Kumpulan puisi murung perihal bencana banjir adalah puisi sedih wacana musibah banjir atau puisi sedih ihwal banjir.
Bagaimana kata kata sedih saat terjadi banjir, & kisah puisi banjir dlm bait kumpulan puisi murung ihwal tragedi banjir yg diterbitkan wargamasyarakat berkas puisi.
Untuk lebih jelasnya kata kata puisi sedih karena bencana banjir, disimak saja berikut ini puisi berjudul banjir tangis, puisi semangkuk aiir bah, puisi kelakarmu, & puisi berkaca pada diri dibawah ini.
Daftar Isi
BANJIR TANGISBy Kang Suhanda
Hujan itu tengah bertasbih
Angin pun berzikir
tanah gunung & bukit bermunajat
akibatnya mereka bersatu menerjang, menghempas semua yg bangun tegak di permukaan bumi
Luluh lantah rebah di tanah
tumbang raga & jiwa pulasara
jerit tangis lenyap nyawa
pekik histeris hilang harta
Cukup sudah mereka berpeluk tangis
derita yg amat sangat tragis
begitu menyakitkan & memilukan
akankah tetap kau berretorika sarat kepalsuan
Keserakahanmu begitu lahapnya mengunyah hutan
Ketamakanmu begitu rakusnya menelan gunung & bukit
hingga rusaknya ekosistem alam
tanpa reboisasi & rehabilitasi
Kekuasaan terintegrasi
suara-bunyi kemanusian terisolasi
sumber daya alam tak terwarisi
hari esok tinggal mimpi-mimpi di periuk nasi
Jakarta, 5.1.2020
SEMANGKUK AIR BAHBy Kang Suhanda
Semangkuk air bah
jadi bencana
rakyat bermuhasabah
sabar & pasrah
Semangkuk air bah
jadi wabah
santapan enak para pemangku jabatan tuk saling memaki & menjatuhkan
karena suatu kepentingan
Semangkuk air bah
para politisi pun berorasi galau
sedangkan
penguasa eksklusif blusukan
berbasah- lembap
mencari celah cari siapa yg salah
Semangkuk air bah
kenapa senantiasa jadi masalah
dan mesti dipermasalah
bukankah pada zaman Nabi Nuh separuh dunia tenggelam air bah
Semangkuk air bah
kenapa tak dijadikan hikmah
bukankah ini sebuah teguran para pendosa berjamaah
supaya secepatnya tobat dengan-cara kafah
Jakarta, 4.1.2020
KELAKARMUBy Kang Suhanda
Masikah saja kamu pelintir
info perihal banjir
menghujat sana-sani
lempar perkiraan jadi opini
Tebar daya tarik seolah peduli
derita rakyat seakan terwakili
tuk menata mimpi-mimpi
dalam lelap tidur memeluk akad-janji
Sudahi kelakar politikmu itu
aroma yg tercium begitu menyengat
masuk ke ruang- ruang hampa
hanya lewati rasa nestapa
Jakarta, 3.1.2020
BERKACA PADA DIRIOleh: Muhammad Jayadi
Air tiba begitu saja
sehabis hujan melanda
membanjiri jiwa-jiwa
menyadarkan diri-diri terlena
harusnya
Sebabnya kebun-kebun matahari
tertutup gumpalan kelabu awan sepi
terus hujan mengunjungi kami
membanjiri lahan-lahan tempat tingggal kami
Apa sesungguhnya ini?
apakah lantas kita saling tuding mencari kambing hitam
bercermin kepada diri masing-masing itu lebih baik
Kesadaran mempertahankan lingkungan selaku karunia
yakni jawaban memperbaiki keadaan kita bersama.
Halong 5 Januari 2020