrat
A.    AIR HIDRAT
1.      Massa cawan kosong + tutup                                      = 57.58 gr
2.      Massa cawan kosong + tutup + pola                      = 57.6725 gr
3.      Massa cawan kosong + tutup + acuan pemanasan    = 57.5804 gr
4.      Massa pola sehabis pemanasan (bobot tetap)          = 0.0925 gr
5.      Massa acuan sesudah pemanasan                                = 0.0004 gr
6.      Massa air yang hilang dari contoh                              = 0.0921 gr
7.      Presentase air yang hilang dari pola                        = 99.56 %
8.      Massa molar senyawa anhidrat                                   = 159.5
9.      Rumus hidrat                                                              = CuSO4.H2O
B.     REAKSI BOLAK-BALIK HIDRASI
a.       Warna CuSO4.5H2O : biru muda
b.      Pada pemanasan CuSO4.5H2O terdapat/tidak terdapat air dalam kaca arloji : terdapat air
c.       Warna teladan setelah pemanasan adalah : putih
d.      Setelah pemanasan dan penambahan H2O terjadi warna : biru muda
e.       Persamaan reaksi :
CuSO4.5H2O à CuSO4 + 5H2O
CuSO4 + 5H2O à CuSO4.5H2O
IX.           PEMBAHASAN
A.    Rumus empiris senyawa
Sebelum melakukan praktikum hal pertama kali yang harus dilakukan yaitu merencanakan bahan dan alat-alat yang dibutuhkan, selanjutnya menimbang krus beserta bobot nya. Dari penimbangan itu, kami memperoleh massa nya sebesar 65.768 gr. Selanjutnya, memasukkan pita magnesium yang sudah dibersihkan apalagi dahulu kedalam krus dan menimbangnya tanpa tutup, hasil massa nya adalah 65.788 gr. Dari data yang diperoleh, karenanya kami dapat mengetahui bobot magnesium, ialah dengan cara berikut :
Bobot Mg  = krus sesudah diisi Mg – sebelum diisi Mg
= 65.788 – 65.78
= 0.02 gr
Selanjutnya, krus yang berisi magnesium ditaruh diatas kaki tiga yang dilengkapi dengan segitiga porselen dengan memanaskannya pada bunsen (api biru) hingga krus berpijar. Pemanasan ini dijalankan selama 2 menit dengan tutup krus terbuka sedikit semoga udara dapat masuk, sehingga logam Mg bereaksi dengan oksigen.
2 Mg + O2  2 MgO
Krus yang dipanaskan dengan tutup terbuka mengakibatkan magnesium bereaksi dengan udara membentuk magnesium oksida. Selain itu, Mg juga bereakdi dengan nitrogen dioksida membentuk Mg nitrat.
Mg + NO2 Mg(NO2)2
Setelah pemanasan dilaksanakan selama 2 menit. Selanjutnya dinginkan selama 15 menit. Setelah hambar ditetesi dengan 40 tetes air kedalam cawan, lalu dipanaskan lagi sampai air yang ada pada krus habis dan kering lalu ditimbang dan dapatlah alhasil 65.88 gr. Jika bobot krus + tutup + MgO sudah didapat, maka bobot magnesiym oksida dan oksida diputuskan.
Bobot MgO           = (4) – (1)
= 65.88 gr – 65.760 gr
= 0.112 gr
Bobot oksida         = (4) – (2)
                                = 65.88 gr – 65.788 gr
                                = 0.092 gr
Bobot atom Mg yang diperoleh dari table berkala sebesar : 24.3
Bobot atom oksida yang didapat dari table terpola sebesar: 16,0
Setelah data yang dibutuhkan dimengerti, kami menghitung jumlah mol atom oksigen dan rumus empiris MgO ialah :
Mol oksigen            =   
=
= 0.00575
    Mol Mg                   =
=
= 0.000823
   Kaprikornus, rumus empiris MgO adalah :
               Mol Mg   = mol O
               0.000823 = 0.00575
                        1    :    7
   RE : (MgO7)11
1.      Senyawa Tembaga
Percobaan berikutnya yakni menentukan rumus empiris oksida tembaga. Mula-mula kami menimbang bobot cawan penguap. Hasil penimbangan yang diperoleh yaitu sebesar 18.140 gr. Selanjutnya kami memasukkan tembaga kedalam cawan penguap lalu ditimbang hingga diperoleh massanya 28.21 gr. Setelah itu, pada cawan yang berisi tembaga kami campurkan dengan 10 ml asam nitrat dan ditutup dengangelas arloji. Setelah semua logam tembaga larut, dipanaskan hingga terbentuk kristal hitam. Pemanasan dilanjutkan hingga terbentuk Kristal kekuning-kuningan, lalu ditimbang, jikalau telah dinginkan dan didapatlah massanya sebesar 32.182 gr selama pemanasan logam tembaga bereaksi dengan asam nitrat dengan reaksi :
Cu + 2HNO3  Cu(NO3)2 + H2
Dari data tersebut mampu diperoleh bobot oksida tembaga dengan rumus :
v  Bobot CuO        = (Bobot cawan + CuO) – (Bobot cawan penguap)
= 32.182 gr – 18.140 gr
= 14.042 gr
v  Bobot Cu           = (Bobot cawan + tembaga) – (bobot cawan)
= 28.21 gr – 18.140 gr
= 10.07 gr
v  Bobot C             = (Bobot CuO – bobot Cu)
= 14.042 gr – 10.07 gr
= 3.972 gr
Setelah data yang dibutuhkan diketahui, maka kami mampu mengkalkulasikan rumus empiris CuO :
Perbandingan mol Cu          : O
0.155               : 0.24825
                        1        :       2
RE : CuO2
B.     Air hidrat
Dari percobaan ini kami menemukan data massa cawan kosong + tutup sebesar 57-58 gr dan massa cawan kosong + tutup + acuan dipanaskan kemudian ditimbang hingga dihasilkan massa nya sebesar 57.5804 gr.
Setelah massa tersebut dimengerti, maka kami mampu memilih rumus hidratnya dengan menggunakan rumus :
v  Massa acuan setelah pemanasan        = data (3) – data (1)
= 57.804 gr – 57.58 gr
= 0.0004 gr
v  Massa air yang hilang dari pola = massa pola sebelum pemanasan – massa teladan setelah pemanasan = 0.0925 gr – 0.0004 gr = 0.0921 gr
v  % air yang hilang dari sampel
% air    = massa air yang hilang x 100 %
=  x 100 %
=  x 100 %
= 99.5 %
Massa molar senyawa hidrat mampu ditentukan berdasarkan massa atom penyusunnya sehingga Mr CuSO4 = 159.5 gr. Perhitungan terakhir yakni menentukan rumus senyawa empiris tersebut dan menentukan mol CuSO4 dan mol H2O :
Perbandingan mol CuSO4 : mol H2O
0.00000250783                 : 0.0005186
                                                      1    :        2000
CuSO4.2000H2O
C.     Refleksi bolak-balik
Berdasarkan hasil percobaan yang kami kerjakan, warna CuSO4.5H2O sebelum dipanaskan berwarna biru muda, kemudian CuSO4.5H2O sesudah dipanaskan dan terdapat air dalam kaca arloji dan warna nya berubah dikala dipanaskan air bunsen menjadi pudar dan memutih.
Selanjutnya kami menambahkan H2O akan membentuk hidrat dan menyusut atau hilangnya H2O akan membentuk senyawa anhidrat. Persamaan reaksi bolak-balik :
CuSO4.5H2O ↔ CuSO4 + 5H2O
X.               DISKUSI
A.    Rumus empiris senyawa Mg dan Cu serta air hidrat
Pada percobaan rumus empiris senyawa magnesium dan tembaga serta percobaan air hidrat           didapat hasil yang tidak akurat (sempurna) dimana percobaan ini kami menerima perkiraan rumus empiris senyawa magnesium yaitu MgO2, senyawa tembaga yakni CuO2 dan percobaan air hidrat senyawa nya adalah CuSO4.2000H2O, sebaiknya rumus empiris senyawa magnesium yang mampu yaitu MgO dan rumus tembaga CuO alasannya adalah secara teori kedua komponen nya sama-sama memiliki ion 2. Sedangkan untuk percobaan air hidrat senyawa yang diperoleh semestinya CuSO4..5H2O. Kesalahan ini terjadi disebabkan :
1.      Percobaan yang dilaksanakan tidak sesuai mekanisme seperti percobaan senyawa tembaga yang dikerjakan, sebaiknya senyawa tembaga dipansakan hingga mengkristal, tetapi kami memanaskannya tidak sampai mengkristal sehingga berpengaruh pada bobot oksida tembaganya.
2.      Tidak teliti dalam menimbang bobot-bobotnya, hal ini disebabkan salah dalam memakai alat timbangannya. Sehingga didapatkan hasil yang tidak akurat.
3.      Kesalahan terjadi oleh kami dikarenakan teledor dan kurang paham pada mekanisme kerja.
B.     Reaksi bolak-balik hidrasi
            Pada percobaan reaksi bolak-balik hidrasi ditemukan hasil yang tepat teori dimana CuSO4.5H2O yakni berwarna biru muda warna masih ialah senyawa hidrat yang mengandung air. Saat pemanasan H2O dilepaskan terbukti dengan adanya air pada kaca arloji sehingga warna pola setelah pemanasan dan penambahan H2O warna contohberubah menjadi biru muda dan reaksi ini dinamakan reaksi bolak-balik hidrasi dengan persamaan reaksi :
CuSO4.5H20 ↔ CuSO4 + 5H2O
XI.           PERTANYAAN PASCA PRAKTEK
1.      Bila logam Mg yang dipakai bobotnya berlawanan-beda, apakah rumus empirisnya sma ? Jelaskan !
Jawab :
Ya, alasannya adalah rumus empiris senyawa menyatakan jumlah atom terkecil yang terdapat dalam senyawa dan tidak tergantung pada massa bagian.
2.      Dari data dibawah ini, hitung rumus empiris senyawa, suatu senyawa sulfat dengan bobot 50 gr dipanaskan dengan kondisi tertentu, untuk menciptakan senyawa sulfat dengan 100 gr. Bagaimana RE tersebut ?
Jawab :
Diketahui  : Bobot belerang = 50 gr
Ditanya     : RE = …
Dijawab     :
Bobot O2           =  x massa sulfur oksigen
                       =  x 100 gr
                       = 50 gr
Perbandingan mol :
S                :           O
1.5625 : 3.125
1    : 2
Jadi, Rumus empirisnya ialah SO2
3.      Kenapa diseleksi cawan porselin yang masih baik (utuh) untuk percobaan memilih rumus hidrat ?
Jawab :
Karena cawan porselen tersebut tersebut akan dipakai untuk pemanasan, jika tidak diseleksi yang bagus, maka akan menghipnotis zat itu waktu pemanasan (ada zat yang ikut tertimbang). Selain itu cawan porselen yang masih baik (utuh) dapat mengurangi kesalahan dalam menimbang untuk memilih massa, baik sebelum pemanasan maupun sehabis pemanasan.
4.      Apa yang dimaksud dengan bobot tetap?
Jawab :
Bobot tetap yaitu bobot yang didapat setelah berulang kali pemanasan sampai tidak ada lagi pergeseran lagi pada bobotnya.
5.      Apa tujuan menutup lisan tabung reaksi pada percobaan B? Jelaskan !
Jawab :
Agar air terkumpul dikaca arloji (tutup) pada ketika pemanasan senyawa hidra. Air yang merupakan bab struktur kristal hidrat akan menguap atau melepas sehingga tabung reaksi tersebut ditutup dan juga mengurangi terjadinya kontaminasi pribadi dengan udara.
6.      Mengapa warna CuSO4 yang biru menjelma putih pada pemanasan?
Jawab :
Karena CuSO4 mengandunghidrat (air), pada ketika pemanasan air akan menguap sehingga warnanya berubah menjadi putih.
7.      Pemanasan mesti dihentikan secepatnya bila warna menjelma cokelat atau hitam. Jelaskan maksud dan tujuan kalimat terebut.
Jawab :
Karena kadar air yang tersedia habis, hal ini mampu mengakibatkan pembakaran zat dan tidak ada lagi bobot tetap.
8.      Suatu senyawa hidrat memiliki massa 1,632 g sebelum dipanaskan dan 1,008 g sehabis dipanaskan. Hitunglah presentase air secara eksperimen pada hidrat.
Jawab :
Diketahui  : Massa sebelum pemanasan    = 1,632 g
                    Massa sehabis pemanasan    = 1,008 g
                    Massa air yang hilang            = 1,632 – 1,008 = 0,624 g
Ditanya     : % air = …
Dijawab     :
% air =  x 100%
=  x 100%
= 38,235%
9.      Tuliskan reaksi setimbang dari persamaan CuSO4.5H2O
Jawab :
CuSO4.5H2O à CuSO4 + 5H2O
XII.        KESIMPULAN
1.      Pada senyawa hidrat terjadi reaksi bolak balik. Dalam senyawa hidrat penambahan air akan membentuk senyawa hidrat.
2.      Presentasi air dalam hidrat yaitu:
% air =  x 100%
3.      Sifat-sifat senyawa hidrat yakni:
Ø  Membentuk kristal
Ø  Mengandung molekul air
Ø  Mengalami reaksi bolak-balik
Ø  Dapat dipisahkan dengan cara pemanasan
4.      Reaksi bolak-balik hidrasi adalah reaksi dimana senyawa anhidrat dan air selaku reaktan harganya sama besar dengan produk yang dihasilkan adalah senyawa hidrat atau sebaliknya
Contoh : CuSO4.5H2O à CuSO4 + 5H2O
XIII.    DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Bandung: Erlangga
Epinur, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Jambi: Universitas Jambi
Hiskia, Ahmad. 1986. Buku bahan pokok kimia I. Jakarta: Depdikbud
Petrucci, Raip. 1992. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga
Suwandi. 1995. Rumus Kimia. Jakarta: Erlangga