Langkah-Langkah Bersenggama

Bagaimana langkah-langkah, cara atau posisi senggama bagi pasangan suami istri yg baik dan benar?
Rasulullah SAW memberi petunjuk yang sangat sempurna, beralas adat dan estetika Rabbaniyah (ketuhanan). Bercinta tidak saja untuk menyehatkan jiwa, namun juga memberi kepuasan serta kenikmatan jiwa. Pitutur Rasulullah SAW perihal bercinta (senggama) yaitu nasehat paripurna, utamanya demi mempertahankan kesehatan badan, mental, dan spiritual, berikut mewujudkan tujuan bersenggama itu sendiri. Diantara tujuan korelasi seksual berdasarkan aliran Islam.
DO’A SEBELUM MELAKUKAN SENGGAMA :
“BISMILLAHI ALLOHUMMA JANNIBNAS SYAITHONA WAJANNIBISYAITHONA MAA ROZAQTANA “
Artinya : “ dengan menyebut asma alloh , jauhkanlah diri kami dari setan ,dan jauhkan setan dari sesuatu yg sudah engkau rizqikan terhadap kami . maka bila dalam senggama itu alloh mentaqdirkan menjadi anak ,maka setan tidak akan mampu menciptakan bahaya . Menurut Imam ghozaly : di sunnahkan bagi orang yg mau melaksanakan senggama membaca :

“ BISMILLAHIL A’LIYYIL A’DHIM , ALLOHUMMAJ A’LHA DZURRIYYATAN THOYYIBATAN IN KUNTA QODDARTA AN TAKHRUJA DZALIKA MIN SHULBY “
Artinya : “ dengan menyebut nama alloh yang maha besar lagi maha agung , yaa Alloh … jadikanlah istriku yg menjadi adanya keturunanku yang baik , jika engkau menentukan keturunan itu keluar dari tulang rusuku “

Syaikh penadzam menjelaskan apabila mau melakukan senggama, hendaknya didahului dengan senda gurau bareng istri , bermesra-mesra’an dengan berbuat sesuatu yg di perbolehkan , mitsalnya : memegang-megang atau melumat puting payudara istri , merangkul ,memeluk serta menciumi pipi , kening , leher , payudara ,perut dan semua anggota tubuh istri , asalkan jangan hingga mencium KEDUA MATANYA alasannya adalah mencium kedua mata istri mampu menimbulkan perpisahan , dan jangan sampai melakukan hal itu dalam keada’an lupa. Rosulalloh Saw , Bersabda :
“ Janganlah sekali-kali di antara kalian melakukan senggama dengan istrinya , sebagaimana yg dilakukan oleh binatang-hewan ternak , sebaiknya kalian memakai suatu mediator . “ di haturkan terhadap nabi “ apa yg dimaksud dengan perantara itu ??? Nabi Saw , Menjawab : Yaitu Mencium dan berkata-kata dengan bahasa yg Indah-indah “

SYAHWAT PRIA DAN WANITA ADALAH SATU BANDING SEMBILAN
Alloh Swt , meng anugrahkan terhadap laki-laki 1 nafsu dan 9 logika sedangkan untuk wanita 1akal 9 nafsu .oleh alasannya itu kebaikan dan kebenaran semua ada dalam hadist Nabi , dalam arti kita harus mengamalkan keterangan-keterangan dari hadist Nabi Saw .

“ WA’AKSU DHA YUADHI LISYIQOQY  BAINAHUMA SHOHI WALILFIROQY “

Syaikh penadzam menjelaskan bawha senggama yg dikerjakan suami dengan istrinya tanpa senda gurau , saling cium ,rangkul , peluk bersama istrinya atau mencium kedua mata istrinya , hal itu dapat mengakibatkan percekcokan dan pertikaian serta mengakibatkan anak yg terlahir berwatak udik dan tumpul otaknya ( keterangan dalam kitab AN NASHIHAH ) . Diterangkan dalam hadist , ada pahala besar bagi orang yg menggauli istrinya dengan niat baik ,sehabis suami mencium-cium dan bermain-main cinta dengan istrinya.
Hadist dari sayyidah A’isyah , Rosulallloh Saw , Bersabda :
“ Barangsiapa memegang tangan istri sambil merayunya , maka Alloh Swt , akan menulis baginya 1 kebaikan dan melebur 1 kejelekan serta mengangkat 1 derajat , Apabila merangkul , maka Alloh Swt , akan menulis baginya 10 kebaikan melebur 10 keburukan dan mengangkat 10 derajat , Apabila menciumnya , maka Alloh Swt , akan menulis baginya 20 kebaikan , melebur 20 kejelekan dan mengangkat 20 drajat , Apabila senggama dengannya , maka lebih baik dibandingkan dengan dunia dan isi-isinya “

  Arti Urutan 5 Jari Insan.

Dari hadist lain Rosulalloh Saw , Bersabda :
“ Apabila suami berdiri untuk melakukan mandi junub sehabis melakukan senggama dengan istrinya , maka tiada air yg mengalir pada anggota tubuhnya , kecuali Alloh Swt , akan mengampuni semua dosa-dosanya ,dalam keterangan lain, Alloh Swt , akan menulis kepadanya 1 kebaikan dari setiap helai rambut yg terkena atau terbasahi air “

“ WATHOYYIBAN FAKA BITHIBIN FA IHIN  A’LADDAWAMI NILTUMUL MANAIHIN “

Syaikh penadzam menerangkan : Bahwa suami di inginkan biar berupaya mulutnya menjadi sedap dan harum , hal itu dilakukan semoga memperbesar rasa cinta sang istri hal itu dikerjakan jangan hanya waktu mau melakukan senggama saja namun mesti selamanya saban hari .

Dan untuk sang istri di sunnahkan untuk berhias diri dan memakai anyir-wangian cuma untuk suaminya saja karena ada hadist : Nabi Saw , Bersabda :
“ sebaik mungkin wanita yaitu perempuan yg senantiasa memakai bacin-wangian dan higienis “

Dalam riwayat lain dari Sayyidina Ali K.w , Nabi Saw , Bersabda :
“ Sebaik-baiknya perempuan yaitu perempuan yg harum baunya dan sedap masakannya “

Disunnahkan jg bagi perempuan memakai Celak pada kedua matanya ,dan memacar kedua tangan dan kakinya , alasannya ada hadist , Nabi Saw , Bersabda :
“ Saya paling benci , jikalau melihat wanita tanpa pakai celak atau pacar “

Diantara adab-budpekerti cara bersetubuh dalam islam adalah sebagai berikut :
“ WAHDHAR MINAL JIMA’I FISH SHIYAABY  FAHUWA MINAL JAHLY BILAR TIYAABY “

Syaikh penadzam menerangkan : Bahwa sebagian akhlak senggama ialah suami hendaknya munyuruh istrinya untuk melepas semua pakaiannya ada baiknya kalau suami yg melepaskan busana istrinya.kemudian suami dan istrinya berhubungan intim dalam 1 selimut , akan namun , bukan mempunyai arti senggama yg di lakukan itu tanpa epilog sama sekali.

Rosulalloh,Saw Bersabda:

“ Apabila kalian melakukan senggama dengan istrinya , maka jangan telanjang mirip telanjangnya himar “

Nabi Saw , sendiri saat melaksanakan senggama dengan istrinya , ia menggunakan tutup kepala dan memelihara bunyi seraya berkata pada istrinya “ hendaklah engkau damai “ begitu jg dikerjakan oleh shohabat bubuk bakar yg senantiasa mamakai tutup kepala saat berhubungan intim dengan istrinya karena aib sama Allah Swt. Sebagian ahli ilmu berkata : Di sunnahkan melipat pakaian pada waktu malam sambil membaca BASMALLAH karena jika tidak demikian maka setan akan memakainya pada malam hari dan pemiliknya menggunakan pada siang hari.Rosulalloh Saw , Bersabda :

“ Lipatlah busana kau , sebab bergotong-royong setan tidak mau menggunakan pakaian yg di lipat “

Sebelum menginap pertama, sungguh disenangi untuk memperindah diri masing-masing dengan berhias, memakai parfum, serta bersiwak. Berdasarkan suatu hadits dari Asma’ binti Yasid radhiyallaahu ‘anha dia menuturkan, “Aku merias Aisyah untuk Rasulullah shallallahu a’laihi wasallam. Setelah tamat, saya pun memanggil Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau pun duduk di sisi Aisyah. Kemudian diberikan terhadap dia segelas susu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meminum susu tersebut dan menyerahkannya pada Aisyah. Aisyah menundukkan kepalanya alasannya adalah aib. Maka segeralah saya menyuruhnya untuk mengambil gelas tersebut dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” [HR Ahmad, sanad hadits ini dikuatkan oleh Al-Allamah Al-Muhadits Al-Albani dalam Adabul Zifaf].

  Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia Ke 8 Puskesmas Sidaharja Lakbok

Adapun disunnahkannya bersiwak, alasannya budbahasa yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau selalu bersiwak setiap setiap hendak masuk rumah sebagaimana disebutkan oleh Aisyah radhiyallaahu ‘anha dalam Shahih Muslim. Selain itu akan sangat bagus pula jika disertai dengan mempercantik kamar pengantin sehingga menjadi sempurnalah alasannya-alasannya adalah yang menimbulkan kecintaan dan situasi romantis pada saat itu.

Hendaknya suami meletakkan tangannya pada ubun-ubun istrinya seraya mendoakan kebaikan dengan doa yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ajarkan :

اللّهمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَخَيْرِ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ

“Ya Allah, bekerjsama saya memohon terhadap-Mu dari kebaikannya (istri) dan kebaikan tabiatnya, dan saya berlindung terhadap-Mu dari kejelekannya dan keburukan tabiatnya.”[HR. Bukhari dari sobat Abdullah bin Amr bin Al Ash radhiyallaahu ‘anhu].

Disunnahkan bagi keduanya untuk melakukan shalat dua rakaat bantu-membantu. Syaikh Al Albani dalam Adabuz Zifaf menyebutkan dua atsar yang salah satunya diriwayatkan oleh Abu Bakr Ibnu Abi Syaiban dalam Al-Mushannaf dari sobat Abu Sa’id, bekat budak sobat Abu Usaid, ia mengisahkan bahwa semasa masih menjadi budak dia pernah melangsungkan ijab kabul. Ia mengundang beberapa teman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, diantaranya Abdullah bin Mas’ud, Abu Dzarr, dan Hudzaifah.

Abu Sa’id mengatakan, “Mereka pun membimbingku, mengatakan, ‘Apabila istrimu masuk menemuimu maka shalatlah dua rakaat. Mintalah pinjaman kepada Allah dan berlindunglah terhadap-Nya dari kejelekan istrimu. Setelah itu urusannya terserah engkau dan istrimu. “Dalam riwayat Atsar lainnya Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu mengatakan, perintahkan isrtimu shalat dibelakangmu.”

Ketika menjumpai istri, hendaknya suami berprilaku santun kepada istrinya semisal dengan menawarkan segelas minuman atau yang lainnya sebagimana dalam hadits di atas, bisa juga dengan menyerahkan maharnya. Selain itu hendaknya si suami untuk bertutur kata yang lembut yang menggambarkan kebahagiaannya atas akad nikah ini. Sehingga hilanglah perasaan cemas, takut, atau aneh yang menghinggapi hati istrinya. Dengan kelembutan dalam ucapan dan tindakan akan bersemi keakraban da keselarasan di antara keduanya.

Apabila suami ingin menggauli istrinya, janganlah beliau buru-buru hingga keadaan istrinya betul-betul siap, baik secara fisik, maupun secara psikis, adalah istri telah sepenuhnya mendapatkan keberadaan suami sebagai bab dari dirinya, bukan orang lain. Begitu pula dikala suami sudah menyelesaikan hajatnya, jangan pula dirinya tergesa-gesa meninggalkan istrinya sampai tercukupi hajat istrinya. Artinya, seorang suami mesti mengamati kondisi, perasaan, dan cita-cita istri. Kebahagian yang mau ia raih, dia upayakan pula mampu dinikmati oleh istrinya.

Bagi suami yang hendak menjima’i istri cuma diperbolehkan ketika istri cuma diperbolehkan saat istri tidak dalam keadaan haid dan pada tempatnya saja, yaitu kemaluan. Adapun arah dan caranya  terserah yang beliau sukai.

 Allah berfirman yang artinya, “Mereka bertanya kepadamu wacana haid. Katakanlah, “Haid itu yaitu sebuah kotoran.” Oleh karena itu hendaklah kalian menjauhi (tidak menjima’i) perempuan diwaktu haid, dan janganlah kalian mendekati (menjima’i) mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka sudah suci, maka campurilah mereka itu pada tempat yang diperintahkan Allah kepad kalian (kemaluan saja). Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang mensucikan diri. Istri-istri kalian yakni (seperti) tanah daerah kalian bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat itu bagaimana saja kalian inginkan. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk diri kalian, bertakwalah kepada Allah, ketahuilah bahwa kalian kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman.” [Q.S. Al Baqarah: 222-223].

  Jenjang Kepangkatan

Ingat, diharamkan lewat dubur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Barang siapa yang menggauli istrinya ketika sedang haid atau lewat duburnya, maka dia telah kufur dengan apa yang diturunkan terhadap Muhammad.” [HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan yang yang lain, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud]. Kata ‘kufur’ dalam hadits ini menawarkan betapa besarnya dosa orang yang melakukan hal ini. Meskipun, kata para ulama, ‘kufur’ yang dimaksud dalam hadits ini adalah kufur kecil yang belum mengeluarkan pelakunya dari Islam.

Telah kita pahami bareng bahwa syaitan selalu menyertai, mengintai untuk berupaya menjerumuskan Bani Adam dalam setiap keadaan. Begitu pula saat jima’, kecuali kalau beliau selalu berdzikir kepada Allah. Maka hendaknya berdo’a sebelum melakukan jima’ biar hal tersebut menjadi alasannya kebaikan dan keberkahan. Do’a yang diajarkan yaitu:

بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

“Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari syaithan dan jauhkanlah syaithan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami.”[HR. Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abdullah bin Abbas radhiyallaahu ‘anhu]. Dalam hadits tersebut disebutkan bahwa seandainya Allah mengkaruniakan anak, maka syaithan tidak akan bisa memudharati anak tersebut. Al Qadhi menerangkan tujuannya adalah syaithan tidak akan bias mearsukinya. Sebagaimana dinukilkan dari Al Minhaj.

Diperbolehkan bagi suami dan istri untuk saling menyaksikan aurat satu sama lain. Diperbolehkan pula mandi bareng . Dari Aisyah radhiyallaahu ‘anha berkata, “Aku pernah mandi bareng Rasulullah dalam satu baskom dan kami berdua dalam kondisi junub.” [HR. Al Bukhari dan Muslim.]

Abdullah bin Qais, ia berkata, “Aku pernah mengajukan pertanyaan kepada Aisyah, ‘Apa yang dijalankan Nabi ketika junub? Apakah dia mandi sebelum tidur ataukah tidur sebelum mandi?’ Aisyah menjawab, ‘Semua itu pernah dilakukan Rasulullah. Terkadang dia mandi dahulu kemudian tidur dan kerap kali pula ia cuma wudhu lalu tidur.”[HR. Ahmad dalam Al Musnad]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya, “Sesungguhnya diantara manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari akhir zaman ialah pria yang mengunjungi istrinya dan istrinya menunjukkan kepuasan kepadanya, kemudian beliau menyebarkan rahasianya.” [HR. Muslim dari sobat Abu Sa’id Al Khudri radhiyallaahu ‘anhu]

Kesempurnaan syariat Islam ini menawarkan betapa besarnya perhatian Allah terhadap hamba-Nya melampaui perhatian hamba kepada dirinya sendiri. Oleh alhasil, hendaklah setiap hamba tetap berada di atas fitrah tersebut di atas agama allah agar dirinya senantiasa berada di atas jalan yang lurus, “(Tetaplah di atas fitrah) yang Allah telah membuat insan menurut fitrah itu.” [QS. Ar Rum: 30]. Allahu a’lam