Para astronom masa lalu pula memakai model berupa benda tiga dimensi. Mereka menciptakan model benda tiga dimensi untuk menggambarkan tata cara tata surya, dgn menggunakan materi yg ada di sekitarnya. Pada masa sekarang, versi tata surya kita mampu dibuat dgn cara sederhana & memakai benda/materi yg mudah didapat. Berikut ialah beberapa acuan model tata cara tata surya yg sederhana.
Kunci Jawaban Halaman 20
Ayo Mencoba
Cobalah untuk merancang versi sederhana dr tata cara tata surya kita. Bekerjalah bareng temanmu dlm kelompok yg terdiri atas 3–4 orang. Pilihlah versi dua dimensi apalagi dulu dgn membuat gambar pada kertas ukuran A4.
Tentukan planet-planet dr yg terkecil hingga paling besar, kemudian gambarlah Matahari dgn ukuran yg sesuai dgn teladan. Warnai & namailah setiap anggota sistem tata surya sehingga gampang dilihat & dipahami.
Tunjukkanlah hasil kerjamu dgn menempelkannya di dinding kelas. Jelaskanlah bagaimana kelompokmu menjadikannya & jelaskanlah urutan dlm tata cara tata surya dgn yakin diri.
Jawaban:
Ayo Membaca
Bacalah cerita fiksi berikut ini dgn saksama. Perhatikanlah bagaimana jalan ceritanya & bayangkanlah tokoh utama & tokoh pelengkap pada cerita ini.
Tetaplah Berada di Jalurmu!
Oleh Diana Karitas
Deo pulang sekolah sambil meringis kesakitan. Ia menuntun sepedanya dgn sedikit terpincang-pincang. Celana & baju seragamnya terlihat kotor. Keringat mengucur di dahinya. Hari itu udara memang cukup terik.
Ibu secepatnya menyambut Deo dgn membukakan pintu pagar. Ibu pun menolong Deo memasukkan sepedanya di halaman rumah. Ibu mengambil tas Deo yg ikut kotor & menuntunnya masuk ke dlm rumah.
Setelah Ibu memberinya minum, Ibu mengusut luka-luka gores di lutut & siku Deo. Deo meringis kesakitan tatkala luka-luka itu dibersihkan & diberikan obat.
Setelah Deo mulai terlihat tenang, Ibu meminta Deo bercerita.
“Aku yg salah, Bu. Aku tak waspada. Aku tak akan mengulanginya lagi. Seandainya gue tetap berada di jalurku,” kata Deo dgn penuh penyesalan.
“Apa yg sebetulnya terjadi, Nak. Terima kasih ananda telah mengakui kesalahanmu, tetapi maukah ananda menceritakan yg bahwasanya terjadi?” tanya Ibu dgn lembut.
“Deo tadi kontes balap sepeda dgn Arsyad tatkala pulang sekolah, Bu. Tatkala kami hingga di jalan depan toko kelontong Pak Ahmad, jalanan agak ramai. Lalu, gue melihat di situ ada trotoar yg landai & sepi. Lalu gue naik & bersepeda di trotoar itu.” kata Deo sambil menunduk.
“Trotoar? Hmm… Kamu pasti tahu kalau trotoar diperuntukkan untuk pejalan kaki, kan?” tanya Ibu.