Kumpulan Hadits Tentang Riba Dalam Islam Lengkap

Kali ini akan dishare kumpulan hadits ihwal riba dlm islam lengkap goresan pena bahasa arab & artinya. Hendaknya kita mengetahui hadist hadits riba dr Nabi Muhammad SAW aar kita memahami larangan riba & bahaya serta dosanya menurut syariat islam.

Diantara proses jual beli yg diharamkan & tidak boleh dgn keras dlm islam antara lain yaitu Riba. Riba dengan-cara bahasa memiliki arti penambahan, Pertumbuhan, Kenaikan ,dan Ketinggian. Dalam Islam, memungut riba atau menemukan keuntungan berbentukriba bantuan yakni haram. Riba sendiri termasuk dlm dosa dosa besar & mereka yg mengkonsumsi harta riba akan dilaknat baik di dunia hingga kelak di akhirat.

Sistem riba ini menghancurkan ekonomi, penduduk bahkan negara. Maka dr itu hendaknya setiap muslim yg beriman menjauhi segala hal yg berbau riba. Untuk itu penting kiranya mengerti dalil dalil baik ayat suci Al-Quran maupun hadist tentang riba alasannya adalah didalamnya diterangkan segala jenis hal mengenai riba dengan-cara lengkap.

Mulai dr hukum riba, ancaman riba, larangan riba, dosa riba, ancaman & azab pelaku riba (para ribawi) & hal hal lain berkaitan dgn riba. Dengan begitu kita mampu mengerti transaksi seperti apa yg termasuk ke dlm dosa riba.

Dalam kitab suci Al Quran, ALLAH SWT berfirman dlm salah satu ayat sebagai berikut :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ ﴿٢٧٨﴾ فَإِن لَّمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِّنَ اللَّـهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَإِن تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ ﴿٢٧٩﴾

Artinya : “Hai orang-orang yg beriman, bertakwalah pada Allah & tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) bila ananda orang-orang yg beriman. Maka jikalau ananda tak menjalankan (meninggalkan sisa riba), Maka ketahuilah, bahwa Allah & Rasul-Nya akan memerangimu. & jika ananda bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; ananda tak Menganiaya & tak (pula) dianiaya”. (QS Al Baqarah: 278-279).

وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا

Artinya : “Padahal Allah sudah menghalalkan jual beli & mengharamkan riba.” (QS. Al Baqarah: 275)

Selain ayat Al Alquran diatas, masih ada banyak sekali dalil hadits ihwal riba mirip yg disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW. Insyaallah bisa menjadi aliran dlm kehidupan sehari hari, contohnya dlm tata cara transaksi jual beli, dlm pinjam meminjam (hutang piutang), tukar barang/pertukaran barang & lain sebagainya.

Jangan sampai transaksi kita dlm bentuk apapun tergolong ke dlm riba yg dilarang & diharamkan oleh ALLAH SWT & Rasulnya. Perlu pula dipahami macam macam riba yg ada mirip riba nasi’ah, riba fadhal, riba yad & riba qardh.

Kali ini akan dishare kumpulan hadits tentang riba dlm islam lengkap tulisan bahasa arab Kumpulan Hadits Tentang Riba Dalam Islam Lengkap

Dan untuk lebih jelasnya, simak berikut ini daftar kumpulan hadits tentan riba jual beli dlm islam lengkap dlm lafadz arab & terjemahan bahasa Indonesianya.

Hadits Tentang Riba Lengkap Bahasa Arab & Artinya

عَنْ سَعِيدِ بْنِ زَيْدٍعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مِنْ أَرْبَى الرِّبَا الِاسْتِطَالَةُ فِي عِرْضِ مُسْلِمٍ بِغَيْرِ حَقٍّ وَإِنَّ هَذِهِ الرَّحِمَ شِجْنَةٌ مِنْ الرَّحْمَنِ فَمَنْ قَطَعَهَا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
Dari Sa’id bin Zaid dr Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa ia bersabda: “Sesungguhnya riba yg paling jelek yakni merusak kehormatan seorang muslim tanpa hak, & bekerjsama rahim dijalinkan oleh Ar Rahman, barangsiapa yg memutuskannya pasti Allah mengharamkan baginya syurga.” (Ahmad, bagian Musnad Said bin Zaid, no 1564)

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ، حَدَّثَنَا سِمَاكٌ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آكِلَ الرِّبَا، وَمُؤْكِلَهُ وَشَاهِدَهُ وَكَاتِبَهُ
Telah menceritakan pada kami Ahmad bin Yunus, sudah menceritakan pada kami Zuhair, sudah menceritakan pada kami Simak, telah menceritakan kepadaku Abdurrahman bin Abdullah bin Mas’ud, dr ayahnya, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat orang yg makan riba, orang yg memberi makan riba, saksinya & penulisnya.(HR. Abu Dawud)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلَاتِ
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dr Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jauhilah tujuh masalah yg membinasakan”. Para teman bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah itu? Beliau bersabda: “Syirik pada Allah, sihir, membunuh jiwa yg diharamkan oleh Allah kecuali dgn haq, menyantap riba, makan harta anak yatim, kabur dr medan peperangan & menuduh seorang perempuan mu’min yg suci berbuat zina”. (Bukhari, Bab Ramyul Muhsanat, No. 6351)

الرِبَا ثَلاَثَةٌ وَسَبْعُوْنَ بَابًا أيْسَرُهَا مِثْلُ أَنْ يَنْكِحَ الرُّجُلُ أُمَّهُ وَإِنْ أَرْبَى الرِّبَا عِرْضُ الرَّجُلِ الْمُسْلِمِ
Artinya:“Riba itu ada 73 pintu (dosa). Yang paling ringan ialah semisal dosa seseorang yg menzinai ibu kandungnya sendiri. Sedangkan riba yg paling besar adalah apabila seseorang melanggar kehormatan saudaranya.” (HR. Al Hakim & Al Baihaqi)

إِذَا ظَهَرَ الزِّناَ وَالرِّبَا فِي قَرْيَةٍ فَقَدْ أَحَلُّوْا بِأَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللهِ
“Apabila sudah marak perzinaan & praktek ribawi di suatu negeri, maka sungguh penduduk negeri tersebut telah menghalalkan diri mereka untuk diadzab oleh Allah.” (HR. Al Hakim)

أَخْبَرَنِي عَوْنُ بْنُ أَبِي جُحَيْفَةَ قَالَ رَأَيْتُ أَبِي اشْتَرَى حَجَّامًا فَأَمَرَ بِمَحَاجِمِهِ فَكُسِرَتْ فَسَأَلْتُهُ عَنْ ذَلِكَ قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ ثَمَنِ الدَّمِ وَثَمَنِ الْكَلْبِ وَكَسْبِ الأَمَةِ وَلَعَنَ الْوَاشِمَةَ وَالْمُسْتَوْشِمَةَ وَآكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَلَعَنَ الْمُصَوِّرَ
Diriwayatkan oleh Aun bin Abi Juhaifa, “Ayahku membeli seorang budak yg pekerjaannya membekam (mengeluarkan darah kotor dr badan), ayahku kemudian memusnahkan peralatan bekam si budak tersebut. Aku bertanya pada ayah kenapa dia melakukannya. Ayahku menjawab, bahwa Rasulullah  Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk mendapatkan uang dr transaksi darah, anjing, & kasab budak perempuan, ia pula melaknat pekerjaan pembuat tato & yg minta ditato, mendapatkan & memberi riba serta dia melaknat para pembuat gambar.” (Shahih al-Bukhari no. 2084)

حَدَّثَنَا عَبْدُالرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ رَضِي اللَّه عَنْهم قَالَ نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْفِضَّةِ بِالْفِضَّةِ وَالذَّهَبِ بِالذَّهَبِ إِلا سَوَاءً بِسَوَاءٍ وَأَمَرَنَا أَنْ نَبْتَاعَ الذَّهَبَ بِالْفِضَّةِ كَيْفَ شِئْنَا وَالْفِضَّةَ بِالذَّهَبِ كَيْفَ شِئْنَا
Diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Abu Bakr bahwa ayahnya berkata, “Rasulullah  Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang penjualan emas dgn emas & perak dgn perak kecuali sama beratnya, & mengijinkan kita menjual emas dgn perak & begitu juga sebaliknya sesuai dgn harapan kita.” (Shahih al-Bukhari no. 2034)

َوَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: ( نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنِ الْمُزَابَنَةِ; أَنْ يَبِيعَ ثَمَرَ حَائِطِهِ إِنْ كَانَ نَخْلاً بِتَمْرٍ كَيْلاً, وَإِنْ كَانَ كَرْماً أَنْ يَبِيعَهُ بِزَبِيبٍ كَيْلاً, وَإِنْ كَانَ زَرْعاً أَنْ يَبِيعَهُ بِكَيْلِ طَعَامٍ, نَهَى عَنْ ذَلِكَ كُلِّهُ )  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ  
Ibnu Umar Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam melarang jual-beli muzabanah, yakni seseorang yg memasarkan buah kebunnya, jika kurma basah dijual dgn kurma kering bertakar, anggur lembap dijual dgn anggur kering bertakar, & tanaman kering dijual dgn makanan kering bertakar. Beliau melarang itu semua. (Muttafaq Alaihi.)

عنْ ابْنِ مَسْعُودٍعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَحَدٌ أَكْثَرَ مِنْ الرِّبَا إِلَّا كَانَ عَاقِبَةُ أَمْرِهِ إِلَى قِلَّةٍ
Artinya:Dari Ibnu Mas’ud dr Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Tidaklah seseorang yg memperbanyak riba, melainkan tamat perkaranya akan merugi (Ibnu Majah)

عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ رَجُلَيْنِ أَتَيَانِي فَأَخْرَجَانِي إِلَى أَرْضٍ مُقَدَّسَةٍ فَانْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى نَهَرٍ مِنْ دَمٍ فِيهِ رَجُلٌ قَائِمٌ وَعَلَى وَسَطِ النَّهَرِ رَجُلٌ بَيْنَ يَدَيْهِ حِجَارَةٌ فَأَقْبَلَ الرَّجُلُ الَّذِي فِي النَّهَرِ فَإِذَا أَرَادَ الرَّجُلُ أَنْ يَخْرُجَ رَمَى الرَّجُلُ بِحَجَرٍ فِي فِيهِ فَرَدَّهُ حَيْثُ كَانَ فَجَعَلَ كُلَّمَا جَاءَ لِيَخْرُجَ رَمَى فِي فِيهِ بِحَجَرٍ فَيَرْجِعُ كَمَا كَانَ فَقُلْتُ مَا هَذَا فَقَالَ الَّذِي رَأَيْتَهُ فِي النَّهَرِ آكِلُ الرِّبَا
Dari Samrah bin Jundub radliallahu ‘anhu berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Pada suatu malam gue berimajinasi dua orang menemuiku kemudian keduanya menenteng gue keluar menuju tanah suci. Kemudian kami berangkat hingga tiba di suatu sungai yg airnya dr darah. Disana ada seorang yg berdiri di tengah sungai & satu orang lagi berada (di tepinya) memegang batu. Maka laki-laki yg berada di tengah sungai menghampirinya & setiap kali ia hendak keluar dr sungai maka pria yg memegang watu melemparnya dgn watu kearah mulutnya hingga ia kembali ke tempatnya semula di tengah sungai & terjadilah seterusnya yg setiap ia hendak keluar dr sungai, akan dilempar dgn batu sehingga kembali ke tempatnya semula. Aku mengajukan pertanyaan: “Apa tujuannya ini?” Maka orang yg gue lihat dlm mimpiku itu berkata: “Orang yg ananda lihat dlm sungai yakni pemakan riba’”. (hadits riwayat Bukhari)

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَقَالَ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَيَبِيتَنَّ نَاسٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى أَشَرٍ وَبَطَرٍ وَلَعِبٍ وَلَهْوٍ فَيُصْبِحُوا قِرَدَةً وَخَنَازِيرَ بِاسْتِحْلَالِهِمْ الْمَحَارِمَ وَالْقَيْنَاتِ وَشُرْبِهِمْ الْخَمْرَ وَأَكْلِهِمْ الرِّبَا وَلُبْسِهِمْ الْحَرِيرَ
Dari Ibnu ‘Abbas dr Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Demi jiwa yg Muhammad berada ditanganNya, sungguh beberapa orang dr ummatku bermalam dgn bersuka ria, menyalahgunakan nikmat & bermain-main, di pagi harinya mereka menjadi simpanse & babi karena mereka menghalalkan yg haram, nyanyian, minum khamer, makan riba & mengenakan sutera.” (HR Ahmad)

عنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ النَّبِيِّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ: “الرِّبَا ثَلَاثَةٌ وَسَبْعُونَ بَابًا
Terjemahan: dr Abdullah dr Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, ia bersabda: “Riba itu memiliki tujuh puluh tiga pintu.”(Ibn Majah)

َوَعَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ رضي الله عنه قَالَ: ( سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم سُئِلَ عَنِ اِشْتِرَاءِ اَلرُّطَبِ بِالتَّمْرِ فَقَالَ: أَيَنْقُصُ اَلرُّطَبُ إِذَا يَبِسَ?  قَالُوا: نَعَمَ. فَنَهَى عَنْ ذَلِكَ )  رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ اَلْمَدِينِيِّ, وَاَلتِّرْمِذِيُّ, وَابْنُ حِبَّانَ, وَالْحَاكِمُِ 
Sa’ad Ibnu Abu waqqash Radliyallaahu ‘anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam ditanya perihal hukumnya membeli kurma lembap dgn kurma kering. Beliau bersabda: “Apakah kurma basah itu menyusut bila mengering?”. Ia menjawab: Ya. Lalu ia melarang hal itu. (Hadits shahih menurut Ibnu al-Madiny, Tirmidzi, Ibnu Hibban, & Hakim.)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرِّبَا سَبْعُونَ حُوبًا أَيْسَرُهَا أَنْ يَنْكِحَ الرَّجُلُ أُمَّهُ
Dari Abu Hurairah ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Riba itu mempunyai tujuh puluh tingkatan, yg paling ringan adalah mirip seseorang yg berzina dgn ibunya.” (HR Ibn Majah)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حَنْظَلَةَ غَسِيلِ الْمَلَائِكَةِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دِرْهَمٌ رِبًا يَأْكُلُهُ الرَّجُلُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَشَدُّ مِنْ سِتَّةٍ وَثَلَاثِينَ زَنْيَةً
Artinya: Dari ‘Abdullah bin Hanzhalah, yg dimandikan oleh para malaikat, ia berkata; Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Satu dirham hasil riba yg dikonsumsi seseorang sementara ia mengetahuinya, itu lebih jelek dr tigapuluh kali berzina.” (HR. Ahmad)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ يَأْكُلُونَ فِيهِ الرِّبَا قَالَ قِيلَ لَهُ النَّاسُ كُلُّهُمْ قَالَ مَنْ لَمْ يَأْكُلْهُ مِنْهُمْ نَالَهُ مِنْ غُبَارِهِ
Dari Abu Hurairah. ia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Akan datang pada insan suatu masa di mana dikala itu mereka akan mengkonsumsi riba, ” Abu Hurairah berkata; maka timbullah pertanyaan pada ia; “Apakah semua manusia melakukannya?” Beliau menjawab: “Yang tak makan di antara mereka akan menemukan debunya.(Ahmad, Abu dawud, Nasai & Ibn Majah)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَيْتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي لَمَّا انْتَهَيْنَا إِلَى السَّمَاءِ السَّابِعَةِ فَنَظَرْتُ فَوْقَ قَالَ عَفَّانُ فَوْقِي فَإِذَا أَنَا بِرَعْدٍ وَبَرْقٍ وَصَوَاعِقَ قَالَ فَأَتَيْتُ عَلَى قَوْمٍ بُطُونُهُمْ كَالْبُيُوتِ فِيهَا الْحَيَّاتُ تُرَى مِنْ خَارِجِ بُطُونِهِمْ قُلْتُ مَنْ هَؤُلَاءِ يَا جِبْرِيلُ قَالَ هَؤُلَاءِ أَكَلَةُ الرِّبَا فَلَمَّا نَزَلْتُ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا نَظَرْتُ أَسْفَلَ مِنِّي فَإِذَا أَنَا بِرَهْجٍ وَدُخَانٍ وَأَصْوَاتٍ فَقُلْتُ مَا هَذَا يَا جِبْرِيلُ قَالَ هَذِهِ الشَّيَاطِينُ يَحُومُونَ عَلَى أَعْيُنِ بَنِي آدَمَ أَنْ لَا يَتَفَكَّرُوا فِي مَلَكُوتِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَوْلَا ذَلِكَ لَرَأَوْا الْعَجَائِبَ
Dari Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam Bersabda: “Pada malam gue diisra`kan, tatkala gue sampai di langit yg ke tujuh gue melihat ke atas, -‘Affan menyebutkan; “ke atasku, – & ternyata gue sedang berada di antara guruh & kilatan petir, ” dia bersabda: “Lalu gue mengunjungi suatu kaum yg perut mereka mirip sarang ular sehingga mampu dilihat dr luar perutnya, gue berkata; ‘Siapa mereka wahai Jibril? ‘ Jibril berkata; ‘Mereka adalah orang-orang yg memakan riba.’ Dan tatkala gue turun ke langit dunia, gue melihat di bawahku & ternyata gue berada di antara debu, asap & suara, maka gue berkata; ‘Apa ini wahai Jibril? ‘ Jibril berkata; ‘Ini yakni setan-setan yg menghalangi persepsi mata anak cucu Adam sehingga mereka tak bisa mempertimbangkan wacana kerajaan langit & bumi, sekiranya bukan karena itu sungguh mereka akan menyaksikan keajaiban-keajaiban.’” (Ahmad, Musnad Abu Hurairah, no 8286)

عنْ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَسَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ قَوْمٍ يَظْهَرُ فِيهِمْ الرِّبَا إِلَّا أُخِذُوا بِالسَّنَةِ وَمَا مِنْ قَوْمٍ يَظْهَرُ فِيهِمْ الرُّشَا إِلَّا أُخِذُوا بِالرُّعْبِ
Artinya : Dari Amru bin Ash ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah riba merajalela pada suatu kaum kecuali akan ditimpa paceklik. Dan tidaklah budaya suap merajalela pada suatu kaum kecuali akan ditimpakan pada mereka ketakutan.” (Hadist riwayat Imam Ahmad)

أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الزَّاهِدُ، ثنا أَبُو إِسْمَاعِيلَ السُّلَمِيُّ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْأُوَيْسِيُّ، ثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ خُثَيْمِ بْنِ عِرَاكِ بْنِ مَالِكٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” أَرْبَعَةٌ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ أَنْ لَا يُدْخِلَهُمُ الْجَنَّةَ وَلَا يُذِيقَهُمْ نَعِيمَهَا: مُدْمِنُ الْخَمْرِ، وَآكِلُ الرِّبَا، وَآكِلُ مَالِ الْيَتِيمِ بِغَيْرِ حَقٍّ، وَالْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ «هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحُ الْإِسْنَادِ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ وَقَدِ اتَّفَقَا عَلَى خُثَيْمٍ» التعليق – من تلخيص الذهبي- 2260 – إبراهيم بن خثيم بن عراك بن مالك قال النسائي متروك
Dari Abu Hurairah ia berkata : sudah bersabda Rasulllah saw: empat orang hak atas Allah bahwa ia tak akan memasukan mereka kesurga & tak akan mencicipi nikmatnya, 1. Peminum khomer 2. Pemakan riba 3. Pemakan harta yatim tanpa hak 4. Dan yg durhaka pada kedua orang renta. (Riwayat Al Hakim)

لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لاَ يُبَالِى الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ ، أَمِنْ حَلاَلٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ
“Akan tiba suatu zaman di mana insan tak lagi peduli dr mana mereka memperoleh harta, apakah dr usaha yg halal atau haram.” (HR. Bukhari no. 2083)

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ
Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat pemakan riba (rentenir), orang yg menyerahkan riba (nasabah), pencatat riba (sekretaris) & dua orang saksinya.” Beliau menyampaikan, “Mereka semua itu sama.”(HR. Muslim no. 1598)

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الذَّهَبُ بِالذَّهَبِ وَالْفِضَّةُ بِالْفِضَّةِ وَالْبُرُّ بِالْبُرِّ وَالشَّعِيرُ بِالشَّعِيرِ وَالتَّمْرُ بِالتَّمْرِ وَالْمِلْحُ بِالْمِلْحِ مِثْلا بِمِثْلٍ يَدًا بِيَدٍ فَمَنْ زَادَ أَوِ اسْتَزَادَ فَقَدْ أَرْبَى الآخِذُ وَالْمُعْطِي فِيهِ سَوَاءٌ
Diriwayatkan oleh Abu Said Al Khudri bahwa Rasulullah  Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Emas hendaklah dibayar dgn emas, perak dgn perak, gandum dgn gandum, tepung dgn tepung, kurma dgn kurma, garam dgn garam, bayaran mesti dr tangan ke tangan (cash). Barangsiapa memberi suplemen atau meminta suplemen, bergotong-royong ia telah memiliki masalah denga riba. Penerima & pemberi statusnya sama (berdosa).” (Shahih Muslim no. 2971)

مَا ظَهَرَ فِي قَوْمٍ الرِّبَا وَالزِّنَا إِلَّا أَحَلُّوا بِأَنْفُسِهِمْ عِقَابَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Artinya : “Tidaklah nampak pada suatu kaum riba & perzinaan melainkan mereka telah menghalalkan bagi mereka mendapatkan siksa Allah Azza wa Jalla. (Ahmad, Musnad Ibn Masu’d, no 3168)

َوَعَنْ أَبِي سَعِيدٍ, وَأَبِي هُرَيْرَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- ( ;أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم اِسْتَعْمَلَ رَجُلًا عَلَى خَيْبَرٍ, فَجَاءَهُ بِتَمْرٍ جَنِيبٍ, فَقَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَكُلُّ تَمْرِ خَيْبَرَ هَكَذَا? فَقَالَ: لَا, وَاَللَّهِ يَا رَسُولَ اَللَّهِ, إِنَّا لَنَأْخُذُ اَلصَّاعَ مِنْ هَذَا بِالصَّاعَيْنِ وَالثَّلَاثَةِ فَقَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم لَا تَفْعَلْ، بِعِ اَلْجَمْعَ بِالدَّرَاهِمِ, ثُمَّ اِبْتَعْ بِالدَّرَاهِمِ جَنِيبًا )  وَقَالَ فِي اَلْمِيزَانِ مِثْلَ ذَلِكَ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَلِمُسْلِمٍ: وَكَذَلِكَ اَلْمِيزَانُ

Dari Abu Said al-Khudry & Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam mengangkat seorang amil zakat untuk kawasan Khaibar. Ia kemudian membawa pada dia kurma yg cantik; Lalu Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam mengajukan pertanyaan: “Apakah setiap kurma khaibar seperti ini?”. Ia menjawab: Demi Allah tidak, wahai Rasulullah. Kami menukar satu sho’ seperti ini dgn dua sho’, & dua sho’ dgn tiga sho’. Lalu Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Jangan kerjakan itu, juallah semuanya dgn dirham, kemudian belilah kurma yg cantik dgn dirham tersebut.” Beliau bersabda: ” Demikian pula dgn benda-benda yg ditimbang.” Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Muslim: “Demikian pula benda-benda yg ditimbang.”
َوَعَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اَللَّهِ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : ( نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ بَيْعِ اَلصُّبْرَةِ مِنَ اَلتَّمْرِ لا يُعْلَمُ مَكِيلُهَا بِالْكَيْلِ اَلْمُسَمَّى مِنَ اَلتَّمْرِ )  رَوَاهُ مُسْلِمٌ 
Artinya : Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam melarang jual-beli setumpuk kurma yg tak diketahui takarannya dgn kurma yg dikenali takarannya. (Riwayat Muslim)

َوَعَنْ أَبِي أُمَامَةَ رضي الله عنه عَنِ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( مَنْ شَفَعَ لِأَخِيهِ شَفَاعَةً, فَأَهْدَى لَهُ هَدِيَّةً, فَقَبِلَهَا, فَقَدْ أَتَى بَابًا عَظِيماً مِنْ أَبْوَابِ اَلرِّبَا )  رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَأَبُو دَاوُدَ, وَفِي إِسْنَادِهِ مَقَالٌ 
Dari Abu Umamah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa memberi syafa’at (menjadi mediator untuk suatu kebaikan) pada saudaranya, lalu ia diberi hadiah & diterimanya, maka ia telah mendatangi sebuah pintu besar dr pintu-pintu riba.” (Riwayat Ahmad & Abu Dawud)

َوَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عَمْرِوٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: ( لَعَنَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم اَلرَّاشِي وَالْمُرْتَشِيَ )  رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَاَلتِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ
Dari Abdullah Ibnu Amar Ibnu al-‘Ash Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam melaknat orang yg memberi & menerima suap. (Riwayat Abu Dawud & Tirmidzi. Hadits shahih berdasarkan Tirmidzi)

عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِيَّاكَ وَالذُّنُوبَ الَّتِي لا تُغْفَرُ: الْغُلُولُ، فَمَنْ غَلَّ شَيْئًا أَتَى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَآكِلُ الرِّبَا فَمَنْ أَكَلَ الرِّبَا بُعِثَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَجْنُونًا يَتَخَبَّطُ
Artinya : Dari Auf bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hati-hatilah dgn dosa-dosa yg tak akan diampuni. Ghulul (korupsi). Barangsiapa yg mengambil harta melalui jalan khianat, maka harta tersebut akan didatangkan pada hari kiamat nanti. Demikian pula pemakan harta riba. Barangsiapa yg mengkonsumsi harta riba, maka ia akan dibangkitkan pada hari akhir zaman nanti dlm keadaan gila & berjalan sempoyongan.” (Hr. Thabrani)

أَلاَ كُلُّ شَىْءٍ مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ تَحْتَ قَدَمَىَّ مَوْضُوعٌ وَدِمَاءُ الْجَاهِلِيَّةِ مَوْضُوعَةٌ وَإِنَّ أَوَّلَ دَمٍ أَضَعُ مِنْ دِمَائِنَا دَمُ بْنِ رَبِيعَةَ بْنِ الْحَارِثِ كَانَ مُسْتَرْضِعًا فِي بَنيى سَعْدٍ فَقَتَلَتْهُ هُذَيْلٌ وَرِبَا الْجَاهِلِيَّةِ مَوْضُوعٌ وَأَوَّلُ رِبًا أَضَعُ رِبَانَا رِبَا عَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَإِنَّهُ مَوْضُوعٌ كُلُّهُ
“Ingatlah, segala kasus jahiliah itu terletak di bawah kedua telapak kakiku. Semua perkara pembunuhan di masa jahiliah itu sudah dihapuskan. Kasus pembunuhan yg pertama kali kuhapus ialah pembunuhan terhadap Ibnu Rabi’ah bin al Harits. Dulu, ia disusui oleh salah seorang dr Bani Sa’ad, kemudian dibunuh oleh Hudzail. Riba jahiliah pula sudah dihapus. Riba yg pertama kali kuhapus yaitu riba yg dijalankan oleh Abbas bin Abdil Muthallib. Sungguh, seluruhnya telah dihapus.” (Hr. Muslim, dr Jabir bin Abdillah)
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ رَجُلَيْنِ أَتَيَانِي ، فَأَخْرَجَانِي إِلَى أَرْضٍ مُقَدَّسَةٍ ، فَانْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى نَهَرٍ مِنْ دَمٍ فِيهِ رَجُلٌ قَائِمٌ ، وَعَلَى وَسَطِ النَّهْرِ رَجُلٌ بَيْنَ يَدَيْهِ حِجَارَةٌ ، فَأَقْبَلَ الرَّجُلُ الَّذِى فِي النَّهَرِ فَإِذَا أَرَادَ الرَّجُلُ أَنْ يَخْرُجَ رَمَى الرَّجُلُ بِحَجَرٍ فِى فِيهِ فَرَدَّهُ حَيْثُ كَانَ ، فَجَعَلَ كُلَّمَا جَاءَ لِيَخْرُجَ رَمَى فِي فِيهِ بِحَجَرٍ ، فَيَرْجِعُ كَمَا كَانَ ، فَقُلْتُ مَا هَذَا فَقَالَ الَّذِي رَأَيْتَهُ فِى النَّهَرِ آكِلُ الرِّبَا
Dari Samurah bin Jundab, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semalam gue berkhayal, bahwa ada dua orang yg tiba, kemudian keduanya mengajakku pergi ke suatu tanah yg suci. Kami berangkat, sehingga kami sampai di sebuah sungai berisi darah. Di tepi sungai tersebut terdapat seseorang yg berdiri. Di hadapannya terdapat batu. Di tengah sungai, ada seseorang yg sedang berenang. Orang yg berada di tepi sungai memandangi orang yg berenang di sungai. Jika orang yg berenang tersebut ingin keluar, maka orang yg berada di tepi sungai melemparkan batu ke arah mulutnya. Akhirnya, orang tersebut kembali ke posisinya semula. Setiap kali orang tersebut ingin keluar dr sungai, maka orang yg di tepi sungai melemparkan watu ke arah mulutnya sehingga ia kembali ke posisinya semula di tengah sungai. Kukatakan, ‘Siapakah orang tersebut?’ Salah satu malaikat menjawab, ‘Yang kamu lihat berada di tengah sungai yaitu pemakan riba.’” (Hr. Bukhari)

“Menjelang kehadiran hari Kiamat tampak (menyebar) riba, perzinahan & minuman khamar“. (HR.At-Thabrani)
“Jauhilah oleh kalian semua dosa-dosa yg tak diampuni”. Dan dia menyebutkan salah satunya yaitu mengkonsumsi riba“. (HR. At-Tabrani)
Demikianlah postingan kumpulan hadits tentang riba dlm islam lengkap bahasa arab & artinya. Insyaallah daftar hadits riba diatas bermanfaat & mengakibatkan kita semua lebih mengerti perihal transaksi jual beli dgn sistem riba mulai dr ancaman, larangan & hukumnya. Wallahu a’lam.