Kisah Qarun Surah Al Qasas Ayat 79-82 – Tafsir & Makna

Surah Al Qasas, ayat 79-82, mengisahkan kisah Qarun yang memberikan pelajaran berharga tentang kesombongan, kesengsaraan, dan pentingnya iman dan kesabaran dalam menghadapi godaan dunia. Kisah ini menyoroti bahaya tergoda oleh kekayaan serta pentingnya menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat.

Poin Penting:

  • Kisah Qarun dalam surah Al Qasas ayat 79-82 memberikan pelajaran tentang kesombongan dan keserakahan manusia yang bisa menghancurkan kehidupannya sendiri.
  • Kisah ini mengingatkan kita bahwa kekayaan dunia hanyalah sementara, dan kebahagiaan hakiki hanya dapat dicapai melalui pengabdian kepada Allah dan kepatuhan terhadap-Nya.
  • Kisah Qarun juga mengajarkan pentingnya menjaga iman dan kesabaran dalam menghadapi godaan dunia yang berlebihan.
  • Surah Al Qasas ayat 79-82 mengilustrasikan keterkaitan antara iman, kesabaran, dan kehidupan berkualitas yang mencapai kebahagiaan sejati.
  • Penting bagi kita untuk tidak tergoda oleh kemegahan dan keserakahan dunia serta menjaga keseimbangan antara dunia dan akhirat.

Menjelaskan Kisah Qarun dalam Surah Al Qasas Ayat 79-82

Kisah Qarun dalam surah Al Qasas ayat 79-82 mengeksplorasi kehidupan penuh kemegahan dan kekayaan yang dimiliki oleh Qarun pada zaman nabi Musa. Qarun diberkahi dengan harta yang melimpah, yang membuatnya merasa bangga dan mengagungkan dirinya sendiri. Namun, kesombongan dan keserakahan Qarun menyebabkan kehancuran yang tak terhindarkan bagi dirinya sendiri dan pengikutnya.

“Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang melarang mengetahui tanda-tanda (ayat-ayat) Allah, yang disampaikan kepadanya, dan dia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan menghukum orang-orang yang berdosa itu disebabkan kedurhakaan yang mereka lakukan.

Kisah Qarun sangat penting sebagai peringatan bagi kita akan bahaya kesombongan dan keserakahan. Meskipun kekayaan duniawi dapat terlihat menarik, kita harus menghindari godaan untuk terjerumus dalam keserakahan dan keangkuhan seperti yang dialami Qarun. Kehancuran Qarun menjadi pengingat bahwa harta dan kemegahan dunia hanya sementara, dan kebahagiaan sejati hanya dapat ditemukan melalui iman dan ketundukan kepada Allah.

Pentingnya Menjaga Ketulusan dalam Menghadapi Keberhasilan

Kisah Qarun mengajarkan pentingnya menjaga ketulusan dan kesederhanaan dalam menghadapi keberhasilan dan kemegahan. Kekayaan dan kemegahan dapat menjadi ujian yang sulit, dan tanpa iman dan kesabaran yang kuat, seseorang dapat terjerumus dalam kesombongan dan ketamakan yang berpotensi menghancurkan hidupnya sendiri.

Adalah penting bagi kita untuk selalu bersyukur dan menggunakan kekayaan yang diberikan oleh Allah dengan bijak. Kita harus mengingat bahwa keberhasilan dunia bukanlah tujuan akhir, melainkan sarana untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan sejati di akhirat.

Pesan Peringatan bagi Orang yang Terpedaya dengan Kekayaan Dunia

Kisah Qarun dalam surah Al Qasas ayat 79-82 memberikan pesan peringatan kepada orang-orang yang terpedaya oleh kemegahan dan kekayaan dunia. Ayat ini mengajarkan pentingnya menjaga iman dan kesabaran dalam menghadapi godaan dunia, serta mengingatkan bahaya tergoda oleh kekayaan yang hanya sementara.

Dalam dunia yang penuh dengan kesombongan kekayaan, seringkali orang tergoda oleh kilauan duniawi yang menjanjikan kebahagiaan instan. Namun, kisah Qarun menjadi peringatan bahwa kekayaan dan kemegahan tersebut tidaklah abadi. Kekayaan dunia hanyalah sementara, dan dapat membawa akibat yang merugikan jika tidak diimbangi dengan iman dan kesabaran.

“Hai Qarun, janganlah kamu berbangga, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbangga diri.” (QS. Al Qasas: 76)

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al Qasas: 77)

Pentingnya menjaga iman dan kesabaran dalam menghadapi godaan dunia juga disampaikan dalam kisah Qarun. Kesombongan dan keserakahan Qarun terhadap kekayaan yang dimilikinya membawanya menuju kehancuran yang tak terelakkan.

  Isi Kandungan Surat Al Maidah Ayat 3 dan Terjemahan

Sebagai pembaca, kita harus bijak dalam menghadapi godaan kekayaan dunia. Kita harus memiliki iman yang kuat sebagai landasan utama, dan kesabaran yang tulus dalam menghadapi segala cobaan yang datang. Dengan menjaga iman dan kesabaran, kita lebih mampu bertahan dan tidak tergoda oleh kilauan yang sesaat.

Peringatan Kesombongan dan Bahaya Tergoda oleh Kekayaan

Pada dasarnya, kekayaan bukanlah sebuah masalah jika dikelola dengan bijak. Namun, ketika kesombongan dan keserakahan mempengaruhi sikap seseorang terhadap kekayaan, itu dapat menjadi bencana. Kesombongan mengaburkan akal sehat, sementara keserakahan menumbuhkan keinginan yang tak terkontrol.

Hal ini terlihat jelas dalam kisah Qarun. Kekayaan yang melimpah membuatnya merasa lebih penting dan membanggakan dirinya. Namun, ketika orang-orang mulai tergoda oleh kekayaannya, Qarun menjadi kehilangan kendali dan akhirnya mengalami kehancuran yang tragis.

Bahaya tergoda oleh kekayaan bukan hanya mengancam individu, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Tergoda oleh kekayaan dapat memicu persaingan yang tidak sehat dan ketidakadilan sosial. Orang-orang menjadi terjebak dalam siklus keinginan yang tak terpuaskan dan kehidupan yang terus-menerus berusaha mencari kebahagiaan materi.

Kisah Qarun dalam surah Al Qasas ayat 79-82 mengingatkan kita akan pentingnya menjaga iman dan kesabaran dalam menghadapi godaan dunia. Kekayaan dan kemegahan dunia hanyalah sementara, sedangkan kebahagiaan dan kesuksesan sejati hanya dapat dicapai melalui rasa syukur, pengabdian kepada Allah, dan ketaatan terhadap-Nya.

Peringatan Kesombongan dan Bahaya Tergoda oleh Kekayaan Dunia Pentingnya Iman dan Kesabaran dalam Menghadapi Godaan
Kesombongan dapat mengaburkan akal sehat Iman menjadi landasan utama dalam menghadapi godaan
Keserakahan menumbuhkan keinginan yang tak terkontrol Kesabaran membangun ketahanan menghadapi cobaan
Menyebabkan persaingan yang tidak sehat Istiqamah dalam menjalankan ajaran agama
Memicu ketidakadilan sosial Menghindari perangkap keinginan yang tak terpuaskan

Perbedaan Pandangan Antara Mereka yang Menghendaki Kehidupan Dunia dan Mereka yang Dianugerahi Ilmu

Pada surah Al Qasas ayat 79-80, terdapat penjelasan mengenai perbedaan pandangan antara mereka yang menghendaki kehidupan dunia dan mereka yang dianugerahi ilmu. Mereka yang fokus pada kehidupan dunia berkeinginan memiliki kekayaan dan kerajaan layaknya Qarun, sedangkan mereka yang memiliki ilmu sadar bahwa kebahagiaan yang hakiki hanya dapat diraih melalui iman dan amal saleh.

Bagi mereka yang terpaku pada kehidupan dunia, harta dan kekayaan menjadi sorotan utama. Mereka menganggap bahwa kekayaan materi adalah kunci kebahagiaan dan kesuksesan hidup. Namun, pandangan ini dapat menjerumuskan mereka ke dalam kesombongan, keserakahan, dan ketidakpuasan yang tiada henti.

Di sisi lain, mereka yang dianugerahi ilmu memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang makna sesungguhnya dari kehidupan. Mereka menyadari bahwa kekayaan dunia hanyalah sementara dan tidak akan membawa kebahagiaan yang abadi. Lebih dari itu, mereka memahami bahwa kehidupan ini adalah ujian dan persiapan untuk kehidupan yang lebih baik di akhirat.

Para pemilik ilmu ini menyadari bahwa kebahagiaan sejati hanya dapat diperoleh melalui iman yang kuat kepada Allah dan amal saleh yang dilakukan dengan ikhlas. Mereka menempatkan kehidupan dunia sebagai sarana untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di akhirat. Mereka fokus pada pengembangan diri, berbagi kasih sayang, menolong sesama, dan menjalankan perintah Allah dengan tulus.

Melalui perbedaan pandangan tersebut, kita diajak untuk merenungkan tentang tujuan sejati kehidupan ini. Apakah kita terpaku pada dunia ataukah kita menuju kesempurnaan iman dan pengabdian kepada Allah? Ini adalah pertanyaan yang patut kita renungkan agar kita tidak terjebak dalam kesesatan dunia semata. Ingatlah, kehidupan dunia hanyalah sementara, sedangkan kesuksesan sejati adalah ketika kita mendapatkan keridhaan Allah dan keselamatan di akhirat.

Perbedaan Mereka yang Menghendaki Dunia dan Mereka yang Dianugerahi Ilmu

Mereka yang Menghendaki Dunia Mereka yang Dianugerahi Ilmu
Memprioritaskan harta dan kekayaan dunia Memprioritaskan pengembangan diri dan akhirat
Terjerumus dalam kesombongan dan keserakahan Menjaga kesederhanaan dan keikhlasan
Berorientasi pada kesuksesan material Berorientasi pada kesuksesan spiritual
Mengabaikan nilai-nilai etika dan moral Mempraktikkan nilai-nilai etika dan moral
Mencari kebahagiaan instant dan fana Mencari kebahagiaan abadi di akhirat
  Isi Kandungan Surat Al Qadr dan Terjemahan

Kehancuran Qarun sebagai Pembelajaran tentang Ketenangan dalam Kehidupan

Ayat 81 dalam surah Al Qasas mengisahkan kehancuran Qarun dan rumahnya sebagai pembelajaran penting tentang ketenangan dalam kehidupan. Kisah ini menggambarkan bahaya kedurhakaan, kesombongan, dan keangkuan yang dapat menghancurkan seseorang. Selain itu, ayat ini juga mengingatkan kita bahwa kekayaan dunia tidak dapat memberikan ketenangan sejati.

Qarun digambarkan sebagai seorang yang memiliki kekayaan yang melimpah, namun kesombongan dan keserakahannya membuatnya terjerumus dalam kehancuran. Ayat ini memberikan pelajaran tentang pentingnya menjaga keseimbangan dalam hidup, tidak tergoda oleh harta dunia semata.

Kisah Qarun menjadi peringatan bagi kita semua untuk tidak terbuai oleh kekayaan dunia. Harta dan kekayaan dapat memberikan kepuasan sesaat, namun kebahagiaan sejati dan ketenangan dalam kehidupan hanya dapat ditemukan dalam iman, kesabaran, dan ketaatan kepada Allah.

Begitu kita memahami bahwa harta dunia hanyalah sementara dan memiliki keterbatasan, kita dapat mencari kebahagiaan yang hakiki melalui hubungan spiritual dengan Tuhan. Ketika kita melepaskan diri dari kedurhakaan dan kesombongan, dan fokus pada nilai-nilai yang sejati, kita dapat merasakan ketenangan dan kebahagiaan yang abadi.

Kesadaran Orang-orang yang Terpesona dengan Kekayaan Dunia akan Kesalahan Mereka

Ayat 82 dalam surah Al Qasas menggambarkan kesadaran orang-orang yang terpesona dengan kekayaan dunia tentang kesalahan mereka. Mereka menyadari bahwa kekayaan dunia akan membawa kesengsaraan dan bahwa kebahagiaan hakiki hanya dapat dicapai melalui pengabdian kepada Allah dan kepatuhan terhadap-Nya.

“Dan Dikategorikan ke dalam kelompok orang yang sebelumnya mendapat kesalahan adalah orang-orang yang pernah diredai oleh kehidupan dunia dengan posisinya yang menawan, dan mereka bilang, ‘Wahai, sampai kepada godaan sebagai ganti yang harus digantung kepada Allah dan kgemaran kepada Allah serta maksudnya terhadap orang miskin kabarnya tidak ada, kesedaran mereka kepada kehidupan sengsara akhirat serta kehidupan hakiki ialah selamanya tidak nampak. Dengan demikian harus mereka sadari untuk memindahkan yang mendapat alam perhakiman adalah Allah, bahwa Allah akan merasa terganggu.”(QS. Al Qasas:82)

Ketika orang-orang yang terpikat oleh kekayaan dunia menyadari akan kesalahan mereka, mereka memahami bahwa mengikuti keinginan duniawi tidak akan membawa kebahagiaan sejati. Kesadaran akan kehidupan yang sengsara di akhirat dan kesempurnaan hidup yang hanya dapat dicapai melalui iman dan pengabdian kepada Allah menjadi refleksi yang penting bagi mereka. Kesadaran ini mengajarkan kita untuk mewujudkan kebahagiaan yang abadi melalui perjalanan spiritual dan menjauhkan diri dari godaan semu kekayaan dunia.

Pentingnya Kesadaran Akan Kesalahan

Kesadaran akan kesalahan merupakan langkah pertama untuk mencapai kesempurnaan spiritual dan kebahagiaan hakiki. Ketika kita menyadari bahwa kekayaan dan kesenangan dunia hanya bersifat sementara dan tidak akan membawa kepuasan yang abadi, kita dapat memperbaiki jalan hidup kita menuju kehidupan yang lebih bermakna. Kesadaran ini juga membantu kita untuk tidak terjebak dalam ambisi materialistik dan egois, melainkan mengutamakan nilai-nilai spiritual dan cinta kasih.

Bagi mereka yang terpesona dengan kekayaan dunia, kesadaran akan kesalahan mereka menjadi pencerahan yang memotivasi untuk mencari kehidupan yang lebih bermakna dan berarti secara rohani. Ketika kita memahami bahwa kebahagiaan sejati bukanlah tentang kekayaan materi, melainkan tentang kedamaian dalam hati dan pengabdian kepada Tuhan, maka kita dapat mengalami kebahagiaan yang jauh lebih berkelanjutan dan mendalam.

Dalam konteks kisah Qarun, kesadaran akan kesalahan memainkan peran penting dalam mengubah arah hidupnya. Qarun mulanya terpaksa memahami bahwa kekayaan semu yang dimilikinya hanya akan membawanya pada kehancuran. Kesadarannya akan kesalahan tersebut mengarahnya untuk mencari arti yang lebih dalam dalam hidupnya dan mewujudkan kebahagiaan yang abadi melalui iman dan ketaatan kepada Allah.

Pentingnya Menjaga Balance antara Dunia dan Akhirat

Kisah Qarun dalam surah Al Qasas ayat 79-82 mengajarkan pentingnya menjaga balance antara dunia dan akhirat. Sementara dunia memberikan kesempatan untuk mendapatkan kekayaan, kebahagiaan, dan kesuksesan, hakiki hanya dapat dicapai melalui iman dan amal saleh. Ini menggarisbawahi bahwa kekayaan dunia bukanlah tujuan utama, tetapi sarana untuk mencapai tujuan akhirat.

Keterkaitan Antara Iman, Kesabaran, dan Kehidupan Berkualitas

Kisah Qarun dalam surah Al Qasas ayat 79-82 mengilustrasikan keterkaitan yang erat antara iman, kesabaran, dan kehidupan berkualitas. Dalam menghadapi godaan dunia yang penuh dengan keserakahan dan kemegahan materi, kesabaran memainkan peran penting dalam menjaga iman dan mencegah seseorang terjerumus dalam kesombongan dan kedegilan.

Bagi Qarun, kekayaan dan kemegahan dunia telah melalaikan imannya dan membuatnya terjebak dalam kubangan kesombongan. Namun, dengan kesabaran yang kuat dan keyakinan yang teguh, seseorang dapat melawan godaan dunia dan mempertahankan nilai-nilai spiritual yang penting.

  Isi Kandungan Surat Al Isra Ayat 23 dan Terjemahan

Menjaga iman dan kesabaran dalam menghadapi godaan dunia juga memberikan fondasi yang kokoh untuk menjalani kehidupan berkualitas. Dengan memiliki iman yang kuat, seseorang akan memiliki tujuan hidup yang jelas dan kesadaran akan realitas yang lebih besar dari sekadar harta dan kesenangan material.

“Iman dan kesabaran adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Ketika seseorang menjaga imannya dengan kesabaran, hidupnya akan terarah, bermakna, dan berkualitas.”

Dalam kehidupan sehari-hari, kesabaran juga sangat penting dalam menghadapi berbagai rintangan dan ujian. Dengan kesabaran, seseorang akan mampu menjaga ketenangan jiwa dan melalui segala tantangan dengan kepala tegak.

Secara keseluruhan, keterkaitan antara iman, kesabaran, dan kehidupan berkualitas sangatlah penting. Dalam menghadapi godaan dunia yang merayu dengan kekayaan dan kenikmatan sementara, penting bagi kita untuk menjaga iman yang kokoh dan melatih kesabaran. Dengan demikian, kita dapat hidup dengan berkualitas, memiliki tujuan hidup yang jelas, dan meraih kebahagiaan yang sejati yang hanya bisa ditemukan dalam ketaatan kepada Allah.

Kesimpulan

Kisah Qarun dalam surah Al Qasas ayat 79-82 memberikan pelajaran penting tentang kesombongan, kesengsaraan, dan pentingnya iman, kesabaran, dan keseimbangan dalam hidup. Kisah ini mengajarkan bahwa kekayaan dunia tidak dapat memberikan kebahagiaan sejati. Kebahagiaan hakiki hanya dapat dicapai melalui pengabdian kepada Allah dan kepatuhan terhadap-Nya.

Kisah Qarun menjadi peringatan bahwa kesombongan dan keserakahan akan menghancurkan kehidupan seseorang. Kekayaan dunia hanya bersifat sementara dan tidak memberikan kepuasan yang hakiki. Sebaliknya, iman, kesabaran, dan keseimbangan dalam hidup adalah kunci untuk meraih kebahagiaan yang abadi.

Belajar dari kisah Qarun, kita harus menjaga kebersahajaan dan menekankan nilai-nilai spiritual dalam hidup. Kita harus berhati-hati agar tidak tergoda oleh materialisme dan kekayaan duniawi yang semu. Yang lebih penting, kita perlu memprioritaskan kehidupan akhirat dan melakukan amal sholeh yang akan mendatangkan kebahagiaan sejati.

Pelajaran dari Kisah Qarun

  • Pentingnya menjaga iman dan kesabaran dalam menghadapi godaan dunia.
  • Kekayaan dunia tidak memberikan kebahagiaan sejati.
  • Pentingnya keseimbangan antara dunia dan akhirat.
  • Kekayaan dunia hanya bersifat sementara dan hanyalah sarana untuk mencapai kebahagiaan akhirat.

“Kisah Qarun memberikan pelajaran berharga bagi kita untuk tidak tergoda oleh kekayaan dunia semata. Kita perlu menjaga iman, kesabaran, dan keseimbangan dalam hidup agar dapat mencapai kebahagiaan yang hakiki.”

Kesimpulan Kisah Qarun
1. Pelajaran tentang kesombongan dan keserakahan.
2. Kekayaan dunia tidak memberikan kebahagiaan sejati.
3. Pentingnya menjaga iman, kesabaran, dan keseimbangan dalam hidup.
4. Kekayaan dunia hanyalah sarana untuk mencapai kebahagiaan akhirat.

Pesan Peringatan untuk Tidak Tergoda oleh Kemegahan Dunia

Kisah Qarun dalam surah Al Qasas ayat 79-82 memberikan pesan peringatan kepada kita untuk tidak tergoda oleh kemegahan dan keserakahan dunia. Terlalu terfokus pada kekayaan dan kemegahan dunia hanya akan melalaikan kita dari tujuan sejati kehidupan ini. Kita harus berhati-hati dan tidak terjebak dalam godaan dunia yang hanya bersifat sementara.

Kisah Qarun mengingatkan kita akan bahaya kesombongan dan keserakahan yang membawa kehancuran. Kita harus menyadari bahwa kebahagiaan dan kesuksesan sejati hanya bisa dicapai melalui iman yang kokoh, kesabaran dalam menghadapi cobaan, dan ketaatan kepada Allah. Hidup ini adalah ujian, dan fokus utama kita haruslah mencari keridhaan Allah dan keselamatan akhirat.

Hati-hati dengan kekayaan dunia yang begitu menggoda. Jangan biarkan diri terlena dan terjebak dalam dunia materi yang fana ini. Sebaliknya, puaskanlah hati dengan ketenangan dan kebahagiaan yang hakiki, yang hanya bisa ditemukan melalui pengabdian kepada Allah dan kebaikan dalam berinteraksi dengan sesama manusia.

FAQ

Apa yang diceritakan dalam Kisah Qarun dalam surah Al Qasas ayat 79-82?

Kisah Qarun dalam surah Al Qasas ayat 79-82 mengisahkan tentang kekayaan dan kehancuran Qarun. Ayat ini memberikan pelajaran tentang kesombongan, kesengsaraan, dan pentingnya iman dan kesabaran dalam menghadapi godaan dunia.

Apa yang dapat dipelajari dari Kisah Qarun dalam surah Al Qasas ayat 79-82?

Kisah Qarun dalam surah Al Qasas ayat 79-82 mengajarkan pentingnya menjaga balance antara dunia dan akhirat. Sementara dunia memberikan kesempatan untuk mendapatkan kekayaan, kebahagiaan dan kesuksesan hakiki hanya dapat dicapai melalui iman dan amal saleh. Ini menggarisbawahi bahwa kekayaan dunia bukanlah tujuan utama, tetapi sarana untuk mencapai tujuan akhirat.

Apa pesan peringatan yang terkandung dalam Kisah Qarun dalam surah Al Qasas ayat 79-82?

Kisah Qarun dalam surah Al Qasas ayat 79-82 memberikan pesan peringatan kepada orang-orang yang terpedaya oleh kemegahan dan kekayaan dunia. Ayat ini mengajarkan pentingnya menjaga iman dan kesabaran dalam menghadapi godaan dunia, serta mengingatkan bahaya tergoda oleh kekayaan yang hanya sementara.

Apa yang dikatakan dalam ayat 79-80 dalam surah Al Qasas mengenai pandangan mereka terhadap kehidupan dunia?

Ayat 79-80 dalam surah Al Qasas menjelaskan perbedaan pandangan antara mereka yang menghendaki kehidupan dunia dan mereka yang dianugerahi ilmu. Mereka yang terpaku pada kehidupan dunia berharap memiliki kekayaan seperti Qarun, sementara mereka yang memiliki ilmu menyadari bahwa kebahagiaan yang hakiki hanya dapat diperoleh melalui iman dan amal saleh.

Apa pembelajaran dari kehancuran Qarun yang diceritakan dalam ayat 81 dalam surah Al Qasas?

Ayat 81 dalam surah Al Qasas menceritakan kehancuran Qarun dan kehancuran rumahnya. Ini merupakan pembelajaran tentang bahaya kedurhakaan, kesombongan, dan keangkuan yang dapat menghancurkan kehidupan seseorang. Ayat ini juga mengingatkan kita bahwa harta dunia tidak dapat memberikan ketenangan sejati.

Apa yang dikemukakan dalam ayat 82 dalam surah Al Qasas tentang kesadaran orang-orang terhadap kesalahan mereka?

Ayat 82 dalam surah Al Qasas menggambarkan kesadaran orang-orang yang terpesona dengan kekayaan dunia tentang kesalahan mereka. Mereka menyadari bahwa kekayaan dunia akan membawa kesengsaraan dan bahwa kebahagiaan hakiki hanya dapat dicapai melalui pengabdian kepada Allah dan kepatuhan terhadap-Nya.