Sistem klasifikasi alga atau ganggang dibedakan menjadi dua, yakni menurut struktur talus & menurut pigmen atau zat warna yg dikandungnya. Berdasarkan pigmen atau zat warna yg dikandungnya, alga atau ganggang diklasifikasikan menjadi 7 Filum yaitu sebagai berikut.
■ Filum Chlorophyta (Ganggang Hijau)
■ Filum Phaeophyta (Ganggang Cokelat)
■ Filum Rhodophyta (Ganggang Merah)
■ Filum Bacillariophyta (Diatom)
■ Filum Pyrrhophyta/Dinaflagellata (Ganggang Api)
■ Filum Chrysophyta (Ganggang Keemasan)
■ Filum Euglenophyta
Nah, pada potensi kali ini kita akan membahas klasifikasi atau penggolongan ketujuh filum ganggang atau alga tersebut. Untuk itu, silahkan kalian simak baik-baik klarifikasi berikut ini.
Klasifikasi Chlorophyta (Alga Hijau)
Berdasarkan bentuk & mampu tidaknya bergerak, ganggang hijau menjadi 6 macam genus, yakni:
■ Alga/ganggang hijau bersel satu tak bergerak
Contoh:
1) Chlorella sp. berbentuk bundar, hidup di air tawar atau air bahari, reproduksi dengan-cara vegetatif dgn membelah diri, banyak digunakan untuk mempelajari fotosintesis.
2) Cholococcum sp. berbentuk bulat, hidup di air tawar, reproduksi dengan-cara vegetatif dgn membentuk zoospora dengan-cara generatif dgn isogami.
■ Alga/ganggang hijau bersel satu dapat bergerak
Contoh:
1) Chlamydomonas sp. berbentuk bundar telur, memiliki dua flagel, kloroplasnya berbentuk mangkok atau pita mengandung pirenoid & stigma. Reproduksinya dgn membelah diri & konjugasi
2) Euglena viridis, bentuknya mirip mata, memiliki suatu flagel, klorofil & sigma. Reproduksinya dgn membelah diri. Euglena ada pula mengelompokkannya ke dlm protozoa.
■ Alga/ganggang hijau berbentuk koloni tak bergerak
Contoh: Hydrodictyon sp., koloninya berupa jala, banyak ditemukan di air tawar, reproduksinya dengan-cara vegetatif dgn fragmentasi & dengan-cara generatif dgn konjugasi.
■ Alga/ganggang hijau berbentuk koloni yg bergerak
Contoh: Volvox globator, bentuk koloninya menyerupai bola yg tersusun atas ribuan volvox yg satu dgn yg lain dihubungkan oleh benang-benang sitoplasma. Volvox pula dikelompokan ke dlm protozoa.
■ Alga/ganggang hijau berupa filamen (benang)
Contoh:
1) Spirogyra sp. (benang tak bercabang, inti tunggal, kloroplas berbentuk pita tersusun spiral, pirenoid banyak).
2) Oedogonium sp. (filamen tak bercabang, kloroplas berupa jala, pirenoid banyak, inti satu besar).
■ Alga/ganggang hijau berupa thalus (lembaran)
Contoh:
1) Ulva lactua (selada maritim), bentuknya lembaran mirip daun & hidup di maritim menempel pada batu, dapat disantap. Reproduksinya dengan-cara vegetatif dgn membentuk zoospora & dengan-cara generatif dgn isogami.
1) Chara sp., bentuknya mirip flora tinggi, mempunyai batang-batang & cabang yg beruas-ruas, hidup di air tawar. Reproduksinya dengan-cara vegetatif dgn fragmentasi & dengan-cara generatif dgn pertemuan sel telur yg dihasilkan oleh oogonium & sel sperma yg dihasilkan oleh anteridium.
Klasifikasi Phaeophyta (Ganggang Cokelat)
Ganggang atau alga cokelat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
■ Laminaria, memiliki batang, daunnya berupa lembaran, mengandung yodium & asam alginat.
■ Macrocystis, menghasilkan yodium & asam alginat yg berfungsi sebagai bahan industri.
■ Sargasum, daunnya berbentuk lembaran, di antara batang & tangkainya terdapat gelembung udara.
■ Fucus, bentuk daun berupa lembaran & pada bagian tepi daun terdapat gelembung.
Klasifikasi Rhodophyta (Ganggang Merah)
Alga merah dikelompokkan ke dlm 2 kelas, yaitu kelas Bangieaea & kelas Floridae. Perbedaan kedua macam kelas tersebut antara lain sebagai berikut.
■ Kelas Bangieaea (protofloroda)
Talus berupa benang, cakram atau pita dgn tak ada percabangan yg beraturan. Pembiakan vegetatif dgn monospora yg mampu menampilkan gerakan ameboid. Anteridium menghasilkan gamet jantan yg disebut spermatium.
Dalam golongan ini termasuk suku yg membawahi antara lain :
1. Ganggang tanah Porpyridium cruentum
2. Ganggang maritim Bangia artropurpurea
■ Kelas Floridae
Talus ada yg masih sederhana, tapi biasanya nyaris senantiasa bercabang-cabang dgn beraturan & mempunyai beragam bentuk, seperti benang, lembaran-lembaran. Percabangannnya menyirip atau menggarpu. Tiap anteridium menciptakan satu gamet betina yg oleh lantaran tak dapat bergerak tak dinamakan spermatozoid namun spermatium.
Gametangium betina dinamakan karpogonium, terdapat pada ujung-ijung cabang lain ketimbang cabang talus yg mempunyai anteridium. Suatu karpogonium terdiri atas satu sel panjang, cuilan bawahnya membesar seperti botol, bagia atasnya berbentuk gada atau benang & dinamakan trikogen.
Klasifikasi Bacillariophyta (Diatom)
Pengelompokkan diatom berdasarkan atas dua hal, yakni berdasarkan cara hidup & bentuknya. Berikut ini penjelasan kedua jenis pengelompokkan Bacillariophyta atau diatom tersebut.
Klasifikasi Diatom Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya, diatom dibedakan menjadi bentuk centris (simetri radial) dan pennate (simetri bilateral).
■ Centris, talus berbentuk simetri radial, tak terjadi gerakan meluncur, reproduksi seksual dengan-cara anisogami atau oogami, & gametnya bersifat motil.
■ Pennate, talus berbentuk simetri bilateral, terjadi gerakan meluncur, & reproduksi seksual dengan-cara amoeboid.
Klasifikasi Diatom Berdasarkan Cara Hidup
Berdasarkan cara hidupnya diatom dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yakni diatom bentos & diatom plankton.
■ Diatom bentos pada lazimnya hidup bercampur dgn lumpur atau menempel pada substrat di dasar perairan, contohnya Cymbella, Gomphonema, Cocconeis, dan Eunotia.
■ Diatom plankton biasanya hidup melayang-layang bebas di perairan, baik air tawar maupun air laut. Di air tawar diatom dapat ditemukan di sungai, danau, bak, rawa-rawa, & ada pula yg mampu ditemukan di perairan yg suhunya meraih 450C. Beberapa diatom hidup selaku epifit pada alga lain atau tanaman air.
Klasifikasi Pyrrhophyta/Dinaflagellata (Ganggang Api)
Karena dinoflagellata mampu dilihat baik sebagai seperti tumbuhan & seperti binatang, penjabaran mereka sudah diperdebatkan di golongan ahli botani, zoologi, & paleontologi. Yang paling banyak diterima sketsa klasifikasi ialah bahwa semua dinoflagellata yaitu anggota kerajaan Protista, divisi Dinophyta, & kelas Dinophyceae.
Dinoflagellata kemudian dimasukkan dlm kelompok ganggang (protista mirip flora) yakni filum Pyrrophyta serta diklasifikasikan ke dlm banyak ordo, genus, & spesies menurut karakteristik mirip perilaku makan, komposisi plat luar mereka, anatomi & fisiologi keseluruhan.
Dinoflagellates mencakup lima kelas:
■ Ellobiopsea: Mereka yaitu organisme yg dapat didapatkan di habitat air tawar atau bahari. Sebagian besar yaitu parasit (ektoparasit) dr beberapa krustasea.
■ Oxyrrhea: sesuai dgn genus tunggal Oxirrhis. Organisme kelas ini ialah predator yg berlokasi di habitat bahari. Kromosom mereka, atipikal, panjang & tipis.
■ Dinophyceae: Kelas ini termasuk organisme dinoflagellata yg khas. Mereka memiliki dua flagela, pada umumnya autotrof fotosintesis, mereka memiliki siklus hidup di mana fase haploid mendominasi & banyak dr mereka mempunyai tutup pelindung seluler yg dikenal sebagai jati..
■ Syndinea: organisme dr kelompok ini ditandai dgn tak mendatangkan jati & mempunyai gaya hidup benalu atau endosimbiotik.
■ Noctilucea: sesuai dgn organisme tertentu di mana siklus hidupnya fase diploid mendominasi. Juga, mereka heterotrofik, besar (2mm) & bercahaya biologis.
Klasifikasi Chrysophyta (Ganggang Keemasan)
Alga keemasan diklasifikasikan ke dlm tiga kelas, yaitu:
■ Xanthophyceae (ganggang hijau kuning). Mempunyai klorofil, xantofil. Contoh: Vaucheria sp.
■ Chrysophyceae (ganggang coklat-keemasan). Mempunyai klorofil & karoten. Contoh: Ochromonas, Synura.
■ Bacillariophyceae (diatom). Banyak ditemui di atas permukaan tanah berair (sawah, got, parit). Tubuh uniseluler, ada yg berkoloni. Dinding sel tersusun atas dua belahan, yakni kotak (hipoteka) & tutup (epiteka). Contoh: Navicula, Pinnularia. Namun kini diatom sudah dipisahkan dr Filum Chrysophyta & dimasukkan dlm Filum tersendiri yaitu Bacillariophyta.
Berdasarkan jenis selnya, Chrysophyta dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
Chrysophya Uniseluler (Bersel Tunggal)
■ Ochromonas, merupakan jenis Chrysophyta uniseluler yg mempunyai dua flagela, satu panjang & satu pendek. Ochromonas dapat tumbuh dengan-cara autotrof dgn memakai energi cahaya matahari atau dengan-cara heterotrof dgn menyerap kuliner.
■ Navicula, sering disebut dgn diatome atau ganggang kersik, bentuk tubuhnya kotak atau elips, jika mati fosilnya akan membentuk tanah diatome yg berfungsi selaku materi penggosok, adonan semen atau penyerap nitrogliserin pada materi peledak. Reproduksinya membelah diri dgn memisahkan kepingan tubuhnya yg terdiri dr hipoteka (kotak) & epiteka (tutup).
■ Pinnularia, mirip dgn diatome.
Chrysophya Multiseluler (Bersel Banyak)
■ Vaucheria, hidup berkoloni dlm filamen yg berupa tabung yg adakala bercabang. Jenis yg hidup di darat menempel pada permukaan dgn rizoid yaitu cabang-cabang mirip akar yg tak berwarna. Filamen Vaucheria berinti banyak & tak dibatasi oleh dinding sekat yg disebut senosit. Di dlm sitoplasma terdapat vakuola besar di tengah sel. Di dlm sitoplasma terdapat banyak inti, plastida yg berupa cakram tanpa pirenoid. Cadangan makanan berupa minyak dlm bentuk tetes-tetes minyak.
Klasifikasi Euglenophyta
Euglenophyta terdiri dr satu kelas, yakni Euglenophyceae. Ordonya ada tiga, antara lain:
1. Ordo Euglenales
Ada satu famili yakni Euglenaceae. Contoh genus: Euglena, Phacus, & Trachelomonas.
Klasifikasi:
■ Phacus longicauda
Filum : Euglenophyta
Kelas : Euglenophyceae
Ordo : Euglenales
Famili : Euglenaceae
Genus : Phacus
Spesies: Phacus longicauda
Ciri- ciri: Selnya kaku, bulat & sangat datar, berbentuk mirip daun. Ada satu flagel terlihat. memiliki kloroplas. Habitat: Rawa & bak.
■ Euglena viridis
Filum : Euglenophyta
Kelas : Euglenophyceae
Ordo : Euglenales
Famili : Euglenaceae
Genus : Euglena
Spesies : Euglena viridis
Ciri-ciri:
– Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron
– Ujung tubuhnya meruncing & mempunyai flagela
– Memilki stigma (bintik mata berwarna merah) yg dipakai untuk membedakan gelap & terang.
– Memiliki kloroplas yg mengandung klorofil untuk berfotosintesis
– Habitat: Euglena banyak dijumpai di kolam-bak & sering menawarkan warna hijau pada air bak. Hal ini disebabkan lantaran mempunyai kloroplas di dlm tubuhnya.
■ Peranemales/Eutreptiales
Ada satu famili yakni Eutreptiaceae. Contoh genus: Astacia (morfologis sama mirip Euglena), Peranema, Hyalophacus.
□ Astacia
Mempunyai bentuk mirip Euglena, hanya tak berwarna karena tak mempunyai kloroplas, sehingga bersifat heterotrof.
Klasifikasi:
Filum : Euglenophyta
Kelas : Euglenophyceae
Ordo : Peranemales/Eutreptiales
Famili : Eutreptiaceae
Genus : Astacia
Spesies : Astacia sp.
□ Paranema
Paranema bersifat holozoik. Cara ingesti Peranema sudah dipelajari dengan-cara detail. Bagian tamat anterior tubuhnya terdapat dua organ rod paralel dinamakan organ rod yg letaknya berdekatan dgn reservoir . Bagian anterior organ rod yg disebut cytostoma yg berhubungan dgn reservoir. Pada proses makannya, organ rod ditonjolkan keluar untuk berlabuh dgn menyentakkan tubuhnya menangkap mangsanya untuk kemudian ditelan dengan-cara keseluruhan atau organ rod tersebut dapat digunakan untuk memotong kuliner baru kemudian ditelan & dihancurkan di dlm vacuola masakan.
■ Rhabdomonadales
Ada satu famili yaitu Rhabdomonadaceae. Contoh genus: Colacium, Petalomonas.
□ Colacium calvum
Filum : Euglenophyta
Kelas : Rhabdomonadales
Ordo : Rhabdomonadales
Famili : Rhabdomonadaceae
Genus : Colacium
Spesies : Colacium calvum
Ciri-ciri:
Bersifat epizoik pada copepoda, rotifera & zooplankton air tawar lainnya. Sel-sel dr Colacium dikemas oleh selaput lendir yg menempel dgn suatu tangkai pada inangnya, ujung anterior sel menghadap ke bawah. Tangkai lendir terbentuk lantaran kepingan anterior sel manghasilkan lebih banyak lendir. Mempunyai banyak kloroplas berupa cakram, dgn atau tanpa pirenoid.
Inti tunggal, besar terletak pada penggalan posterior (atas) dr sel. Bagian anterior (bawah) sel/protoplast mengandung gullet yg jelas & pula ada bintik mata. Protoplast dr Colacium berkembang dengan-cara vegetatif. Dapat pula berbentuk stadium telanjang yg amoeboid dgn 4 inti. Pada stadium ini reproduksi dgn membentuk tunas dgn satu inti & kemudian mengalami metamorfose menjadi sel kembar dgn satu flagella.
Bila pembelahan sel berlangsung, sel anakan masing-masing akan membentuk tangkai yg tetap menempel pada tangkai induknya. Pembelahan sel yg berulang-ulang akan menghasilkan koloni yg berupa pohon (dendroid). Sel-sel dr koloni membentuk pohon berbentuk bulat telur atau lonjong. Sel dr stadium/bentuk dendroid atau palmelloid, protoplastnya mampu menciptakan satu flagellum & keluar berupa suatu zooid yg berenang bebas. Zooid ini berenang beberapa ketika sebelum menanggalkan flagellanya & menghasilkan dinding.