Daftar Isi
Tsamud, Kaum Nabi Saleh as.
Dakwah Nabi Saleh as.
Para penduduk pergi ke sebuah batu besar di gunung. Mereka begitu usang menyembah kerikil itu. Anak-anak menyaksikan ayah-ayah mereka menyembah batu tersebut, sehingga mereka pun melaksanakan hal yg sama. Tatkala mereka tumbuh dewasa, mereka pun meneruskan tradisi menyembah watu itu. Mereka mengelilingi kerikil itu. Lalu mereka menyembelih domba untuknya, & memohon rahmat darinya.
Nabi Saleh as. melihat apa yg dijalankan kaumnya, beliau pun menjadi sedih atas hal ini. Sehingga beliau pergi ke kerikil yg disucikan itu. Dan dia melihat bahwa kaumnya sedang menyembahnya. Lalu Nabi Saleh as. berkata pada mereka, “Wahai kaumku, sembahlah Allah. Tak ada Tuhan selain Dia.” Salah seorang dr mereka berkata, “Mengapa kau meminta karni untuk menyembah Allah?” Nabi Saleh as. menjawab, “Karena Dialah yg membuat kalian. ia pula yg memberi kalian kehidupan.” Mereka berkata lagi, “Allah sungguh jauh dr kami. Kami tak dapat memohon kepada-Nya. Oleh lantaran itu, kami menyembah beberapa ciptaan-Nya. ia mempercayakan permasalahan kami pada mereka. Kami ingin Allah bahagia pada kami melalui penyembahan kami terhadap ciptaan-Nya.”
Nabi Saleh as. berkata dgn sedih, “Wahai kaumku, Allah-lah yg menciptakan kalian. Allah pula yg mewakilkan gue untuk kalian. ia ingin kalian menghamba kepada-Nya & tak menyembah pada selain-Nya. Wahai kaumku, mintalah ampun pada Allah. Bertobatlah kepada-Nya. Tuhanku ialah akrab. ia akan menjawab usul kalian.” Mereka berkata lagi, “Wahai Saleh, sebelum ini kamu-sekalian adalah salah seorang di antara kami, di mana kami menaruh harapan besar. Kami menilai bahwa kami akan mampu mempergunakan pemikiran & kebijaksanaanmu. Namun, sekarang, kamu-sekalian justru membawakan pada kami sebuah risalah yg aneh. Mengapa kau menyeru kami untuk meninggalkan Tuhan-tuhan kami? Mengapa kau menyeru kami untuk meninggalkan sesembahan ayah-ayah & kakek-kakek kami? Kami meragukan keadaanmu. Wahai Saleh, kau telah menjadi gila!”
Nabi Saleh as. lalu berkata, “Allah sudah mewakilkan gue untuk kalian, maka mengabdilah kepadaNya. Aku tak akan meminta apa pun dr kalian atas seruanku ini. Aku hanya mengabdi pada Allah yg menciptakanku.” Mereka pun berkata, “Jika kau yaitu rasul Allah, dapatkah kau mengeluarkan seekor unta betina hamil dr watu itu?” Nabi Saleh as. menjawab, “Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Dialah yg menciptakan kita semua dr bumi ini.” Mereka berkata, “Kami tak akan mempercayaimu sampai kau keluarkan seekor unta betina dr watu tersebut.” Salah seorang dr mereka menyertakan, “Ya, unta betina itu mesti dlm keadaan hamil!”
Nabi Saleh as. berkata, “Aku akan memohonkan pada Allah. Jika ia mengabulkannya, maukah kalian percaya bahwa ada satu Tuhan? Maukah kalian percaya bahwa gue adalah rasul Allah yg diutus untuk kalian?”, “Ya,” jawab mereka.”Kapan janji itu akan terpenuhi?” tanya mereka. Nabi Saleh as. menjawab, “Janji itu akan tercukupi besok, di sini.”
Unta Betina Allah
Tatkala fajar menyingsing, Nabi Saleh as. pergi ke gunung tempat kerikil itu berada. Tugas yg dibebankan pada Nabi Saleh as. begitu sulit, lantaran kaumnya meminta kepadanya untuk mengeluarkan seekor unta betina hamil dr kerikil tersebut. Kaum Tsamud berkumpul di sekitar kerikil itu. Beberapa dr mereka mencurigai Nabi Saleh as., beberapa di antaranya memandang kerikil tersebut, & yg lainnya lagi memandang Nabi Saleh as. Mereka melihat Nabi Saleh as. memandang ke langit dgn rendah hati. Mereka mendengar ia mengucapkan beberapa patah kata. Mereka melihat tangannya menunjuk ke arah watu itu & kaum Tsamud.
Mereka mengerti bahwa Nabi Saleh as. sedang berdoa pada Tuhannya untuk mendukung pemikiran-Nya. Nabi Saleh as. memohon pada Allah untuk sesuatu yg asing. Beliau memohon pada Allah biar mengeluarkan seekor unta betina hamil dr kerikil tersebut. Semua orang memandang Nabi Saleh as. & kerikil itu. Nabi Saleh as. pun duduk. Matanya dipenuhi dgn air mata. Beliau memohon pada Allah untuk memberikan sebuah tanda untuk meyakinkan kaumnya. Karena beliau ingin supaya kaumnya kembali ke fitrah mereka, & hanya menyembah Allah SWT.
Tiba-tiba Nabi Saleh as. bangkit. Beliau menunjuk dgn jarinya ke arah batu itu. Semua penduduk Tsamud mendengar suatu suara keras. Mereka menyaksikan watu tersebut pecah, kemudian keluarlah seekor unta betina yg indah darinya. Dan unta tersebut dlm keadaan hamil. Orang-orang sungguh menyukainya, karena unta itu jinak. Nabi Saleh as. pun bersujud pada Allah. Beliau bersyukur & memuliakan-Nya. Allah telah mengeluarkan seekor unta betina hamil dgn kekuasaan absolut-Nya. Orang-orang Tsamud pun menundukkan kepalanya untuk memuliakan Allah. Beberapa di antaranya bersujud kepada-Nya.
Mereka melihat keajaiban besar di depan mata mereka. Lalu mereka berkata, “Apa yg dikatakan Saleh yakni benar. Allah ialah satu-satunya Tuhan, & tak ada sekutu bagi-Nya.” Meskipun mereka berjumlah sedikit, namun keyakinan mereka seteguh batu, dr mana unta betina itu keluar. Seluruh penduduk Tsamud melihat mukjizat itu dgn takjub. Sehingga, unta betina itu menjadi simbol dr risalah Nabi Saleh as., & simbol dr keesaan Allah.
Setelah tiga hari, unta betina itu melahirkan seekor unta jantan yg cantik. Unta jantan muda ini selalu mengikuti & berada di samping ibunya. Dan ibunya pun merawatnya dgn penuh kasih sayang. Unta betina & anaknya itu menjadi simbol kasih sayang. Kaum Tsamud menyampaikan bahwa unta betina itu adalah unta betina Nabi Saleh as. Namun, Nabi Saleh as. senantiasa berkata, “Ini ialah unta betina Allah. Ini yaitu sebuah tanda kekuasaan Allah. Maka berhati-hatilah kalian, jangan menyakitinya. Jika kalian melakukan itu, maka kutukan Allah akan menimpa kalian.”
Hari-hari berlalu. Unta betina itu tinggal di lembah yg sangat luas, makan dr tumbuh-flora yg ada di lembah tersebut, & minum dr beberapa mata air di sana. Unta betina itu pula menghasilkan susu yg enak untuk semua penduduk.
Persekongkolan Jahat
Suatu malam, setelah orang-orang pergi tidur, kesembilan orang tersebut mengadakan pertemuan. Mereka makan-makan hingga kenyang, pula minum-minum anggur hingga mabuk. Mata mereka pun merah. Mereka mengatakan wacana bahayanya posisi Nabi Saleh as. bagi mereka. Mereka berkata pada satu sama lain, “Apa yg akan kita kerjakan? Bagaimana cara kita melenyapkan Saleh?” Lalu, salah seorang dr mereka mengatakan, “Aku pikir kita lebih baik melenyapkan unta betinya. “Yang lain pula berkata, “Ya, kita lebih baik membunuhnya, lantaran itu yakni bukti kebenaran risalah Saleh. Tatkala kita membunuhnya, maka ia akan menjadi lemah di hadapan kita.”
Orang ketiga menyertakan, “Kita bunuh Saleh juga.” Orang keempat bertanya, “Siapa yg akan membunuh untanya?” Orang kelima pun mengajukan pertanyaan, “Siapa yg dapat membunuhnya?” Lalu orang keenam menjawab, “Aku tahu siapa yg dapat membunuhnya.” Lalu orang ketujuh bertanya, “Siapa dia?” Dan yg yang lain pun serempak melontarkan pertanyaan serupa. Orang keenam tadi kemudian menjawab, “Ia yakni Qaydar, seorang yg tak kenal belas kasihan.” Kemudian semua orang serentak berteriak, “Ya, kami oke dgn Qaydar, seorang yg tak mengenal belas kasihan!”
Terbunuhnya Unta Allah
Mereka menetapkan untuk membunuh unta betina itu. Salah seorang dr mereka keluar untuk menemui Qaydar. Saat itu tengah malam. Qaydar pun tiba dgn menjinjing pedangnya. Ia lalu minum anggur hingga matanya menjadi Merah. Ia pula menaruh dendam pada unta betina itu, sebab sudah menjadi simbol kebenaran. Qaydar tidak senang perbuatan baik, & ia berperangai garang. Tatkala kesembilan orang jahat itu memperlihatkan kepadanya sejumlah duit, ia langsung bangun.
Mereka kemudian mengajukan pertanyaan pada Qaydar, “Ke mana kau akan pergi, hai Qaydar?” Qaydar menjawab, “Aku akan membunuh unta itu malam ini juga.” Kesembilan orang jahat itu berkata, “Tunggu hingga fajar menyingsing. Unta itu akan pergi ke mata air. Sehingga kau dapat membunuhnya dgn mudah.” Qaydar kemudian menghabiskan malam itu dgn minum anggur. Wajahnya menjadi menakutkan.
Esok harinya, unta betina & anaknya bangun dr tidur, mereka pun pergi ke mata air untuk minum. Unta jantan muda bermain dgn gembira. Matahari pun terbit, sehingga padang rumput yg hijau terlihat seperti taman bermain yg indah. Unta jantan muda suka bermain-main di padang rumput itu. Induknya setiap hari membawanya ke sana. Tetapi, apa yg terjadi pagi itu? Mengapa unta muda itu tak bermain-main?
Qaydar, si penjahat itu, tiba-tiba timbul. Ia menghadang unta betina & anaknya. Ia menghunus pedangnya, sementara unta betina itu menjajal berbagai cara untuk pergi. Tetapi Qaydar segera memukulnya, & unta itu pun roboh ke tanah. Lalu orang jahat ini membacok lehernya. Si unta betina itu hanya bisa memandang anaknya dgn sedih. Anaknya menjadi cemas, sehingga berlari ke arah gunung. Tak usang kemudian, kesembilan orang jahat itu datang & mulai menikam unta betina itu dgn belati mereka. Unta betina itu pun bersimbah darah, & akibatnya tewas.
Para penjahat itu tak puas dgn hanya membunuh unta betina itu. Tangan-tangan mereka berlumuran darah unta betina yg tak bersalah itu. Mereka lalu memotong-motongnya menjadi beberapa pecahan layaknya sekawanan serigala. Namun mereka tetap tak merasa puas dgn itu. Mereka mengejar si unta jantan muda. Unta tersebut menjadi cemas, & kemudian memanjat bebatuan di gunung. Ia mencari daerah untuk bersembunyi dr kesembilan orang jahat yg lebih kejam ketimbang serigala tersebut.
Unta jantan muda itu berhenti di puncak gunung & melihat induknya yg sudah terpotong-potong oleh belati para penjahat. Ia pula melihat mereka, yg membawa belati, sedang mendaki gunung itu untuk membunuhnya pula. Unta jantan muda itu sudah tak memperoleh daerah untuk lari. Oleh lantaran itu, ia memandang ke langit & menggeram tiga kali. Lalu salah seorang dr mereka menikamnya dgn pisau yg tajam. Unta muda itu pun jatuh ke bebatuan, & berlumuran darah. Kemudian para penjahat itu menyerangnya lagi, & dgn kejam memotong-motongnya menjadi beberapa bagian. Bahkan serigala pun masih lebih baik ketimbang kaum kafir ini.
Kaum Nabi Saleh Dibinasakan Allah
Sementara itu, Nabi Saleh as. & para pengikutnya pergi untuk melihat unta betina Allah. Namun, mereka tak menemukan apa pun kecuali darah yg menodai tanah & puncak gunung. Awan hitam pun muncul di kaki langit. Langit terlihat angker. Segala yg indah menjadi hilang, lantaran tindakan orang-orang jahat itu, yg tidak senang kebaikan. Mereka bahkan membunuh unta betina yg telah memberi mereka susu saban hari. Mereka membunuh unta betina itu lantaran ia menjadi tanda kekuasaan Allah & bukti kebenaran fatwa Nabi Saleh as.
Nabi Saleh as. lalu berkata pada mereka, “Nikmatilah rumahmu selama tiga hari ini, karena eksekusi Allah akan menimpa kalian. Kalian sudah menindas orang lain, mengingkari fatwa Allah, & membunuh unta betina-Nya. Kalian pula tak menyukai kebaikan.” Kaum Tsamud tersebut tidak mau meminta maaf pada Nabi Saleh as., walaupun mereka sudah membunuh unta betina itu. Mereka pula tak ingin bertobat pada Allah. Bahkan mereka berencana membunuh Nabi Saleh as. & keluarga ia.
Mereka bertemu lagi & memutuskan untuk membunuh Nabi Saleh as. di rumahnya. Lalu mereka akan menyiksa para pengikutnya sehabis itu. Tetapi, apa yg terjadi? Sebelum mereka melakukan pembunuhan tersebut, sebuah kejadian mengerikan terjadi. Tiba-tiba awan hitam berkumpul di langit, menutupi bulan & bintang-bintang. Lembah-lembah & pegunungan menjadi gelap gulita. Saat tengah malam, petir menghantam dgn besar lengan berkuasa, & menghancurkan kaum Tsamud. Tak ada yg seorang pun yg selamat dr petir itu, kecuali Nabi Saleh as. & para pengikutnya. Itulah tamat dr kaum Tsamud. Empat hari sesudah terbunuhnya unta betina itu, matahari gres bersinar lagi di atas reruntuhan orang-orang yg zalim tersebut.
Baca Juga:
Demikianlah uraian tentang Kisah Nabi Saleh AS, Nabi Kaum Tsamud, gampang-mudahan berfaedah.
Referensi:
- Sayyid, Kamal. 1999. Kisah-kisah Terbaik Al-Alquran. Jakarta: Pustaka Zahra