close

[Kumpulan] Contoh Cerpen Pendidikan Singkat yang Penuh Makna

Saat ini sudah ada banyak pola cerpen pendidikan yg dibungkus dgn alur dongeng yg menarik & tak menjemukan. Umumnya, cerpen pendidikan mirip ini akan mengandung nilai-nilai budi pekerti & pesan tersirat yg berisi ihwal mengejar-ngejar harapan setinggi langit.

Ketika sedang menciptakan pola cerpen pendidikan, seorang pengarang mesti bisa memberikan narasi yg tepat, agar dongeng tersebut bisa terlihat semakin menarik. Dengan begitu, fungsi & pesan dr cerpen tersebut pun bisa terlihat dengan-cara lebih sempurna. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa pola cerpen pendidikan nya:

Kumpulan Contoh Cerpen Pendidikan Terbaru

Tekad yg Kuat untuk Belajar

Tekad yg Kuat untuk Belajar

Ada seorang mahasiswa yg berjulukan Andre Agung Ibrahim, & ia sering dipanggil dgn nama Agung di kampusnya. Saat ini, Agung sedang menghabiskan waktu kuliah di salah satu universitas swasta yg ada di Depok, dgn mengambil jurusan Sistem Komputer.

Pada suatu sewaktu, sempurna di hari Jum’at, Agung hendak menuju ke Lab Robotika untuk menguji alat yg sudah sukses dibuatnya. Namun tak ada yg menduga, sesampainya Agung di tempat tersebut, Agung dipertemukan dgn dosennya di semester 6 kemudian.

Nama dr dosen tersebut yaitu Pak Dimas. Beliau mengajar mata kuliah Matematika Diskrit di masa semester 6 kemudian.

Dari dulu hingga sekarang, Agung senantiasa menghormati Pak Dimas, karena ia tergolong salah satu dosen senior yg ada di kampusnya tersebut. Hal ini terjadi bukan tanpa alasan mengingat di usianya yg sudah menginjak 70 tahun, dia tetap masih terlihat bugar & semangat mengajar.

Bahkan, sering kali beliau tiba terlebih dahulu di kelas, & menunggu hingga murid-muridnya tiba pula di kelas tersebut.

Kembali ke konferensi Agung & Pak Dimas di Lab Robotika, pada ketika Agung sedang membuat data observasi, Agung tak bisa berhenti memandangi Pak Dimas yg sedang serius mengerjakan suatu hal yg ada di depannya.

Dengan keberanian yg sudah Agung kumpulkan, akibatnya ia memberanikan diri untuk mendekati dosennya tersebut, lalu Agung berkata, “Pak, sudah sore begini, apa yg sedang bapak laksanakan?” Agung mengajukan pertanyaan dgn wajah yg penuh rasa ingin tahu.

Mendengar pertanyaan yg tiba dr salah satu mahasiswanya tersebut, Pak Dimas langsung menjawab, “Oh ini, saya sedang melaksanakan riset alat yg selama ini saya kembangkan untuk pertunjukan robot beberapa hari ke depan. Makanya bapak ke Lab semoga bisa diajarin oleh Pak Saiful”

Agung pula mengenal Pak Saiful dgn baik, lantaran beliau yaitu kepala Lab Robotika di kampusnya itu, & dikala ini ia pula sudah menjabat sebagai kepala jurusan Sistem Komputer.

“Lo, bapak sebaiknya tak perlu sibuk-sibuk datang ke sini kan, biar mahasiswa bapak saja yg menggantikan bapak untuk tiba ke sini.” Ujar Agung.

Kendati demikian, jawaban dr Pak Dimas semakin menciptakan kekaguman Agung bertambah. “Bukan begitu, Nak. Saya sendiri dr dulu sudah ingin mencar ilmu mengenai tata cara gerak pada robot seperti ini, nah kebetulan sekarang Pak Saiful lagi ada waktu luang disini.” Jawab Pak Dimas.

Mendengar jawaban yg sungguh menyimpulkan harapan Pak Dimas untuk berguru masih tinggi seperti ini, menciptakan Agung tak bisa berkata apa-apa lagi. Karena Agung merasa kagum dgn harapan berguru Pak Dimas yg masih sungguh tinggi meski usianya sudah menginjak 70 tahun.

Baca: Struktur Cerpen

Jujur Membawa Kebahagiaan

Jujur Membawa Kebahagiaan

Pada suatu hari, gue tiba-tiba teringat akan kejadian tatkala gue masih duduk di bangku SMP. Pada dikala itu, gue baru menyadari akan arti kejujuran yg sebetulnya. Sebab, di bangku SMP tersebut alhasil gue dihadapkan dgn suasana dimana harus memilih untuk berbohong atau jujur.

Singkat kisah, pada saat masa cobaan sudah tiba, teman sekelasku nyaris seluruhnya menentukan untuk menyontek dgn melakukan berbagai cara yg berlainan. Ada yg melakukannya dgn menenteng catatan kecil, & ada pula yg menyembunyikan buku pelajaran di bawah meja.

Pada saat gue masih sibuk dgn buku pelajaran yg sedang gue baca, tiba-tiba temanku yg bernama Agni bertanya, “Lan, lo mau nyontek gak? Gue bawa contekan banyak nih,” Agni mengucapkan kalimat tersebut dgn suara yg pelan.

Mendengar proposal yg sungguh menggiurkan mirip itu, tentu gue eksklusif kepincut untuk menerimanya, sehingga gue menjawab Agni dgn berkata, “Wah, boleh pula tuh.” Kataku sambil mengambil catatan kecil yg diberikan Agni tersebut.

Jujur, pada dikala itu gue masih belum sadar akan risiko menjiplak yg sudah gue kerjakan. Sampai hasilnya, hari dimana pengumuman peningkatan kelas dilakukan sudah tiba, & gue bersama sahabat-temanku mulai merasakan ketegangan yg sangat optimal, lantaran nilai rapor kami belum diberikan.

Setelah selang beberapa menit kemudian, karenanya rapot kuterima dr wali kelas, & betapa kagetnya tatkala melihat nilai pelajaran matematika yg kuterima sangat kurang memuaskan atau bahkan kurang dr nilai rata-rata. Meskipun gue dinyatakan naik kelas, namun hal ini tetap membuatku kecewa.

Setelah peristiwa itu, gue tak pernah berhenti merenung, bagaimana bisa tatkala gue menyontek segala jawaban di mata pelajaran tersebut, tetapi nilai yg gue peroleh tetap di bawah rata-rata? Begitu pikirku dahulu.

Padahal, nilai mata pelajaran yang lain yg gue jalankan sendiri berhasil mendapat nilai yg sungguh anggun.

Pemikiran ini terus bersarang di pikiranku, sampai balasannya gue menetapkan untuk menerapkan pola pikir mirip itu di cobaan kelas selanjutnya. Sesulit apapun soal yg diberikan, gue berusaha dgn keras untuk mengerjakannya sendiri.

Ujian tersebut pun balasannya sudah selesai, & sudah waktunya untuk pembagian rapot kembali. Wali kelasku pada dikala itu mulai membacakan satu per satu peringkat yg berhasil dicapai oleh murid-muridnya.

Sampai karenanya, tibalah pengumuman wacana siapa yg berhasil meraih peringkat pertama. Pada ketika itu, hanya ada 2 nama yg belum dipanggil oleh wali kelas tersebut, & salah satu dr kedua nama tersebut adalah saya.

Semua siswa, tak terkecuali aku, menanti nama yg hendak diucapkan oleh wali kelas, & ternyata “Alan Dwi Saputra” ucap wali kelasku sambil memandangi wajahku dgn penuh rasa besar hati.

Tentu gue tak bisa menyembunyikan rasa bahagia yg sedang kurasakan saat ini. Pada dikala itu, gue pribadi berpikir bahwa kejujuran sesungguhnya bisa mendatangkan kebahagiaan pada siapa saja yg melakukannya.

Baca: Contoh Cerpen

Contoh Cerpen Pendidikan Berjudul Buah dr Kesabaran

Buah dr Kesabaran

Sejak 3 tahun duduk di dingklik sekolah Sekolah Menengan Atas, Dessy senantiasa menjadi siswi teladan di sekolahnya tersebut. Sampai suatu ketika, semester akhir sudah berada di hadapan Dessy & teman-teman seangkatannya.

Selama Dessy memasuki masa semester alhasil di Sekolah Menengan Atas tersebut, Dessy tak pernah berhenti mempertimbangkan jalan mana yg hendak ditempuhnya untuk melanjutkan jenjang pendidikan yg hendak dilakukannya tersebut.

Selagi Dessy mencicipi kebingungan yg terus melanda dirinya tersebut, Dessy tak berhenti berguru, baik di sekolah maupun di rumah. Dessy menetapkan untuk merelakan waktu luangnya yg berharga untuk terus mencar ilmu, agar bisa diterima di kampus favoritnya.

Dessy terus mencar ilmu dgn ulet, sampai balasannya hari Ujian Nasional yg menjadi cemas tersendiri bagi Dessy sudah berakhir. Dessy & sahabat-teman lainnya berlangsung melewati lorong sekolah untuk menuju ke kelasnya masing-masing.

Setibanya mereka di kelas, ternyata di dlm kelas sudah ada banyak murid lainnya yg sedang menunjukkan raut tegang di parasnya. Mereka menunggu wali kelas membagikan amplop yg terdiri dari surat kelulusan tersebut dgn perasaan yg tak tabah.

Sambil menanti amplop tersebut berhasil dipegangnya, Dessy memeluk sahabatnya yg berjulukan Nia. Lalu, beberapa menit kemudian amplop yg sudah dinantikan-tunggu tersebut mulai diterima Dessy. Namun, betapa kagetnya tatkala Dessy menyaksikan ada 2 amplop yg diberikan wali kelasnya itu.

Meski begitu, Dessy tetap tak eksklusif membukanya, lantaran sahabat sekelasnya berencana untuk membuka amplop tersebut dengan-cara bareng -sama. Rasa gugup, tegang, & penuh kekhawatiran menghinggap di anggapan murid-murid.

Ketika amplop dr masing-masing murid sudah dibuka, betapa leganya mereka tatkala tahu bahwa semua murid di sekolahnya itu berhasil lulus dgn nilai yg cukup membanggakan.

Pada dikala itu, Dessy pula tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Namun, di sela-sela itu Dessy dengan-cara diam-diam membuka amplop keduanya.

Dengan tangan yg masih gemetar, Dessy membaca isi amplop keduanya itu, & ternyata amplop itu berisikan surat informasi diterimanya ia selaku peserta beasiswa kuliah di Turki. Impian yg sudah diperjuangkan oleh Dessy ini akhirnya berhasil diterima olehnya.

Pada saat teman-teman sekelasnya mengetahui akan hal itu, Dessy tak berhenti diberi selamat oleh teman-temannya itu.

Sejak dikala itu, Dessy mulai berpikir bahwa ketekunan mampu mendatangkan hasil yg optimal tatkala kita melakukannya tanpa mengeluh sedikitpun & terus melakukannya dgn segenap hati.

Baca: Contoh Cerpen Persahabatan

Bersikap Baiklah untuk Mendapat Teman

Bersikap Baiklah untuk Mendapat Teman

Beberapa tahun yg kemudian, ada seorang anak pria yg berjulukan Andi. Andi yakni salah satu murid paling bandel di sekolahnya, & ia tak pernah berhenti mencari duduk perkara di kesehariannya. Dengan kenakalan yg dimilikinya itu, menciptakan semua guru sudah mengenal Andi dgn sangat bagus.

Setiap hari Andi senantiasa mendapatkan segala macam hukuman yg disebabkan oleh kelakuannya sendiri. Meski segala macam eksekusi sudah diberikan semua guru pada Andi, namun Andi tetap tak ingin untuk berganti. Hal ini makin menciptakan banyak guru merasa kesal & hilang ketekunan.

Kenakalan Andi ini terus berlanjut hingga pada suatu hari ada jadwal untuk upacara bendera, & Andi dgn sengaja tiba telat di hari itu. Tentunya kelakuannya ini menciptakan Andi menemukan eksekusi baru.

Pak Satrio, yg merupakan guru paling galak & tegas di sekolahnya, menghukum Andi dgn menyuruhnya berdiri di segi lapangan sampai upacara bendera tersebut sukses dilaksanakan. Tidak hanya itu saja, Andi pula menerima hukuman untuk membersihkan toilet di setiap segi sekolahnya.

Meskipun bahwasanya Pak Satrio pula sudah merasa letih untuk menghukum Andi, namun mau tak mau dia mesti menawarkan eksekusi tersebut pada Andi, lantaran murid itu tak kunjung berganti ke arah yg lebih baik lagi.

Meski Andi menerima eksekusi yg cukup melelahkan seperti itu dr Pak Satrio, namun ia tak merasakan perasaan kesal sedikitpun di hatinya. Bahkan, Andi pula tak merasa aib maupun bersalah terhadap gurunya tersebut.

Justru, jenis kenakalan yg dijalankan Andi ini terus berlanjut sampai balasannya ada salah satu sobat perempuannya yg menangis, karena merasa sudah dijahili dgn Andi. Gara-gara hal itulah balasannya Andi dibenci oleh sobat satu kelasnya.

Tidak ada satu pun murid di kelasnya yg ingin berteman dgn Andi, bahkan sahabatnya yg bernama Faisal pun pula ikut menjauhi Andi.

Kejadian ini jadinya menciptakan Andi merasa sadar kalau perbuatannya selama ini sudah sungguh parah & sering menciptakan banyak orang kesal. Andi merenungi perbuatannya itu selama beberapa hari.

Sejak saat itu, Andi mulai mengganti perilakunya hingga menjadi lebih pendiam. Andi jadi berpikir, bahwa untuk bisa memperoleh sahabat yg suportif di lingkungan manapun, dirinya harus bersikap baik terlebih dahulu. Dengan begitu, sobat yg baik pun pula akan mendekat ke arahnya.

Baca: Paragraf Narasi

Penyesalan yg Selalu Datang di Akhir

Penyesalan yg Selalu Datang di Akhir

Dewi adalah salah satu murid di SMAN 08 Bogor yg selalu mengisi waktu luangnya dgn bermain bersama sahabat-temannya. Dewi tak pernah mau berguru, karena dirinya merasa mencar ilmu itu adalah salah satu kegiatan yg tak ada gunanya.

Setiap hari cobaan tiba, Dewi menentukan menyontek semua jawaban dr sahabat satu kelasnya. Karena Dewi sendiri mempunyai abjad yg galak & judes, jadi tak ada satu orang pun yg berani menegurnya.

Apalagi, Dewi pula mempunyai sikap yg berparas dua, sehingga tak ada satu guru pun yg mengetahui perilakunya itu.

Setiap pulang sekolah, Dewi pergi ke salah satu pusat perbelanjaan erat rumahnya, untuk makan di sebuah kafe yg menurutnya tenteram itu. Dewi selalu mengajak sahabat-temannya kesini, tanpa berencana membayari pesanannya sendiri, ia senantiasa meminta traktiran dr sahabat-temannya.

Kejadian seperti ini terus terulang hingga Dewi mulai duduk di bangku kelas 3 SMA. Tatkala murid lainnya mulai sibuk menimbang-nimbang masa depannya, hendak melanjutkan jenjang pendidikan ke universitas mana, Dewi tetap bersikap seperti umumnya.

Sampai suatu ketika, perilaku Dewi yg mirip itu mulai tercium di golongan para guru. Hal ini pastinya menciptakan Dewi pribadi diundang ke ruang guru, untuk diberi nasihat yg tampaknya tak akan bisa mengubah sikap Dewi tersebut.

Benar saja, sehabis Dewi keluar dr ruang guru, dirinya malah menyalahkan guru-gurunya itu karena sudah melarangnya untuk bersikap apa adanya. Dewi tak pernah sadar bahwa perilakunya itu bisa mengancam kebaikan masa depannya.

Hari demi hari terus terlewati dgn sosok Dewi yg suka menindas teman-temannya yg dianggapnya lemah. Bahkan, tak jarang adik kelasnya pun ikut terkena imbas dr sikap Dewi yg sangat menjengkelkan ini.

Sampai akibatnya masa Ujian Nasional (UN) tiba, & mirip biasa Dewi cuma mengandalkan kunci jawaban yg sudah didapatkannya dr temannya yg dr sekolah lain. Kemudian masa Ujian Nasional (UN) sudah berakhir, & sudah waktunya untuk pengumuman kelulusan.

Rata-rata semua murid di sekolah itu diterima di universitas favoritnya masing-masing. Namun, tak berlaku untuk Dewi, meski nilai UN-nya tergolong cukup cantik, tapi ia tak diterima di semua universitas yg didaftarnya.

Kejadian ini membuat Dewi merasa tak adil, apalagi tatkala ia melihat sobat-temannya yg merasa sangat senang telah berhasil masuk ke universitas favoritnya. Setelah insiden itu, Dewi mulai menjadi lebih membisu & selalu pulang di waktu yg tepat.

Lalu tatkala Dewi pulang, ia menyaksikan ibunya yg sedang bekerja keras mengeluarkan motornya dr halaman rumahnya. Melihat hal itu, Dewi pribadi membantu ibunya. Kemudian ibunya itu berkata, “Gimana Nak pengumumannya? Ibu dengar Nathan berhasil masuk ke universitas favoritnya,”

Mendengar pertanyaan itu membuat Dewi menangis, dirinya jadi tersadar bahwa perlakuannya selama ini sudah memperburuk masa depannya sendiri. Dewi yg selama ini percaya pasti akan diterima di universitas favoritnya, merasa kecewa dgn hasilnya tersebut.

Apalagi, kakak-kakaknya pula berhasil masuk ke universitas paling terbaik di Indonesia, & ketika ini hanya ada Dewi yg tak bisa mengikuti jejak abang-kakaknya itu. Kejadian ini menciptakan Dewi menyadari atas perlakuan buruknya selama ini.

Contoh cerpen pendidikan yg ada di atas bisa menjadi motivasi tersendiri bagi banyak orang, supaya selalu belajar untuk menjadi lebih baik lagi. Selain itu, beberapa acuan cerpen pendidikan di atas pula bisa menciptakan Anda termotivasi supaya senantiasa mempertahankan sikap di lingkungan sekitar, untuk masa depan yg lebih baik lagi.

  Buatlah Contoh Frasa Adverbial Dalam Kalimat - Bahasa Indonesia