Kita sering mendengar istilah iklim, tetapi tahukah Anda bagaimana definisi iklim menurut para ahli dan faktor-faktor penentu iklim di bumi? Dalam artikel ini, kita akan mempelajari pembagian klasifikasi iklim di dunia, definisi iklim menurut ahli, dan faktor-faktor penentu iklim, baik yang berasal dari luar bumi maupun dari dalam bumi.
Daftar Isi
Poin Kunci:
- Pembagian klasifikasi iklim di dunia mempelajari sistem yang digunakan untuk mengklasifikasikan iklim di seluruh dunia.
- Definisi iklim menurut para ahli membahas pengertian iklim dari berbagai perspektif dan pemahaman yang umumnya diterima di bidang ilmu geografi.
- Faktor-faktor penentu iklim meliputi berbagai elemen yang mempengaruhi iklim suatu daerah, baik yang berasal dari luar bumi maupun dari dalam bumi.
- Faktor luar bumi seperti radiasi matahari, elevasi, dan arah angin mempengaruhi iklim di daerah tersebut.
- Faktor dalam bumi seperti letak geografis, bentang alam, dan keadaan atmosfer membentuk iklim lokal.
Definisi Iklim Menurut Ahli
Iklim adalah kondisi atmosferik yang persisten dan terus-menerus di suatu daerah dalam jangka panjang. Definisi ini umumnya diterima di bidang ilmu geografi. Namun, para ahli juga memberikan pengertian yang sedikit berbeda terkait apa itu iklim.
Dari perspektif meteorologi, iklim adalah rata-rata cuaca yang terjadi di suatu daerah selama beberapa dekade atau lebih. Sementara itu, dari perspektif ekologi, iklim berarti unsur lingkungan yang memengaruhi jenis tanaman dan hewan yang dapat hidup di suatu daerah.
Para ahli juga mempertimbangkan faktor-faktor seperti suhu, kelembaban, curah hujan, dan tekanan atmosferik dalam mendefinisikan iklim. Secara umum, iklim diartikan sebagai kondisi atmosfer yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama, berkisar antara 30 tahun hingga beberapa abad.
Faktor-faktor Penentu Iklim
Iklim di suatu daerah dipengaruhi oleh berbagai faktor yang datang dari luar bumi maupun dari dalam bumi. Memahami faktor-faktor tersebut adalah penting karena dapat membantu kita untuk meramalkan dan mengelola perubahan iklim yang terjadi di seluruh dunia.
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi iklim:
- Faktor luar bumi
- Faktor dalam bumi
Faktor Luar Bumi
Faktor luar bumi seperti sinar matahari, angin, dan siklus orbit bumi dapat mempengaruhi suhu dan kelembapan di udara. Sinar matahari lebih melimpah di khatulistiwa daripada di daerah kutub, sehingga daerah daerah tropis cenderung lebih hangat.
Angin yang bertiup di atmosfer bumi juga dapat mempengaruhi iklim. Angin yang mengalir dari daerah yang lebih dingin ke daerah yang lebih hangat membawa suhu angin yang lebih rendah. Hal ini sering terjadi dalam angin muson dan angin barat.
Faktor Dalam Bumi
Faktor dalam bumi yang mempengaruhi iklim meliputi faktor geografis dan faktor hidrologis. Faktor geografis seperti topografi, struktur tanah, dan hasil dari aktivitas vulkanik di daerah sekitarnya, dapat mempengaruhi aliran udara yang salah satunya berpengaruh pada suhu. Sedangkan faktor hidrologis seperti curah hujan, evapotranspirasi, dan tingkat air tanah juga turut menentukan seberapa lembab atau kering suatu daerah dan mempengaruhi terjadinya musim.
Memahami faktor-faktor tersebut adalah penting untuk meramalkan dan mengelola perubahan iklim yang terjadi di seluruh dunia. Dengan menggunakan data-data tersebut, kita dapat membuat kebijakan dan strategi yang tepat untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup dan planet kita.
Pembagian Klasifikasi Iklim di Dunia
Pembagian klasifikasi iklim di dunia dapat dilakukan menggunakan beberapa sistem klasifikasi yang telah dikembangkan oleh para ahli. Sistem klasifikasi iklim membagi iklim berdasarkan temperatur, curah hujan, dan karakteristik geografis lainnya yang mempengaruhi iklim suatu daerah.
Sistem klasifikasi iklim Koppen adalah salah satu sistem yang paling umum digunakan. Sistem ini membagi iklim menjadi beberapa kategori, seperti iklim tropis, iklim sedang, dan iklim dingin.
Sistem Klasifikasi Iklim Koppen
Sistem klasifikasi iklim Koppen mengkategorikan iklim berdasarkan suhu dan curah hujan. Sistem ini umumnya digunakan untuk memetakan iklim di seluruh dunia. Berikut adalah beberapa kategori iklim menurut sistem klasifikasi Koppen:
Kategori Iklim | Deskripsi |
---|---|
A | Iklim tropis basah |
B | Iklim kering |
C | Iklim sedang |
D | Iklim dingin |
E | Iklim kutub |
Selain sistem klasifikasi Koppen, terdapat sistem klasifikasi iklim lain yang juga digunakan oleh ahli geografi, seperti sistem Klages (1942), Schmidt & Ferguson (1951), Oldeman (1975), dan Junghuhn.
Sistem Klages (1942)
Sistem klasifikasi iklim Klages membagi iklim menjadi empat kategori utama: iklim pusat (tropis), iklim padang rumput, iklim stepa, dan iklim gurun. Sistem ini lebih banyak digunakan di wilayah Eropa, Asia, dan Afrika.
Sistem Schmidt & Ferguson (1951)
Sistem klasifikasi iklim Schmidt & Ferguson mempertimbangkan suhu, curah hujan, dan kelembaban udara. Sistem ini menghasilkan klasifikasi iklim yang lebih detail dibandingkan dengan sistem klasifikasi Koppen.
Sistem Oldeman (1975)
Sistem klasifikasi iklim Oldeman menggabungkan elemen-elemen dari sistem Koppen dengan sistem Schmidt & Ferguson. Sistem ini dikembangkan untuk membantu mengidentifikasi iklim di wilayah yang tidak tercakup oleh sistem klasifikasi lainnya.
Sistem Junghuhn
Sistem klasifikasi iklim Junghuhn dikembangkan oleh seorang penjelajah asal Belanda, Franz Wilhelm Junghuhn. Sistem ini menggunakan pengukuran suhu dan curah hujan serta mempertimbangkan faktor topografi seperti ketinggian dan kemiringan lereng. Klasifikasi iklim dalam sistem ini didasarkan pada karakteristik unik dari kondisi iklim setempat.
Dari semua sistem klasifikasi iklim yang ada, sistem klasifikasi Koppen adalah yang paling dikenal dan banyak digunakan. Namun, masing-masing sistem klasifikasi iklim memiliki keunikan dan kelebihannya masing-masing dalam menggambarkan variasi iklim di seluruh dunia.
Sistem Klasifikasi Iklim Koppen
Salah satu sistem klasifikasi iklim yang paling dikenal dan banyak digunakan di seluruh dunia adalah sistem Klasifikasi Iklim Koppen. Sistem ini dikembangkan oleh ilmuwan iklim Jerman, Wladimir Koppen pada awal abad ke-20.
Sistem Klasifikasi Iklim Koppen dilandaskan pada dua faktor utama yaitu temperatur dan curah hujan. Temperatur diukur dalam skala Celcius dan curah hujan diukur dalam milimeter atau inci.
Sistem Klasifikasi Iklim Koppen mengorganisir iklim di dunia berdasarkan pada penggabungan dua huruf. Huruf pertama mengindikasikan jenis iklim utama yang terdapat di wilayah tersebut, sementara huruf kedua menunjukkan variannya. Ada lima jenis iklim utama yang diakui oleh sistem klasifikasi ini, yaitu:
- Af (iklim hujan tropis)
- Am (iklim musim hujan tropis)
- Aw (iklim sabana tropis)
- B (iklim stepa)
- C (iklim sedang)
- D (iklim dingin)
- E (iklim tundra)
- H (iklim glasial)
Contoh penggunaan dari sistem klasifikasi iklim Koppen adalah sebagai berikut:
Kode | Klasifikasi Iklim | Keterangan |
---|---|---|
BWh | Iklim Gersang dengan Musim Semi Panas | Contoh: Las Vegas, Amerika Serikat |
Cfa | Iklim Hangat dengan Musim Panas Basah | Contoh: Shanghai, China |
Dfb | Iklim Sedang dengan Musim Dingin Basah dan Salju | Contoh: Berlin, Jerman |
Dengan menggunakan sistem ini, kita dapat dengan mudah membandingkan iklim di berbagai wilayah di seluruh dunia dan mempelajari karakteristik unik dari setiap jenis iklim.
Sistem Klages (1942)
Sistem klasifikasi iklim Klages (1942) adalah salah satu sistem yang berkembang untuk mengklasifikasikan iklim di berbagai wilayah. Sistem ini dikembangkan oleh ahli geografi Jerman, Rudolf Klages, dan mempertimbangkan faktor-faktor geografis yang mempengaruhi iklim. Berbeda dengan sistem klasifikasi iklim Koppen, yang hanya mempertimbangkan suhu dan curah hujan, sistem Klages memiliki faktor lain yang dianggap penting, seperti jumlah cahaya matahari, hembusan angin, dan kelembapan.
Dalam sistem Klages, iklim terbagi menjadi 7 tipe utama, yaitu:
Tipe Iklim | Keterangan |
---|---|
A | Iklim tropis basah |
B | Iklim tropis kering |
C | Iklim subtropis |
D | Iklim sedang |
E | Iklim laut |
F | Iklim benua |
G | Iklim glasial |
Klasifikasi iklim Klages memiliki beberapa kelebihan dibandingkan sistem klasifikasi iklim Koppen, khususnya dalam mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi iklim. Namun, seperti halnya sistem klasifikasi iklim lainnya, sistem Klages juga memiliki kelemahan dan perlu dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sistem Schmidt & Ferguson (1951)
Setiap sistem klasifikasi iklim memiliki ciri khas dan pendekatan yang berbeda-beda dalam mengkategorikan iklim. Sistem klasifikasi iklim Schmidt & Ferguson (1951) adalah salah satu sistem yang memiliki pendekatan unik dalam pengkategorian iklim di berbagai wilayah dunia.
Sistem ini melibatkan pengukuran aspek suhu dan kelembaban udara, serta pengaruh faktor luar angkasa dalam membentuk iklim suatu daerah, seperti sinar matahari dan radiasi kosmik. Selain itu, sistem ini juga mempertimbangkan pengamatan historis cuaca di suatu wilayah dalam menentukan klasifikasi iklim.
Salah satu keunggulan dari sistem Schmidt & Ferguson (1951) adalah kemampuannya dalam mengklasifikasikan iklim di wilayah-wilayah dengan lanskap yang kompleks dan beragam. Sistem ini terdiri dari 31 jenis klasifikasi iklim yang didasarkan pada faktor-faktor yang saling mempengaruhi, seperti suhu rata-rata tahunan, curah hujan, dan kelembaban udara.
Sistem Oldeman (1975)
Sistem klasifikasi iklim Oldeman (1975) adalah salah satu sistem klasifikasi iklim terbaru yang dikembangkan untuk memperbaiki kelemahan sistem klasifikasi sebelumnya. Sistem ini didasarkan pada beberapa parameter utama, termasuk jenis tanah, ketinggian, suhu rata-rata bulan terdingin, curah hujan rata-rata bulan terkering, suhu rata-rata bulan terhangat, dan curah hujan tahunan.
Sistem ini menggunakan lima kelas utama, yaitu iklim hutan hujan tropis, iklim hutan savana tropis, iklim gurun dan semiarid, iklim tropis basah dan kering, dan iklim sedang. Setiap kelas memiliki sub-kelas tergantung pada parameter iklim dan parameter tanah.
Parameter tanah digunakan dalam sistem ini karena mereka mempengaruhi ketersediaan air dan nutrisi yang mempengaruhi keberadaan tumbuhan dan hewan di daerah tersebut. Oleh karena itu, sistem ini memberikan gambaran yang lebih akurat tentang iklim dan kondisi yang mendukung kehidupan di suatu daerah.
Di Indonesia, sistem klasifikasi iklim Oldeman (1975) digunakan sebagai dasar untuk memetakan wilayah potensi sumberdaya hutan. Selain itu, sistem ini juga memainkan peran penting dalam kajian perubahan iklim global.
Sistem Junghuhn
Kita semua tahu bahwa iklim suatu daerah ditentukan oleh berbagai faktor, baik dari dalam maupun luar bumi. Namun, tahukah kamu bahwa ada sistem klasifikasi iklim yang dikembangkan oleh seorang penjelajah alam asal Belanda bernama Franz Wilhelm Junghuhn?
Sistem klasifikasi iklim Junghuhn membagi iklim ke dalam beberapa tipe berdasarkan karakteristik unik suatu daerah. Sistem ini menganggap bahwa setiap tipe iklim memiliki ciri khas tersendiri, sehingga memudahkan dalam pengamatan dan penelitian iklim di suatu daerah.
Menurut Junghuhn, beberapa faktor yang mempengaruhi iklim termasuk suhu, kelembapan, ketinggian tempat, dan curah hujan. Ia juga menambahkan bahwa untuk mengklasifikasikan iklim, kita harus memperhatikan data meteorologi selama periode waktu yang cukup lama.
Artikel Lain Terkait Pembagian Klasifikasi Iklim di Dunia
Untuk memperdalam pemahaman kita tentang pembagian klasifikasi iklim di dunia, ada sejumlah artikel yang bisa menjadi sumber bacaan tambahan. Sebagai kategori ilmu yang berkaitan dengan geografi, artikel-artikel ini menawarkan banyak informasi berguna dan menarik bagi para pembaca yang ingin mengeksplorasi lebih jauh tentang iklim di dunia. Berikut beberapa artikel terkait yang bisa Anda jelajahi:
1. “Membahas Pengertian Iklim dan Klasifikasinya”
Artikel ini membahas definisi iklim dan berbagai klasifikasi yang digunakan untuk mengorganisir iklim di berbagai wilayah di dunia. Ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami, artikel ini cocok untuk siswa atau pembaca umum yang ingin memperluas pengetahuan mereka tentang topik ini.
2. “Geografi Fisik: Pengertian, Konsep, dan Contohnya”
Artikel ini membahas konsep-konsep penting dalam geografi fisik, termasuk klasifikasi iklim di dunia. Selain itu, artikel ini juga membahas faktor-faktor alam yang mempengaruhi iklim, seperti topografi, vegetasi, dan hidrografi. Cocok untuk siswa dan pembaca umum yang ingin menguasai materi geografi dengan lebih baik.
3. “Klasifikasi Iklim dan Pengaruhnya terhadap Pembangunan”
Artikel ini membahas konsep klasifikasi iklim dan bagaimana kondisi iklim berpengaruh terhadap pembangunan manusia. Artikel ini menawarkan informasi berguna bagi pembaca yang tertarik dalam melihat dampak iklim terhadap manusia dan bagaimana cara kita bisa menyesuaikan diri terhadap perubahan iklim global.
4. “Perubahan Iklim dan Klasifikasi Iklim di Indonesia”
Artikel ini membahas perubahan iklim di Indonesia dan bagaimana hal ini mempengaruhi klasifikasi iklim di dalam negeri. Artikel ini menawarkan pandangan yang unik bagi pembaca yang ingin mempertajam pemahaman mereka tentang iklim di Indonesia dan perubahan yang dialaminya.
Selain artikel-artikel di atas, masih banyak sumber daya lain yang bisa membantu memperdalam pemahaman kita tentang klasifikasi iklim dan topik terkait. Semoga artikel-artikel tersebut bermanfaat bagi Anda dalam menjelajahi dunia ilmu geografi.
Kesimpulan
Dalam artikel ini, kami telah mempelajari pembagian klasifikasi iklim di dunia beserta faktor-faktor penentunya. Kami juga membahas definisi iklim menurut para ahli dan mengeksplorasi beberapa sistem klasifikasi iklim yang dikenal dan banyak digunakan, seperti sistem klasifikasi iklim Koppen, Klages, Schmidt & Ferguson, Oldeman, dan Junghuhn.
Penting untuk memahami pembagian klasifikasi iklim dan faktor-faktor penentunya karena iklim sangat mempengaruhi kehidupan kita dan berbagai aspek sosial-ekonomi di seluruh dunia. Dengan memahami iklim, kita dapat melakukan perencanaan yang lebih baik dalam berbagai bidang, seperti pertanian, pariwisata, dan pengembangan kota.
Secara keseluruhan, artikel ini dapat menjadi sumber daya yang berguna bagi mereka yang tertarik dalam bidang geografi dan ingin memperdalam pemahaman mereka tentang iklim. Kami juga menawarkan artikel-artikel terkait lainnya dan kategori ilmu yang berkaitan, seperti geografi, untuk membantu memenuhi kebutuhan pembaca yang ingin mempelajari lebih lanjut.
Jadi, mari lanjutkan pembelajaran kita tentang iklim dan berbagai aspek penting yang terkait dengan hal tersebut!
FAQ
Apa itu klasifikasi iklim di dunia?
Klasifikasi iklim di dunia adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengkategorikan iklim berdasarkan faktor-faktor seperti suhu, curah hujan, dan pola cuaca. Sistem ini membantu kita memahami perbedaan iklim antara wilayah-wilayah di dunia.
Apa saja faktor-faktor penentu iklim?
Faktor-faktor penentu iklim meliputi faktor luar bumi, seperti posisi geografis, dan faktor dalam bumi, seperti topografi dan vegetasi. Faktor-faktor ini bekerja bersama-sama untuk membentuk iklim suatu daerah.
Apa definisi iklim menurut para ahli?
Definisi iklim menurut para ahli dapat bervariasi, tetapi secara umum, iklim dapat diartikan sebagai kondisi cuaca rata-rata yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama di suatu wilayah.
Apa yang dimaksud dengan sistem klasifikasi iklim Koppen?
Sistem klasifikasi iklim Koppen adalah sistem yang paling banyak digunakan untuk mengklasifikasikan iklim di dunia. Sistem ini mengategorikan iklim berdasarkan temperatur dan curah hujan, dan memiliki beberapa sub-kategori iklim yang lebih detail.
Apa perbedaan antara sistem klasifikasi iklim Schmidt & Ferguson dan sistem Klages?
Sistem klasifikasi iklim Schmidt & Ferguson dan sistem Klages memiliki pendekatan yang berbeda dalam mengkategorikan iklim. Sistem Schmidt & Ferguson menggunakan faktor-faktor lain seperti tekanan atmosfer dan angin, sedangkan sistem Klages lebih fokus pada temperatur dan curah hujan.
Apa tujuan sistem klasifikasi iklim Oldeman?
Sistem klasifikasi iklim Oldeman dikembangkan dengan tujuan untuk memperbaiki beberapa kelemahan dalam sistem klasifikasi sebelumnya. Sistem ini mencoba untuk lebih akurat menggambarkan iklim di wilayah-wilayah tertentu dengan memperhatikan faktor-faktor lokal yang mempengaruhi iklim.